Anda di halaman 1dari 36

ASMA PADA ANAK

GITA NUR AZIZAH


112016296

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


DEFINISI ASMA
• (Asma) gangguan inflamasi kronik saluran napas
yang melibatkan banyak sel dan elemennnya
yang ditandai dengan obsruksi saluran nafas
bersifat reversible dengan atau tanpa
pengobatan.
• Inflamasi kronik  hiperesponsif jalan napas 
menimbulkan bronkospasme  gejala episodik
berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa
berat dan batuk-batuk terutama pada malam
atau dini hari.
• Terdapat atopi pada pasien dan atau keluarganya
Faktor Pemicu Genetik

Serangan Asma Alergen

Faktor Kerja (occupational Factors)

Infeksi Pernafasan

Exercise (Latihan Fisik)

Perubahan Cuaca
Sensitif terhadap obat dan makanan
tertentu
Faktor Psikologis (stress emosional)

Asap rokok ataupun polusi udara

Penyakit (Gastroesophageal Reflux Disease)


Epidemologi
• World Health Organization (WHO) dalam World Heath Report 2000 menyebutkan
Asma merupakan lima penyakit paru utama penyebab kematian di dunia
• WHO (2002) dan GINA (2011) di seluruh dunia diperkirakan terdapat 300juta orang
menderita asma.
• Menurut prevalensi penyakit asma riskesdas 2007 Gorontalo merupakan provinsi
yang mempunyai prevalensi penyakit asma tertinggi dan riskesdas 2013
prevalensi tertinggi adalah provinsi Sulawesi Tengah dan setiap tahun terjadi
peningkatan.
• Sedangkan berdasarkan usia menurut riskesdas tahun 2007 mengatakan bahwa
prevalensi umur terbanyak pada usia dibawah 1 tahun dan lebih dari 75 tahun,
sedagkan pada riskesdas tahun 2013 tertinggi pada usia dibawah 1 tahun dan usia
14-24.
Distribusi Menurut Tempat

Prevalensi Asma Menurut Provinsi Tahun 2007


Distribusi Menurut Tempat

Prevalensi Asma Menurut Provinsi Tahun 2013


Distribusi Menurut Usia
Prevalensi Asma Berdasarkan Karakteristik Umur
Tahun 2007 dan 2013
Patogenesis Asma
Patogenesis Asma
Permeriksaan Pada Asma
Spirometri
• Pengukuran Volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1)
• Kapasitas vital paksa (KVP)

Arus Puncak Ekspirasi (APE)


•Pemeriksaan menggunakan Peak expiratory flow meter (PEF meter) atau Spirometri
•Manfaat untuk menilai perbaikan setelah uji bronkodilator juga dapat digunakan
untuk menilai derajat berat penyakit

Uji Provokasi Bronkus


• Pemeriksaan ini mempunyai sensitivity yang tinggi , tapi spesifisiti yang rendah
• Hasil negative dapat menyingkirkan diagnosis asma persisten, hasil positif tidak
berarti penderita asma

Pemeriksaan Status Alergi


• Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan uji kulit atau pengukuran IgE spesifik serum
• Uji kulit dengan prick test, IgE spesifik dilakukan apabila uji kulit tidak dapat dilakukan
Diagnosis Asma

• Kelompok anak yang patut diduga asma adalah anak yang


menunjukan Batuk dan/atau mengi  timbul secara episodic
cenderung pada malam atau dini hari (nokturnal), musiman, setelah
aktivitas fisik, serta adanya riwayat asma dan/ atau atopi pada pasien
atau keluarga.
Alur Diagnosis Asma Anak (PNAA)
Batuk dan/wheezing
Riwayat penyakit, pemeriksaan fisis, uji tuberkulin

Patut diduga asma: Tidak jelas asma:


• Episodik &/ kronik • timbul masa neonatus
• Nokturnal/morning dip • gagal tumbuh
• musiman • infeksi kronis
• pajanan terhadap pencetus • muntah/tersedak
• riwayat atopi pasien/keluarga •Kelainan fokal paru
• kelainan sistem kardiovaskuler

Periksa peak flow meter/spirometer Pertimbangkan:


untuk menilai: • Foto toraks & sinus
• reversibilitas ( 15%) • uji faal paru
• variabilitas ( 15%) • uji respons terhadap bronkodilator dan
steroid sistemik 5 hari
• uji provokasi bronkus
• uji keringat’
Tidak berhasil • uji imunologis
Berikan bronkodilator • pemeriksaan motilitas silia
• pemeriksaan refluks GE
Berhasil
Berhasil

Diagnosis kerja: Asma Tidak mendukung mendukung


diagnosis lain diagnosis lain

Berikan obat anti asma: Diagnosis dan pengobatan penyakit lain


Tidak berhasil nilai ulang
Diagnosis dan ketaatan
berobat

Pertimbangan asma Bukan asma


disertai penyakit lain

Alur Diagnosis Asma Anak


*Buku Ajar Respirologi Anak IDAI tahun 2010
Klasifikasi Derajat Penyakit
Parameter klinis, kebutuhan Asma episodik jarang Asma episodik sering Asma persisten

obat dan faal paru


< 1x/bulan > 1x/bulan Sering
Frekuensi serangan

Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun,


tidak ada remisi
Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat

Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala


Gejala siang dan malam
Tidur dan aktifitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu

Pemeriksaan fisis diluar Normal (tidak ditemukan Mungkin terganggu Tidak pernah normal
serangan kelainan) (ditemukan kelainan)
Obat pengendali (anti Tidak perlu Perlu Perlu

inflamasi)
Uji faal paru PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60- PEF/FEV1 < 60% Variabilitas
20-
(di luar serangan) 80% 30%
Variabilitas faal paru (bila ada
Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%
Klasifikasi asma pada anak

