Hipnotik Sedatif Dan Alkohol
Hipnotik Sedatif Dan Alkohol
a. Barbiturat
Golongan obat ini telah lama digunakan sebagai hipnotik dan
sedatif. Akan tetapi karena kerjanya yang tidak spesifik, maka
saat ini penggunaannya dikurangi.
Golongan obat ini juga memiliki beberapa efek diantaranya,
Hangover/ after effect yakni gejala residu depresi SSP setelah
efek hipnotik berakhir. Hal itu berupa gejala vertigo, mual,
muntah, atau diare.
Bila diberikan dalam keadaan nyeri, Barbiturat lebih
memberikan efek gelisah, eksitasi dan delirium. Bahkan
penggunaan obat ini juga akan menyebabkan hipersensitif
seperti asma, urtikaria, edema.
Penggunaan golongan obat Barbiturat ini harus dibatasi
penggunaannya yakni dengan hanya untuk jangka waktu
pendek (2 minggu atau kurang).
b. Benzodiazepin
Paraldehid
Paraldehid adalah polimer dari asetat dehid. Obat ini diabsobsi
dengan cepat dan didistribusikan secara meluas sehingga efek hipnotik
akan cepat tercapai hanya dalam waktu 10 – 15 menit.
Kloralhidrat
Kerja obat ini identik dengan obat hipnotik dan sedatif lain. obat
ini dapat menyebabkan pusing, lesu, ataksia, dan mimpi buruk.
Konsumen agaknya dapat menghindari pemakaian berlebihan obat
ini karena keracunan akut dapat menyebabkan ikterius. Sedangkan
penghentian secara mendadak dapat menyebabkan delirium dan
bangkitan yang sering fatal.
Ekulorvinol
Sebagai hipnotik, obat ini hanya memiliki masa kerja yang sangat
pendek untuk mengendalikan insomnia karena sekitar 90% obat
dirusak di hati. Gejala aftertaste seperti mint, pusing, mual, muntah,
hipotensi, dan rasa kebal di daerah muka adalah efek samping yang
paling sering dijumpai selain efek tambahan seperti hipersensitif.
Meprobamat
Obat ini digunakan sebagai antiansietas, hipnotik dan sedatif.
Selain itu sering juga dipakai untuk menanggulangi insomnia pasien usia
lanjut. Namun penggunaan obat ini secara tunggal dan dengan dosis
yang sangat besar dapat menyebabkan hipotensi, syok, gagal jantung
dan depresi nafas yang berat hingga fatal.
Bromida
Obat ini hanya berkhasiat hipnotik lemah, atau batu pada dosis
yang mendekati dosis toksis. Sehingga digunakan terutama sebagai
pereda sakit. Efek sedatif baru muncul setelah beberapa hari,
sedangkan ekresinya lambat sehingga ada bahaya kumulasi dengan
dengan efek toksik, akibatnya obat-obat jenis ini tidak digunakan lagi
pada terapi modern.
Piperidindion dan metaqualon