Anda di halaman 1dari 51

KEBIJAKAN NASIONAL

PROGRAM KERJASAMA PUSKESMAS, UTD DAN


RS DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK
MENURUNKAN AKI
(QUICKWINS PELAYANAN DARAH)

Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Disampaikan pada Pertemuan Penguatan Pelayanan Darah (Quick Win) di Provinsi Jawa
Barat
Bandung, 30 November 2017
• SESUAI KEBUTUHAN
• JUMLAH,
• JENIS, RASIONAL
• TEPAT WAKTU DAN MUDAH DIAKSES

• AMAN
• BERKUALITAS
AMAN & BERKUALITAS

• DONOR SEHAT
• UJI SARING
DONOR
AMAN
UTD

RS

• RANTAI DINGIN
BERKUALITAS • SISTEM
TERTUTUP
Quick Wins
Program Pelayanan Darah

4
PAYUNG HUKUM
QUICK WINS PELAYANAN DARAH

 Perpres No. 2 Thn 2015 tentang RPJMN 2015-2019


 KMK No. 52 Thn 2015 tentang Renstra Kemenkes 2015 – 2019
 PMK No. 92 Thn 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Program Kerja Sama antara Puskesmas, UTD dan RS dalam
Pelayanan Darah untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu

Indikator Target
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Puskesmas yang telah 200 1600 3000 4.400 5.600
berkerjasama melalui Dinas
Kesehatan dengan UTD dan RS
ROADMAP PUSKESMAS YANG BEKERJASAMA MELALUI DINKES
KAB/KOTA DENGAN UTD DAN RS TAHUN 2015 - 2019

2019 5600 Puskesmas yang telah bekerjasama


melalui Dinkes dengan UTD dan RS
Total Puskesmas 2018
yang telah bekerjasama
melalui Dinkes dengan
4400 Puskesmas yang telah bekerjasama
UTD dan RS:
1.668 Puskesmas 2017 melalui Dinkes dengan UTD dan RS
(104,25%)
3000 Puskesmas yang telah bekerjasama
melalui Dinkes dengan UTD dan RS
2016
212 Puskesmas yang telah
1600 Puskesmas yang telah bekerjasama
bekerjasama melalui Dinkes
dengan UTD dan RS (106%) melalui Dinkes dengan UTD dan RS
2015 Tahun Target/Tahun Jumlah
200 Puskesmas yang telah bekerjasama Komulatif
melalui Dinkes dengan UTD dan RS 2015 200
2016 1.400 1.600
2017 1.400 3.000
2018 1.400 4.400
2019 1.200 5.600
Sumber : Perpres 2/2015 ttg RPJMN 2015-2019
6
 Ketersediaan darah merupakan masalah yang krusial (WHO).

 AKI di Indonesia masih tinggi:


• 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2012).
• sekitar 28% penyebab kematian ibu adalah perdarahan
(Data rutin Dit. Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016)

 Produksi darah secara nasional (tahun 2015) sebanyak 4,1 juta


kantong darah per tahun. Sesuai rekomendasi WHO untuk
memenuhi kebutuhan darah suatu daerah, kebutuhan darah
minimal 2% dari jumlah penduduk atau 5,1 juta kantong
darah/tahun

 Kekurangan ketersediaan darah meliputi juga jenis golongan


darah langka seperti gol. darah AB, Rhesus Negatif atau lainnya.
TINGGINYA AKI

8
Lap Rutin Kesehatan Ibu 2010 - 2016
PENYEBAB KEMATIAN IBU DI INDONESIA
TAHUN 2016

Perdarahan
Lain – lain 28% Perdarahan
29%
Hipertensi

Infeksi

Ggn Darah
Ggn Ggn Metabolik
Metabolik
3% Lain lain
Ggn darah Hipertensi
8% 25%
Infeksi, 5%

Data per Desember 2016


Sumber Data : Data Rutin Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016
DONASI DARAH BERDASARKAN
GOLONGAN DARAH
TAHUN 2015

DONASI DARAH BERDASARKAN DONASI DARAH BERDASARKAN


GOLONGAN DARAH ABO GOLONGAN DARAH RHESUS
PENGGUNAAN DARAH
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2015

21; 21% 18; 18%


Bedah
8; 8% 16; 16% Kandungan
Penyakit Dalam
37; 37%
Anak
Lain-lain

11
• Program ini dapat bermanfaat ganda, karena darah
yang telah tersedia namun tidak dipakai oleh ibu
melahirkan, maka darah tersebut dapat dipakai oleh
pasien lain yang membutuhkan.

• Salah satu upaya untuk menurunkan AKI adalah


melalui pemenuhan kebutuhan darah bagi ibu
melahirkan dengan komplikasi perdarahan  butuh
pelayanan darah yang aman dan berkualitas,
dalam jumlah yang cukup darah sesuai kebutuhan
PRINSIP

• Pelaksanaan program dilakukan berdasarkan


sistem rujukan dan prinsip portabilitas .
• Prinsip portabilitas dalam pelaksanaan
kerjasama tidak mengenal batas wilayah dalam
pemenuhan kebutuhan darah, prinsip ini
diterapkan untuk UTD sebagai pihak yang
melakukan kerjasama dan/atau pelayanan
darah yang menjadi lingkup kerja sama.
13
SASARAN
PELAKSANAAN PROGRAM

1. Dinas kesehatan provinsi


2. Dinas kesehatan kabupaten/kota
3. Puskesmas dan jejaringnya
4. Unit Transfusi Darah
5. Rumah Sakit

14
2. PERAN DAN TUGAS
KEMENTERIAN KESEHATAN (1)

1. Menyusun regulasi
2. Menyediakan pembiayaan untuk pelatihan pelatih
pengelolaan program
3. Menyusun pedoman untuk peningkatan kapasitas nakes di
Puskesmas
4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan ke tingkat provinsi
5. Sebagai koordinator lintas wilayah provinsi
6. Melakukan monitoring
7. Melakukan evaluasi program
2. PERAN DAN TUGAS
DINAS KESEHATAN (2)

DINKES PROVINSI
1. Melakukan sosialisasi dan DINKES KABUPATEN/KOTA
pembinaan dalam pelaksanaan
program ke tingkat kabupaten/kota 1. Menjadi koordinator
2. Pembinaan program dan operasional
pembiayaan pelatihan 2. Melakukan pembinaan
pengelolaan program program
3. Melakukan monitoring dan evaluasi 3. Menjadi penggerak, fasilitator
program dan evaluator
4. Menjadi koordinator lintas wilayah 4. Memaksimalkan jejaring yan
kabupaten/kota darah yang ada di wilayahnya
5. Memaksimalkan jejaring yan darah
yang ada di wilayahnya
RS
PASIEN

UTD
RS UTD

PKM
PUSKESMAS
PMK NO. 92 TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA
PUSKESMAS, UTD DAN RS DALAM PELAYANAN DARAH
UNTUK MENURUNKAN AKI

NOTA KESEPAHAMAN DI DINAS KESEHATAN


KAB/KOTA

UTD :
PUSKESMAS 1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan
1. Sosialisasi mengenai donor darah sukarela di wilayah berkualitas
kerjanya 2. Melakukan pembinaan dan pendampingan teknis
kepada Puskesmas untuk rekrutmen DDS
2. Mendata semua ibu hamil, mengidentifikasi ibu hamil
3. Melakukan seleksi donor, pengambilan dan
dengan risti atau mempunyai gol. Darah langka pengolahan darah donor dari donor pendamping
3. Mengedukasi ibu hamil dan keluarganya agar 4. Pendistribusian darah ke BDRS
menyiapkan minimal 4 calon donor pendamping
siaga per ibu hamil
4. Memberikan informasi tentang persyaratan
donor
5. Melakukan pemeriksaan Hb dan gol darah ibu hamil RS :
dan kesesuaian gol darah calon donor dengan ibu 1. Melakukan koordinasi dengan UTD untuk
hamil menjamin ketersediaan ibu hamil yang akan
6. Melakukan seleksi awal donor melahirkan
7. Menginformasikan daftar ibu hamil dan Taksiran 2. Merawat dan memberikan tranfusi darah
Partus kepada UTD serta calon donor siaga yang kepada pasien
telah disiapkan 3. Melakukan koordinasi dengan Dinkes dlm
8. Mengirimkan donor siaga ke UTD untuk peningkatan kapasitas nakes Pusksmas untuk
pengambilan darah (7-10 hari sebelum taksiran pemeriksaan dan deteksi kehamilan dengan
waktu melahirkan) Risti 18
9. Merujuk Ibu Hamil Risiko tinggi yang akan
melahirkan ke RS AZAS PORTABILITAS DAN DISESUIKAN DENGAN 24
KONDISI DAERAH MASING-MASING
PELAKSANAAN PROGRAM KERJASAMA
PUSKESMAS, UTD DAN RS DALAM PELAYANAN DARAH

DINKES KAB/KOTA
NOTA
KESEPAKATAN
UTD
NOTA
KESEPAKATAN RS
PUSKESMAS

BDRS

• Terima & simpan Darah


• Uji silang serasi
PREDIKSI KEBUTUHAN
• Serahkan darah ke pasien
• Lacak reaksi transfusi
* Rekruitmen donor • Mengembalikan darah tdk layak ke UTD
darah sukarela BLOOD
MASYARAKAT  TRANSFUSION
DONOR DARAH SUKARELA * Seleksi donor SERVICE
* Penyadapan
• Edukasi keluarga/siapkan calon darah RAWAT
donor * Uji saring
• Rekruitmen dan Seleksi awal & pemisahan
donor komponen
* Penyimpanan
* Periksa & rujuk * Distribusi
pasien bumil
resti

RUJUK / RUJUK BALIK 5


4. PERSYARATAN
(OPTIMALNYA PROGRAM)

1. Puskesmas
• Memiliki dokter yang bertugas di Puskesmas.
• Memiliki tenaga kesehatan dan peralatan laboratorium
untuk pemeriksaan Hb dan gol. darah

2. Rumah Sakit
Diutamakan rumah sakit rujukan Puskesmas sebagai
pihak dalam program kerja sama.

3. Unit Transfusi Darah


UTD yang mendistribusikan darah ke RS rujukan
Puskesmas sebagai pihak dalam program kerja sama.
5. TAHAPAN PELAKSANAAN
PROGRAM
1.Identifikasi Puskesmas, UTD, dan RS yang akan
melakukan kerja sama oleh Dinkes
2.Penandatanganan MoU dan/atau perjanjian
kerjasama
3.Peningkatan kapasitas dan bimbingan teknis
bagi tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
pengelolaan program
4.Pelaksanaan program  implementasi
5.Pencatatan dan pelaporan
6.Monitoring dan evaluasi
6. RUANG LINGKUP KEGIATAN
PROGRAM KERJA SAMA

1. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil


2. Rekrutmen dan seleksi awal donor
3. Pengambilan dan pengolahan darah
4. Permintaan dan distribusi darah
5. Informasi
6. Pencatatan dan pelaporan
7. Monitoring dan evaluasi
A. Puskesmas
1. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil
2. Pendataan semua ibu hamil
3. Penapisan risikonya, serta
mengidentifikasi ibu dengan gol. darah
langka

B. Rumah Sakit
Peningkatan kapasitas nakes di Puskesmas
untuk pemeriksaan dan deteksi kehamilan
berisiko tinggi (berkoordinasi dengan Dinkes)
REKRUTMEN DAN SELEKSI AWAL DONOR

Prinsip
donor darah
sukarela

REKRUTMEN
DAN SELEKSI
AWAL DONOR
calon
pendonor Golongan
memenuhi darah sama
syarat donor dengan ibu
darah risiko hamil
rendah
REKRUTMEN DAN SELEKSI
AWAL DONOR

A. PUSKESMAS
1. Edukasi kepada ibu hamil dan keluarganya untuk penyiapan 4 orang calon donor
pendamping yang siaga
2. Menyiapkan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang persyaratan
donor
3. Sosialisasi dan advokasi mengenai donor darah sukarela kepada ibu hamil & keluarga,
serta masyarakat
4. Koordinasi dengan kader kesehatan untuk pengerahan donor
5. Seleksi awal calon donor darah pendamping (14 hari sebelum taksiran partus)
6. Pemeriksaan gol. darah calon donor pendamping ibu hamil dan kesesuaiannya dng
gol. darah ibu
7. Pelaporan bulanan:
• data ibu hamil yang akan partus
• calon pendonor pendamping ibu hamil
REKRUTMEN DAN SELEKSI
AWAL DONOR

B. UTD
1. Melatih/bimbingan teknis nakes Puskesmas untuk
rekrutmen dan seleksi awal calon donor darah
pendamping.
2. Pembinaan dan pendampingan teknis nakes
Puskesmas terkait perekrutan donor darah
sukarela
PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DARAH
DI UTD

1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan berkualitas


2. Menerima calon donor darah pendamping di UTD (7-10 hari
sebelum taksiran partus)

3. Seleksi kembali calon donor darah pendamping

4. Mengambil darah donor (gedung UTD/ mobile unit)

5. Melakukan pemeriksaan uji saring Infeksi Menular Lewat


Transfusi Darah (IMLTD), mengolah, dan menyimpan darah
donor
PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DARAH
DI UTD

6. Darah yang disumbangkan oleh donor pendamping akan


menggantikan stok darah di UTD jika persediaan darah di UTD
masih ada (prinsip first in first out).
• jika persediaan darah di UTD tidak ada, maka darah dari
donor pendamping harus ditujukan untuk ibu hamil yang
bersangkutan.
7. Pada kondisi darurat, UTD dapat menggunakan darah dari donor
pendamping ibu hamil untuk pasien gawat darurat dengan
persetujuan dari ibu hamil.
PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI
DARAH

A. RUMAH SAKIT
1. Menyampaikan ke UTD mengenai perencanaan
kebutuhan darah setiap bulan
2. Melakukan koordinasi dengan UTD mengenai
kebutuhan darah ibu melahirkan yang
memerlukan transfusi darah
3. Merawat dan memberikan transfusi darah
kepada pasien
PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI
DARAH
B. UTD
1. Mendistribusikan darah dari donor darah
pendamping sesuai data ibu hamil dan donor
pendampingnya
2. Jika darah yang sudah disiapkan oleh UTD
tidak dibutuhkan oleh Rumah Sakit untuk ibu
tersebut, maka UTD atau BDRS dapat
mendistribusikan darah tersebut kepada
pasien lain yang membutuhkan
INFORMASI

1. Puskesmas memberikan informasi dan data


mengenai calon donor darah pendamping
ke UTD & Dinas Kesehatan
2. UTD memberikan umpan balik tentang
perolehan darah dari donor pendamping
ibu hamil kepada Puskesmas & Dinas
Kesehatan
3. Puskesmas memberikan informasi dan data
mengenai ibu hamil risiko tinggi kepada RS.
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pelaporan Bulanan

Dinkes
Kab/Kota
Puskesmas
UTD
(tembusan)
Ket : Formulir Laporan Bulanan Calon Pendonor Darah Pendamping Ibu Hamil Lolos Seleksi di Puskesmas
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pelaporan Bulanan

Dinkes
Kab/Kota
UTD
Puskesmas
(tembusan)

Ket : Formulir Laporan Bulanan Pendonor Darah Pendamping Ibu Hamil di Unit Transfusi Darah
7. POKOK POKOK KERJASAMA (1)

MELIBATKAN
PUSKESMAS DAN
MASYARAKAT UNTUK MENDUKUNG UTD DALAM
REKRUTMEN DAN
AKTIF MENJADI DONOR MENJALANKAN FUNGSI
DARAH : PENDAMPING UKM DI PKM

(PENGGANTI)  DONOR
DARAH SUKARELA
34
7. POKOK POKOK KERJASAMA (2)

MEMINIMALISASI JUMLAH DONOR


YANG DITOLAK DI UTD YANG
MASIH BISA DIDETEKSI DI
SELEKSI PUSKESMAS
AWAL
DONOR DI
PUSKESMAS DATA THN 2014
 DONOR DARAH YANG DITOLAK:
432.981, AKIBAT
 HB RENDAH, BB RENDAH,
HIPO/HIPERTENSI, PERILAKU
BERISIKO DLL 35
POKOK POKOK KERJASAMA (3)

JUMLAH, JENIS DAN


TEPAT WAKTU
PEMENUHAN
KETERSEDIAAN
DATA THN 2014
STOK DARAH DI
 TOTAL DONASI : 3.370.935
UTD kantong (BAYARAN : 5.118)
 PRODUKSI : 4.072.436
 KEKURANGAN SESUAI
STANDAR WHO: 1 jt kantong
darah 36
KUH PERDATA
Psl; 1313, 1320, 1338
DALAM
MoU adalah perjanjian yang berisikan
BENTUK 
ikatan moral untuk kerjasama antara
MoU dua atau lebih subyek hukum
 Bersifat perjanjian pendahuluan, dalam
arti nantinya akan diikuti dan
dijabarkan dalam perjanjian lain yang
mengaturnya secara detail.
MONITORING DAN EVALUASI

Dilakukan secara berjenjang dan berkala


oleh:
- Kementerian Kesehatan
- Dinas kesehatan provinsi
- Dinas kesehatan kabupaten/kota

38
PELAKSANAAN KERJA SAMA DAPAT
DISESUAIKAN DENGAN KONDISI
MASING-MASING DAERAH
(BAGIAN PENUTUP PERMENKES No. 92/2015)

39
PENDANAAN

Pendanaan kegiatan program dibebankan


kepada APBN, APBD, serta sumber lain yang
tidak mengikat.

40
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

REKRUITMEN KEBUTUHAN JUMLAH


ADA MoU DAN SELEKSI DARAH KEMATIAN
PENDONOR TERPENUHI IBU TURUN
TAMBAHAN PENJELASAN
TEKNIS

•CONTOH MoU
CONTOH NOTA KESEPAHAMAN HALAMAN PERTAMA
CONTOH NOTA KESEPAHAMAN HALAMAN KEDUA
CONTOH NOTA KESEPAHAMAN HALAMAN KETIGA
CONTOH NOTA KESEPAHAMAN HALAMAN TERAKHIR
CONTOH : 1 DINKES, 1 UTD, 2 RS
DINKES UTD RS A RS B

DINKES TANPA YA YA YA
MATERAI
UTD YA TANPA YA YA
MATERAI
RS A YA YA TANPA YA
MATERAI
RS B YA YA YA TANPA
MATERAI
DINKES PROV TANPA MATERAI TANPA MATERAI TANPA MATERAI TANPA MATERAI

KEMENKES TANPA MATERAI TANPA MATERAI TANPA MATERAI TANPA MATERAI


KESIMPULAN
• Program kerja sama antara Puskesmas, UTD dan RS
adalah upaya untuk menurunkan AKI melalui
pemenuhan kebutuhan darah bagi ibu hamil,
melahirkan atau pasca melahirkan dengan
komplikasi perdarahan yang membutuhkan
transfusi.
• Diperlukan pelayanan darah yang aman,
berkualitas, dan ketersediaan darah sesuai
kebutuhan.
• Pokok-pokok kerja sama:
a. melibatkan Puskesmas dan masyarakat untuk aktif
menjadi donor darah : pendamping (pengganti)  DDS
b. seleksi awal donor di Puskesmas  meminimalisasi jmlh
pendonor yg dItolak di UTD yang masih bisa dideteksi di
Puskesmas
c. pemenuhan ketersediaan stok darah di UTD  jumlah,
jenis dan tepat waktu
• Bentuk perjanjian  MoU
• Pelaksanaan program kerja sama dapat disesuaikan dengan
kondisi di daerah masing-masing.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai