Anda di halaman 1dari 28

Diagnosis and Management

of Granuloma Annulare

Nadia Mailina
30101206695

FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG


IDENTITAS JURNAL

 JUDUL JURNAL
Diagnosis and Management of Granuloma
Annulare
 PENULIS
PEGGY R. CYR, M.D., Maine Medical Center,
Portland, Maine
 PENERBIT
The American Family Physician
 TAHUN TERBIT
2006
LATAR BELAKANG

Granuloma
Annulare

Paling
Etiologi sering pada
Papul Muncul
tidak wajah dan
berkelomp tiba-tiba,
diketahui, permukaan
ok annular, asimptomati
self lateral dorsal
dasar k, pruritus
limited tangan&
eritem ringan
disease kaki
EPIDEMIOLOGI
Pada semua umur, banyak kasus pada
usia di bawah 30 tahun.
Insiden paling tinggi pada wanita, 2,3
: 1,0
15% memiliki lebih dari 10 lesi,
dengan umur tersering pasien anak-
anak kurang dari 10 tahun, dan
dewasa lebih dari 40 tahun.
EPIDEMIOLOGI

Lebih sering muncul pada


kakak-adik, kembar, dan
herediter.
Sering muncul pada musim semi
dan gugur.
EPIDEMIOLOGI
Lebih dari setengah pasien sembuh
dengan sempurna sekitar 2 bulan
hingga 2 tahun.
Dapat berlangsung 3 sampai 4 tahun,
dan bahkan 10 tahun.
Erupsi bersifat rekuren, dengan 40%
pada anak-anak mengalami lesi
rekuren
ETIOLOGI

Idiopatik, tetapi sering


ditemukan dengan adanya
trauma, keganasan, infeksi virus
(HIV, Epstein-Barr virus, dan
herpes zoster) gigitan serangga,
dan reaksi tuberkulin positif.
Hipersensitivitas tipe lambat.
ETIOLOGI
Sebuah penelitian retrospektif
menyatakan bahwa 12% pasien
dengan granuloma annulare
menderita diabetes.
Pasien dengan diabetes millitus
memiliki insiden kekambuhan
lebih tinggi dibandingkan pada
pasien tanpa diabetes millitus.
ETIOLOGI
Ditemukan beberapa kasus
granuloma annulare pada pasien
dengan keganasan. Neoplasma
yang sering berasal dari
lymphoma dan kanker prostat.
Granuloma annulare dapat
muncul pada segala stadium
infeksi HIV.
GAMBARAN KLINIS
4 varian Granuloma Annulare :
1. Tipe Lokal
- Terjadi pada 75% kasus
- Muncul menyerupai cincin kecil, berbatas tegas,
eritema, dan terdapat papul.
- Terdapat involusi sentral, cincin papul perlahan
membesar menjadi diameter 5,0 cm.
- Lesi dapat soliter atau berkelompok membentuk
plakat.
- Sering ditemukan pada permukaan lateral atau
dorsal tangan dan kaki.
- Lebih dari 50% sembuh dalam 2 tahun
2. Tipe General
-Seperti tipe lokal namun
menyebar luas ke seluruh tubuh,
dan memiliki lebih dari 10 lesi.
-Papul dapat menyatu membentuk
lesi annular pada ekstremitas,
badan, dan leher. Berbeda dengan
tipe lokal, lesi dapat bertahan 3-4
tahun atau lebih.
3. Tipe Subkutan
- Sering ditemukan pada anak-anak denagan
usia 2-5 tahun.
- Lesi bersifat asimtomatik, secara cepat
menimbulkan nodul subkutan pada
ekstremitas, tangan, scalp, bokong, regio
pretibia dan periorbital. Lesi bersifat soliter
atau cluster.
- Diagnosis ditegakan dengan biopsi eksisi.
- Lesi dapat sembuh spontan atau dapat
kambuh setelah dilakukan eksisi.
4. Tipe Perforasi
- Jarang ditemukan dan kebanyakan
muncul pada anak-anak, dewasa muda,
dan wanita.
- Tipe lokal ditemukan pada tungkai atas
dan pelvis. Tipe general merupakan tipe
yang lebih sering muncul, dan sering
ditemukan pada area abdomen, badan,
tungkai atas dan bawah.
- Lesi berukuran 1-4 mm, berupa papul
dengan atau tanpa umbilikasi sentral.
- Biopsi menunjukan granuloma
palisade (menyerupai pagar), dengan
generasi dari serat kolagen.Sebanyak
25% pasien merasakan pruritus dan 25
% merasakan nyeri, kususnya pada lesi
di telapak tangan.
DIAGNOSIS BANDING
DD
(lesi annular)

Tinea corporis, Subakut


pityriasis rosea, kutaneus lupus Morbus hansen
numular eczema, erimatosus,
psoriasis, eritema eritema
migran annulare
centrifugum

Ada skuama,
alopesia,
Ada skuama, anestesia
vesikel atau Ada skuama
pustul,
permukaan kulit
kasar
Penegakan Diagnosis

Bisa ditegakkan tanpa biopsi.


Namun jika meragukan, biopsi dapat
membantu, khususnya pada granuloma
annulare tipe subkitan.
Tanda patognomonis  ditemukan sel
epithel histiosit palisade yang melingkari
sel-sel dermis yang tidak berinti dengan
adanya deposisi musin, degenerasi fokal dari
kolagen diserati rekasi inflamasi dan
fibrosis, tidak ada kelainan pada epidermis.
TERAPI
Terdapat sebuah penelitian
double-blind, dengan placebo,
yang membahas tentang terapi
granuloma annulare menggunakan
potassium iodida. Penelitian
tersebut melibatkan 8 pasien, tidak
didapatkan efek dari dosis tinggi
potassium iodida.
TERAPI
Karena granuloma annulare tipe lokal bersifat self-
limited dan asimtomatik, maka tidak diperlukan
terapi.
Pasien dapat diberikan beberapa pilihan terapi
seperti injeksi kortikosteroid 2,5-5,0mg per mL
triamcinolone (Aristocort), kortikosteriod topikal,
cryrotherapy, dan electrodesiccation.
Pasien harus diberikan edukasi bahwa terapi tersebut
dapat menyisakan bekas luka dan atrofi. Sebuah
penelitian pada 31 pasien dengan granuloma
annularis tipe lokal, menunjukan 81% pasien sembuh
pada satu kali terapi cairan nitrogen atau nitrous
oxide.
TERAPI
Terapi sistemik diperlukan pada granuloma
annularis tipe general dan banyak piliham terapi
yang dapat diberikan (Tabel 1).
Dapson merupakan antibiotik yang digunakan pada
dermatitis herpertiformis dan morbus hensen.
Dilaporkan bahwa pemberian dapson efektif dalam
mengobati granuloma annulare. Beberapa laporan
kasus menyatakan Isotretinoin (Accutane) sering
digunakan pada acne, juga efektif mengobati
granuloma annulare.
TERAPI
Obat-obatan malaria seperti
hydroxychloroquid (Plaquenil) dan
chloroquine (Aralen) telah digunakan pada
terapi granuloma annulare. Diperkirakan
obat-obatan malaria dapat mengobati
granuloma annulare karena memiliki efek
immunosupresive dan anti-inflamasi, efek
samping hepatotoksik.
TERAPI
Penelitian 2 dari 6 pasien, psoralen oral
seperti anthralin/antra-derm dan psoralen plus
ultraviolet (PUVA) efektif  penggunaan
jangka panjang meningkatkan resiko kanker
kulit.
Vitamin E dikombinasi dengan 5
lipoxygenase inhibitor (Zileuton) memberikan
efek pengobatan, tetapi hanya pada penelitian
dengan 3 pasien.
TERAPI
Ester asam fumarat dapat mengobati granuloma
annulare pada penelitian dengan 8 pasien, tetapi 4
pasien mengundurkan diri karena efek samping
gastrointestinal.
Casereport  tacrolimus dan pinecrolimus topikal
memberika hasil memuaskan, insiden efek samping
obat minimal.
Infliximab (Remicade)  tumor necrosis factor alfa
inhibitor, hasil memuaskan untuk yang resisten
pada pengobatan lain.
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut sehingga dapat
memberikan terapi yang lebih terarah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai