Periode Madinah
Periode ini berlangsung sejak hijrah Rasulullah dari mekkah hingga beliau wafat. Periode
ini berjalan selama 10 tahun. Pada periode ini fiqih lebih menitik-beratkan pada aspek
hukum-hukum praktikal dan dakwah islamiyah yang membahas tentang akidah dan
akhlak. Oleh sebab itu perlu adanya perundang-undangan yang mengatur tentang kondisi
masyarakat dari tiap aspek, satu persatu ia turun sebagai jawaban terhadap semua
permasalahan, kesempatan, dan perkembangan.
Dalam masa inilah umat islam berkembang dengan pesatnya dan pengikutnya terus
menerus bertambah. Sehingga timbulah keperluasan untuk mengadakan syari’at dan
peraturan-peraturan, karena masyarakat membutuhkan-nya untuk mengatur
perhubungan antara anggota masyarakat satu dengan lainnya, baik dalam masa damai
ataupun dalam masa perang.
Pada periode Madinah inilah turun ayat-ayat menerangkan hukum-hukum syariah dari
semua persoalan yang dihadapi manusia, baik ibadah seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan
muamalat seperti aturan jual-beli, masalah kekeluargaan, kriminalitas hingga persoalan-
persoalan ketata-negaraan. Dengan kata lain, periode Madinah dapat pula disebut periode
revolusi sosial dan politik. Rekontruksi sosial ini ditandai dengan penataan pranata-
pranata kehidupan masyarakat Madinah yang layak dan dilanjutkan dengan praktek-
praktek pemerintahan yang dilakukan oleh Nabi saw, sehingga menampilkan islam sebagai
suatu kekuatan politik. Karena itulah surat-surat Madaniyah, seperti surat-surat Al-
Baqarah, Ali Imran, An-Nisa’, Al-Maidah, Al-Anfal, At-Taubah, An-Nur, Al-Ahzab, banyak
mengandung ayat-ayat hukum disamping megandung ayat-ayat aqidah, akhlak, sejarah,
dll.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
yaitu: