1
Nabi saw. juga telah menggunakan kata hadits dengan arti khabar
sebagaimana terlihat dalam suatu sabdanya:
(أل محححن بلغحححه عنحححي ححححديث فكحححذب بحححه فقحححد كحححذب ثلثحححة الححح ورسحححوله والحححذي ححححدث بحححه )رواه أحمحححد والحححدارمي
الحديث هو أقواله صلى ال عليه وسلم وأفعاله وتقريره مما يتعلق به حْكم بنا
2
dengan hadits hanyalah hal-hal yang datang dari Nabi Muhammad saw.
dan bahkan hanya yang terkait dengan hukum saja.
b. Sunnah
3
Dalam al-Qur`ân kata sunnah mempunyai makna yang berbeda dengan
pengertian yang berlaku pada umumnya. Perhatikan ayat berikut ini!
(sebagai sunnah Allâh yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali
tiada akan menemukan perubahan bagi sunnah Allâh itu)
Dalam hadits kata sunnah bermakna perbuatan yang variabel dari segi
waktu pelaksanaannya. Misalnya makna kata sunnah dalam hadits:
من سن في السلم سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها من غير أن ينقص من عملهم من شيء ومن سن سنة سيئة
فعليه وزرها ووزر من عمل بها من غير أن ينقص من أوزارهم من شيء
4
melakukannya tanpa mengurangi sedikitpun upah ‘amal mereka.
Barangsiapa membuat kegiatan yang buruk dalam (menurut) Islam
maka ia berhak memperoleh dosanya dan dosa dari orang yang
melakukannya tanpa mengurangi sedikitpun dosa ‘amal mereka).
Dalam hadits di atas terdapat dua kata-kata yang patut digarisbawahi,
yakni kata sunnah hasanah ( )سحححنة حسحححنةyang berarti prilaku, atau
perbuatan yang baik, jalan yang baik (thariqah hasanah = )طريقة حسنةdan
kata sunnah sayyi`ah ( )سنة سيئةyang berarti prilaku, atau perbuatan yang
jelek, jalan yang buruk (thariqah sayyi`ah = )طريقححة سحححيئة. Keduanya
bersumber dari semua manusia tanpa kecuali, apalagi yang terkait
dengan pribadi Nabi saw.
Makna kata sunnah juga dapat dipahami dari sebuah hadits lainnya
sebagai berikut:
، لكني أصوم وأفطر وأصلي وأرقد وأتححزّوج النسححاء، أما وال إني لخشاكم ل وأتقاكم له، أنتم الذين قلتم كذا وكذا.…
(فمن رغب عن سنتي فليس مني )متفق عليه
(…. Kamu semua yang berkata demikian …, ingatlah, demi Allâh aku
adalah orang di antara kalian yang paling takut kepada Allâh dan orang
yang lebih bertaqwa kepadaNya, tetapi aku berpuasa dan berbuka,
mendirikan shalat, tidur, dan menikahi wanita. Barangsiapa yang
membenci sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku)
Dari dua hadits di atas ada pelajaran bagi kita bahwa kata sunnah
mempunyai dua kategori, yakni sunnah hasanah (prilaku, tradisi yang
baik yang tentunya dibenarkan menurut norma agama) dan sunnah
sayyi`ah (tradisi, prilaku yang tidak baik menurut norma agama). Hal
tersebut selaras dengan pemahaman yang diberikan oleh ibn Hajar,
5
bahwa sunnah bukan merupakan perimbangan bagi hukum wajib,
haram, ataupun mubah, sebagaimana yang terdapat dalam pandangan
para Ahli Fiqh, tetapi merupakan tatacara hidup.
a. Menurut para Ahli Hadits, sunnah sama dengan hadits, yakni seluruh
kegiatan yang bersandar pada Nabi saw.
.ما أضيف إلى النبي
b. Menurut para Ahli Fiqh, sunnah adalah segala hal yang apabila
dikerjakan maka pelakunya diberikan pahala, dan jika ditinggalkan
maka pelakunya tidak berdosa.
Dalam hal ini perlu diketahui bahwa sunnah merupakan bagian dari
hukum Islam yang lima, di sampingnya ada wajib, haram, makruh dan
mubah.
c. Khobar
6
Dalam batasan etimologis kata khabar ( )خحبرberarti berita (naba`,)نبحأ.
Secara terminologis khabar dipahami dengan tiga pengertian sebagai
berikut:
d. Atsar
Atsar menurut bahasa adalah sisa dari sesuatu. Sedangkan menurut
istilah ada dua pendapat :
• Ada yang mengatakan bahwa atsar itu sama dengan hadits, makna
keduanya adalah sama.
