Anda di halaman 1dari 22

REFERAT OBSTETRI

PERDARAHAN
PASCAPERSALINAN (PPP)
Devara Patty
(2017-84-007)

Pembimbing:
dr. Erwin Rahakbauw, Sp.OG
PENDAHULUAN
• Perdarahan pascapersalin (PPP) : perdarahan yang terjadi
setelah bayi lahir, melebihi 500 ml

• Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) :


kematian ibu (AKB) tahun 2007  228 per 100.000
kelahiran hidup

• PPP bila tidak mendapat penanganan yang semestinya


akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu, serta
proses penyembuhan kembali.
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi perdarahan pascapersalinan


Perdarahan pascapersalinan adalah yang
melebihi 500 ml dapat dikategorikan sebagai
perdarahan pascasalin dan perdarahan yang
secara kasat mata mencapai 1000 ml
• terjadi dalam 24 jam pertama dan
PPP biasanya disebabkan oleh atonia
uteri, berbagai robekan jalan lahir
primer dan sisa plasenta. inversion uteri
(jarang)

• terjadi setelah 24jam persalinan,


PPP biasanya oleh karena sisa
plasenta.
sekunder
Etiologi perdarahan pascapersalinan
• Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
– Hipotoni sampai atonia uteri
• Akibat abestesi
• Distensi berlebihan (gemeli, anak besar, hidramanion)
• Partus lama, partus kasep
• Partus presipitatus/partus terlalu cepat
• Multiparitas
• Korioamnionitis
• Pernah atonia sebelumnya
– Sisa plasenta
• Kotiledon atau selaput ketuban tersisa
• Plasenta susenturiata
• Plasneta akreta, inkreta, perkreta
• Perdarahan karena robekan
– Episiotomiyang melebar
– Robekan pada perineum, vagina, dan serviks
– Rupture uteri
• Gangguan koagulasi
– Jarang terjadi teteapi bisa memperburuk keadaan
di atas, misalnya, pada kaus trombofilia, sindroma
HELLP, preeklmasia, solusio plasenta, kematian
janin dalam kandungan, dan emboli air ketuban.
Atonia uteri

Definisi
•Keadaan lemahnya tonus/ kontraksi
rahim yang menyebabkan uterus
tidak mampu menutup perdarahan
terbuka dari tempat implantasi
plasenta setelah bayi dan plasenta
lahir
Diagnosis
•Ditegakan setelah bayi dan
plasenta lahir masih perdarahan
aktif dan banyak,bergumpal
•Palpasi ditemukan fundus uteri
masih setinggi pusat
Tindakan
• Sikap trendelenburg, memasang venous line,
dan memberikan oksigen
• Merangsang kontraksi uterus
• Tindakan operatif laparotomi dengan pilihan
bedah konservatif (mempertahankan
uterus) atau melakukan histrektomi
Robekan Jalan Lahir
• Robekan jalan lahir biasanya akibat
episiotomi, robekan spontan perineum,
trauma forsep atau vakum ekstraksi, atau
karena versi ekstraksi
Retensio Plasenta
• Retensio plasenta adalah saat plasenta tetap
tertinggal dalam uterus setengah jam setelah
anak lahir
• Penanganan  segera melakukan placenta
manual
Inversi uterus
• Inversi uterus adalah
keadaan di mana lapisan
dalam uterus
(endometrium) turun dan
keluar lewat ostium uteri
eksternum, yang dapat
bersifat inkomplit sampai
komplit
Tanda-tanda inversi uteri:
• Syok karena kesakitan
• Perdarahan banyak bergumpal
• Di vulva tampak endometrium dengan atau
tanpapalsenta yang masih melekat
• Bila baru terjadi maka prognosiscukup baik akan
tetapi bila kejadian cukup lama maka jepitan
serviks yang mengecil akan membuat uterus
mengalami iskemia, nekrosis, dan infeksi.
• Tindakan
• Memanggil bantuan anestesi dan memasang
infuse untuk cairan/darah pengganti dan
pemberian obat
• Pemberian tokolitik/MgSO4 melakukan reposisi
• Melepas plasenta secara manual sambil
memberikan uterotonika lewat infus/i.m
• Pemberian antibiotika dan transfuse darah
sesuai dengan keperluannya
• Intervensi bedah
Perdarahan karena gangguan
pembekuan darah
• Gangguan pembekuan darah dapat dicurigai bila
penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi
disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang
sama pada persalinan sebelumnya
• Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil
pemeriksaan faal hemostasis yang abnormal.
– Waktu perdarahan dan waktu pembekuan
memanjang, trombositopenia,
– Hipofibrinogemia,
– FDP (fibrin degradation product)
– Perpanjangan tes protrombin dan PTT (partial
thromboplastin time)
• Terapi yang dilakukan adalah dengan transfuse
darah dan produknya seperti plasma beku
segar, trombosit, fibrinogen dan heparinisasi
atau pemberian EACA (epsilon amino caproic
acid)
Penanganan perdarahan
pascapersalinan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai