Anda di halaman 1dari 25

POST OPERATIVE DELIRIUM

IN OLDER ADULTS

Dr. Achnes Pangaribuan


Dr. I G P Suka Aryana, Sp.PD-Kger, FINASIM
Departement of Internal Medicine Geriatric division
FK UNUD RSUP Sanglah, Denpasar-Bali

OUTLINES

PENDAHULUAN

Delirium is a mental disorder presented with global


cognitive dysfunction, alter of consciousness, sleep cycle,
and psychomotor activity in acute setting and fluctuated.

American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-IV. Washington DC: American Psychiatric association. 1994

PENDAHULUAN
Delirium pasca operasi komplikasi pasca operasi yang
paling sering ditemukan pada geriatri. Dengan insiden 5-50%.
Data epidemiologi American Geriatrics Society menyebutkan
1/3 kasus pembedahan pada usia > 65 th mengalami
delirium pasca operasi.
Delirium merupakan komplikasi serius pada geriatri yang
dapat menginisiasi cascade perburukan klinis, termasuk
diantaranya komplikasi mayor pasca operasi, lama
perawatan, kehilangan kapasitas fungsional, perburukan
fungsi kognitif, bahkan kematian.

Delirium adalah keadaan darurat medis yang


menyebabkan kerusakan otak permanen jika tidak
dikelola dengan cepat dan benar
Kebanyakan praktisi medis kurang dapat mengenali
ancaman delirium yang berpotensi merugikan pasien.
Dengan manajemen perioperatif yang tepat dapat
mengurangi angka kejadian delirium pasca operasi
sekitar 40%

Prevention and treatment of delirium requires a true


interprofessional approach, and is worth
the effortit saves lives!

1. FAKTOR RISIKO DELIRIUM


PASCA OPERSI
Setiap praktisi medis diharuskan untuk melakukan
penilaian faktor risiko delirium pasca operasi pada
pasien berusia 65 th, dengan gangguan fungsi
kognitif/demensia, impairment hearing and vision,
penyakit kronis, dan klinis infeksi.
Risiko delirium pasca operasi merupakan hubungan
sebab-akibat
antara
stressor
fisiologis
dan
predisposisi faktor risiko yang ada pada pasien.
Dalam konteks operasi, stressor fisiologis ditentukan
terutama oleh jenis tindakan operasi.

What causes delirium?

Dementia
Electrolytes
Lungs, liver, heart, kidney, brain
Infection
Rx (especially medications)
Injury, pain, stress
Unfamiliar environment
Metabolic
Inouye SK. Conn Med1993;57:309-15

FAKTOR RISIKO DELIRIUM


The National Institute for Health
and Care Excelence:

1. Usia > 65th (OR 3,03)


2. Demensia (OR 6,30)
3. Impairment Hearing and
Vision (OR 1,7)
4. Severe illness (OR 3,49)
5. Infeksi (OR 2,96)

2. DIAGNOSIS DELIRIUM
Setiap praktisi medis yang merawat pasien bedah
berusia 65 th diharuskan untuk dapat untuk
mengenali tanda & gejala delirium, termasuk presentasi
hipoaktif.
Diagnosis delirium ditegakkan dengan anamnesis
(termasuk
dari
caregiver),
pemeriksaan
fisik,
laboratorium, temuan radiologis dan rekam medis.

Dalam operasi elektif, pasien harus dilakukan


penapisan delirium sebagai data dasar.

Manifestasi klinis dari delirium adalah perubahan


kognitif akut dari baseline.
kurangnya perhatian adalah gejala kardinal
delirium, dan penggunaan tes cepat penapisan
fungsi kognitif diperlukan untuk diagnosis yang
lebih akurat.
Sindrom delirium tipe
prognosis yang buruk

hipoaktif

mempunyai

3. DELIRIUM SCREENING
Penapisan pasien delirium, harus menggunakan instrumen
penapisan delirium yang sudah divalidasi.

4. PREVENSI DELIRIUM INTRAOPERATIF

Praktisi anestesi dapat menggunakan electroencephalographic


monitor untuk menilai kedalaman anestesi selama sedasi
intravena atau anestesi umum untuk mengurangi delirium
pasca operasi.
Tujuannya adalah untuk memberikan tingkat kedalaman
anastesi yang lebih ringan (pemberian dosis obat anestesi
yang lebih rendah) akan mengurangi delirium pasca operasi
dibandingkan dengan sedasi lebih dalam

5. OBAT-OBATAN YANG DAPAT


MENYEBABKAN DELIRIUM PASCA OPERASI
Obat golongan antikolinergik, hipnotik-sedatif, & meperidine
mempunyai risiko tinggi menyebabkan delirium pasca operasi
pada usia lanjut
Dipenhidramine (OR 2,3)
Meperidine (OR 2,7)
Benzodiazepine (OR 3,0)
Penggunaan beberapa obat (5 atau lebih) telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko delirium

6. PREVENSI FARMAKOLOGI UNTUK


PENCEGAHAN DELIRIUM PASCA OPERASI
Managemen Nyeri pasca operatif berkontribusi terhadap delirium
pasca operasi.
Anestesi Regional lebih dipertimbangkan untuk mengontrol nyeri
pasca operasi dan mencegah delirium pada orang dewasa yang
lebih tua
Sebaiknya lebih dipertimbangkan untuk memberikan analgetik non
opioid untuk meminimalkan rasa sakit pasca operasi dibandingkan
analgetik opioid untuk mencegah terjadinya delirium pasca
operasi
Tidak ada bukti kuat untuk memberikan profilaksis delirium
dengan antipsikotik

7. PREVENSI NON FARMAKOLOGI


DELIRIUM PASCA OPERASI

8. EVALUASI MEDIS dan FARMAKOLOGI


DELIRIUM PASCA OPERASI

THANK YOU

Any Question?

Anda mungkin juga menyukai