• Ada yang berpendapat bahwa atsar berbeda dengan hadits, yaitu
apa yang disandarkan kepada shahabat dan tabi’in, baik berupa
perkataan dan perbuatan mereka.
Dalam arti harfiah kata atsar ( )أثرberarti sesuatu yang tersisa,
pengaruh (baqiyah al-syay` = )بقية الشيء. Sedangkan secara terminologis
atsar mempunyai maksud sebagai berikut:
a. sebagai sinonim (muradif = )مرادفbagi kata hadits;
7
b. mempunyai makna lain dari al-hadits, yakni segala hal yang
disandarkan pada sahabat dan tabi’in yang berupa ucapan atau
perbuatan
ما أضيف إلى الصحابة والتابعين من أقوال أو أفعال
Dalam pengertian lain atsar didefinisikan
ن ُدْوَنُهْم
ْ ن أْو ِم
َ حاَبِة أْو الّتاِبِعْين أْو َتاِبِع الّتاِبِعْي
َصَ ن ال
ْ سّلَم ِم
َ عَلْيِه َو
َ ل
ُ صّلى ا
َ غْيِر الّنِبي
َ ن
ْعَ جاَء
َ لَثُر َما
َا
Atsar, adalah segala sesuatu yang datang selain dari Nabi saw, yaitu
dari shahabat, tabi’in, atau generasi setelah mereka.
Contah-contoh
3. Contoh hadits taqriry (persetujuan) adalah hadis dari Ibnu Abbas ra,
ب َتَْقّذًَرا َو
َ ض
ْ ك ال
َ ط و َتَر
ِ ن الْق
َ ن َو ِم
ِ سْم
ّ ن ال
َ ل ِم
َ طا َفأَك
ً ضًَبا َو أْق
ْ سْمًنا َو أ
َ سّلَم
َ علْيِه َو
َ ل
ُ صّلى ا
َ ل
ِ لا
ُ سْو
ُ ت َِإَلى َر
ْ خالَتُه َأْهَد
َ ن
َّ
سّلَم
َ علْيِه َو
َ ل
ُ صّلى ا
َ ل
ِ لا
ُ سْو
ُ عَلى َماِئَدِة َر
َ ل
َ حَراًما َما ُأِك
َ ن
َ َوَلْو َكا،سّلَم
َ علْيِه َو
َ ل
ُ صّلى ا
َ عَلى َماِئَدِتِه
َ ل
َ أِك
Bahwa bibinya memberi hadiah kepada Rasulullah saw berupa mentega,
daging biawak dan keju, lalu beliau memakan mentega dan keju dengan
meninggalkan daging biawak karena merasa jijik, tetapi daging itu
dimakan di meja makan rasulullah saw, seandainya haram maka tak akan
dimakan di meja Rasulullah saw
4. Contoh hadits sifat, yaitu hadis yang memuat sifat pribadi nabi saw,
adalah hadis dari Anas ra;
سَمُر
ْ طأ
ٍ سْب
َ ل
َ جْعٍد َو
َ س ِب
َ شْعُرُه َلْي
َ ن
َ سِم َوَكا
ْج
ِ ن اْل
ُس
َح
َ صيِر
ِ ل ِباَْلَق
َ ل َو
ِ طِوي
ّ س ِبال
َ سّلَم َرْبَعًَة ًلْي
َ علْيِه َو
َ ل
ُ صّلى ا
َ ل
ِ لا
ُ سْو
ُ ن َر
َ َا
شى َيَتَكّفُأ
َ ن ِإَذا َم
ِ الّلو
8
Rasulullah itu tingginya sedang, tidak tinggi dan tidak pendek,
tubuhnya bagus, rambutnya tidak keriting dan tidak lurus, warnanya
coklat, apabila berjalan rambutnya bergoyang.
Istilah mauquf dan marfu' adalah ditujukan kepada dari mana sumber
berita tsb diambil. Jika diambil dari shahabat nabi saw maka disebut
hadits mauquf, sedangkan jika diambil dari nabi saw maka disebut
hadits marfu'.
B. Struktur Hadits
9
Ibarat sebuah bangunan struktur hadits terdiri atas tiga unsur, yaitu
sanad, matan, dan mukharij. Ketiganya merupakan pilar yang relatif harus
ada dalam bangunan sebuah hadits.
10
Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati
dalam mamahami hadist ialah:
Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi
Muhammad atau bukan, Matan hadist itu sendiri dalam
hubungannya dengan hadist lain yang lebih kuat sanadnya (apakah
ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan
ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).
1. Sanad
حدثنا عبد ال بن يوسف قال أخبرنا مالك عن بن شهاب عن محمد بن جبير بحن مطعحم عحن أبيحه قحال سحمعت:البخاري
رسول ال صلى ال عليه وسلم قرأ في المغرب بالطور
Dari contoh tersebut yang dimaksud dengan sanad adalah enam nama-
nama yang berurutan, yaitu (1) al-Bukhari, (2) ‘Abd Allâh, (3) Malik, (4)
ibn Syihab, (5) Muhammad, dan (6) ayahnya (Jubair ibn Muth’im).
11
a. Isnad
Dari segi bahasa, isnad berarti mengangkat hadits hingga pada orang
yang mengucapkannya ()رفع الحديث إلى قائله. Isnad merupakan bentuk atau
proses. Sedangkan sanad adalah keadaannya. Namun demikian,
sebagian dari ahli hadits menyatakan bahwa kata isnad bermakna
sama dengan kata sanad, yakni merupakan jaring periwayatan hadits.
Menurut ibn al-Mubarak, isnad termasuk bagian dari agama,
seandainya tidak ada isnad niscaya orang akan ngomong sembarang,
menurut apa maunya.
b. Musnid
Musnid ()مسححححِند adalah orang yang meriwayatkan hadits dengan
sanadnya, baik mempunyai ilmunya maupun tidak kecuali ia
mengisnadkan hadits seorang diri.
c. Musnad
Adapun Musnad ( )مس حَندadalah materi hadits yang diisnadkan. Dalam
pengertian istilah, kata musnad mempunyai tiga makna, yaitu:
1) Kitab yang menghimpun hadits sistem periwayatan masing-masing
Shahabat, misalnya Musnad Imam Ahmad;
2) Hadits marfu’ yang muttashil sanadnya, maka hadits yang demikian
dinamakan hadits musnad;
3) Bermakna sanad tetapi dalam bentuk Mashdar Mim.
2. Matan
Secara harfiah matan berasal dari Bahasa Arab matn ( )مْتححنyang
berarti apa saja yang menonjol dari (permukaan) bumi (ماصلب وارتفححع مححن
)الرض. berarti juga sesuatu yang tampak jelas, menonjol; punggung
jalan atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas; matnul-ard
berarti lapisan luar/kulit bumi; dan ( )َمِتْينyang berarti kuat/kokoh ( ي
ّ قو
شديد/). Sedangkan menurut peristilahan Ilmu Hadits, al-Badr bin Jama’ah
memberikan batasan pengertian matan yakni:
المتن هو ما ينتهي إليه السند من الكلم
(Matan adalah redaksi (kalam) yang berada pada ujung sanad)
12
المْتن هو ألفاظ الحديث التي تتقوم بها المعاني
(Matan adalah kata-kata (redaksi) hadits yang dapat dipahami
maknanya)
Matan hadits juga disebut dengan pembicraan atau materi berita yang
diover oleh sanad yang terahir. Baik pembicaraan itu sabda Rasul
s.a.w., sahabat ataupun tabi’in. Baik isi pembicaraan itu tentang
perbuatan Nabi atau perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh
Nabi.
حدثنا عبد ال بن يوسف قال أخبرنا مالك عن بن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيحه قحال سححمعت رسحول الح
(قرأ في المغرب بالطور )رواه البخاري
13
oleh Allah dalam surat al-Hijr ayat 9 tentang keterjaminan otentisitas
al-Qur’an baik dari segi teks maupun substansi doktrinalnya.
Tata letak matan dalam struktur utuh penyajian hadits senantiasa
berada pada ujung terakhir setelah penyebutan sanad. Kebijakan
peletakan itu menunjuk fungsi sanad sebagai pengantar data mengenai
proses sejarah transfer informasi hadits dari nara sumbernya. Dengan
kata lain, fungsi sanad merupakan media pertanggungjawaban ilmiah
bagi asal-usul fakta kesejarahan teks hadits.
3. Mukharrij
Makna harfiah kata mukhârrij ( )مخّرجyang berasal dari kata kharraja (
)خححّرجadalah orang yang mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa
didatangkan dari kata akhraja ( )أخرجdengan isim fa’ilnya mukhrij ()مخرج.
Menurut para Ahli Hadits, yang dimaksud dengan mukharrij adalah
sebagai berikut:
المخرج \ المخّرج هو الذي يشتغل بجمع الحديث
(Mukhrij atau mukharrij: orang yang berperan dalam pengumpulan
hadits)
14
yang telah berhasil menyusun kitab berupa kumpulan hadits, seperti al-
Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, dsb. Dalam contoh hadits di atas al-
Bukhari adalah seorang mukharrij / mukhrij / rawi bagi sebuah hadits.
15