Gejala/ hari Gejala/malam PEF %


Jarang (Intermittent) < 1/ minggu < 2/ bulan ≥ 80%

Ringan (Mild Persistent) > 1 kali/minggu , tidak tiap hari > 2/ bulan ≥ 80%

Sedang (Moderately Setiap hari timbul saat aktifitas > 1/ minggu 60% – 80%
Persistent)

Berat (Severe Persistent) Berlanjut dengan aktifitas terbatas Sering < 60%
Parameter klinis fungsi Ringan Sedang Berat Ancaman Henti Napas
paru, Laboratorium Tanpa ancaman hanti
napas
Sesak (breathless) Berjalan Berbicara Istirahat Bayi:
Bayi: Bayi: - Tidak mau minum/makan
Menangis Keras - Tangis pendek dan
lemah
- Kesulitan menyusu
atau makan
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin irritable Biasanya irritable Biasanya irritable kebinggungan
Sianosis Tidak ada Tidak ada ada Nyata
Mengi Sedang, sering hanya Nyaring, sepanjang Sangat nyaring, terdengar Sulit/tidak terdengar
pada akhir respirasi inspirasi dan ekspirasi tanpa stetoskop
Penggunaan otot bantu Biasanya tidak Biasanya ya ya Gerakan paradox torako-
respiratorik abdominal
Retraksi Dangkal, retraksi Sedang, ditambah Dalam, ditambah nafas Dangkal/hilang
Frekuensi napas takipnu takipnu takipnu bradipnu

Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar


Usia Frekuensi napas normal
>2 bulan <60 /menit
2-12 bulan <50 /menit
1-5 tahun <40 /menit
6-8 tahun <30/menit
Frekuensi nadi normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku frekuensi nada pada anak
Usia Frekuensi napas nomal
2-12 bulan <160/ menit
1-5 tahun <120/menit
3-8 tahun <110/menit
Pulsus paradoksus Tidak ada Ada Ada Tidak ada, tanda
>10 mmHg 10-20 mmHg >20 mmHg kelelahanotot
PEFR atau FEV1
(% nilai prediksi/%
nilai terbaik)
Prabronkodilator
>60% 40-60% <40%
Pascabronkodilator
>80% 60-80% <60%
Respon < 2jam

SaO2% >95% 91-95% ≤90%


PaO2 Normal
(biasanya tidak >60 mmHg <60 mmHg
perlu diperiksa)

PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45mmHg


Sangat Mengi/
Gejala Serangan Asma
gelisah wheezing

Batuk dan
nafas
pendek

Tidak
mampu
berbicara

Dada
tertekan

Biru di
sekitar bibir
& ujung jari
Sakit berulang

Aktifitas terganggu

Kualitas
hidup rendah Emosi tidak stabil

Tumbuh kembang
terhambat

Sering bolos
sekolah

Nilai akademik
merosot
Tatalaksana
• Tujuan tatalaksana asma secara umum menurut Pedoman
Pengendalian Penyakit Asma tahun 2009

Menghilangkan dan Meningkatkan dan


Mencegah eksaserbasi
mengendalikan gejala mempertahankan faal
aku
asma paru seoptimal mungkin

Mencegah keterbatasan
Mengupayakan aktivitas
Menghindari efek aliran udara (airlow
normal termasuk
samping obat limitation) irreversible
exercise
dan mencegah kematian
Tatalaksana
• Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin
tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal.

Anak dapat Sedikit mungkin Gejalan tidak


menjalani angka absensi timbul pada siang
aktivitas normal disekolah atau malam hari

Uji fungsi paru Kebutuhan obat Efek obat dapat


dapat senormal seminimal dicegah atau
mungkin mungkin kurang
Pereda/pelega Pengontrol
Reliever = Rescue Controler
Diberi saat kumat Dipakai rutin
Tatalaksana Medikamentosa
Sediaan dan Dosis Obat Pelega Untuk Mengatasi
Gejala Asma
Lanjutan
Sediaan dan Dosis Obat Pengontrol Gejala Asma
Lanjutan
Cara Pemberian Obat
Komplikasi
Status asmatikus
• Eksaserbasi akut yang tidak berespon terhadap pengobatan dan
memerlukan rawat inap di rumah sakit
• Gejala berupa distress napas berat, dyspnea, mengi, batuk dan
penurunan aliran puncak ekspirasi (peak expiratory flow/ PEF)
• Tatalaksana lini pertama eksaserbasi asma antara lain pemberian
oksigen, pemberian bronkodilatator kerja pendek secara berulang,
pemberian kortikosteroid oral atau intravena.
Pencegahan Asma

Health Specific
Promotion protection

Disability Early Diagnosis


Limitation dan Prompt
Treatment

Rehabilitation
Program Pemerintah

1. Pencegahan Primer
Ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada bayi dengan risiko asma
(orang tua asma), dengan cara:
a. Penghindaran asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan masa
perkembangan bayi/anak.
b. Diet hipoelergenik ibuhamil, asalkan/dengan syarat diet tersebut tidak
menganggu asupan janin.
c. Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
d. Diet hipoalergenik ibu menyusui
Program Pemerintah

2. Pencegahan Sekunder
Ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah tersentisisasi
dengan cara menghindari pajaran asap rokok, serta allergen dalam ruangan
terutama tungau debu rumah.
3. Pencegahan Tersier
Ditujukan untuk mencegah manifestasi asma pada anak yang telah
menunjukkan manifestasi penyakit alergi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai