Anda di halaman 1dari 47

I.

Pendahuluan

II. Tinjauan
Pustaka

III. Metode
Penelitian

2
I. PENDAHULUAN
Anopheles Malaria

Aedes DBD

Mansonia Filariasis (kaki


gajah)

Culex Japanese
encephalitis

4
 Dimana saja tempat penampungan air yang berpotensi menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk di Kambang Iwak?
 Berapa jumlah larva nyamuk yang hidup di setiap jenis tempat
perkembangbiakan?
 Apa saja jenis nyamuk yang hidup di setiap jenis habitat
perkembangbiakan?
 Bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan petugas kebersihan tentang
perkembangbiakan nyamuk?

5
Tujuan Umum

Mengidentifikasi tempat-tempat penampungan air yang menjadi


tempat perkembangbiakan nyamuk serta mengetahui pengetahuan,
sikap dan tindakan petugas kebersihan tentang perkembangbiakan
nyamuk di Kambang Iwak Palembang.

6
Habitat nyamuk

Jumlah larva nyamuk


Tujuan Khusus

Genus/spesies nyamuk

Pengetahuan, sikap dan tindakan


petugas kebersihan tentang
perkembangbiakan nyamuk
7
Praktis Institusi

Pengembangan ilmu

Teoritis Acuan penelitian


lain

Pemahaman tentang
berbagai spesies nyamuk 8
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Nyamuk
- Kelas : Insecta
- Ordo : Diptera
- Famili : Culicidae

Siklus Hidup Nyamuk:

Gambar 1. Siklus Hidup Nyamuk


(AMCA, 2014)
10
B. Genus Anopheles
A. Genus Aedes  Bentuk: Lonjong, seperti perahu
 Bentuk: lonjong dengan kedua ujung melancip.
 Dinding bergaris-garis seperti anyaman  Telur Anopheles diletakan satu per
kain kasa (Djakaria, 2008). satu terpisah di permukaan air,
 Telur yang baru diletakkan berwarna tetapi diletakkan di dinding wadah
putih, dan berubah menjadi hitam dalam air (Djakaria, 2008).
beberapa menit (CVBD, 2015).

Gambar 3. Telur Anopheles


Gambar 2. Telur Aedes (Dept. Medical Entomology,
(University of Florida, 2008) ICPMR, 2002) 11
C. Genus Mansonia
D. Genus Culex
 Bentuk: Lonjong dengan satu
 Bentuk: Lonjong seperti peluru
ujung runcing seperti duri dan
dan berujung tumpul.
ujung lainnya melekat pada daun
 Kelompok telur Culex
(Prianto dkk, 2006).
membentuk bangunan seperti rakit
 Kelompok telur membentuk seperti
(raff) (Djakaria, 2008).
rossete (Mattingly, 1972).

Gambar 5. Telur Culex


Gambar 4. Telur Mansonia (Dept. Medical Entomology,
(Dept. Medical Entomology, ICPMR, 2002) ICPMR, 2002) 12
A. Genus Aedes
 Terdapat (siphon) pada segmen terakhir
abdomen untuk bernapas. Pada siphon
terdapat sepasang rambut duri (tuft
(Kemenkes RI, 2015).

 Terdapat gigi sisir dengan duri lateral


(Boesri, 2011).
Gambar 6. Larva Aedes
(Dept. Medical Entomology,
ICPMR, 2002)

13
B. Genus Anopheles

 Tidak memiliki siphon (Kemenkes


RI, 2015).

 Larva Anophelini mengapung


sejajar dengan permukaan air
(Natadisastra, 2009).

 Terdapat bulu palma pada kedua


sisi abdomen (Natadisastra, 2009). Gambar 7. Larva Anopheles
(Dogget et al, 2002)

14
D. Genus Culex
C. Genus Mansonia
 Larva Culex mempunyai siphon
 Larva Mansonia mempunyai siphon yang
yang panjang (Kemenkes RI,
bergerigi seperti gergaji dan berujung
2015).
runcing (Kemenkes RI, 2015).
 Tuft pada siphon >1 pasang.
 Bernapas dengan menembus akar atau
batang tanaman air (PHIL CDC, 2005).

Gambar 9. Larva Culex


(Dept. Medical
Gambar 8. Larva Mansonia Entomology, ICPMR, 2002)
(PHIL CDC, 2005) 15
 Pupa tidak
membutuhkan Gambar 10. Pupa Aedes Gambar 11. Pupa Anopheles
makanan, tetapi tetap (Dept. Medical Entomology, (Dept. Medical Entomology,
aktif bergerak (CVBD, ICPMR, 2002) ICPMR, 2002)
2015).
 Respiratory trumpets
yang terdapat di
cephalotorax nya
digunakan untuk
bernapas dan harus
muncul secara berkala
ke permukaan air
(CDC, 2015). Gambar 12. Pupa Gambar 13. Pupa Culex
 Stadium pupa Mansonia (Dept. Medical Entomology,
antargenus sulit (Dogget et al, 2002) ICPMR, 2002)
dibedakan.
16
1. Genus Cucilini (Aedes, Mansonia, Culex)
(Djakaria, 2008)
a) Jantan  palpus lebih panjang dari
probosis
b) Betina  palpus lebih pendek dari
probosis

2. Genus Anophelini (Anopheles)


(Kemenkes RI, 2015)
- Ukuran palpus sama panjang dengan
probosis
a) Jantan  palpus agak membundar
(Club forming)
b) Betina  ruas mengecil

- Perbedaan antara nyamuk jantan dan


betina dapat dilihat dari antena nya Gambar 14. Perbedaan Anophelini
(Kemenkes RI, 2011). dan Culicini
a) Jantan  rambut lebat (plumose)
b) Betina  rambut jarang (pilose) 17
Genus Anopheles
Genus Aedes
 Sayap pada bagian pinggir kosta berwarna
 Sisik sayap: Sempit dan panjang hitam/gelap (Kemenkes RI, 2015).
 Ujung abdomen pada nyamuk betina  Khas: Menungging saat istirahat (Shinta,
lancip (Djakaria, 2008). 2005).
 Ciri khas: Tubuh dan tungkai nyamuk  Aktif di diantara matahari tenggelam dan
ditutupi sisik dengan garis-garis putih matahari terbit (WHO, 1997).
keperakan (Hamzah, 2010).
 Aktif di pagi atau malam hari (WHO,
1997).

Gambar 16. Aedes albopictus


Gambar 15. Aedes aegypti (CDC, 2012)
(CDC, 2012) 18
Genus Mansonia
Genus Culex
 Sisik sayap lebar dan asimetris
 Sisik sayap pipih simetris dengan bentuk
(Kemenkes RI, 2015).
sisik yang sempit panjang (Kemenkes RI
2015).
 Ujung abdomen tumpul, Berwarna
 Berwarna cokelat muda tanpa tanda khas
coklat kekuning-kuningan dan belang-
(Prianto dkk, 2006).
belang putih (Prianto dkk, 2006).

Gambar 17. Nyamuk Mansonia Gambar 18. Culex quiquinquefasciatus


(PHIL CDC, 2005) (PHIL CDC, 2005)
19
Nyamuk Tempat Perkembangbiakan Gambar

Terutama di tempat air jernih


Aedes
(Djakaria, 2008).

Anopheles Genangan-genangan air, baik air


tawar maupun air payau (Kazwaini,
2006).

Mansonia Air tergenang dan pada rawa-rawa


terbuka yang banyak ditumbuhi
tanaman air (WHO, 2015).

Culex Selokan yang berisi air bersih


maupun air pembuangan domestik
yang kotor (organik) (Sembel,
2009).
6 tahapan pengetahuan
A. Pengetahuan (Benjamin S. Bloom, 1956 dalam
Rowe, 2013)

Tahu

 Pengetahuan adalah informasi yang Memahami


diperoleh melalui pengalaman dan berkaitan
dengan proses pembelajaran (Oxford, 2008).
Aplikasi

 Menurut Sunaryo (2004), pengetahuan


adalah hasil tahu dan terjadi ketika seseorang Analisis
sudah melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu.
Sintesis

Evaluasi 21
 Menurut Sunaryo (2004), Sikap adalah reaksi atau respon yang masih
tertutup terhadap stimulus atau objek.
 Dalam taksonomi Bloom (1956), tahapan domain sikap adalah sebagai
berikut: (Rowe, 2013)

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati

22
 Suatu sikap tidak secara langsung terwujud dalam suatu tindakan,
faktor pendukung diperlukan dalam mewujudkan sikap menjadi
perbuatan yang nyata (Sunaryo, 2004).
 Menurut Simpson (1972) dalam Fernback (2015), tindakan meliputi
persepsi, respon terpimpin, mekanisme dan adopsi.

Respon
Persepsi Mekanisme Adopsi
Tepimpin

23
Pengetahuan, sikap dan tindakan
Alami

Tempat Penampungan Air Buatan

Perindukan Nyamuk Telur


Jumlah Larva
Daur Hidup Nyamuk Larva
Genus/spesies

Pupa Habitat

Nyamuk Dewasa

Luar Ruangan Dalam Ruangan

24
III. METODE
PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Pendekatan deskriptif kualitatif
- Pengamatan langsung di tempat-tempat penampungan air
- Wawancara mendalam dengan teknik semistructured kepada
petugas kebersihan

3.2. Waktu dan Tempat


- Juni -Desember 2016
- Kambang Iwak Palembang dan di Laboratorium Bagian
Parasitologi FK UNSRI.

26
• Tempat penampungan air: unit analisis
• Larva: variasi populasi per unit analisis
Populasi

• Tempat penampungan air: unit analisis


• Larva: variasi populasi per unit analisis
• Nyamuk: Teknik sampling dengan sampling random
Sampel • Informan: Kuota Sampling

• Dua orang petugas kebersihan


• Pimpinan petugas kebersihan di Kambang Iwak
Informan • Petugas Dinas Kesehatan  Triangulasi

27
28
Tempat penampungan air yang terbuka dan berisi
Inklusi air, baik yang berada di dalam maupun luar
ruangan, baik yang didalamnya ditemukan larva
nyamuk maupun tidak.

Ekslusi  Tempat Penampungan Air yang kosong


 Tempat Penampungan Air yang bocor

29
Tempat Tempat atau wadah yang digunakan untuk menampung air
penampungan air di Kambang Iwak, yang berada di dalam maupun di luar
(Container) ruangan, baik yang di dalamnya ditemukan larva nyamuk
maupun tidak

Jumlah Jentik
Jumlah jentik yang ditemukan saat pengamatan di tempat
nyamuk
penampungan air

Morfologi Larva Bentuk khas dari larva nyamuk yang berguna untuk
Nyamuk membedakannya dengan jenis nyamuk lainnya

Pengetahuan yang dimiliki petugas kebersihan mengenai


Pengetahuan tempat perkembangbiakan nyamuk

Reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu


stimulus, dalam hal ini adalah reaksi petugas kebersihan
Sikap terhadap pengetahuan mengenai perkembangbiakan
nyamuk

Tanggapan yang terwujud dalam gerakkan. Tangapan


petugas kebersihan berupa tindakan yang dilakukan
Tindakan berkaitan perkembangbiakan nyamuk dan penyakit tular
30
vektor
3.6.1. Data Kuantitatif
1. Identifikasi Tempat Penampungan Air

- Pengamatan langsung di tempat-tempat yang terdapat penampungan air


yang terbuka dan berisi air, baik yang berada di dalam maupun di luar
ruangan.

- Identifikasi tempat penampungan air (dalam ruangan)  dilakukan pada


setiap bangunan dan ruangan yang ada.

- Hasil identifikasi tempat penampungan air (dalam dan luar ruangan) 


Tabel

31
A. Alat dan Bahan

Lampu senter Alat penerang

Cidukan standar 350 ml Ambil jentik

Gamadotik Peyedot jentik

Pipet Memindahkan jentik

Botol kaca Menyimpan hasil spesimen

Menulis keterangan waktu & tempat


Kertas Label
pengambilan jentik

Spidol Menulis identitas spesimen


32
B. Cara Kerja

Siapkan alat dan bahan

Periksa habitat
perkembangbiakan

Ambil jentik : gamadotik/


cikdukan standar

Masukkan jentik ke Awetkan spesimen


dalam botol

Hitung jumlah jentik Beri label waktu & tempat pengambilan


serta jumlah spesimen

33
A. Alat dan Bahan Preparat Jentik

1. Cawan petri 9. Kertas tissue


2. Gelas arloji 10. Entelan/kanada balsam
3. Pipet 11. Minyak cengkeh
4. Pisau bedah 12. Alkohol 70%, 80%, 90% dan100%
5. Jarum seksio 13. Slide box
6. Sendok jentik 14. Kertas label
7. Kaca preparat 15. Spidol permanen
8. Cover glass 16. Mikroskop

34
B. Cara Kerja

Sampel jentik dituang ke dalam


cawan petri

Diamkan 1 jam hingga media


Pilih dan potong jentik pada mengental media diteteskan 
segemen 6-7 ditutupkan pada speseimen jentik 
letakkan di tempat yang rata

Sampel yang sudah dipotong  dipindah ke


dalam gelas arloji (tutup dan diamkan) 
sampel dipindahkan ke alkohol 80%, 90%, Rapikan dan identifikasi spesimen, beri
absolut dan minyak cengkeh masing-masing label dan simpan di slide box
1 jam

Jentik diletakkan di atas kaca preparat Perhatikan posisi jentik agar


potongan dua segmen disambungkan
tidak terbalik
kembali
35
A. Alat
 Mikroskop compound
 Buka kunci identifikasi
 Spidol permanent 0,1 mm
 Kotak slide

B. Bahan
 Preparat jentik nyamuk
 Kertas label

36
C. Cara Kerja

Letakkan preparat jentik Simpan pada kotak


di meja preparat slide

Lensa objektif (10/40)  Tempel pada kaca


memfokuskan objek preparat

Cocokkan ciri morfologi jentik


dengan buku kunci identifikasi Tulis genus dan spesies

37
Wawancara
Metode

Observasi

Tape recorder/alat perekam


1. Alat pengumpulan data
Pedoman wawancara

2. Prosedur penelitian
A. Persiapan penelitian

Kumpulkan data dan Membangun rapport Menyusun pedoman


menentukan informan dengan informan wawancara

Menentukan jadwal
wawancara
38
B. Pelaksanaan penelitian

Konfirmasi ulang waktu dan tempat yang Melakukan wawancara sesuai dengan
sudah disepakati antara peneliti dan pedoman wawancara yang sudah dibuat oleh
informan peneliti

Memindahkan rekaman hasil


Membuat kesimpulan Menganalisis data
wawancara

C. Proses pencatatan data

39
3.7.1. Data Kuantitatif
A. Identifikasi Tempat Penampungan Air di Luar
Ruangan

40
B. Identifikasi Tempat Penampungan Air di Dalam
Ruangan

41
C. Data Jumlah Larva Nyamuk

42
D. Genus/jenis Larva Nyamuk pada berbagai Tempat
Penampungan Air

43
Transkrip data

Baca semua data

Pembuatan kode

Deksripsi

Interpretasi data

44
Tempat-tempat Petugas kebersihan yang bekerja
penampungan air di KI

Populasi

Pengisian lembar persetujuan


Larva nyamuk yang terdapat di
tempat penampungan air (Informed consent)

Hitung jumlah larva yang terdapat Wawancara mendalam dan


di tempat-tempat penampungan air observasi

Identifikasi genus/spesies dari


larva yang ditemukan

45
Hasil dan laporan disajikan dalam bentuk tabel dan uraian
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Pengumpulan Data

Pengolahan Analisis Data

Penyusunan Laporan
Skripsi

Seminar Hasil dan Revisi

46
Uraian Keperluan Banyaknya Harga Satuan Jumlah
Alat tulis 2 buah Rp 15.000,00 Rp 30.000,00
Kertas A4 70 gram 2 rim Rp 35.000,00 Rp 70.000,00
Tinta printer hitam 2 buah Rp 25.000,00 Rp 50.000,00
Jilid Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Fotokopi Rp 50.000,00
Lampu senter 1 buah Rp 50.000,00 Rp 500.000,00

Cidukan standar 350 ml 1 buah Rp 15.000,00 Rp 15.000,00


Pipet plastik 1 buah Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
Botol kaca 25 ml 20 buah Rp 2.500,00 Rp. 50.000,00
Kertas label 1 strip Rp 10.000,00 RP 10.000,00
Obyek glass 1 kotak Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Deck glass 1 kotak Rp 25.000,00 Rp 25.000,00
Enamel kuku transparan 1 botol Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
Mounting media (entelan) 0,2 botol Rp 400.000,00 Rp 80.000,00

Kertas saring/tissue 1 pack Rp 35.000,00 Rp 35.000,00


Alkohol 75-80% 1 liter Rp35.000,00 Rp 35.000,00
Biaya lain-lain Rp100.000,00 47
Rp772.000,00

Anda mungkin juga menyukai