BELLA AGHESA 1614401082 YEFTA ADITYA BASTIANTORO 1614401083 . LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
• Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya/rupturnya
selaput amnion sebelum dimulainya persalinan yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilannya mencapai 37 minggu dengan atau tanpa kontraksi.(mitayani,2011.buku keperawatan maternitas,hal:74) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan (Manuaba, 1998). Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai (William,2001). . Etiologi • Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor predesposisi adalah:
1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput
ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
2. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu
terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan,curetage). Patofisiologi
• Infeksi dan inflamasi dapat menyebabkan ketuban pecah
dini dengan menginduksi kontraksi uterus dan atau kelemahan fokal kulit ketuban . Banyak mikroorganisme servikovaginal, menghasilkan fosfolipid C yang dapat meningkatkan konsentrasi secara local asam arakidonat, dan lebih lanjut menyebabkan pelepasan PGE2 dan PGF2 alfa dan selanjutnya menyebabkan kontraksi miometrium . Manifestasi Klinis
• Keluarnya air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning,
hijau atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak • Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi • Janin mudah diraba • Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering • Inspeksi : Tampak air ketuban mengalir, atau selaput ketuban tidak ada air dan ketuban sudah kering. • Bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi. Penatalaksanaan
1. Obati infeksi gonokokus, klamidi, dan vaginosis
bakterial 2. Diskusikan pengaruh merokok selama kehamilan dan dukung untuk mngurangi atau berhenti. 3. Motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil 4. Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trisemester akhir bila ada faktor predisposisi. Analisa Dada no Data Penyebab masalah 1 Ds : Kontraksi uterus Resiko • klien mengatakan usia kehamilan 9 bln, os mengatakan keluarnya tinggi cairan pervaginam 18 jam terhadap sebelum di rujuk ke rumah sakit infeksi Do : • keadaan umum lemah, pada pemeriksaan dalam ketuban sudah tidak ada, pembukaan 3-4 cm 2 Ds : Ketuban pecah Ganggu • klien mengatakan nyeri an rasa pada bagian perut, klien nyaman mengatakan nyeri seperti nyeri ditusuk-tusuk Do : • ekspresi wajah tampak meringis ,klien menahan sakit, keadaan umum lemah, klien menunjukkan skala nyeri 4 3 Ds : Rasa nyeri Intoleransi • klien mengatakan tidak aktifitas dapat turun dari tempat tidur • klien mengatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari • klien merasa nyeri yang hilang timbul Do : • aktifitas kebutuhan sehari-hari ibantu orang lain • klien tidak dapat melakukan aktifitas tanpa bantuan orang lain. Diagnosa keperawatan
• a. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketuban
pecah dini ditandai dengan keluarnya cairan pervagina ± 18 jam, keadaan umum lemah, klien hamil ± 9 bulan, pada pemeriksaan dalam ketuban sudah tidak ada, pembukaan 3-4 cm dengan cara tusse. • b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan klien menyatakan nyeri pada bagian perut, ekpresi wajah meringis, klien menahan sakit, keadaan umum lemah. • c. Inroleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik di tandai dengan klien mengatakan tidak dapat turun dari tempat tidur, klien mengatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, aktivitas kebutuhan sehari-hari di bantu orang lain, klien tidak dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain, klien merasakan nyeri yang hilang timbul, air masih keluar. LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DISTOSIA BAHU A. Definisi Distosia Bahu Distosia ialah kesulitan dalam jalannya persalinan.(Mochtar, 1989) Distosia secara harfiah, berarti persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan persalinan yang terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat ketidakseimbangan ukuran antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia merupakan akibat dari beberapa kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau kombinasi. (Leveno, 2009). B. Etiologi
• Disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang
pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil melipat masuk kedalam panggul. C. Patofisologi
• Setelah keliharan kepala, akan terjadi putaran paksi luar
yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akanberada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat meneran akan menyebabkan bahu depan (anteriot) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala D. Pemeriksaan Penunjang
• a. Pemeriksaan panggul: panggul luar dan panggul dalam
• b. Pemeriksaan radiologik: untuk pelvimetri dibuat 2 foto yaitu • - Foto pintu atas panggul: ibu dalam posisi setengah duduk, sehingga tabung Ro tegak lurus atas pintu atas panggul • - Foto lateral: ibu dalam posisi berdiri, tabung Ro diarahkan horizontal pada trochanter major dari samping • c. Pemeriksaan besarnya janin E. Penatalaksanaan
• Penanganan umum : pada setiap persalinan, bersiaplah untuk menghadapi
distosiabahu, khususnya pada persalinan dengan bayi besar dan siapkan beberapa orang untuk membantu. • Penangananan khusus : • 1. Membuat episiotomy yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan lunak dan memberikan ruang yang cukup untuk tindakan. • 2. Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya sejauh mungkin kearah dadanya dalam posisi berbaring telentang. Meminta bantuan 2 asisten untuk menekan fleksi kedua lutut ibu kearah dada • 3. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi. • 4. Melakukam tarikan yang kuat dan terus-meneruskearah bawah pada kepala janin untuk menggerakkan bahu depan bawah simfisis pubis. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PERSALINAN DISTOSIA BAHU no Data Penyebab masalah 1 1. DS : Nyeri tekanan • Pasien mengatakan nyeri di perut kepala DO : pada - P : Nyeri karena adanya tekanan kepala janin pada serviks servik - Q : seperti ada dorongan dari dalam - R : daerah perut bagian bawah Pasien nampak meringis menahan nyeri - S : skala nyeri 4 - T : Sewaktu-waktu Tekanan kepala pada serviks Nyeri 2. DS : - 2 . DS : - CPD Resiko tinggi cedera DO : janin - TBJ : 4185 gram - Panggul ibu sempit CPD Resiko tinggi cedera janin . DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d tekanan kepala pada servik
2. Resiko tinggi cedera janin b/d CPD. LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN CESARIA SECTIO CAESARIA 1. Pengertian Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992). 2. Etiologi Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal- hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia ). Pada Ibu : 1. disproporsi kepala panggul 2. Disfungsi uterus 3. Distosia jaringan lunak 4. Plasenta previa 5. His lemah / melemah Indikasi • − Fetal distress • − His lemah / melemah • − Janin dalam posisi sungsang atau melintang • − Bayi besar ( BBL≥4,2 kg ) • − Plasenta previa • − Kalainan letak • − Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul) • − Rupture uteri mengancam • − Hydrocephalus • − Primi muda atau tua • − Partus dengan komplikasi • − Panggul sempit Pemeriksaan Diagnostik
• Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
• Pemantauan EKG • Elektrolit • Hemoglobin/Hematokrit • Golongan darah • Urinalisis • Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi • Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi. • Ultrasound sesuai pesanan ASUHAN KEPERAWATAN SECTIO CAESARIA Analisa data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: SC Nyeri Pasien mengatakan nyeri pada luka SC Insisi pada DO: bagian depan dinding perut - Skala nyeri 4-5 nyeri sedang, - Post op hari ke-1 Terputuenya kontuinitas jaringan - ekspresi wajah meringis - Terdapat luka insisi operasi Nyeri pada daerah abdomen - KU lemah DS : Klien mengatakan susah SC Gangguan mobilitas mengangkat kedua tungkai fisik bawahnya Insisi pada DO : bagian depan - Post op hari ke-1 perut - KU lemah - Nampak luka insisi operasi Luka post operasi SC pada daerah abdomen 12 cm. Kelemahan penurunan sirkulasi -kekuatan otot +3 dapat melawan gravitasi tetapi Gangguan mobilitas fisik lemah DS : Klien mengatakan panas SC Resiko infeksi pada luka post SC DO : Pembedahan - Ku lemah pada bagian depan perut - Terdapat luka insisi pada daerah abdomen 12 cm - pada luka post SC tampak Luka post operasi SC merah, bengkak T: 37,8ºC RR: 24x/I TD: Resiko infeksi 120/80 mmHg HR: 89 x/i HB =11,2 gr % HT = 34,0% Leukosit = 20.800/mm3 Trombosit= 321.000 Diagnosa keperawatan
1. nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas