Pembimbing:
Dr. dr. Abimanyu, Sp.PD-KGEH
Hipertensi portal peningkatan gradien
tekanan porto sistemik pada vena portal
(>15 mmHg) --> ditandai dengan CO >>,
resistensi vaskular sistemik <<
Terapi emergensi
- Resusitasi target Ht 25-30%
- Beri profilaksis obat utk perdarahan
- Diagnosis sumber perdarahan
- Pencegahan komplikasi (hepatik ensefalopati, aspirasi
bronkial, gagal ginjal, infeksi sistemik)
- Antibiotik spektrum luas
- Terapi spesifik sumber perdarahan
Terapi farmakologi
- Somatostatin vasokontriksi vasa splanknik
menurunkan aliran darah porta
- Octreotide infus (50 mcg/jam)
mengurangi komplikasi perdarahan
- Vasopressin vasokontriktor splanknik 0,2-
0,4 IU/menit infus
Karena efek samping ditambah
nitrogliserin IV (40 mcg/m) utk mempertahankan
tekanan sistole > 90 mmHg
Terapi Endoscopy
• Kontrol perdarahan 80% dengan efektifitas
sebesar 70% pada perdarahan berulang
• Kegagalan terapi endoscopy diulang sampai
dua kali, tetapi bila masih gagal maka harus
segera dilakukan trans jugular intra hepatic
portosistemik shunt, atau dengan terapi bedah
• Ligasi varises dengan menggunakan
endoscopy
• Tamponade menggunakan balon. Digunakan
pada perdarahan massif dan bersifat sementara
Terapi Primer Profilaksis
• Beta bloker non kardioselektif dan
mengurangi aliran darah portal dan aliran
darah kolateral pengurangan cardiac output
terjadi vasokontriktor dari splanknik
• Vasodilator : isosorbide mononitrate (ISMN)
mengurangi tekanan varises esophageal
• Profilaksis ligasi varises melalui endoscopy
Terapi Elektif
• Non selektif beta bloker
• Endoscopy scleroterapi digunakan dengan interval 1
minggu dengan 4-5 kali sesi
• Ligasi varises dengan endoscopy, penggunaan ligasi
ini berhubungan dengan terjadinya perdarahan
berulang dengan striktur yang cukup rendah.
• Kombinasi penggunaan ligasi dengan terapi secara
farmakologi yaitu dengan menggunakan nadolol dan
sucralfat memperlihatkan hasil yang cukup efektif
untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang bila
dibandingkan dengan terapi ligasi sendiri.
Definisi : suatu keadaan disorganisasi yang
difuse dari struktur hati yang normal akibat
nodul yang regeneratif yang dikelilingi
jaringan fibrosis
Klasifikasi : menurut morfologi Sherlock
• Mikronodular
• Makronodular
• Campuran (yang memeperlihatkan gambaran
mikro dan makronodular)
Sirosis hepatis kompensata
• Sering disebut dengan laten sirosis hepatis.
Pada stadium kompensata ini belum terlihat
gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini
ditemukan pada saat pemeriksaan screening.
Sirosis hepatis dekompensata
• Dikenal dengan aktif sirosis hepatis, dan
stadium ini biasanya gejala-gejala sudah jelas,
misalnya asites, edema dan ikterus.
Virus hepatitis B, C dan D
Alkohol
Kolestasis
Sumbatan saluran vena hepatica
Sindroma Budd-Chiari
Payah jantung
Kelainan metabolik
Hemakhomatosis (kelebihan beban besi)
Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)
Defisiensi Alpha-antitripsin
Galaktosemia
Tiosinemia
Gangguan imunitas
Toksin dan obat-obatan misalnya metotrexat,amiodaron, INH)
Kriptogenik
Malnutrisi
Indian Childhood Cirrhosis
Sirosis hepatis disebabkan oleh kegagalan
parenkim hati, hipertensi portal, asites,dan
ensefatopati hepatitis.
Keluhan dari sirosis hepatis dapat berupa
lemas, nausea, nafsu makan menurun dan
diikuti penurunan berat badan, mata ikhterik
dan buang air kecil berwarna gelap, acites dan
kaki bengkak, perdarahan saluran cerna bagian
atas, hepatic ensefalopaty, perasaan gatal yang
hebat
TERIMA KASIH