AVERTEBRATA AIR
Indralaya,
Penyusun
Klasifikasi (Suwignyo,1989)
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Samestomeae
Family : Aurelidae
Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia sp.
c. Hydrozoa
Dalam praktikum avertebrata air kali ini, kami memakai sampel
spesies identifikasi berikut ini:
Klasifikasi (Suwignyo,1989)
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Hydroida
Genus : Obelia
Spesies :Obelia sp
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah
kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan
Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki
rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang
struktur tubuhnya paling sederhana. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas
dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk
manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan
juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida
hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Bentuk tubuh annelida
simetris bilateral yang seluruh tubuhnya dilapisi oleh kutikula. Segmen tubuhnya
tidak hanya dibagian luar, tetapi juga disebelah dalam. Antara satu segmen dengan
segmen lainnya terdapat sekat yang disebut septa. Setiap segmen memiliki alat
reproduksi, alat ekskresi, otot dan pembuluh darah. Antara ruas yang satu dengan
yang lainnya berhubungan sehingga terlihat bentuk seperti cincin yang
terkoordinasi,segmentasi yang demikian disebut metameri. (Maskoeri. 1992)
1. Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly=banyak, chaetae=rambut
kaku) merupakan annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan
menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor
palpus. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut
parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Fungsi
parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah
halus sehingga
dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki
rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin. Kebanyakan Polychaeta
hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae. Parapodia adalah kaki seperti
dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat
pernafasan. Setae adalah bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu
polychaeta melekat pada substrat dan juga membantu mereka bergerak. Contoh
Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna
cerah. Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa
sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).(Horst,
1904)
Ciri-Ciri PolyChaeta :
Berambut banyak
Hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina
Mempunya parapodia (alat gerak)
Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.
Tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas
Tubuh dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium
(segmen pertama).
(Sumber: blogg.vm.ntnu.no)
Gambar 3. Eunice viridis (cacing palolo)
Klasifikasi ilmiah cacing palolo
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Polychaeta
Ordo : Eunicaida
Famili : Eunicidae
Genus : Eunice
Spesies : Eunice viridis
(Gray, 1840)
2. Kelas Olygochaeta
3. Kelas Hirudenia
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Cacing anggota
kelas ini biasanya hidup sebagai parasit atau bahkan predator. Tubuhnya pipih
dorsiventral, Tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya,
mempunyai alat isap anterior dan posterior. Mulut terdiri atas tiga buah rahang
dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Pada anterior dan posterior terdapat alat
pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Pada tubuh cacing ini
menghasilkan zat anti koagulan, darah yang diisap dapat mencapai 3 kali berat
tubuhnya, dan baru habis dicerna setelah 3 bulan. Saluran pencernaannya terdiri
dari mulut (alat isap)-lambung, usus, rektum, anus. Respirasinya secara difusi
melalui seluruh permukaan tubuh. Sistem sarafnya tangga tali, ganglion ventral
lebih jelas, ganglion serebral lebih kecil. Alat ekskresinya berupa nefridia,
terdapat pada ruas ke-7 sampai ruas ke-23.Contohnya: Hirudo medicinalis
(lintah), Haemadipsa (pacet).
Ciri-Ciri Hirudenia :
Tidak memiliki parapodia dan seta di segmen tubuhnya
Ukuran tubuh beragam mulai dari 1-30 cm.
Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
Hidup air tawar, darat, dan air laut.
Memiliki zat antikoagulasi
(Sumber: www.nsf.gov)
Gambar 5. Hirudo medicinalis (lintah)
Klasifikasi ilmiah lintah
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Clitellata
Ordo : Haplotaxida
Subkelas : Hirudinea
Genus : Hirudo
Spesies : Hirudo medicinalis
(Linnaeus, 1758)
Edward CH, Lofty JR. 1977. Biology of earthworm. London Chapman and Hall.
John Wiley & Sons. New York.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.
Mandila, S.P. dan Hidajati. N, 2013. Identifikasi Asam Amino Pada Cacing Sutra
(Tubifex Sp.) yang Diekstrak Dengan Pelarut Asam Asetat dan Asam Laktat.
UNESA Journal of Chemistry Vol. 2, No. 1.
Marshall, A.J., 1972. Textbooks of Zoology Invertebrata. The Mac Millan Press
LTD. London.
2. Chepalopoda
3. Scaphopoda
4. Bivalvia
Selain sebutan Pelecypoda ada sebutan untuk kelas ini, yaitu jika
insangnya berlempeng-lempeng disebut Lamellibranchiata; jika
cangkangnya berjumlah dua dan dapat dikatupkan di sebut Bivalvia.
Anggota Pelecypoda dalam bahasa Indonesia disebut tiram atau kerang.
Pada umumnya Pelecypoda hidup di perairan, yaitu air tawar dan air laut.
Hewan ini hidup bebas dengan memakan zooplankton.
Tubuhnya diselubungi oleh cangkang yang berfungsi sebagai
pelindung tubuh. Cangkang hewan ini setangkup dan dihubungkan oleh
engsel.
Kerang Hijau
(Sumber: http://fl.biology.usgs.gov)
Gambar 6. Perna viridis
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Bivalvia
Upakelas : Pteriomorphia
Ordo : Mytiloida
Family : Mytilidae
Genus : Perna
Spesies : Perna viridis (Linnaeus, 1758)
Kerang Darah
(Sumber:http://www.conchology.be)
Gambar 7. Anadara granosa
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Bivalvia
Upakelas : Pteriomorphia
Ordo : Arcoida
Family : Arcidae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara granosa(Linnaeus, 1758)
4. Gastropoda
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass : Caenogastropoda
Order : Neogastropoda
Superfamily : Conoidea
Family : Conidae
Genus : Conus
Species : Conus ebraeus
(Conus Ebraeus Linnaeus, 1758)
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass : Caenogastropoda
Order : Neogastropoda
Superfamily : Buccinoidea
Family : Buccinidae
Genus : Pollia
Species : Pollia fumosa
Gambar 12. Oliva textilina
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum :Mollusca
Class :Gastropoda
Subclass :Caenogastropoda
Order :Neogastropoda
Superfamily :Olivoidea
Family :Olividae
Genus :Oliva
Species: Oliva textilina
Trochus nilotikus
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass : Vetigastropoda
Family : Trochidae
Subfamily : Trochinae
Genus : Trochus
Achatina
Chichoreus capucinus
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass :Caenogastropoda
Order : Neogastropoda
Family : Muricidae
Subfamily :Muricinae
Genus : Chichoreus
Spesies : Chichoreus capucinus
Conus terebra
Family : Conidae
Superfamily :Conoidea
Genus : Conus
Spesies : Conus terebra
Cypraea testudinaria
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Subclass : Caenogratropoda
Family : Cypreaidae
Genus : Cyprea
Conus terebra
Class : Gastropoda
Subclass :Caenogastropoda
Order : Neogastropoda
Family : Conidae
Superfamily :Conoidea
Genus : Conus
Carpenter, K.E. And V.H. Niem (1998). The living marine reaources of the
Western Central Pasific. Seaweeds, coral, bivalvia and gastropods. Vol. 1.
Rome FAO: 686 pp.
D.A.Pratiwi,dkk. 2006. Biologi SMA Jilid 1 Untuk Kelas X. Jakarta.Erlangga
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya . Sinar
Wijaya
Kastawi, Yusuf. dkk. 2008. Zoologi Avertebrata. Malang: Jica.
Kimball, J.W., 1999. Biologi Jilid III Edisi V. Erlangga. Jakarta
Oseana, Volume XXXIII, Nomor l, Tahun 2008 : 33-40 ISSN 0216-1877.
Pathansali, D. (1966). Notes on the biology of the cockle, Anadara granosa L.
Proc. Indo-Pacific Fish. Counc. 11:84-98
Power A.J.; R.L. Walker; K. Payne And D. Hurley 2004. First occurrence of the
nonindigenous green mussel, Perna viridis in coastal Georgia, United
States. Journal of Shellfish Research 23:741-744
Kata crustacea berasal dari crusta yang berarti kulit atau cangkang yang
keras.Di alam terdapat sekitar 40.000 spesies ini yang mencakup jenis – jenis
copepod,udang dan kepiting.Ukurannya bervariasi mulai dari 0,1 mm sampai 60
cm.Demikian juga dengan bentuk tubuh mulai dari panjang sampai yang
bulat.Sebagian besar hidup crustacea di laut,13% di air tawar dan 3% di darat
untuk filum crustacea,ada yang bersifat plankton.Ada juga yang bersifat
benthos,baik sebagai spesies interstisial maupun mikroskopis.Ada juga hidup
sebagai parasite contohnya copepod dan rebon (Brusca,1990)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Family : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus Monodon
Tubuh udang windu terbagi menjadi 2 bagian yakni bagian kepala yang
menyatu dengan bagia dada ( kepala dada) disebut cephalotorax sedangkan bagian
perut di sebut dengan abdomen yang terdapat ekor di bagian belakang
ekornya,semua bagian badan beserta anggota – anggotanya terdiri dari ruas – ruas
atau segmen ( Suyanto dan Mujiman ,1994 )
Habitat udang windu bersifat euryhaline yakni dapat hidup di laut yang
berkadar garam tinggi hingga perairan payau yang berkadar garam rendah,udang
windu bersifat benthic hidup pada permukaan dasar laut yang terdiri dari
campuran lumpur dan pasir ( Amri,2003 )
Filum : Arthropoda
Sub Filum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Sub Ordo : Pleocyemata
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla spp.
Ciri- ciri kepiting bakau menurut Kasry (1996) adalah sebagai berikut:
karapas berwarna sedikit kehijauan, pada kiri-kanannya terdapat Sembilan buah
duri-duri tajam, dan pada bagian depannya diantaranya tangkai mata terdapat
enam buah duri, sapit kanannya lebih besar dari sapit kiri dengan warna
kemerahan pada kedua ujungnya, mempunyai tiga pasang kaki pejalan dan satu
kaki perenang yang terdapat pada ujung abdomen dengan bagian ujungnya
dilengkapi dengan alat pendayung.
Perairan di sekitar mangrove sangat cocok untuk kehidupan kepiting bakau
karena sumber makanannya seperti benthos dan serasah cukup tersedia. Di alam
biasanya kepiting bakau yang besar akan memakan kepiting bakau yang
kecil,kepiting bakau di sebut dengan hewan nocturnal karena hewan ini lebih aktif
makan pada malam hari (Queensland Departement of Primary Industries, 1989).
(Sumber:
http://www.enchantedlearning.com/cgifs/Crab_bw.GIF)
Gambar 20Morfologi Kepiting
ECHINODERMATA
a. Deskripsi Umum
Merupakan hewan berduri (Echinus = duri, dermal = kulit),secara
umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Memiliki tubuh simetri
radial, Triploblastik Coelomata, respirasi dengan insang, bergerak dengan kaki
ambulakral, memiliki daya regenerasi yang tinggi, dan kebanyakan mempunyai
endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa duri.
Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu : Kelas Asteroidea (Bintang Laut)
contoh : Archaster typicus, Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh:
Amphiodiaurtica, Kelas Echinoidea (Bulu Babi / Landak Laut) contoh :
Diademasetosium, Kelas Crinoidea (Lilia Laut) contoh : Antedon-rosacea,
Kelas Holothuroidea (Teripang / Mentimun Laut) contoh : Holothuriascabra.
typicus (Jasin, 1984; 195).
Tubuh bintang laut terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut)
dan Aboral (yang tidak memiliki mulut). Hewan ini banyak dijumpai di
pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh
lengan. Mulut terdapat di permukaan bawah atau yang disebut permukaan
oral dan anusnya terletak di permukaan atas atau disebut juga permukaan
aboral. Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral.
Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit.
Kingdom Animalia
Filum Echinodermata
Sub filum Invertebrata
Class Asteroidea
Ordo Valvatida
Famili Presteridae
Gambar 21. Protoreaster sp. Genus Protoreaster
Spesies Protoreaster sp.
Morfologi Bintag Laut
Peranan Asteroidea
Sebagai detrivor yang memakan materi organik, herbivora,
karnivora, kotoran dan bangkai laut. Sehingga laut menjadi bersih dan
keseimbangan ekosistem terjaga.
Peranan Echinodermata
Dalam ekosistem laut hewan-hewan Echinodermata sangat membantu dalam
proses biodegradasi sampah organik. Potongan bangkai makhluk hidup dalam laut
(detritus) sangat disukai mentimun laut sebagai sumber makanan. Dengan
demikian Echinodermata merupakan “pasukan pembersih” di ekosistem laut.
2. Ophiuroidea (Bintang Mengular)
Ophiuroidea terdiri dari 2000 spesies, contohnya adalah bintang ular (
Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio=ular) berbentuk seperti
asteroidean, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel. Cakram pusatnya kecil
dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul.
Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Bintang mengular merupakan
Echinodermata yang paling aktif dan paling cepat gerakannya.
Bintang mengular yang hidup di daerah tropis umumnya hidup pada perairan
dengan suhu antara 27 – 300 C, namun daya tahan terhadap suhu ini tergantung
kedudukan geografis dan kedalamannya (Nybakken, 1992)
3. Echinodoidea
Pada umumnya bulu babi berkelamin terpisah, dimana jantan dan betina
merupakan individu-individu tersendiri (gonochorik/dioecious). Spesies
gonochorik secara khusus memiliki rasio seks sendiri dan jarang bersifat
hemafrodit. Munculnya hemafrodoitisme pada Tripneustes gratilla adalah 1 dari
550 individu. Pembelahan bulu babi terjadi secara eksternal, dimana sel telur dan
sel sperma di lepas ke dalam air laut di sekitarnya (Sugiarto dan Supardi 1995
dalam Ratna 2002). Gonad jantan dan betina pada bulu babi juga sulit dibedakan
tanpa menggunakan mikroskop. Secara kasar hanya warna yang digunakan untuk
membedakan gonad. Misalnya pada bulu babiParacentrotus livindus, gonad jantan
berwarna kuning sedangkan betina berwarna orange
Diadema setosum merupakan satu diantara jenis bulu babi yang terdapat di
Indonesia yang mempunyai nilai konsumsi (Azis 1993 dalam Ratna 2002).
Diadema setosum termasuk dalam kelompok echinoid beraturan (regular
echinoid), yaitu echinoid yang mempunyai struktur cangkang seperti bola yang
biasanya sirkular atau oval dan agak pipih pada bagian oral dan aboral.
Permukaan cangkang di lengkapi dengan duri panjang yang berbeda-beda
tergantung jenisnya, serta dapat digerakkan (Barnes 1987 dalam Ratna 2002).
Klasifikasi bulu babi spesiesDiadema setosum menurut Pratt (1935) adalah :
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Subkelas : Euchinoidea
Ordo : Cidaroidea
Famili : Diadematidae
Genus : Diadem
Hewan yang memiliki nama Internasional sea urchin atauedible sea urchin
ini tidak mempunyai lengan. Tubuhnya umumnya berbentuk seperti bola dengan
cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi dengan duri-duri (Nontji 2005).
Durinya amat panjang, lancip seperti jarum dan sangat rapuh. Duri-durinya
terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat digerak-gerakkan,
panjangnya dapat mencapai ukuran 10 cm dan lebih. Penyelam yang tidak
menggunakan alas kaki mudah sekali tertusuk durinya sehingga akan sedikit
merasakan demam karena bisa pada duri tersebut, racunnya sendiri dapat
dinetralisir dengan amonia, perlakuan asam ringan (jeruk lemon atau cuka).
Hewan unik ini juga memiliki kaki tabung yang langsing panjang,
mencuat diantara duri-durinya. Duri dan kaki tabungnya digunakan untuk
bergerak merayap di dasar laut. Ada yang mempunyai duri yang panjang dan
lancip, ada pula yang durinya pendek dan tumpul. Mulutnya terletak dibagian
bawah menghadap kedasar laut sedangkan duburnya menghadap keatas di puncak
bulatan cangkang. Makanannya terutama alga, tetapi ada beberapa jenis yang juga
memakan hewan-hewan kecil lainnya (Nontji, 2005)
LAPORAN MINGGUAN
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
NAMA ASISTEN :
MATERI
PHYLLUM……………
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
LAPORAN MINGGUAN
Pertemuan Ke : Tanggal:
Gambar Documentasi
Literature Klasifikasi
Sumber : Sumber :
Oral/ Dorsal Aboral/ Ventral
Deskripsi
Acc I, Hari/ tanggal: Acc II, Hari/ tanggal: Acc III, Hari/ tanggal:
FORMAT LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN