Ulkus Kornea
Ulkus Kornea
2. Membran Bowman
Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang
merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti
stroma dan berasal dari bagian depan stroma
Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
LANJUTTAN …
3. Jaringan Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen tipe 1 yang
sejajar satu dengan yang lainnya. Pada permukaan terlihat
anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat kolagen ini
bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu
lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit
merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast
terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan
embrio atau sesudah trauma. Ketebalan stroma kornea
mencakup 90% dari ketebalan kornea. Stroma kornea tidak dapat
beregenerasi.
LANJUTTAN …
4. Membran Descement
o Merupakan membrana aselular dan merupakan batas
belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan
merupakan membrane basalnya.
o Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup,
mempunyai tebal 40 µm.
5. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar
20-40 m. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemidosom dan zonula okluden.
ULKUS KORNEA
Definisi
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan
kornea akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan
adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel
sampai stroma
EPIDEMIOLOGI
Di Amerika insiden ulkus kornea bergantung pada penyebabnya.
Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000
penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus
kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa
kontak, dan kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya.
Walaupun infeksi jamur pada kornea sudah dilaporkan pada
tahun 1879 tetapi baru mulai periode 1950 keratomikosis
diperhatikan.
Banyak laporan menyebutkan peningkatan angka kejadian ini
sejalan dengan peningkatan penggunaan kortikosteroid topikal,
penggunaan obat imunosupresif dan lensa kontak.
Singapura melaporkan selama 2.5 tahun dari 112 kasus ulkus
kornea 22 beretiologi jamur. Berdasarkan kepustakaan di USA,
laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu sebanyak
71%, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di India
Utara ditemukan 61% laki-laki
ETIOLOGI
A. INFEKSI
Infeksi Bakteri
Disebabkan oleh P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia, spesies
Moraxella, dan Moraxella liquefaciens merupakan penyebab
paling sering. Hampir semua ulkus berbentuk sentral. Gejala
klinis yang khas tidak dijumpai, hanya sekret yang keluar
bersifat mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan infeksi P.
aeruginosa.
Infeksi Jamur
Disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus,
Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.
LANJUTTAN …
Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai.
Bentuk khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil
dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus
dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila mengalami nekrosis
di bagian sentral. Infeksi virus lainnya varicella-zoster, variola,
vacinia (jarang).
Acanthamoeba
Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat
didalam air yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi
organik. Infeksi kornea oleh acanthamoeba adalah komplikasi
yang semakin dikenal pada pengguna lensa kontak lunak,
khususnya bila memakai larutan garam buatan sendiri. Infeksi
juga biasanya ditemukan pada bukan pemakai lensa kontak yang
terpapar air atau tanah yang tercemar.
B. NON INFEKSI
Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan
anorganik, organik dan organik anhidrat. Bila bahan asam
mengenai mata maka akan terjadi pengendapan protein
permukaan sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi maka tidak
bersifat destruktif. Biasanya kerusakan hanya bersifat superfisial
saja. Pada bahan alkali antara lain amonia, cairan pembersih
yang mengandung kalium/natrium hidroksida dan kalium
karbonat akan terjadi penghancuran kolagen kornea.
Pajanan (exposure)
Neurotropik
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea ,
yaitu :
1. Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea bakterialis
Ulkus kornea fungi
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea acanthamoeba
(Gambar. B) Ulkus
Kornea
Pseudomonas
B. ULKUS KORNEA FUNGI
(Gambar b) Ulkus
Kornea Herpetik
D. ULKUS KORNEA ACANTHAMOEBA
Gambar Ulkus
KorneaAcanthamoeba
2. ULKUS KORNEA PERIFER
a.Ulkus Marginal
Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel
berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat
pada infeksi stafilococcus, toksit atau alergi dan gangguan
sistemik pada influenza disentri basilar gonokok arteritis nodosa,
dan lain-lain. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya
lateral. Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus
eritromatosis dan lain-lain.
LANJUTTAN …
b. Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer
kornea kearah sentral. ulkus mooren terutama terdapat pada usia
lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui. Banyak
teori yang diajukan dan salah satu adalah teori hipersensitivitas
tuberculosis, virus, alergi dan autoimun. Biasanya menyerang
satu mata. Perasaan sakit sekali. Sering menyerang seluruh
permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau yang
sehat pada bagian yang sentral.
c. Ring Ulcer
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea
terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di
dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang timbul
perforasi. Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat
menjadi satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang
sebetulnya tak ada hubungan dengan konjungtivitis kataral.
Perjalanan penyakitnya menahun.
PATOLOGI ULKUS KORNEA LOKAL
1. Tahap Infiltrasi Progressif
Ditandai dengan infiltrasi polimorfonuklear dan limfosit dalam
epitel dari sirkulasi perifer dengan sel dari stroma. Selanjutnya
nekrosis jaringan dapat terjadi , tergantung pada virulensi agen
penyebab dan kekuatan host mekanisme pertahanan.
4. Tahap sikatrik
Dalam tahap ini penyembuhan dilanjutkan dengan epitelisasi
progresif yang membentuk penutup permanen. Di bawah
epitel, jaringan fibrosa yang diganti sebagian oleh kornea
fibroblast dan sebagian oleh sel endotel. Bekas luka yang
dihasilkan disebut 'nebula'. Proses memperdalam dan
mencapai hingga lapisan membran descemet ini membentuk
suatu tonjolan sebagai Descemetocele.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa
Gejala Subjektif
Silau (akibat kontraksi iris meradang yang nyeri)
Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus
terdapat pada perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan
lapisan epitel kornea
Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva
Sekret mukopurulen (pada ulkus bakteri purulen)
Merasa ada benda asing di mata
Pandangan kabur
Mata berair
Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
LANJUTTAN …
Gejala Objektif
Injeksi siliar
Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat
Hipopion
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis dengan menggunakan
slit lamp dan pemeriksaan laboratorium.
Anamnesis
Pasien penting pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan
adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat
penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat
infeksi virus herpes simplek yang sering kambuh. Hendaknya
pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien
seperti kortikosteroid
LANJUTTAN …
Pemeriksaan Fisik
Didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar,
kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea.
Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan
hipopion. Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan
diagnostik seperti :
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Tes air mata
Pemeriksaan slit-lamp
Keratometri (pengukuran kornea)
Respon reflek pupil
Antibiotik sistemik.
Biasanya tidak diperlukan. Tapi diperlukan untuk kasus yang
berat dengan perforasi atau jika sclera ikut terkena dapat
diberikan cephalosporine dan aminoglycoside atau oral
ciprofloxacin (750 mg dua kali sehari).
Ulkus kornea jamur
Antifungi topikal diberikan secara tetes digunakan dalam jangka
yang lama :
Natamycin tetes mata (5%)
Fluconazol tetes mata (0,2%)
Nystatin salep mata (3,5%)
Antifungi sistemik diperlukan untuk kasus ulkus kornea karena
jamur dengan derajat berat, dapat diberikan dengan tablet
Fluconazole atau ketoconazole selama 2-3 minggu.
Ulkus kornea virus
Antivirus topikal selalu dimulai dengan 1 jenis obat dahulu dan
dilihat responnya. Biasanya setelah 4 hari, lesi mulai membaik
dimana akan sembuh total dalam 10 hari. Setelah sembuh,
pemberian dosis obat dapat diturunkan setiap 5 hari. Jika sampai
hari ke 7 pemberian antivirus tidak berespon berarti virus sudah
resisten terhadap obat tersebut, sehingga dapat diganti dengan
antivirus yang lain atau dapat dilakukan mekanik debridement.
Antivirus yang paling sering digunakan :
Aciclovir salep mata (3%), diberikan 5 kali sehari sampai ulcer
sembuh lalu dilanjutkan 3 kali sehari selama 5 hari. Obat ini
paling sering digunakan selain efek samping paling sedikit,
Aciclovir juga dapat penetrasi ke epitel kornea dan ke stroma.
Ganciclovir gel (0.15%), diberikan 5 kali sehari sampai ulcer
sembuh lalu dilanjutkan 3 kali sehari selama 5 hari.