Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

CA PARU SMALL CELL CARCINOMA STAGE IV

Disusun oleh:
Pembimbing:
ADAMS SOPHIANO
dr. Mual Bobby Enrico Parhusip,
FAA 114 004
Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD DR. DORIS SYLVANUS/FK-UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
BAB I
PENDAHULUAN
International Association For The
Kanker paru Study Of Lung Cancer tahun
2017; setiap tahunnya, kanker paru
menyebabkan lebih dari 1,6 juta
kematian, lebih tinggi daripada
jumlah kematian akibat kanker
non-small cell lung payudara, colon, dan prostat.
small cell lung cancer-NSCLC
cancer-SCLC

Di Indonesia berdasarkan data profil


Insidensi kanker paru terkait dengan kanker World Health Organization
paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu (WHO) tahun 2015, kanker paru
zat yang bersifat karsinogenik. Faktor merupakan penyumbang insidensi kanker
utama yang diketahui dapat memicu pada laki-laki tertinggi dan kasus ke-5
berkembangnya kanker paru adalah terbanyak pada perempuan
merokok

Buruknya prognosis penyakit ini


Penemuan diagnosis dalam waktu yang berkaitan dengan jarangnya penderita
lebih cepat memungkinkan penderita datang ke dokter ketika penyakitnya
memperoleh kualitas hidup yang lebih baik masih berada dalam stadium awal
dalam perjalanan penyakitnya. penyakit.
3
BAB II
KASUS
IDENTITAS
 Nama : Tn. S

 Pendidikan Terakhir : SMA

 Tgl Lahir/Umur : 19-07-1957 / 61 thn

 Pekerjaan : Petani

 Agama : Islam

 Jenis kelamin : Laki-Laki

 Tanggal pemeriksaan : 23 Juni 2018

 Alamat : Desa Tumbang Danau

 Ruangan : Gardenia

 MRS : 20 Juni 2018

 No. MR : 29.49.84

5
Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak Napas
Riwayat Penyakit Sekarang
 Sesak napas.
◦ dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
◦ tidak dipengaruhi dengan cuaca
◦ muncul ketika pasien berjalan jauh
◦ memberat saat pasien menarik nafas panjang dan berkurang saat pasien beristirahat.
 Batuk
◦ sejak 1 bulan yang lalu
◦ tidak ada dahak
 Nyeri dada
◦ di seluruh lapang dada
◦ seperti ditusuk benda tajam
◦ timbul saat beraktivitas
◦ hilang saat beristirahat
◦ selama ±10 menit
Riwayat Penyakit Dahulu
 Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
keluham yang sama
 Riwayat Batuk yang lama
 Riwayat kontak dengan penderita TB (-)
 Riwayat Asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak pernah mengalami


keluhan yang sama, atau memiliki penyakit paru
lainnya.
Tidak ada riwayat keganasan maupun penyakit
keturunan pada keluarga.
Riwayat Sosial – Ekonomi

 Perokok aktif 1 bungkus rokok dalam sehari, sejak


umur 16 tahun, sudah berhenti 1 bulan yang lalu
Indeks Brinkman : 45 x 12 = 540 (Perokok Sedang)
 Alkohol (-)
 Tinggal dirumah, bersama istri, 2 anak
 Tempat tinggal pasien terdapat 2 pintu dan 4 jendela. 2
jendela kamar dibuka setiap hari, 2 jendela ruang tamu
tertutup kayu tidak pernah dibuka
 Di lingkungan sekitarnya pasien mengaku tidak ada yang
pernah atau sedang mengalami hal yang serupa
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
(E4M6V5)

 Vital Sign
 Tekanan darah :150/90 mmHg
 Nadi : 88x/menit, reguler,
kuat angkat, isi cukup
 Pernapasan : 26x/menit, tipe
thoracoabdominal
 Suhu : 36,6º C (Axilla)
10
Kepala
Bentuk Normocephal
Rambut Hitam, tebal, distribusi merata, alopesia(-)

Mata Edema palpebra (-/-), alis atau bulu mata normal dengan sebaran merata,
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), kornea jernih (+/+), refleks
cahaya langsung dan tidak langsung (+/+), fotosensitivitas (-/-), hiperemis
(-/-), sekret (-/-), benjolan atau hordeolum (-/-)

Hidung Bentuk normal, simetris (+/+), nafas cuping hidung (-/-), epiktaksis (-),
sektret (-/-)
Telinga Bentuk normal, simetris (+/+), sekret (-/-), serumen minimal, nyeri tekan
tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), liang telinga lapang (+/+), darah (-/-)

Mulut Bentuk normal, simetris, bibir kering, sianosis (-), gusi tidak ada
pembengkakan, gigi geligi normal, sariawan (-), lidah tidak kotor, faring
tidak hiperemis, edema (-), psedomembran (-), Tonsil T1–T1, abses (-),
refleks muntah menurun.
11
Collum

KGB Pembesaran (-)


JVP 5+2 CmH2O (N), tidak meningkat
Tiroid Tidak membesar, tidak nyeri tekan, massa (-)

Thorax
Inspeksi Bentuk rongga dada normal, simetris, ikterik (-), pucat (-), sianosis (-),
kemerahan (-), spider nevi (-), retraksi intercosta (-/-), sela iga dalam batas
normal tidak melebar dan tidak menyempit. Areola mamae normal.

12
Pulmo
Anterior Kanan Kiri

Inspeksi Pengembangan dada saat statis Pengembangan dada statis


maupun dinamis tampak maupun dinamis tampak
simetris simetris
Palpasi Vocal fremitus teraba normal, Vokal fremitus teraba lebih
tidak tertinggal saat bernapas. lemah, tidak tertinggal saat
bernapas.
Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru Redup pada lapang paru
kanan tengah
Auskulta Suara napas vesikular Suara napas vesikuler
si Suara napas tambahan rhonki (- melemah,
), wheezing (-) ekspirasi memanjang

9/18/2018
Suara napas tambahan rhonki 13(-
Posterior Kanan Kiri
Pulmo
Inspeksi Pengembangan dada saat Pengembangan dada saat statis
statis maupun dinamis maupun dinamis nampak simetris
nampak simetris

Palpasi Vokal fremitus teraba Vokal fremitus teraba lebih


normal, tidak tertinggal saat lemah, tidak tertinggal saat
bernapas. bernapas.

Perkusi Sonor pada seluruh lapang Redup pada lapang paru


paru kanan tengah

Auskultasi Suara napas vesikular Suara napas vesikular


Suara napas tambahan melemah
rhonki (-), wheezing (-) ekspirasi memanjang
Suara napas tambahan rhonki (-),
9/18/2018 14
Jantung
Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra, reguler,


kuat angkat (+), thrill (-)
Perkusi Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri : tidak dapat dinilai
Batas atas jantung : ICS III, linea parasternalis sinistra
Pinggang jantung : tidak dapat dinilai

Auskultas Suara dasar S1-S2 tunggal regular


i Suara tambahan murmur (-), gallop (-)

15
Abdomen
Inspeksi Abdomen datar, distensi (-), ikterik (-), venektasi (-), smiling
umbilikus (-), caput medusa (-), sikatriks (-).

Auskultasi Bising usus (+) normal ± 5x/menit.

Palpasi Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), massa (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-), ballottement (-), Murphy sign (-)

Perkusi Timpani di keempat kuadran abdomen, hepar tidak teraba


membesar, nyeri ketuk costovertebra (-/-)
Ekstremitas
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Edema (-) (-) (-) (-)
Sianosis (-) (-) (-) (-)
Pucat (-) (-) (-) (-)
Ikterik (-) (-) (-) (-)
CRT <2 detik <2 detik <2 detik <2 detik
Ptekie (-) (-) (-) (-)
Nyeri tekan sendi (-) (-) (-) (-)
Motorik N N N N
Sensorik N N N N
Pemeriksaaan Laboratorium

Parameter 20-6-2018 21-6-2018 Normal

WBC 13,56 x 103 u/L - 4,00-10,00

RBC 4,66 x 106 u/L - 4,00-5,50

HGB 13,0 g/dL - 12,0-16,0

PLT 285 x 103 u/L - 100-300

LED - 80 mm L : < 10

GDS 110 mg/dL - < 200

Creatinin 1,20 mg/dL - 0,7 – 1,5

18
Foto Thorax PA (20/6/2018)

Identitas :
 Nama : Tn. S
 Umur : 61 tahun
 Tanggal pengambilan: 20 Juni 2018
 No.RM : 29.49.84
Proyeksi foto : Thorax PA
Deskripsi :
 Fraktur (-)
 Trakea deviasi ke kiri
 CTR tidak dapat ditentukan
 Sudut kostofrenikus kanan lancip, kiri tertutup
perselubungan
 Corakan bronkovaskular meningkat pada paru kanan
 Adanya opasitas homogen pada seluruh apang paru kiri
 Jantung tidak deviasi ke kanan, terdapat atelektasis di
lapang kiri paru
Kesan :
 Efusi pleura kiri masif

19
CT Scan Thorax (25-06-2018)
Interpretasi :
 Tampak massa heterogen memenuhi hemitoraks kiri dan menyisakan jaringan
parut normal pada bagian posterior. Tampak loculated effusi pleura antara
lateral kiri. Jantung dan mediastinum terdeviasi.
 Massa padat heterogen tersebut tampak infiltratif, expensif dan encasing
vaskular aorta dan arcus aosta thoracalis.
 Massa infiltrasi sampai ke karina dan main brochus kiri
 Paru kanan tampak hiperserasi dan herniasi ke hemitoraks kiri
 Tidak tampak nodul pada paru kanan
 Tulang baik, tidak destruksi , hepar , ginjal dan suprarenal baik, tidak tampak
ascites
 Kesan :
Massa padat heterogen, infiltratif dan expensif pada paru kiri yang menyebabkan
atelektasis paru kiri di sertai effusi pleura kiri terloculated dan hiperserasi paru
kanan (malignan).
 Lung TMN Calc T4N2M1 Stage IV

21
Pemeriksaan Sitopatologi
 Sediaan hapusan menunjukkan sebaran
dan kelompokkan sel-sel bulat oval
dengan inti membentuk gambaran molding
dan disekitarnya mengalami diathesis
dengan latar belakang sel-sel radang
limfosit dan sel eritrosit cukup padat
 Kesimpulan
Small Cell Carcinoma

22
Diagnosis
Ca Paru, Small Cell Carcinoma, T4N2M1,
Stage IV

23
Tatalaksana
 IVFD. Asering 20 tpm
 IVFD. Moxifloxacin 1 x 400 mg
 Inj. Metilprednisolon 2x 125 mg
 Inj. Ranitidine 2 x 50 mg
 Rencana pungsi pleura WSD
 Kemoterapi
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
 Kanker paru adalah tumor ganas yang
berasal dari epitel bronkus, karsinoma
bronkus (bronchogenic carcinoma).
EPIDEMIOLOGI

27
Etiologi
 Belum pasti diketahui
 Paparan atau inhalasi berkepanjangan
suatu zat yang bersifat karsinogenik
PATOGENESIS

29
Klasifikasi

 kanker paru jenis karsinoma bukan sel


kecil (KPKBSK, non small cell lung  kanker paru karsinoma sel kecil
cancer, NSCLC (KPKSK atau small cell lung cancer,
SCLC)
 Adenokarsinoma
 Karsinoma sel skuamosa atau
karsinoma bronkogenik
 Karsinoma bronkoalveolar
 Karsinoma sel besar

30
Gambaran klinis

Keluhan utama dapat berupa :


 Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga
purulen)
 Batuk darah
 Sesak napas
 Suara serak
 Sakit dada
 Sulit /sakit menelan
 Benjolan di pangkal leher
 Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa
nyeri yang hebat.
31
Invasi lokal Sindroma paraneoplastik
 Nyeri dada  Sistemik : penurunan berat badan,
 Sesak napas karena anoreksia, demam
efusi pleura
 Hematologi : leukositosis,
 Invasi ke perikardium yang anemia, hiperkoagulasi
Lokal
menyebabkan
 Endokrin : sekresi berlebihan
tamponade atau aritmia

 Batuk baru atau batuk hormon paratiroid
Sindrom vena kava

yang
superior
lebih hebat pada  Dermatologik : eritema

batuk kronis
Sindrom Horner (facial
multiformis, hiperkeratosis, jari
anhidrosis, ptosis, miosis) tabuh
 Hemoptisis
 Suara serak, karena  Renal : syndrome of inappropriate
 Mengi/
penekananstridor
berulangkarena
pada andiuretic hormone (SIADH)
obstruksi
N. laringeal saluran napas
 Neurologik : dementia, ataksia,
 Sindrom Pancoast, karena tremor, neuropati perifer
 Kadang
invasi pada terdapat
pleksus kavitas
sepertidan
brachialis abses
saraf paru  Neuromiopati
simpatis servikalis  Hipertrofi osteoartropati
 Atelektasis

32
DIAGNOSIS

pemeriksaan penunjang yang mutlak dibutuhkan untuk


menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta
penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM,
Pemeriksaan radiologi paru yaitu
 Foto toraks PA/lateral,
 bila mungkin CT-scan toraks,
 bone scan,
 bone survey,
 USG abdomen dan Brain-CT dibutuhkan untuk menentukan
letak kelainan, ukuran tumor dan metastasis.
33
Pemeriksaan khusus

 Bronkoskopi  Torakoskopi
 Biopsi aspirasi jarum  mediastinoskopi
 Transbronchial Needle Aspiration  torakotomi
(TBNA)  Petanda Tumor
 Transbronchial Lung Biopsy (TBLB)  Pemeriksaan biologi molekuler
 Biopsi Transtorakal (Transthoraxic
Biopsy, TTB)
 Biopsi jarum halus, Biopsi KBG, Biopsi
Daniels, Punksi dan biopsi pleura

 Torakoskopi medic 34
 Sitologi sputum
35
TATALAKSANA

Tujuan pengobatan kanker paru yaitu, kuratif dengan


menyembuhkan atau memperpanjang masa bebas peyakit dan
meningkatkan angka harapan hidup pasien, paliatif dengan
mengurangi dampak kanker serta meningkatkan kualitas hidup,
rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal dengan
mengurangi dampak fisik maupun psikologis kanker baik pada
pasien maupun keluarga, suportif yaitu menunjang pengobatan
kuratif paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi, transfusi
darah dan komponen darah, growth factors obat anti nyeri dan
obat anti infeksi.

36
NSCLC

37
SCLC
 Penderita karsinoma jenis ini bila tidak
diobati hanya tahan hidup antara 6-17
minggu.
 Baru pada akhir tahun 1960-an terbukti
bahwa kemoterapi memperpanjang
ketahanan hidup. Pemberian kemoterapi
tunggal memberi CR antara 0-70%,
sedangkan pemberian paduan obat
memberikan CR antara 20-70%.

38
PROGNOSIS
SCLC NSCLC
 Dengan adanya perubahan terapi  Prognosis kanker jenis NSCLC
dalam 15-20 tahun belakangan ini yang terutama adalah
menentukan stadium penyakit.
angka ketahanan hidup rata-rata
(median survival time) meningkat
dari <3 bulan menjadi 1 tahun.  Dibandingkann jenis lain dari
NSCLC, karsinoma skuamosa
tidak seburuk yang lainnya. Pada
 Pada kelompok limited disease, pasien yang dilakukan tindakan
angka ketahanan hidup rata-rata bedah, kemungkinan hidup 5
naik menjadi 1-2 tahun dan 20% tahun setelah operasi adalah 30%
pasien dapat tetap hidup dalam 2
tahun.

40
BAB III
PEMBAHASAN
Anamnesis
 Tn. S, 61 tahun
 Sesak napas, sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit
 Batuk, sejak 1 bulan yang lalu
 Nyeri dada, seperti ditusuk benda tajam
Pemeriksaan Fisik

 respiration rate 26x/m


 fremitus vokal kiri teraba lebih lemah
 perkusi ditemukan redup pada lapang
paru kiri bagian tengah
 auskultasi suara napas vesikuler
melemah, terdapat ekspirasi
memanjang.
Kasus kanker paru dengan tumor ukuran
besar, terlebih bila disertai atelektasis
sebagai akibat kompresi bronkus
ataupun efusi pleura akan memberikan
gejala sesak napas, fremitus melemah,
perkusi redup dan suara napas melemah
pada sisi toraks yang sakit.
Pemeriksaan Radiologi
- Trakea deviasi ke sebelah kiri
- Tampak lesi opak di hemitoraks sebelah kiri
homogen
- Hemitoraks tidak tampak deviasi ke sebelah
kanan
- Terdapat atelektasis pada hemitoraks sebelah kiri
- Corakan bronkovaskular meningkat
- Sinus costovertebrae kiri tertutup perselebungan
- Kesan : Efusi Pleura Masif, Atelektasis
Pemeriksaan CT-Scan
 Tampak massa heterogen memenuhi hemitoraks kiri dan menyisakan
jaringan parut normal pada bagian posterior. Tampak loculated effusi pleura
antara lateral kiri. Jantung dan mediastinum terdeviasi.
 Massa padat heterogen tersebut tampak infiltratif, expensif dan encasing
vaskular aorta dan arcus aosta thoracalis.
 Massa infiltrasi sampai ke karina dan main brochus kiri
 Paru kanan tampak hiperserasi dan herniasi ke hemitoraks kiri
 Tidak tampak nodul pada paru kanan
 Tulang baik, tidak destruksi , hepar , ginjal dan suprarenal baik, tidak tampak
ascites
 Kesan :
 Massa padat heterogen, infiltratif dan expensif pada paru kiri yang
menyebabkan atelektasis paru kiri di sertai effusi pleura kiri terloculated
dan hiperserasi paru kanan (malignan).
 Lung TMN Calc T4N2M1 Stage IV
Pemeriksaan CT-Scan
 Ditemukan tanda-tanda proses keganasan yang tergambar secara
lebih baik
 Bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra
bronkial, atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi
invasi ke mediastinum dan dinding dada.
 Sesuai dengan kategori TNM termasuk dalam T4 yaitu Tumor
berapapun ukurannya yang telah menginvasi ke: mediastinum,
jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus vertebra, karina,
atau tumor disertai dengan efusi pleura atau perikardial maligna,
atau dengan nodul-nodul tumor satelit di lobus paru tumor primer
ipsilateral;
 N2 Metastasis ke KGB peribronkial dan/ atau hilar ipsilateral dan
kelenjar intrapulmonal akibat ekstensi langsung dari tumor primer
 M1 terdapat metastasis jauh. Sehingga dapat termasuk dalam stage
IV (T4N2M1).
Pemeriksaan Sitopatologi

Pada sitopatologi sediaan hapusan menunjukkan


sebaran dan kelompokkan sel-sel bulat oval
dengan inti membentuk gambaran molding dan
disekitarnya mengalami diathesis dengan latar
belakang sel-sel radang limfosit dan sel
eritrosit cukup padat.
Tatalaksana
 Tatalaksana pada pasien ini adalah terapi
simtomatik untuk mengatasi gejala lokal maupun
sistemik, karena belum terdiagnosa pada saat
pertama masuk rumah sakit, terapi awal yang
diberikan yaitu IVFD Asering, Moxifloxacin 400
mg, Metilprednisolon 125 mg, Inj. Ranitidine 50
mg, Ambroxol 30 mg.
 Rencana selanjutnya setelah ditegakkan
diagnosisnya yaitu pengobatan kemoterapi sesuai
dengan Pokja Kanker PDPI untuk jenis sel kanker
SCLC
BAB V
KESIMPULAN
 Telah dilaporkan Tn. S, 60 tahun pasien di ruang
Gardenia dengan diagnosis Ca Paru, Small Cell
Carcinoma, T4N2M1, Stage IV.
 Kanker Paru adalah tumor ganas yang berasal dari
epitel bronkus, karsinoma bronkus (bronchogenic
carcinoma).
 Onset kanker paru terjadi ketika dimulainya
pertumbuhan sel abnormal yang sangat cepat dan tidak
terkendali.
 Pertumbuhan sel yang tidak normal tersebut dipicu
oleh karena kerusakan DNA.
 Faktor utama penyebab dari kanker paru adalah
paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang
bersifat karsinogenik yaitu polusi udara dan asap rokok.
 Untuk memastikan diagnosa dari kanker paru
maka dilakukan serangkaian pemeriksaan dari
◦ Anamnesa
◦ Pemeriksaan fisik
◦ Pemeriksaan radiologis
◦ Pemeriksaan sitopatologi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai