Anda di halaman 1dari 129

Program Pascasarjana

Fakultas Hukum Universitas Indonesia


 Partai Politik, Pemilihan Umum, dan
Parlemen adalah elemen-elemen
terpenting dalam bekerjanya sebuah
sistem pemerintahan demokrasi.
Parpol mewadahi pluralitas aspirasi
dan kepentingan masyarakat; Pemilu
menjadi arena kontestasi demokratis
bagi Parpol dan kandidat dalam
rangka memperoleh kepercayaan dan
mandat politik publik.
Di sisi lain, parlemen adalah lembaga
perwakilan rakyat yang merumuskan
kebijakan dan kemudian
diimplementasikan oleh pemerintah
hasil Pemilu. Kualitas Parpol, proses
Pemilu, dan parlemen pada gilirannya
akan menentukan kualitas
pemerintahan demokrasi yang
dihasilkan oleh Pemilu-pemilu yang
bebas, jujur, sportif, dan demokratis.
 Dalam konteks negeri kita, kehadiran
Parpol, Pemilu, dan parlemen kini tidak
lagi sekedar “aksesori” sebagaimana
terjadi selama sekitar 30 tahun rezim
otoriter Orde Baru. Sejak reformasi
bergulir, yang akhirnya memaksa Presiden
Soeharto mundur dari kekuasaannya pada
Mei 1998, serta dimulainya Pemilu relatif
bebas dan demokratis pada 1999, Parpol
bahkan menjadi agen utama sistem
demokrasi, menggantikan peran militer
dan birokrasi sipil pada era Orde Baru.
 Peran strategis serupa diemban oleh
DPR dan DPRD yang tidak lagi sekedar
sebagai lembaga “stempel” bagi
eksekutif seperti berlaku pada masa
Soeharto. Parlemen pada era Orde Baru
bahkan sering dijuluki 5-D, karena para
legislator hanya datang, duduk, dengar,
diam, dan akhirnya memperoleh duit
(uang). Sebaliknya dalam era Reformasi
dewasa ini DPR dan DPRD yang seluruh
anggotanya dipilih melalui Pemilu
bahkan bisa menentukan hitam-putihnya
pemerintahan, di tingkat nasional dan
daerah.
Kondisi demikian, peran Parpol dan
parlemen ini sering memperoleh kritik publik
karena kecenderungan para politikus
“memperdagangkan” kekuasaan mereka
secara transaksional untuk kepentingan
pribadi dan kelompok.
Pasal 2:
1. Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh
paling sedikit 50 (lima puluh) orang
warga negara Indonesia yang telah
berusia 21 (dua puluh satu) tahun
dengan akta notaris.
2. Pendirian dan pembentukan Partai
Politik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menyertakan 30% (tiga puluh
perseratus) keterwakilan perempuan.
3. Akta notaris sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memuat AD dan ART
serta kepengurusan Partai Politik tingkat
pusat.
4. AD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
memuat paling sedikit:
a. Asas dan ciri Partai Politik
b. Visi dan misi Partai Politik
c. Nama, lambang, dan tanda gambar
Partai Politik
d. Tujuan dan fungsi Partai Politik
e. Organisasi, tempat kedudukan, dan
pengambilan keputusan;
f. Kepengurusan Partai Politik;
g. Peraturan dan keputusan Partai
Politik;
h. Pendidikan politik; dan
i. Keuangan Partai Politik
5. Kepengurusan Partai Politik tingkat
pusat sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) disusun dengan menyertakan
paling rendah 30% (tiga puluh
perseratus) keterwakilan perempuan.
Sejak gerakan reformasi bergulir 1997-1998
dan berhasil “memaksa” Presiden Soeharto
lengser atau mundur dari kekuasaannya
selama lebih dari 30 tahun, sistem Politik
Indonesia berubah dratis. Selama lebih dari
tiga dekade rezim Orde Baru di bawah
pimpinan Soeharto, bangsa Indonesia
dikenal sebagai salah satu negara yang
menganut sistem politik otoriter.
Meskipun pemerintahan Soeharto sendiri
menamakan sistem politik yang
dipertahankannya selama tiga dekade
sebagai “Demokrasi Pancasila”, dalam
realitasnya yang berlangsung adalah
sistem otoriter yang berselubung
“demokrasi”.
Sejumlah elemen otoritarianisme rezim
Orde Baru di antaranya adalah, pertama
kepemimpinan presiden yang berlangsung
selama 7 (tujuh) periode sejak 1966, atau
tepatnya secara formasl sebagai pejabat
Presiden pada 1967.
Meskipun UUD 1945 sebelum
amandemen secara substansial
membatasi kekuasaan presiden hingga
dua periode, rezim Orde Baru
melakukan penafsiran subyektif atas
anak kalimat dalam Pasal 7 konstitusi
yang berbunyi “dan sesudahnya dapat
dipilih kembali”, sehingga Soeharto
dipilih kembali secara berturut-turut
oleh MPR hingga tujuh kali masa
jabatan.
Kekuasaan Soeharto hingga tujuh
periode ini bahkan jauh melampaui
kekuasaan Soekarno, yang meskipun
diangkat oleh MPRS sebagai “Presiden
siumur hidup”, dan karena itu dianggap
sebagai penyelewengan terhadap UUD
1945, hanya memerintah secara efektif
selama enam tahun (1959-1965).
Kedua, pembatasan pembatasan
kebebasan berserikat yang ditandai
dengan pembatasan partai politik peserta
Pemilu. Akibatnya sejak Pemilu 1977,
hanya tiga Parpol yang diperkenankan
mengikuti Pemilu, yakni Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) sebagai hasil Fusi
partai-partai Islam, Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) sebagai penggabungan
partai-partai nasionalis dan kristiani, dan
Golongan Karya (Golkar) selaku “partai
pemerintah”.
Pembatasan kebebasan berserikat juga
tampak dari dibatasinya pembentukan
organisasi-organisasi masyarakat dan
profesi di luar yang diakui oleh rezim Orde
Baru. Maka tidak mengherankan jika
hanya ada satu organisasi masyarakat
dan profesi yang keberadaannya diakui
pemerintah: mulai dari Wartawan (PWI),
buruh (FBSI kemudian SPSI), pemuda
(KNPI), pengusaha KADIN), pegawai
negeri (KORPRI), ulama (MUI), petani
(HKTI), nelayan (HNSI), guru (PGRI), dan
seterusnya.
Ketiga, pembatasan kebebasan pers yang
ditandai dengan ancaman pembredelan
bagi media cetak yang dianggap
berseberangan sikap dengan pemerintah
seperti pernah dialami oleh hampir semua
surat kabar dan majalah berita yang terbit
pada era Orde Baru. Selain itu, melalui
mekanisme SIUPP (Surat Izin Usaha
Penerbitan Pers) yang memungkinkan
pemerintah mencabut
Izin terbit media cetak. Masyarakat tidak
memiliki kesempatan untuk memperoleh
informasi alternatif di luar “berita resmi” yang
telah melewati tahap sensor, baik oleh
Departemen Penerangan maupun oleh media
itu sendiri.
Keempat, berlangsungnya pemilu-pemilu yang
tidak demokratis dan bahkan manipulatif.
Meskipun rezim Orde Baru menyelenggarakan
pemilu secara berkala lima tahun sekali, melalui
berbagai cara intimidasi dan represi, rezim
Soeharto mempertahankan kekuasaan dengan
memenangkan Golkar dalam setiap Pemilu.
Untuk mendukung hal ini, lembaga-
lembaga penyelenggaraan Pemilu
didominasi oleh unsur pemerintah dan
Golkar. Di samping itu, pegawai negeri
diharuskan memilih Golkar dengan cara
menempatkan tempat pemungutan suara
(TPS) di kantor-kantor pemerintah.
Kelima, sebagian anggota DPR dan
DPRD diangkat dari unsur ABRI (TNI dan
Polri), serta sebagian besar MPR diangkat
oleh Presiden.
Pengangkatan anggota parlemen dari
unsur non partai sebagai bagian dari
“golongan fungsional” sudah dimulai oleh
Soekarno dalam praktik Demokrasi
Terpimpim setelah sang Proklamator
Republik ini kecewa dengan partai-partai
politik dalam era “kabinet jatuh bangun”
Demokrasi Parlementer 1950-an. Di luar
mereka yang diangkat oleh pemerintah,
para anggota parlemen yang dipilih pun
telah melalui mekanisme “litsus”
(penelitian khusus) oleh aparat keamanan
pada tingkatnya masing-masing, sehingga
mereka yang dinilai memiliki sikap dan
pandangan politik yang berbeda dengan
rezin sudah tersingkir sejak awal.
Dengan mekanisme “litsus”, rezim Orde
Baru menyeleksi sekaligus memastikan
agar para anggota parlemen terpilih hanya
terdiri atas para loyalis Orde Baru.
Keenam, instroduksi dan pelembagaan
Golongan Karya (Golkar) sebagai “partai
pemerintah” yang bertugas memenangkan
pemilu-pemilu manipulatif Orde Baru.
Golkar sendiri lahir pada era Demokrasi
Terpimpin sebagai sebuah “sekretariat
bersama” yang diciptakan oleh sayap-
sayap TDI AD. Tujuannya, menghimpun
kekuatan-kekuatan nonpartai yang
antikomunis dalam rangka mengimbangi
ormas-ormas onderbouw yang dibentuk
oleh PKI.
Ketujuh, melalui konsep “Dwifungsi”, ABRI
secara resmi diakui sebagai bagian dari
kekuatan sosial politik yang tidak hanya
berhak menjadi anggota parlemen melalui
pengangkatan, melainkan juga berhak
menduduki posisi eksekutif, baik sebagai
Menteri dan pejabat eselon I di
Kementerian, maupun sebagai Gubernur,
Bupati, dan Walikota. Tidak
mengherankan jika pemilihan-pemilihan
kepala daerah oleh DPRD selama rezim
Orde Baru hanyalah
formalitas belaka karena pemerintah telah
“merestui” orang tertentu dengan pangkat
tertentu untuk menduduki berbagai posisi, entah
sebagai Gubernur, Bupati, maupun Walikota.
Dapat dikatakan bahwa ciri-ciri sistem politik
otoriter seperti berlangsung selama Orde Baru,
kini hampir tidak ada lagi.Sejak Pemilu 1999
yang kemudian dilanjutkan dengan empat tahap
amandemen terhadap UUD 1945, Indonesia
memasuki era baru yang secara publik sering
disebut sebagai “Era Reformasi”.
Dalam Era Reformasi yang ditandai
dengan keterbukaan dan demokratisasi,
telah terbentuk sistem politik baru yang
secara struktural berbeda dengan sistem
politik otoriter Orde Baru.
Sistem politik baru yang lebih terbuka dan
demokratis di Indonesia pada era
Reformasi dewasa ini memiliki ciri-ciri
yang berlawanan dengan ciri-ciri sistem
otoriter Orde Baru.
Pertama, pembatasan kekuasaan dan
masa jabatan Presiden selama maksimal
dua periode masa jabatan atau dua kali
lima tahun.
Kedua, adanya jaminan konstitusi dan
perundang-undangan bagi hak-hak
politik, kebebasan sipil, hak-hak asasi
manusia yang melekat pada setiap warga
negara.
Ketiga, jaminan bagi kemerdekaan dan
kebebasan pers.
Keempat, berlangsungnya pemilu yang
bebas, fair, dan demokratis yang
diselenggarakan oleh komisi pemilu yang
independen.
Kelima, semua anggota parlemen, baik
nasional (DPR dan DPD) maupun daerah
(DPRD) provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota, dipilih melalui pemilihan
umum.
Keenam, adanya jaminan kebebasan
berserikat memungkinkan setiap warga
negara membentuk partai-partai politik
untuk ikut serta dalam pemilu, sehingga
terbentuk lebih dari 100 parpol menjelang
Pemilu 1999.
Ketujuh, militer mundur dari politik,
sehingga semua jabatan politik formal di
legislatif dan eksekutif kini hanya bisa diisi
oleh politik sipil.
Setiap sistem politik demokratis pada
dasarnya memiliki empat elemen pokok,
yakni sistem pemerintahan, sistem
perwakilan, sistem pemilihan umum, dan
sistem kepartaian. Keempat elemen pokok
sistem politik tersebut seharusnya
koheren, konsisten, dan saling terkait satu
sama lain agar terbentuk sistem politik
yang tidak hanya demokratis,
melainkan juga efektif dan sinergi dalam
melaksanakan program-program dan kebijakan
pemerintahan. Sesuai amanat konstitusi hasil
amandemen, sistem pemerintahan yang kini
berlaku di Indonesia adalah sistem demokrasi
presidensial.
Konstitusi sendiri tidak secara eksplisit
menyebut istilah sistem demokrasi presidensial
dalam keseluruhan batang tubuh UUD 1945
Negara Republik Indonesia, penyebutan resmi
konstitusi bangsa Indonesia hasil amandemen.
Namun, obsesi mempekuat dan
menjadikan sistem demokrasi presidensial
sebagai pilihan bangsa Indonesia adalah
salah satu dari empat kesepakatan politik
di MPR, selain tiga kesepakatan lain,
yakni (mempertahankan keberadaan
Pembukaan UUD 1945; (2) memasukkan
Penjelasan UUD 1945 ke dalam pasal-
pasal; dan (3) kesepakatan tentang cara
perubahan konstitusi yang bersifat
addendum.
Di luar adanya kesepakatan politik di tingkat
MPR, secara substansial, hampir semua
prinsip pokok sistem presidensial memang
telah dianut oleh konstitusi bangsa Indonesia
hasil terlepas dari soal bahwa konstitusi
hasil amandemen tidak koheren satu sama
lain sehingga cenderung tambal sulam.
Akan tetapi, berbeda misalnya dengan
Demokrasi Presidensial sebagaimana dianut
oleh Amerika Serikat yang berbasis sistem
dua partai.
Demokrasi Presidensial Indonesia setelah
amandemen konstitusi berbasis sistem multi
partai. Seperti diketahui, sistem presidensial
berbasis multi partai juga dipraktikkan di
sebagian besar negara Amerika Serikat, serta
juga Filipina dan Korea Selatan di Asia.
Meskipun UUD 1945 yang asli (sebelum
amandemen) dipandang menganut pula
beberapa prinsip sistem presidensial, oleh
sebagian ahli tidak dipandang sebagai
presidensial yang “murni”, melainkan lebih.
Sebagai kuasa-presidensial karena
distorsi posisi Presiden sebagai
“mandataris” MPR. Dalam upaya
“pemurnian” tersebut, cukup banyak
perubahan mendasar yang dilakukan oleh
MPR selaku lembaga yang memiliki
otoritas untuk itu dalam memperkuat
sistem presidensial. Perubahan-
perubahan yang dihasilkan melalui
amandemen konstitusi pada 1999-2002
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
No Unsur UUD Sebelum UUD Sesudah
Amandemen Amandemen
1. Locus Berada di tangan rakyat, Berada di tangan rakyat,
kedaulatan dilakukan oleh MPR dilakukan menurut UUD
negara
2. Masa jabatan Lima tahun dan dapat Lima tahun dan dapat dipilih
Presiden bersifat dipilih kembali (tanpa kembali untuk satu kali
tetap kejelasan berapa kali) masa jabatan
3. Pemilihan Dilakukan oleh MPR Dipilih secara langsung
Presiden dan oleh rakyat
Wapres
4. Kedudukan Pembantu Presiden Tetap
Menteri diangkat dan
diberhentikan oleh
Presiden
5. Kekuasaan Berada di tangan Presiden Berada di tangan DPR atau
Pembantukan UU atas persetujuan DPR persetujuan Presiden
No Unsur UUD Sebelum UUD Sesudah
Amandemen Amandemen
6. Kekuasaan Kekuasaan Kehakiman Kekuasaan Kehakiman
Kehakiman dilakukan oleh MA bersifat merdeka, dilakukan
menurut UU oleh MA dan MK
7. Kekuasaan MPR Memilik Presiden dan Kecuali menetapkan UUD,
Wapres, menetapkan kekuasaan MPR yang lain
GBHN, menetapkan UUD dihapus
8. Hubungan Presiden tidak dapat Tetap
Presiden-DPR membubarkan DPR,
begitupula sebaliknya
9. Fungsi Tidak diatur DPR memiliki hak
pengawasan impterpelasi, angket, dan
DPR pernyataan pendapat
10. Pamakzulan DPR bisa mengusulkan DPR bisa mengusulkan
(impeachment) pemakzulan Presiden pemakzulan Presiden
Presiden kepada MPR atas dasar kepada MPR tetapi hanya
pertimbangan politik atas dasar pertimbangan
hukum dari MK
No Unsur UUD Sebelum UUD Sesudah
Amandemen Amandemen
11. Pembatasan - Pengangkatan duta dan - Pengangkatan duta dan
kekuasaan penerimaan duta penerimaan duta negara
Presiden negara lain tanpa lain melalui pertimbangan
konfirmasi DPR DPR
- Otoritas Presiden - Pemberian amnesti dan
dalam pemberian abolisi melalui
amnesti dan abolisi pertimbangan DPR
tanpa konfirmasi DPR - Pemberian grasi dan
- Otoritas Presiden rehabilitasi melalui
dalam pemberian grasi pertimbangan MA
dan rehabilitasi tanpa - Pemilihan anggota BPK
konfirmasi MA melalui pertimbangan
- Pengaturan BPK DPD.
ditetapkan UU
Tabel di atas memperlihatkan bahwa
konstitusi hasil amandemen tidak hanya
semakin memperkuat sistem
pemerintahan presidensial, malainkan
juga mempertajam pemisahan kekuasaan
di antara cabang-cabang kekuasaan
pemerintahan yang utama, yakni lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Dalam kaitan penguatan presidensialisme,
paling kurang ada lima langkah yang dilakukan
MPR dalam amandemen konstitusi, yaitu:
(1) Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
secara langsung oleh rakyat;
(2) Pembatasan masa jabatan Presiden selama
maksimal dua periode atau dua kali lima
tahun;
(3) Pengalihan locus fungsi dan otoritas
legislasi dari Presiden ke DPR meskipun
dibahas bersama dan harus mendapat
persetujuan Presiden;
(4) Perubahan mekanisme pemakzulan terhadap
Presiden menjadi lebih sulit dan melibatkan
Mahkamah Konstitusi – lembaga baru
pengawal konstitusi selain MPR dan DPR;
serta
(5) Perubahan kedudukan MPR yang sebelumnya
adalah “lembaga tertinggi negara” sekaligus
pengejawantah kedaulatan rakyat menjadi
lembaga negara biasa yang tidak memiliki
peran strategis lagi kecuali kewenangan
perubahan konstitusi.
Sementara itu, untuk mempertajam
pemisahan kekuasaan sekaligus
mengintroduksi mekanisme cheks and
balances antara lembaga eksekutif dan
lembaga yudikatif, MPR melalui
perubahan pertama menetapkan bahwa
pemberian grasi dan rehabilitasi harus
memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung (pasal 14 ayat (1).

40
Begitu pula kewenangan Presiden dalam
pemberian amnesti dan abolisi harus
melalui konfirmasi DPR (Pasal 14 ayat (2)
UUD 1845). Lebih jauh lagi, Perubahan
Ketiga UUD 1945 menegaskan bahwa
kekuasaan kehakiman bersifat
independen “kekuasaan yang merdeka”
yang dilakukan oleh Mahkamah Agung
dan Mahkamah Konstitusi (pasal 24)
Dalam kaitan ini, ada sembilan prinsip
pokok yang perlu dipenuhi oleh suatu
sistem pemerintahan agar bisa
dikategorikan sebagai sistem presidensial
yang sekaligus membedakannya dengan
sistem parlementer seperti yang terlihat
dalam tabel berikut:
No Prinsip-prinsip Sistem Prinsip-prinsip Sistem
Presidensial Parlementer
1 Terdapat pemisahan kekuasaan Eksekutif dan legislatif tidak terpisah
yang jelas antara eksekutif,
mlegislatif, dan yudikatif
2. Presiden adalah eksekutif tunggal Eksekutif terpisah antara kepala
kekuasaannya tidak terbagi pemerintahan dan kepala Negara
3. Kepala Pemerintahan adalah Kepala Pemerintahan diangkat oleh
sekaligus Kepala Negara Kepala Negara
4. Presiden mengangkat para menteri Kepala Pemerintahan mengangkat
sebagai pembantu para menteri sebagai suatu kesatuan
bertanggungjawab kepadanya institusi yang bersifat kolektif
5. Anggota parlemen tidak boleh Menteri bisa merangkap menjadi
merangkap jabatan menteri, begitu anggota parlemen
juga sebaliknya
6. Presiden tidak bertanggungjawab Pemerintah bertanggung jawab
kepada parlemen dan tidak dapat kepada parlemen
membubarkannya
No Prinsip-prinsip Sistem Prinsip-prinsip Sistem
Presidensial Parlementer
7. Berlaku prinsip supremasi Berlaku prinsip supremasi parlemen
konstitusi
8. Presiden bertanggung jawab Sebagai konsekuansi supremasi
kepada rakyat parlemen maka kedudukan parlemen
lebih tinggi dari bagian-bagian
pemerintahan lainnya
9. Sebagai konsekuansi pemisahan Kekuasaan negara terpusat pada
kekuasaan maka kekuasaan negara parlemen.
tersebar ke cabang pemerintahan
lainnya.
Di samping kelebihan-kelebihannya,
sistem pemerintahan presidensial memiliki
kekurangan atau kelemahan yang secara
institusi melekat pada dirinya.
Permasalahan sistem demokrasi
presidensial bertambah lagi jika pada saat
yang sama berlaku sistem multipartai
seperti dianut Indonesia pasca-Soeharto.
Sejumlah problematik itu antara lain
adalah “pertama, pemilihan Presiden
kemungkinan besar menghasilkan
“Presiden minoritas”, yakni Presiden
dengan basis politik minoritas di perlemen,
Realitas ini dialami pula oleh bangsa
Indonesia, ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2004
hanya berbasis sekitar 10 kursi Partai
Demokrat di DPR. Hak yang sama terjadi
pada 2009.
Meskipun memenangkan Pemilu
Legislatif, total kursi Partai Demokrat di
DPR Senayan hanya 26,6 persen atau tak
mencapai separuh dari keseluruhan kursi
DPR. Realitas “Presiden Minoritas” inilah
yang menjelaskan mengapa Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono harus
membentuk koalisi parpol pendukungnya,
baik ketika membentuk Kabinet Indonesia
Bersatu (2004-2009) maupun Kabinat
Indonesia Bersatu II (2009-2014).
Kedua, peta kekuatan politik hasil pemilu
legislatif di parlemen kemungkinan besar sangat
fragmentatif karena tidak ada satu pun partai
politik yang meraih kursi mayoritas. Peta politik
fragmatif tersebut tampa pada pemilu 1999,
2004, dan 2009 di Indonesia. Konsekuensi logis
dari DPR (dan juga DPRD) yang fragmatif
adalah berlangsungnya proses pembentukan
kebijakan yang bertele-tele di parlemen karena
parpol-parpol terperangkap pada politik “dagang
sapi” yang bersifat transasksi kepentingan politik
jangka pendek.
Ketiga, legitimasi demokratis ganda (dual
democratic legitimacy) antara Presiden
dan parlemen berpotensi melahirkan
gesekan politik dan bahkan konflik akibat
persaingan legitimasi diantara dua
institusi. Fenomena penggunaan hak
interpelasi oleh DPR periode 2004-2009
serta penggunaan hak angket sejak DPR
hasil pemilu 2009 bekerja,
memperlihatkan relatif tingginya
persaingan legitimasi antara Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan DPR.
Hampir tidak satupun hak interpelasi dan hak
angket DPR pada era SBY yang tindaklanjutnya
jelas bagi publik, kecuali sekear sebagai
momentum bagi para politikut parpol untk
menunjukkan eksistensi sebagai wakil rakyat
yang kritis dan seolah-oleh peduli atas nasib
dan masa depan bangsa.
Keempat, konflik presiden-parlemen bisa
mengarah pada jalan buntu politik (deadlock)
dan menghasilkan demokrasi presidensial yang
tidak efektif dan tidak stabil.
Selain berbagai perubahan terkait penguatan
sistem pemerintahan presidensial, konstitusi
hasil amandemen juga mengintroduksi lembaga
perwakilan baru, yakni Dewan Perwakilan
Daerah (DPD). Pada awalnya DPD didesain
sebagai semacam lembaga senat dengan
kewenangan legislasi, tetapi pada akhirnya yang
bertindak adalah lembaga perwakilan yang
mewakili wilayah dengan basis provinsi tanpa
otoritas legislasi.
Secara konstitusional DPD memang dapat
mengusulkan suatu RUU tetapi kewenangan
untuk membahas dan memutuskannya tetap
berada di DPR yang dilakukan bersama-sama
dengan Presiden.
Jadi walaupun para wakil setiap daerah
(Provinsi) di DPD yang berjumlah sama (4
orang) dipilih secara langsung oleh rakyat dalam
pemilu legislatif, sehingga memiliki mandat
politik dari daerahnya, mereka tidak memiliki
hak politik seperti yang dimiliki para anggota
DPR.
Konsekuensi logis dari hal ini adalah tidak
adanya lembaga kontrol atas DPR yang
akhirnya tidak hanya berdampak pada
terjadinya penumpukan kekuasaan pada
DPR, melainkan juga tidak melembaganya
sistem checks and balances sebagaimana
seharusnya berlangsung dalam skema
sistem presidensial.
Realitas peta politik DPR khususnya dan
perwakilan umumnya pada dasarnya tidak bisa
dipisahkan dari pilihan bangsa Indonesia atas
format pemilu, baik dalam pengertian skema
penyelenggaraannya maupun pilihan atas
sistem-sistem pemilu. Persoalannya, skema
penyelenggaraan pemilu berdampak pada
evektifitas pemerintahan hasil pemuli,
sementara pilihan atas sistem pemilu tidak
berimplikasi pada kualitas wakil rakyat yang
dihasilkan pemilu tetapi juga sistem kepartaian
yang berlaku.
Sistem pemilu perwakilan berimbang
(proportional representative system),
misalnya mau tidak mau akan
menghasilkan sistem multipartai yang
pada gilirannya membentuk struktur DPR
dan DPRD yang cenderung fragmentatif
serta tanpa parpol mayoritas di parlemen.
Konsekuensi logis berlakunya sistem
proporsional adalah munculnya para
legislator yang memiliki loyalitas ganda.
Yakni loyalitas kepada parpol yang
mengusulnya, dan loyalitas kepada
konsumen yang memilihnya.
Kenyataan bahwa para anggota DPR dan
DPRD sekaligus juga merupakan wakil
parpol selain wakil rakyat, menjadi dasar
melembaganya mekanisme pergantian antar
waktu dalam sistem perwakilan yang dianut
bangsa Indonesia. Artinya, pencopotan atas
anggota DPR dan DPRD bukan hanya
menjadi hak konstituen, melainkan juga
merupakan otoritas parpol yang
mencalonkannya.
Selain itu, kasus-kasus pencopotan atau
pergantian antar waktu yang dialami
sebagian wakil rakyat sejauh ini
cenderung dilakukan secara subyektif oleh
pimpinan parpol. Para wakil yang bersifat
kritis ataupun berseberangan sikap
dengan pimpinan parpol sering menjadi
satu-satunya faktor pencopotan ketimbang
kinerja mereka sebagai wakil rakyat.
Skema penyelenggaraan pemilu yang dimulai
dengan pemilu legislatif baru kemudian diikuti
oleh pemilu Presiden berimplikasi pada
terbentuknya format pemilu Presiden yang
“didikte” oleh hasil pemilu legislatif.
Hasil pemilu legislatif menjadi dasar bagi parpol-
parpol untuk bergabung atau berkoalisi, baik
dalam pengusungan pasangan calon Presiden
maupun dalam bentuk pemerintahan hasil
pemilu jika kelak pasangan calon tersebut
menang.
Skema pemilu seperti ini yang kemusian
dilembagakan melalui ketentuan
pemenuhan prosentasi ambang batas
bagi perpol sebagai syarat pengajuan
calon Presiden; jelas merupakan anomali
dalam upaya memperkuat
presidensialisme sebagaimana obsesi
besar di balik konstitusi hasil amandemen.
Dampak dari skema penyelenggaraan
pemilu seperti ini adalah berlangsungnya
praktik presidensial dengan cita rasa
sistem parlemen.
 Struktur Parlemen
Dalam struktur parlemen, selain DPR dan
MPR, juga dibentuk DPD. Perubahan
dimaksud juga mencakup perubahan
dalam keanggotaan MPR.
 Kewenangan dalam Parlemen
Kewenangan DPR dan MPR mengalami
perubahan terkait dengan pembentukan
DPD sebagai kamar berdua dalam
parlemen RI.
 Anggota DPR merupakan penghubung
antara rakyat dan pemerintah
Hubungan antara rakyat dan legislator
membantu dalam memberikan legitimasi
dalam tindakan pemerintah. Dalam sistem
pemerintahan parlemen, parlemen sering
kali hanya sebagai “tukang stempel”
terhadap keputusan eksekutif.
Penyebabnya karena partai mayoritas
dalam parlemen yang menyelenggarakan
pemerintahan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem
pemerintahan presidensil seperti di
Indonesia, peranan anggota DPR sebagai
wakil rakyat sangat besar, terutama dalam
memberikan legitimasi atas tindakan
pemerintah.
Legitimasi dilakukan dengan cara
mengartikulasikan aspirasi konstituennya
dan mengintegrasikan dalam programnya.
Tentunya terkait penyusunan kebijakan
nasonal dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan.
Pemilihan Umum adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
diselenggarakan secara umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil dalam NKRI Tahun
1945. Pemilu seyogyanya selain
dilaksanakan untuk memilih anggota
legislatif, baik dari tingkat pusat (Anggota
DPR dan DPRD) hingga tingkat daerah
(DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota) juga
sebagai sarana untuk memilih Presiden
dan Wakil Presiden.
Indonesia mengenai tiga jenis Pemilu, yaitu:
1. Pemilu Anggota Legislatif DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kotamadya,
yaitu Pemilu untuk memilih Anggota DPR,
DPRD, DPRD Provinsi, DPRD
Kabupaten/Kota berdasarkan Pancasila dan
UUD RI Tahun 1945.
2. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, adalah
Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden dalam NKRI berdasarkan Pancasila
dan UUD RI Tahun 1945.
3. Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah, adalah Pemilu Gubernur dan
Wakil Gubernur atau Bupati dan Wakil
Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota
dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD RI Tahun 1945.
Fungsi
Pengaturan
(Legislasi
Fungsi
PARLEMEN Pengawasan
(Control)

Fungsi
Representasi
Fungsi DPR dalam UUD 1945 adalah:
a. Fungsi Legislasi
b. Fungsi Anggaran
c. Fungsi Pengawasan
Fungsi anggaran yang dimiliki oleh DPR
merupakan bagian dari fungsi
pengawasan, yaitu pengawasan DPR
terhadap anggaran Negara.
Negara Fungsi Parlemen
Burundi dan Rwanda Parlemen adalah garis depan untuk
memecahkan konflik yang berkepanjangan

Bangledesh, Gabon, Parlemen sebagai lembaga atau para


Pakistan dan Uganda anggotanya secara individual berperan
sebagai:
- Agen pembangunan
- Memobilisator sumber-sumber; dan
- Pelaksanaan penerapan proyek-proyek
pembangunan pada konstituennya
Dana bagi anggota parlemen untuk
melaksanakan hal tersebut merupakan
bagian dari alokasi anggaran nasional
Beberapa negara di Asia Anggota parlemen berperan sebagai agen
dan Afrika jaminan sosial yang membentu konstituen
dengan sekolah dan kesehatan gratis.
Fungsi legilasi, saat ini di berbagai negara
lebih merupakan hal yang formal. Hal ini
karena sebagian besar Usul Ranangan
Undang-Undang (RUU) berasal ari
pemerintah.
Berbeda dengan itu fungsi supremasi dan
fungsi pengawasan merupakan fungsi
yang pelaksanaannya makin berkembang.
Aspirasi konstituen harus diperhatikan
karena mekanisme hubungan antara
anggora DPR dan konstituen sederhana.
Anggota DPR memerlukan dukungan
suara konstituen. Karenanya kepentingan
konstituen harus diperhatikan.
Wujud dari
Oleh anggota DPR pelaksanaan
Fungsi representasi
sebagai wakil
rakyat
PENYALURAN
ASPIRASI
KONSTITUEN
Oleh DPR (secara
Kelembagaan)
Pentingnya memperhatikan aspirasi
konstituen terutama sebelum mengambil
keputusan mengenai program dan
kebijakan anggota DPR dalam lembaga
perwakilan rakyat.
Dalam era multipartai maka partai yang
responsif terhadap aspirasi rakyat yang
akan mendapatkan dukungan suara
dalam pemilu. Partai politik sangat
membutuhkan konstituen
Mengetahui bagaimana
melaksanakan perannya
ANGGOTA Harus memahami
sebagai penghubung
DPR peran sebagai
antara konstituen dan
wakil rakyat
penyelenggara
pemerintahan
Dengan menguatnya peranan DPR
setelah perubahan UUD 1945, maka
anggota DPR dan DPR sebagai lembaga
yang mewakili rakyat dituntut untuk
semakin berperan.
Peran ini terutama dalam
memperjuangkan aspirasi konstituennya
dalam berbagai kebijakan nasional dan
penyelenggaraan pemerintahan.
Terlebih lagi berdasarkan hasil pemilihan
umum 2009 terjadi perubahan konstelasi
politik.
Ekspektasi besar konstituen terhadap
anggora DPR tentu akan menjadi harapan
kosong jika anggota DPR tidak memahami
fungsinya dan melaksanakan fungsinya
sebagai wakil rakyat dengan sebaik-
baiknya.
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS ALAMA NOMOR KETER
KEPUTUSAN
POLITIK TANDA TINGKAT PUSAT T MENTERI ANGA
GAMBAR HUKUM DAN N
HAK ASASI
MANUSIA

1. PARTAI HATI Ketua : Wiranto Jl. Imam M.HH-


NURANI RAKYAT Sekjen : Dossy Bonjol 24.AH.11.01
(HANURA) Iskandar Prasetyo No. 4 Tahun 2012,
Bendahara : Bambang Menteng Tanggal 6
Sujagad Jakarta September
Pusat, 2012
telp
3100169
, Faks
3100174
2. PARTAI KARYA PEDULI Ketua : JenderalTNI Jl.
BANGSA (Purn) HR. Hartono Cimandi M.HH-
(PKPB) Sekjen : Mayjen. ri No. 30
TNI Marinir (Purn) Hartarto Cikini 08.AH.11.01
Bendahara: Hj.Rahayu Jakarta
Setiowati Pusat Tahun 2011
Telp. 021-
31927421 tanggal 13 Juni
Fax 021-
31937417 2011
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANG
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTUSAN AN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA
3 PARTAI PENGUSAHA DAN Ketua : Daniel Hutapea Jl. Imam Bonjol M.HH-
PEKERJA INDONESIA Sekjen : H. Rudy Prayitno No.44 Menteng 29.AH.11.01
(PPPI) Bendahara: Ny. Fara Jakarta Tahun 2012
Semula adalah PARTAI Telp.021-3916716 Tanggal 12
KONGRES PEKERJA Oktober 2012
INDONESIA

4 PARTAI PEDULI RAKYAT Ketua : H.Rouchin Jl.Pahlawan M.HH-


NASIONAL Sekjen : Joller Sitorus Revolusi 148 17.AH.11.01
(PPRN) Bendahara :Hotman Sitorus, Pondok Bambu, Tahun
SH. telp. 021- 2011Tanggal 19
86600284, fax. Desember 2011
021-86600230

5 PARTAI GERAKAN Ketua : Prof. Dr. Ir. Jl. Harsono RM M.HH-


INDONESIA RAYA Suhardi, M.Sc No. 54 ragunan, 13.AH.11.01
(GERINDRA) Sekjen : H. Ahmad Muzani, Pasasr Minggu, Tahun 2012
S.Sos Jakarta Selatan tanggal 23 Juli
Bendahara: TA. Muliatna Telp. 021-7801396, 2012
Djiwandono,MA fak. 021-7819712
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUSAN NGAN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA
6 PARTAI BARISAN NASIONAL Ketua : Muhammad Arfan Jl. Dr. Saharjo M.HH-05.AH.11.01
(BARNAS) Sekjen : Steven Rumangkang No. 111, Tahun 2012
Bendahara:Nita Sanjayati Gedung Tanggal 10 Januari
Gajah Blok 2012
AK Jakarta
Selatan
Telp. 021-
8317875
Fax. 021-
8318181
7 PARTAI KEADILAN DAN Ketua Umum : LETJEN TNI Jl. M-HH-05.AH.11.01
PERSATUAN INDONESIA (PURN) DR. (Hc) Diponegoro TAHUN 2013, TGL.
(PKPI) H. SUTIYOSO, No. 63, 17 APRIL 2013
SH. Menteng –
Sekjen : Letjen TNI (Purn) Jakarta Pusat
Yusuf Telp. 021-
Kartanegara 31922733,
Bendahara : Ie Kiang Ging Fax. 021-
(Cing-Cing) 31922822,

8 PARTAI KEADILAN Ketua : M. Anis Matta Jl. TB M.HH-04.AH.11.01


SEJAHTERA Sekjen : Muhamad Taufik Simatupang Tahun 2013
(PKS) Ridlo No. 82 Pasar
Bendahara: Mahfudz Minggu Tanggal 05 April
Abdurrahman Jakarta 2013
12520, Telp
021-
78842116,
Faks 021-
78846456
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANG
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTUSAN AN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA
9 PARTAI AMANAT Ketua : M. Hatta Rajasa M.HH-04.AH.11.01
NASIONAL Sekjen : Taufik Kurniawan Rumah PAN Jl. TAHUN 2010,
(PAN) Bendahara: Jon Erizal Tanggal 6 April 2010
Warung Buncit

Raya No. 17

Jakarta Selatan,

Telp (021)

7975588, Faks:

7975632
10 PARTAI PERJUANGAN Ketua : Dra. Zannuba Jl. Wolter M.HH-14.AH.11.01
INDONESIA BARU (PIB) Arifah CH. R. Monginsidi No. 84 TAHUN 2012
berubah menjadi Sekjen : Imron Rosyadi AE Jakarta Selatan Tanggal 02 Agustus
Hamid Telp. 021- 2012
PARTAI KEDAULATAN
Bendahara: Janti Solihin 726829194, fax
BANGSA INDONESIA
021-726829194
BARU
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA GAMBAR PUSAT KEPUTUSA NGAN
N MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
11 PARTAI KEDAULATAN Ketua : Denny M. Cilah, Jl. Pulomas Utara M.HH-
SE,SH,MSi Raya No 28 Jakarta 09.AH.11.01
Sekjen : H. Eddy Martin Ilyas, Timur 13210, Telp Tahun 2013,
S.E (021) 4716550 tgl 26 Agustus
Bendahara: Widiyal Fitri 2013
Zulkarnaen, S.H.

12 PARTAI PERSATUAN DAERAH Ketua : Dr. Oesman Sapta Jl. Prof. Dr. Satrio C M.HH-
(PPD) Berubah Menjadi Partai Sekjen : Ratna Ester 4 no 18 Jakarta 04.AH.11.01
Persatuan Nasional (PPN) Lumbantobing Selatan tahun 2012
Bendum : Hj.Gunarijah Ratna Telp/Fax. 021- tanggal 9
Mirah Kartasasmita 5205764 Januari 2012

13 PARTAI KEBANGKITAN Ketua : Drs.H. A. Muhaimin Jl. Raden Saleh No. M.HH-
BANGSA Iskandar,M.Sc 9 Jakarta Pusat 01.AH.11.01
(PKB) Sekjen : H. Imam Nahrawi 10430 Telp. (021) Tahun 2014
Bendahara: H. Bachrudin Nasori 3145328; Faks. Tanggal 19
(021) 3145328 Februari 2014
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANGAN
TANDA PUSAT KEPUTUSAN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA
14 PARTAI PEMUDA Ketua : HM. Effendi Saud Jl. Anggrek M.HH-09.11.01
INDONESIA (PPI) Sekjen : Satrio Purwanto Cenderawasi Tahun 2011
Subroto h I, Blok J, Tanggal 14 Juni
Bendahara: Irfandi Ciputra No. 27 Slipi 2011
Rt. 006, Rw.
003, Kel.
Kemanggisa
n, Kec. Pal
Merah,
Jakarta
Barat. Kode
Pos 11480
Telp : 021-
53662018,
Fax : 021-
53662019
15 PARTAI NASIONAL Ketua : Sukmawati Sukarno Jalan Cibulan M.HH-03.AH.11.01
INDONESIA MARHAENISME Sekjen : Drs. Sunarko Raya No. 17 TAHUN 2010,
(PNI MARHAENISME) Bendahara: Sylvana Esther Kebayoran Tanggal 6 April
Maringka Baru Jakarta 2010
Selatan
12170,
Telpon (021)
72798233,
Faksimile
(021)
72798234
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETER
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTUSAN ANGAN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA
16 PARTAI DEMOKRASI Plh Ketua : Roy Binilang Jl. Tebet M.HH-
PEMBARUAN Bawatanusa Janis Barat Dalam 26.AH.11.01
Sek : KRHT. H. Didi Raya No. 29 Tahun 2012
Supriyanto, S.H., M.H. Jakarta Tanggal 7
Bendahara: Ny. Noviantika Selatan September 2012
Nasution 12810 Telp.
(021)
8290545,
8313258,
fax. (021)
8313261
17 PARTAI KARYA Ketua : H. Muhammad Jl.Buncit M.HH-
PERJUANGAN Yasin, SH Raya No.98 06.AH.11.01
(PAKAR PANGAN) Sekjen : Jackson Andre Jakarta Tahun 2009
Kumaat, SE Selatan Tanggal 1 Juli
Bendahara: Dwinita Feby Telp. 021- 2009
Purnamayanti, SE 98581945

18 PARTAI MATAHARI Ketua : Imam Addaruqutni Jl. Bukit Duri M.HH-


BANGSA Sekjen : Djoni Gunanto Tanjakan 16.AH.11.01
(PMB) Bendahara: Fadly Rahman Kav.7 Tahun 2012
Jakarta Tanggal 15
Telp.021- Agustus 2012
83785159,
Fax. (021)
83785159
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANGA
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTUSA N
GAMBAR N MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
19 PARTAI PENEGAK Ketua : Sukarlan Jl.Rawasari Selatan M.HH-
DEMOKRASI INDONESIA Sekjen : Joseph Williem No.49-Cempaka 17.AH.11.01
(PPDI) Lea Wea Putih-Jakarta Pusat Tahun 2012
Bendahara: Lasmidara, S.H. Telp.(021) Tanggal 31
42879380 Agustus 2012
Faks: (021)
42879380

20 PARTAI DEMOKRASI Ketua : Ir. Sayuti Asyathri Jl. Pejaten Barat M.HH-
KEBANGSAAN (PDK) Sekjen : DR. Kun Wardana No. 30 Jakarta 08.AH.11.01
Abyoto Telp/Fax. 021- Tahun 2012,
Bendahara: Tan Prayitno 7804654 Tanggal 22
Maret 2012

21 PARTAI REPUBLIKA Ketua : Perkantoran Pulo M.HH-


NUSANTARA Letjen.(Purn).H.Syahrir Mas Blok VI No.1 37.AH.11.01
(REPUBLIKAN) Sekjen : Drs. Yus Sudarso, Jl.Perintis Tahun 2008
SH Kemerdekaan Tanggal 3 April
Bendahara: Novita Ekasari Jakarta 2008
Indra, SE Telp.021-4702960
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUSAN NGAN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA
22 PARTAI PELOPOR Ketua : Eko Suryo Santjojo, BBA Jl. Pegangsaan M-11.UM.06.08
Sekjen : Ir. Ristiyanto Timur No.17 Tahun 2007
Bendahara: Tonny F Mainaky, MBA Jakarta Tanggal 4 Oktober
Telp. 021- 2007
31903634
Fax. 021-
31903634

23 PARTAI GOLONGAN KARYA Ketua : H. Aburizal Bakrie Jl. Anggrek Nelly M.HH-21.AH.11.01
(GOLKAR) Sekjen : Idrus Marham Murni XI Slipi, Tahun 2012,
Bendahara: Drs. Setya Novanto Jakarta Barat tanggal 04
Telp. 021- September 122012
5302222

24 PARTAI PERSATUAN Ketua : Drs.H. Suryadharma Ali, Jl. Diponegoro M.HH.20.AH.11.01


PEMBANGUNAN M.Si No 60 Jakarta Tahun 2012,
(PPP) Sekjen :Ir. H.M. Romahurmuziy, Telp. 021- Tanggal 04
MT 31926164 September 2012
Bendahara : Drs. H. Mahmud Yunus Fax. 021-
3908070
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUSAN NGAN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA
25 PARTAI DAMAI SEJAHTERA Ketua : Magit Les Denny Tebar Jala M.HH-
(PDS) Tewu Gruop, 14.AH.11.01
Sekjen : Sahat Hangoluan Menara BCA Tahun 2010, 2
Maruli Tua Sinaga Lt. 50 Jl. MH. Nov 2010
Bendahara: Ferry B. Regar Thamrin No.
1, Jakarta
Pusat

26 PARTAI Ketua : Erros Djarot Jl. M.HH-10.AH.11.01


NASIONAL BENTENG Sekjen : Syamsunar Penjernihan I Tahun 2012
KERAKYATAN INDONESIA Bendahara: Agustina Bardosono No.50 Jakarta Tanggal 07 Mei
(PNBK INDONESIA) Telp. 021- 2012
5739550

27 PARTAI BULAN BINTANG Ketua : H.MS. Kaban, SE Jl. Pasar M.HH-30.AH.11.01


(PBB) MSi Minggu Km. Tahun 2012
Sekjen : BM.Wibowo,SE.,MM 18 Jakarta Tanggal 12
Bendahara: Sarinandhe Selatan - Nopember 2012
Djibran,S.H 12740
Telp. 021-
79180734
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUS NGAN
GAMBAR AN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
28 PARTAI DEMOKRASI Ketua : Megawati Jl. Lenteng Agung M.HH-
IINDONESIA PERJUANGAN Soekarnoputri No. 99 Jakarta 13.AH.11.01
(PDI PERJUANGAN) Sekjen : Tjahjo Kumolo Selatan 12610 Tahun 2010,
Bendahara: Olly Dondokambey Telp. 021- 29
7806028, 7806032 September
2010

29 PARTAI BINTANG Ketua : Bursah Zarnubi, SE Jl Tebet Timur M.HH-


REFORMASI Sekjen : H. Rusman HM Ali, Dalam Raya No. AH.11.01
(PBR) SH 43 Tebet Jakarta Tahun 2011
Bendahara: Drs. Yanuar Mulyana Selatan Telp. 021- Tanggal 16
83705266, Fax Juni 2011
021- 83705441

30 PARTAI PATRIOT Ketua : Japto Soelistio Jl. Langsat III No. 7 M.HH-
Soerjosoemarno, SH Kebayoran Baru 55.AH.11.01
Sekjen : Drs. H. Ronald Jakarta Selatan Tahun 2008
Sulistianto Pindah alamat : Tanggal 19
Bendahara: Irwandi Noor Jl. Tanah Arah No. Mei 2008
55 Rt. 08/012, Kel.
Kebon Baru, Kec.
Pondok Pinang
Jakarta Selatan
No. Telp/Fax. (021-
7501209)
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANGAN
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTU
GAMBAR SAN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
31 PARTAI DEMOKRAT Ketua : Dr. Susilo Jl. Kramat Raya M.HH-
Bambang Yudhono No. 146, Jakarta 07.AH.11.01
Sekjen : Edhi Baskoro Pusat Tahun 2013
Yudhoyono Telp. 021- Tanggal 18
Bendahara: Handoyo Mulyadi 31907999 Faks. April 2013
(021) 91908999

32 PARTAI KESATUAN Ketua : Maria Anna Jl. Panglima M.HH-


DEMOKRASI INDONESIA Sekjen: : Pdt.Michael Polim I No. 32 Rt. 10.AH.11.01
(PKDI) Hendry 004/04 Melawai Tahun 2011
Bendahara : Miky Selviano Kebayoran Baru Tanggal 14
Parera, SE jakarta 12160 Juni 2011

33 PARTAI PERSATUAN Ketua : Hary Jl. Tebet Timur III M.HH- Perubahan dari Partai
INDONESIA (PERINDO) Tanoesoedibjo No. 13 -, Tebet 03.AH.11.01 Indonesia Sejahtera
Sekjen : Ahmad Rofiq Jakarta Selatan Tahun 2014 (PIS) Menjadi Partai
Bendahara: Henry Suparman No Tlp.(021) Tanggal 8 Persatuan Indonesia
8294868 Oktober (Perindo)
2014
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANGAN
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTU
GAMBAR SAN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
34 PARTAI KEBANGKITAN Ketua : Drs.H.Choirul Jl. Kramat VI M.HH-
NASIONAL ULAMA Anam No.8 Jakarta 10.AH.11.01
( PKNU ) Sekjen : Ahyad alfida’i Telp.021- Tahun 2013
Bendahara: H. Dipo Nusantara 31923717 Tanggal 15
Pua Upa, S.H Nopember
2013

35 PARTAI MERDEKA Ketua : Dr. H. Rosmawi Jl. Mampang M.HH-


Hasan, MM Prapatan XII No.6 08.AH.11.01
Sekjen : Aji Erlangga, SE, Jakarta Selatan Tahun 2010
M.Si 12790 Tanggal 11
Bendahara: Diana Dewi, SE Telp./fax 021- Mei 2010
7991439

36 PARTAI PERSATUAN Ketua : Dr. KH. M. Yusuf Jl. Kikir No. 12 M.HH-
NAHDLATUL UMMAH Humaidi, MA KP. Ambon 23.AH.11.01
INDONESIA Sekjen : Ir. Andi William Rawasari, Jakarta Tahun 2012
(PPNUI) Irfan, M.Sc Timur Tanggal 6
Bendahara: H. Agus Marbai, September
SE 2012
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANGAN
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTU
GAMBAR SAN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
37 PARTAI SARIKAT Ketua : Jus Usman Jl. HOA M.HH-
INDONESIA Sumanegara,SE.MM,MBA Cokroaminoto 15.AH.11.
(PSI) Berubah Menjadi Sekjen: Neneng A. Tutty, Nomor 55-57, 01 tahun
PARTAI NASIONAL S.H. Menteng, 2012
REPUBLIK Bendahara Umum: H. Jakarta Pusat tanggal 10
Arief Juwanto Tepl. 021- Agustus
3907149, 2012
3904535,
3146149, fax.
021-3146294
38 PARTAI BURUH Ketua : H. Sonny Jalan Tanah M.HH-
Pudjisasono, SH.MM Tinggi II No. 44- 10.AH.11.01
Sekjen : Tiwow Marcus B Jakarta Pusat TAHUN
Wenas 2010
Bendahara: Tommy Sanyoto Tanggal 10
Agustus
2010
39 PARTAI REPUBLIKU Ketua: Ramses David Jalan Letnan M.HH-
INDONESIA Simanjuntak, S.IP, M.Si Jenderal 74.AH.11.
Sekjen: Drs. Suyono Suprapto 01 Tahun
Bendahara: Ronald Nomor 38 2008, 12
Simanjuntak, S.E., MBA. Cempaka Septembe
Putih Jakarta r 2008
Pusat - 10520
Telpon (021)
4288 3860 Fax
(021)
42883861
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA GAMBAR PUSAT KEPUTUS NGAN
AN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
40 PARTAI KONGRES Ketua : Ny. Zakariani Jalan Pramuka M.HH-
Santoso, SIP Raya 137 Jakarta 24.11.01
Sekjen : Drs. Fachrudin Timur-13120 Tahun 2008,
Hasan Telpon/Fax (021) 3 April 2008
Bendahara: Trinarni, SH 85902275 tentang
Pengesahan
Partai
Kongres
Sebagai
Badan
Hukum
41 PARTAI KERAKYATAN Ketua : Ir. Jalan Pintu I M.HH-
NASIONAL SOEBIANTORO, SE Senayan Blok C 25.AH.11.0
Sekjen : JEMMY Lantai 5 Nomor 50 1 TAHUN
SETIAWAN Wisma Fajar 2008, 3 April
Bendahara: Ir. EDIE Gelora Bung Karno 2008
HARIHIANTO Jakarta - 10270 TENTANG
Telpon (021) PENGESAHA
68502299 Fax (021) N PARTAI
8308274 KERAKYATA
N NASIONAL
SEBAGAI
BADAN
HUKUM
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS ALAMAT NOMOR KETERAN
POLITIK TANDA TINGKAT PUSAT KEPUTUSAN GAN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA

42 PARTAI PEMBARUAN Ketua : ENGELINA Jalan BDN RAYA M.HH-32.AH.11.01


BANGSA H. PATTIASINA Nomor 12 Cipete, TAHUN 2008, 3 April
Sekjen : KEMAL T. Jakarta Selatan 2008
MERTOHADIDJOJO 12430 Telpon/Fax TENTANG
Bendahara: M. (021) 7593058 PENGESAHAN
YUSRIZKI PARTAI
PEMBARUAN
BANGSA
SEBAGAI BADAN
HUKUM

43 PARTAI NUSANTARA Ketua : R.M.H. Jl. Cipaku V No. M.HH-33.AH.11.01


KEDAULATAN RAKYAT HEROE SYSWANTO NS 15 Rt. 006 Rw. TAHUN 2008, 3 April
INDONESIA (PARTAI NKRI) Sekjen : ARIS 005, Kel. 2008
WIBOWO RIYADI Petogogan, Kec. TENTANG
Bendahara: Drs. DODI Kebayoran Baru. PENGESAHAN
PREMADI Jakarta Selatan PARTAI NUSANTARA
Telp. (021) 70 KEDAULATAN
993 187, Fax. RAKYAT INDONESIA
(021) 70 233 187 SEBAGAI BADAN
HUKUM
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUSAN NGAN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA

44 PARTAI BINTANG BULAN Ketua : HAMDAN Jalan Raya Pasar M.HH-


ZOELVA, SH., MH Minggu Km.18 34.AH.11.01
Sekjen : MOHAMMAD Nomor 1-B TAHUN 2008, 3
YASIN ARDHY, SH Jakarta Selatan April 2008
Bendahara: NOOR Telpon (021) TENTANG
MOHAMMAD, SE 70920734, PENGESAHAN
79180734 Fax PARTAI
(021) 79180765 BINTANG
BULAN
SEBAGAI
BADAN HUKUM

45 PARTAI KRISTEN DEMOKRAT Ketua : Dr. TOMMY Jalan Tendean M.HH-


SIHOTANG, SH. LL.M Square Unit 16 35.AH.11.01, 3
Sekjen : SONNY Jalan Wolter April 2008
WUISAN Monginsidi TAHUN 2008
Bendahara: AYUB DWI Nomor 122 –124 TENTANG
PRANATA JUNUS Jakarta Selatan PENGESAHAN
12170 Telpon PARTAI
(021) 72786608, KRISTEN
72786308 Fax DEMOKRAT
(021) 72786880 SEBAGAI
BADAN HUKUM
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS ALAMAT NOMOR KETERANG
POLITIK TANDA TINGKAT PUSAT KEPUTUSAN AN
GAMBAR MENTERI
HUKUM DAN
HAK ASASI
MANUSIA
46 PARTAI DEMOKRASI Ketua : Indira Plaza 3 Pondok M.HH-
INDONESIA Damayanti Sugondo Indah Blok A No. 12.AH.11.01
Sekjen : Ir. 3A-7 Jalan R.A. Tahun 2011, 7
SUTRISNO RACHMADI Kartini, Jakarta Juli 2011
Bendahara: Kemal Selatan
Kinasih,SE.,MBA No. Tlp. (021)
75900166 ext.
102, Fax (021)
7666189
47 PARTAI PERSATUAN Ketua : RAHARDJO Jalan Kemang M.HH-
SARIKAT INDONESIA TJAKRANINGRAT Utara Raya No. 6 38.AH.11.01
Sekjen : DIDI OERIP Jakarta Selatan TAHUN 2008, 3
AFFANDI Nomor telpon April 2008
Bendahara: ISPIADI (021) 7199110 Fax TENTANG
(021) 7199240 PENGESAHAN
PARTAI
PERSATUAN
SARIKAT
INDONESIA
SEBAGAI
BADAN HUKUM
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS ALAMAT NOMOR KETERANGAN
POLITIK TANDA TINGKAT PUSAT KEPUTUSA
GAMBAR N MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA

48 PARTAI AKSI RAKYAT Ketua : Bambang Jl Hayam Wuruk M.HH.07.AH.11


semula adalah PARTAI Sungkono Nomro 124, Jakarta .01 Tahun 2012
NASIONAL BANTENG Sekjen : Kamil Setiadi 11180. Telp. 021- Tanggal 28
KEMERDEKAAN (PNBK) Bendahara: Untung 6397323, fax 021- Pebruari 2012
Soegiharto 6591713

49 PARTAI NASIONAL Ketua : Agus Sriwijaya II Nomor M.HH-


INDONESIA, semula Supartono 19 Kebayoran Baru 47.AH.11.01
adalah PARTAI NASIONAL Sekjen : Agus Jakarta Selatan TAHUN 2008,
INDUK BANTENG Sucipto telpon (021) 14 April
KERAKYATAN 1927 Bendahara: Magdalena 70522073, 2008,
Arsad Katuuk 70522074 Fax
(021) 7220017

50 PARTAI KASIH semula Ketua : Paul Jalan Kramat V /18- M.HH-


adalah PARTAI KATOLIK Fatruan A Jakarta 10430 03.AH.11.01
Sekjen : Frans Julius Telpon/ Fax (021) TAHUN 2008,
Wenas 4219130 15 Februari
Bendahara: Ny. Fiece W 2008,
Sumolang
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETER
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTUS ANGAN
GAMBAR AN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA

51 Partai REPUBLIK SATU PARTAI Ketua : D.Yusad Jl. Jatipadang M.HH-


semula Partai Bela Negara Siregar Raya No.4 06.AH.11.01
REPUBLIK Sekjen : Dayat Syarif Pasar Minggu, TAHUN
SATU Narkis Jakarta 2012
Bendahara : Ponten Selatan Tanggal 20
Cahaya Surbakti Telp/Fax. 021- Januari 2012
780 7076
52 PARTAI ISLAM INDONESIA Ketua : Ari haryo Jl. Salemba M.HH-
(PII) berubah menjadi Wibowo raya kav 34-36 12.AH.11.
PARTAI KARYA REPUBLIK Sekjen : Puspito Hadi BC Jakpus 01 tahun
(PAKAR) wibowo 10430 021- 2012
Bendum : Dody Panca 31909870,3190 tanggal 31
wardono 9871 Mei 2012
53 PARTAI KESATUAN Ketua : Dr. Ivone Felicia, Jl. Prof. DR. Satrio M-
REPUBLIK INDONESIA ( SH No. 43 Jakarta 32.UM.06.08
Sekjen : Drs. Edison D Telp. 021-5205175 Tahun 2003 /
PKRI ) 06 September
Haloho
2003
Bendahara: Arya Gotama
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANGA
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTU N
GAMBAR SAN
MENTERI
HUKUM
DAN
HAK
ASASI
MANUSI
A
54 PARTAI KEJAYAAN Ketua : H. Matori Abdul Jl. Dr. Saharjo M-
DEMOKRASI ( PEKADE ) Djalil No. 123 Jakarta 52.UM.06.08
Sekjen : Drs. H. Abdul Selatan – 12850 Tahun 2003 /
Khaliq Ahmad Telp. 021- 06 September
8293626 Fax. 2003
Bendahara: Widi T 021-8293628
Atmadiredja, S.Sos, MBA

55 PARTAI MASYARAKAT Ketua : AGUNG Jalan Raya M.HH-


MADANI NUSANTARA YULIANTO, SE Duren Tiga 48.AH.11.01
semula adalah PARTAI Sekjen : DEOFAVAN Nomor 100 TAHUN
AMANAH SEJAHTERA YULIANTO PUTRA Jakarta 2008, 14
Bendahara: Hj. FATMA April 2008
HELMA

56 PARTAI BHINNEKA Ketua : NURDIN Jalan K.H. M.HH-


INDONESIA ( PBI ) PURNOMO Hasyim Ashari 05.AH.01.
Sekjen : HARINDER Nomor 33-B, 01 TAHUN
SINGH Jakarta-10130 2008
Bendahara: Telpon (021)
JASWINDERJIT 63858611 Fax
(021)
63864182,
Email:
setiaina@indo
sat.net.id
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANGAN
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTUS
GAMBAR AN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
57 PARTAI PEMERSATU Ketua : Drs. HENGKY Jalan KH. M.HH-
NASIONALIS INDONESIA ( BARAMULY, MBA Wahid Hasyim 42.AH.11.
PPNI ) Sekjen : SOEWARNO FRES 141 Jakarta 01 TAHUN
Bendahara: SOFYAN Pusat 2008, 3
MONOARFA Telpon/fax April 2008
(021) 3909327
58 PARTAI GOTONG ROYONG Ketua : DR. Hj. Mien Jl. Diponegoro No. M-
Sugandhi 54 Jakarta Pusat 24.UM.06.08
Sekjen : Drs. H. Heroe Telp. 021-326268, Tahun 2003 /
Soeparto 336377 Fax. 021- 06 September
326654 2003
Bendahara: Karsidi Budi
Anggoro

59 PARTAI REFORMASI Ketua : Ir Welly MM Jl. LetJen Suprapto M.HH-


DEMOKRASI Semula Sekjen : Ny. Ir. Atiek Warsih No. 21, Rt. 012 Rw. 06.AH.11.01
04, Cempaka Baru, Tahun 2008
PARTAI NASIONAL Bendahara: Ny. Patricia Ferrari Kemayoran Jakarta Tgl. 06 Maret
MARHAEN JAYA ( PNMJ ) Juanita Pusat, telp. 021- 2008
42884953
No. NAMA PARTAI LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERANG
POLITIK TANDA PUSAT KEPUTU AN
GAMBAR SAN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
60 PARTAI REPUBLIK semula Ketua : marwah daud Jl. Tiu Kp. Kramat MM.HH-
adalah PARTAI PRO Ibrahim No.18, Kel. Setu- 22.AH.11.01
REPUBLIK Sekjen : Heru Bahtiar Kel. Cipayung Tahun 2012,
Arifin, S.Pd 13880, Jakarta 06
Bendum : Susiwanti Timur September
2012

61 PARTAI PERSATUAN Ketua : MASGARTHA Jalan M.HH-


PERJUANGAN RAKYAT KUARTANEGARA Rambutan 16.AH.11.
Semula adalahPARTAI Sekjen : CHAIRUL Raya Nomor 01 TAHUN
PENYELAMAT BACHTIAR, SH.MM 29 Pejaten 2008, 25
PERJUANGAN Bendahara: BENI HIDAYAT Barat Pasar Maret
REFORMASI Minggu 2008
Jakarta
Selatan 12510
Telpon (021)
71471002,
7970216 Fax
(021) 7970216
62 PARTAI NASIONAL Ketua : Edi Sukirman Jl. Cidurian No. 6 M-
MARHAENIS ( PNM ) Sekjen : Edwin Henawan Cikini 44.UM.06.08
Soekowati Jakarta Pusat Tahun 2003 /
06 September
Bendahara: Hj. Neneng Amalia Telp. 021-326988 2003
D Wacana Fax. 021-39899534
o. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUS NGAN
GAMBAR AN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
3 PARTAI SERIKAT RAKYAT Ketua : DAMANUS TAUFAN Jalan Bungur I, M.HH-
INDEPENDEN Semula adalah SekNas : YOSHI ERLINA Kebayoran Lama 09.AH.11.0 No. Surat :
PARTAI DEMOKRASI Bendahara: SUSY RIZKY Selatan, telp. 1 Tahun 18/SKL/DP
PERJUANGAN RAKYAT ( WIYANTINI 021-7294361, 2012 N/PSRI/KU
PDPR ) Fax. 021- Tanggal 27 /XII/2012
7200509 Maret 2012 Tgl. 4
Pindah alamat Desember
Jl. Guntur No. 2012
57, Kel. Pasar Hal : Surat
Manggis, Perubahan
Setiabudi. Domisili
Jakarta Selatan Kantor
12970
4 PARTAI REFORMASI Ketua : Dr. SYAMSAHRIL Jalan Biak Blok M.HH-
Sekjen : PETRUS A Nomor 17 A – 53.AH.11.0
CHANDRA 17 B Jakarta 1 TAHUN
Bendahara: HAMMIM HASSAN Pusat Telpon 2008, 12
(021) 34833443 Mei 2008
Fax (021)
34833443,
34833555
5 PARTAI INDONESIA TANAH Ketua : Prof. Dr. M. Jalan Erlangga I M.HH-
AIR KITA ( PITA ) DIMYATI HARTONO, SH Nomor 19, 12.AH.11.0
Sekjen : Drs. FRANDS Kebayoran Baru, 1 TAHUN
PEGINUSA, MM, Ph.D Jakarta Selatan 2008, 17
Bendahara: Drs. AMIRSJAH Telpon (021) Maret 2008
BAIS, MBA 70241491, (021)
71409271 Fax
(021) 7225652
o. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUS NGAN
GAMBAR AN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
6 PARTAI KRISTEN NASIONAL Ketua : DR. CLARA Jalan Wahid M.HH-
DEMOKRAT INDONESIA SITOMPUL Hasyim 151 44.AH.11.0
( KRISNA – DEI ) Sekjen : R. DIDIEK Jakarta 10240 1 TAHUN
SOEGITO, SH., MSc Telpon (021) 2008
Bendahara: ESTHER LIDYA 3143147, Tanggal 3
SITOMPUL 31930133 Fax April 2008
(021) 31930436
7 PARTAI ISLAM Ketua : Drs. H. Andi Rasyid Djalil Jl. Raya Pondok Rajeg M-
Sekjen : Drs. Daud Setiawan, SH No.19 Cibinong Bogor 22.UM.06.08
Tel. / Fax. 021- Tahun 2003 /
Bendahara: Dr. Faizah Rosdahlia 8759502 06 September
Rasyid 2003

8 PARTAI TENAGA KERJA Ketua : MUNIR ACHMAD Jl. Masjid 1 M.HH-


INDONESIA (PATKI ) Sekjen : NOVEL MA’RUF, Nomor 3 14.AH.11.0
SH. MH Kampung 1 TAHUN
Bendahara: ABU SOFIAN, SE Melayu Besar 2008
Tebet Jakarta Tanggal 18
Selatan 12830 Maret 2008
Telpon (021)
8298170,
83795213 Fax
(021) 8310605,
E-
mail:partai_tki
@hotmail.com
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUS NGAN
GAMBAR AN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
69 PARTAI KRISTEN INDONESIA Ketua : Pdt. DR. Joseph Marcus Jl. Kelapa Kopyor M-
1945 ( PARKINDO 1945 ) Pattiasina Raya Blok O –1 No. 47.UM.06.08
Sekjen : Drs. Radjakarina 20 Kelapa Gading Tahun 2003 /
Brahmana Permai Jakarta 06
Bendahara: Drs. Rudolf Jafet September
Sumampauw
2003

70 PARTAI DEMOKRASI Ketua : Gregorius Seto Jalan Wijaya M.HH-


KEBANGSAAN BERSATU Harianto Timur III/2A 60.AH.11.01
Semula adalahPARTAI Sekjen : Dr. Erwin A Pohe, Kebayoran Baru Tahun 2008,
PEWARTA DAMAI KASIH MBA Jakarta Selatan 29 Mei 2008
BANGSA (Partai PDKB) Bendahara: Indradi Kristianto 12170 Telpon tentang
(021) 72783783, Pengesahan
7202334 Fax Susunan dan
(021) 72783785 Personalia
DPP Partai
Demokrasi
Kebangsaan
Bersatu
No. NAMA PARTAI POLITIK LAMBANG/ PENGURUS TINGKAT ALAMAT NOMOR KETERA
TANDA PUSAT KEPUTUS NGAN
GAMBAR AN
MENTERI
HUKUM
DAN HAK
ASASI
MANUSIA
71 PARTAI PEMERSATU Taman M.HH-
BANGSA Ketua: H.Sunarto Muntaco Borobudur Raya 14.AH.11.01
Sekjen : H.Achmad Blok DD Nomor TAHUN 2011
Syamhudi 17 Karawaci tanggal 5
Bendahara : Johan Tapilatu Tangerang Oktober 2011
Telpon (021)
55657068 Fax
(021) 55657035
72 Partai NasDem Ketua: Surya Paloh Jl. RP. Soeroso M.HH-
Sekjen :Patrice Rio Capella No. 44, 03.AH.11.01
Bendahara :Frankie Turtan Gondangdia TAHUN 2013
Lama, Jakarta tanggal 06
Pusat Maret 2013
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

1. Partai NasDem Ketua: Surya Paloh Jl. RP. M.HH-03.AH.11.01


Sekjen :Patrice Rio Capella Soeroso No. TAHUN 2013tanggal
Bendahara :Frankie Turtan 44, 06 Maret2013
Gondangdia
Lama,
Jakarta
Pusat

2 PARTAI KEBANGKITAN Ketua : Drs.H. A. Muhaimin Jl. RadenSaleh M.HH-25.AH.11.01


BANGSA Iskandar,M.Sc No. 9 Jakarta Tahun 2012
(PKB) Sekjen : H. Imam Nahrawi Pusat 10430 Tanggal 7 September
Bendahara: H. Bachrudin Nasori Telp. (021) 2012
3145328; Faks.
(021) 3145328
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

3 PARTAI KEADILAN Ketua : M. Anis Matta Jl. TB M.HH-04.AH.11.01


SEJAHTERA Sekjen : Muhamad Taufik Simatupang Tahun 2013
(PKS) Ridlo No. 82 Pasar Tanggal 05 April
Bendahara: Mahfudz Minggu Jakarta 2013
12520, Telp
Abdurrahman
021-78842116,
Faks 021-
78846456

4 PARTAI DEMOKRASI Ketua : Megawati Jl. Lenteng M.HH-13.AH.11.01 HVTA


IINDONESIA PERJUANGAN Soekarnoputri Agung No. 99 Tahun 2010, Simandjukta
(PDI PERJUANGAN) Sekjen : TjahjoKumolo Jakarta Selatan 29 September 2010 k
Bendahara: Olly Dondokambey 12610 mengundurk
Telp. 021- an diri dari
7806028, Seksurat
7806032 kepada
Menkumha
m pada 15
Maret 2010
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

5 PARTAI GOLONGAN Ketua : H. Aburizal Bakrie Jl. Anggrek M.HH-21.AH.11.01


KARYA Sekjen : Idrus Marham Nelly Murni XI Tahun 2012, tanggal
(GOLKAR) Bendahara : Drs. Setya Novanto Slipi, Jakarta 04 September 2012
Barat

Telp. 021-
5302222

6 PARTAI GERAKAN Ketua : Prof. Dr. Ir. Suhardi, Jl. Harsono RM M.HH-13.AH.11.01
INDONESIA RAYA M.Sc No. 54 Tahun 2012 tanggal
(GERINDRA) Sekjen : H. Ahmad Muzani, ragunan, 23Juli 2012
S.Sos Pasasr Minggu,
Bendahara : TA. Muliatna Jakarta Selatan
Djiwandono,MA
Telp. 021-
7801396, fak.
021-7819712
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS MENTERI KETER
No. TANDA ALAMAT
POLITIK GAMBAR
TINGKAT PUSAT HUKUM DAN ANGAN
HAK ASASI
MANUSIA

7 PARTAI DEMOKRAT Ketua : Dr. Susilo Jl. Kramat Raya No. M.HH-
Bambang Yudhono 146, Jakarta Pusat 07.AH.11.01
Sekjen : Edhi Baskoro Telp. 021- 31907999 Tahun 2013
Yudhoyono Faks. (021) Tanggal 18 April
Bendahara: Handoyo Mulyadi 91908999 2013

8 PARTAI AMANAT Ketua : M. Hatta Rajasa Rumah PAN Jl. M.HH-04.AH.11.01


NASIONAL Sekjen : Taufik Kurniawan Warung Buncit Raya TAHUN 2010,
(PAN) Bendahara : Jon Erizal No. 17 Jakarta Tanggal 6 April
Selatan, 2010
Telp (021) 7975588,
Faks: 7975632
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS MENTERI KETER
No. TANDA ALAMAT
POLITIK GAMBAR
TINGKAT PUSAT HUKUM DAN ANGAN
HAK ASASI
MANUSIA

9 PARTAI PERSATUAN Ketua : Drs.H. Jl. Diponegoro No 60 M.HH.20.AH.11.01


PEMBANGUNAN Suryadharma Ali, M.Si Jakarta Tahun 2012,
(PPP) Sekjen :Ir. H.M. Telp. 021- 31926164 Tanggal 04
Romahurmuziy, MT Fax. 021-3908070 September 2012
Bendahara : Drs. H. Mahmud
Yunus

10 PARTAI HATI NURANI Ketua : Wiranto Jl. Imam Bonjol No. 4 M.HH-24.AH.11.01
RAKYAT Sekjen : Dossy Iskandar Menteng Jakarta Pusat, Tahun 2012,
(HANURA) Prasetyo telp 3100169, Faks Tanggal 6
Bendahara : Bambang Sujagad 3100174 September 2012
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS MENTERI KETER
No. TANDA ALAMAT
POLITIK GAMBAR
TINGKAT PUSAT HUKUM DAN ANGAN
HAK ASASI
MANUSIA

11 PARTAI BULAN BINTANG Ketua : H.MS. Kaban, SE Jl. Pasar Minggu Km. M.HH-
(PBB) MSi 18 Jakarta Selatan - 30.AH.11.01
Sekjen : 12740 Tahun 2012
BM.Wibowo,SE.,MM Telp. 021- 79180734 Tanggal 12
Bendahara: Sarinandhe Nopember 2012
Djibran,S.H

12 PARTAI KEADILAN DAN Ketua Umum : LETJEN TNI Jl. Diponegoro No. M-HH-
PERSATUAN INDONESIA (PURN) DR. 63, Menteng – 05.AH.11.01
(PKPI) (Hc) H. Jakarta Pusat TAHUN 2013,
SUTIYOSO, Telp. 021-31922733, TGL. 17 APRIL
SH. Fax. 021-31922822, 2013
Sekjen : Letjen TNI
(Purn) Yusuf
Kartanegara
Bendahara : Ie Kiang Ging
(Cing-Cing)
PDI-P
109

Partai
Golkar
91
Partai
Gerindra
73

Partai
Demokrat
61
PAN
49

PKB
47
PKS
40

PPP
39
Partai
NasDem
35

Partai
Hanura
16 Total
560
kursi
Putusan Mahkamah Konstitusi yang
mengukuhkan syarat pencalonan
Presiden (presidential threshold) dalam
Undang-Undang Pemilihan Umum
mempersempit munculnya calon
Presiden alternatif.
Pemilihan Presiden 2019 berpeluang
kuat menjadi pertarungan ulang seperti
pada 2014 antara Joko Widodo dan
Prabowo Subianto. Namun tidak
tertutup kemungkinan akan ada calon
lain yang muncul.
Presiden Joko Widodo Prabowo Subianto

JUMLAH KURSI
291 KURSI (51,9 PERSEN) 113 KURSI (20,2 PERSEN)

JUMLAH PEROLEHAN SUARA


65,2 JUTA PEMILIH 23,2 JUTA PEMILIH

PARTAI YANG TELAH MENYATAKAN


MENDUKUNG
PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra
Partai Persatuan Pembangunan,
Partai NasDem, Partai Hanura Partai Keadilan Sejahtera
Syarat 20 kursi di DPR atau sekitar
112 dari 560 kursi, atau Syarat 25
persen suara sah nasional, atau
sekitar 31,2 juta dari 124,9 juta
pemilih.
Partai Demokrat
Kursi DPR: 61
Perolehan suara: 12,7 juta pemilih
Partai Amanat Nasional
Kursi DPR: 48
Perolehan suara: 9,4 juta pemilih
Partai Kebangkitan Bangsa
Kursi DPR: 47
Perolehan suara: 11,2 juta pemilih
TOTAL KURSI TOTAL SUARA
PARTAI YANG PARTAI YANG
BELUM BELUM
MENENTUKAN MENENTUKAN
SIKAP SIKAP

156 (27,8 PERSEN) 33,5 JUTA PEMILIH


NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

1 Partai Kebangkitan Bangsa Ketua : Drs.H. A. Muhaimin Jl. RadenSaleh M.HH-25.AH.11.01


Iskandar,M.Sc No. 9 Jakarta Tahun 2012
Sekjen : H. Imam Nahrawi Pusat 10430 Tanggal 7 September
Bendahara: H. Bachrudin Nasori Telp. (021) 2012
3145328; Faks.
(021) 3145328

2 Partai Gerindra Ketua : Prabowo Subianto Jl. Harsono RM M.HH-13.AH.11.01


Sekjen : H. Ahmad Muzani, No. 54 Tahun 2012 tanggal
S.Sos ragunan, 23Juli 2012
Bendahara : TA. Muliatna Pasasr Minggu,
Djiwandono,MA Jakarta Selatan

Telp. 021-
7801396, fak.
021-7819712
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

3 PDI Perjuangan Ketua : Megawati Jl. Lenteng M.HH-13.AH.11.01


Soekarnoputri Agung No. 99 Tahun 2010,
Sekjen : TjahjoKumolo Jakarta Selatan 29 September 2010
Bendahara: Olly Dondokambey 12610
Telp. 021-
7806028,
7806032

4 Partai Golkar Ketua : H. Aburizal Bakrie Jl. Anggrek M.HH-21.AH.11.01


Sekjen : Idrus Marham Nelly Murni XI Tahun 2012, tanggal
Bendahara : Drs. Setya Novanto Slipi, Jakarta 04 September 2012
Barat

Telp. 021-
5302222
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

5 Partai Nasdem Ketua: Surya Paloh Jl. RP. M.HH-03.AH.11.01


Sekjen :Patrice Rio Capella Soeroso No. TAHUN 2013tanggal
Bendahara :Frankie Turtan 44, 06 Maret2013
Gondangdia
Lama,
Jakarta
Pusat

6 Partai Garuda KETUA Umum: Ahmad Ridha


Sabana, SE, MBA
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

7 Partai Berkarya

8 Partai Keadilan Sejahtera Ketua : M. Anis Matta Jl. TB M.HH-04.AH.11.01


Sekjen : Muhamad Taufik Simatupang Tahun 2013
Ridlo No. 82 Pasar Tanggal 05 April
Bendahara: Mahfudz Minggu Jakarta 2013
12520, Telp
Abdurrahman
021-78842116,
Faks 021-
78846456
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

9 Partai Perindo Ketua: Hary Tanu

10 Partai Persatuan Ketua : Drs.H. Suryadharma Jl. Diponegoro M.HH.20.AH.11.01


Pembangunan Ali, M.Si No 60 Jakarta Tahun 2012, Tanggal
Sekjen :Ir. H.M. Telp. 021- 04 September 2012
Romahurmuziy, MT 31926164
Bendahara : Drs. H. Mahmud Yunus Fax. 021-
3908070
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

11 Partai Solidaritas Indonesia Ketua Umum: Grace Natalie

12 Partai Amanat Nasional Ketua : M. Hatta Rajasa Rumah PAN M.HH-04.AH.11.01


Sekjen : Taufik Kurniawan Jl. Warung TAHUN 2010,
Bendahara : Jon Erizal Buncit Raya Tanggal 6 April 2010
No. 17
Jakarta
Selatan,
Telp (021)
7975588,
Faks:
7975632
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

13 Partai Hanura Ketua : Wiranto Jl. Imam Bonjol M.HH-24.AH.11.01


Sekjen : Dossy Iskandar No. 4 Menteng Tahun 2012, Tanggal
Prasetyo Jakarta Pusat, 6 September 2012
Bendahara : Bambang Sujagad telp 3100169,
Faks 3100174

14 Partai Demokrat Ketua : Dr. Susilo Bambang Jl. Kramat M.HH-07.AH.11.01


Yudhono Raya No. Tahun 2013
Sekjen : Edhi Baskoro 146, Jakarta Tanggal 18 April
Yudhoyono Pusat 2013
Bendahara: Handoyo Mulyadi Telp. 021-
31907999
Faks. (021)
91908999
NOMOR
LAMBANG/ KEPUTUSAN
NAMA PARTAI PENGURUS TINGKAT KETER
No. TANDA ALAMAT MENTERI HUKUM
POLITIK GAMBAR
PUSAT DAN HAK ASASI ANGAN
MANUSIA

19 Partai Bulan Bintang Ketua : H.MS. Kaban, SE Jl. Pasar M.HH-30.AH.11.01


MSi Minggu Km. Tahun 2012
Sekjen : BM.Wibowo,SE.,MM 18 Jakarta Tanggal 12
Bendahara: Sarinandhe Selatan - Nopember 2012
Djibran,S.H 12740
Telp. 021-
79180734

20 Partai Keadilan dan Ketua Umum : LETJEN TNI Jl. M-HH-05.AH.11.01


Persatuan Indonesia (PKPI) (PURN) DR. (Hc) Diponegoro TAHUN 2013, TGL.
Hendro Priyono No. 63, 17 APRIL 2013
Sekjen : Letjen TNI (Purn) Menteng –
Yusuf Jakarta Pusat
Kartanegara Telp. 021-
Bendahara : Ie Kiang Ging 31922733,
(Cing-Cing) Fax. 021-
31922822,
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai