Anda di halaman 1dari 10

OLEH :

KELOMPOK : 3
1 . N U R H AYAT I
2. FITRIANI Z
3. MUTIANI
4. MARLINA
5 . N A Z A R WA H Y U N I
6 . N U R U L S A’ D A H
7 . R A H M AT U L M U T I A E
8. RISKA MULIANI
9 . S U RYA N I
1 0 . Z A H A R A U L FA
11.VINA UBANI
 Hidup di dunia ini dapat diibaratkan
seperti pendakian menuju ke puncak
gunung yang tiada berbatas. Artinya
bahwa, puncak "gunung kehidupan" ini
sebenarnya tidak ada, tetapi kematian
itulah puncak dari kehidupan setiap orang.
Cepat atau lambat setiap diri pasti akan
menuju ke puncak gunung kehidupan yang
sebenarnya, yaitu kematian. Namun
demikian, dalam pandangan Islam,
kematian bukanlah akhir dari kehidupan.
Tetapi, kematian itu justru permulaan dari
kehidupan baru, yaitu permulaan
kehidupan di alam akhirat. Ini berarti
bahwa puncak kehidupan bagi manusia
yang sebenarnya adalah alam akhirat.
Sukses dan Gagal
 Dalam benak kita mungkin muncul pertanyaan,
faktor apa sebenarnya yang paling berperan
dalam menjadikan seseorang itu dapat hidup
sukses dan gagal? Apakah faktor nasib atau
karena itu semuanya sebagai bagian dari proses
kehidupan yang memang banyak berkaitan
dengan persoalan kapasitas pribadi setiap orang?
Apa sebenarnya yang menyebabkan sebagian
orang dapat hidup sukses- dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing? Apakah karena
faktor nasib atau keberuntungan yang berpihak
kepada mereka atau karena mereka memang
secara pribadi memiliki kelebihan (keunggulan)
yang tidak dimiliki oleh orang lain?
Definisi Ketangguhan Pribadi
 Secaraumum, kesuksesan hidup seseorang itu
karena dalam dirinya memiliki dua
ketangguhan, yaitu ketangguhan pribadi dan
ketangguhan sosial. Ketangguhan pribadi adalah
ketika seseorang berada pada posisi atau dalam
keadaan telah memiliki pegangan prinsip hidup
yang kokoh dan jelas. Seseorang dikatakan
tangguh ketika ia memiliki prinsip yang kuat
sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
lingkungannya.
Prinsip Berpikir
 Prinsip landasan dan prinsip dasar (prinsip bintang),
yaitu beriman kepada Allah.
 Prinsip kepercayaan, yaitu beriman kepada
malaikat.
 Prinsip kepemimpinan, yaitu beriman kepada Nabi
dan Rasul.
 Prinsip pembelajaran, yaitu berprinsip kepada Al
Qur'an.
 Prinsip masa depan, yaitu beriman kepada "Hari
Kemudian".
 Prinsip keteraturan, yaitu beriman kepada
"Ketentuan Allah" (Qadha dan Qadar).
Langkah-langkah Menuju Pribadi Tanggung
Pertama, menetapkan misi hidup, yaitu
dengan pernyataan dua kalimat syahadat.
Beberapa penjabaran dari penetapan misi
hidup, antara lain:
 Membangun misi kehidupan (QS. Ali Imran:
9).
 Membulatkan tekad (QS. Fushilat: 30).
 Membangun visi (QS. Al An'am)
 Menciptakan wawasan (QS. Al Insyiqaq: 6)
 Transformasi fisi (QS. Al Ahzab: 21)
 Komitmen total (QS. Ali Imran: 18)
Kedua, membangun karakter, yaitu dilakukan
dengan beberapa langkah strategis berikut :
 Relaksasi (QS. Al Maa'un: 4-7)
 Membangun kesadaran diri (QS. Hud: 5)
 Membangun kekuatan afirmasi (QS. Thaha: 50)
 Mengembangkan pengalaman positif (QS. An
Nisa: 103)
 Membangkitkan dan menyeimbangkan energi
batiniah (QS. Al Baqarah: 238).
 Mengasah prinsip (pelatihan penjernihan emosi,
wudhu, do'a iftitah, ruku' dan sujud,
Ketiga, pengendalian diri (self cotrolling), yaitu
kemampuan mengelola kondisi kemauan, kebutuhan,
impuls (desakan), drive (dorongan) dan sumberdaya
diri sendiri. Beberapa aspek, yang berkaitan dengan
kemampuan pengendalian diri, antara lain :
 Kendali Diri (Self Control): mengelola emosi-emosi
dan desakan (impuls) hati-hati yang merusak.
 Sifat dapat dipercaya (Trustworthiness):
memelihara dan internalisasi norma kejujuran dan
integritas pribadi.
 Kehati-hatian (Conscientiousness) :
Bertanggungjawab atas kinerja pribadi.
 Inovasi (innovation) : mudah menerima dan terbuka
terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-
informasi baru
 Renungan Diri
 Tanyakanlah kepada diri anda tentang apa dan siapa
yang mempengaruhi pemikiran anda. Mungkin itu
orang tertentu, pikiran tertentu, nilai tertentu, atau
peristiwa tertentu.
 Cobalah untuk mengevaluasi pikiran-pikiran itu, untuk
kemudian merumuskan kembali nilai-nilai hidup anda.
Yaitu nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan.
 Luaskan wawasan dan pengetahuan anda, tentang
pengetahuan apa saja, dan tentu secara khusus
wawasan dan pengetahuan agama, secara terus
menerus. Atau jadilah pembelajar seumur hidup.
 Tanyalah diri anda setiap saat dengan pertanyaan ini,
“Dengan cara apa anda ingin bertemu Allah di
akhirat?” jawaban atas pertanyaan ini selanjutnya
menjadikan dasar anda unutk merumuskan visi dan
misi hidup anda serta idealisme atau nilai-nilai
tertinggi yang anda junjung tinggi dalam hidup anda.

Anda mungkin juga menyukai