Anda di halaman 1dari 14

Rangga Alexander | 25213028

Pengawetan Bambu Melalui Proses Hidrolisis


Menggunakan Enzim Amilase
Latar Belakang
• Bambu sebagai bahan material bangunan yang tergolong sustainable
• Kendala utama bambu sebagai material bangunan adalah daya tahannya yang relatif
singkat
• Proses pengawetan bambu sebagai salah satu cara dalam memperpanjang masa
penggunaan bambu
• Proses pengawetan bambu dapat dilakukan dengan metode tradisioanal maupun
modern
• Proses pengawetan modern cenderung menggunakan bahan kimia yang berpengaruh
buruk bagi lingkungan
• Enzim amilase lebih ramah lingkungan
• Sistem pengawetan yang digunakan adalah VSD (Vertical Soak Diffusion)
Pengawetan Bambu
• Tujuan utama dari pengawetan bambu adalah untuk memperpanjang umur pemakaian
bahan, dengan demikian mengurangi biaya akhir dari produk itu dan menghindari
penggantian yang terlalu sering dalam konstruksi yang permanen dan semi-permanen.
• Bambu tanpa perlakuan khusus dapat bertahan antara satu sampai tiga tahun jika
berinteraksi dengan tanah dan udara, jika berinteraksi dengan air laut usianya kurang
dari satu tahun jika diawetkan usianya dapat mencapai empat sampai tujuh tahun, dan
dalam kondisi tertentu dapat mencapai 10 sampai 15 tahun (Elsppat, 1999)
Pengawetan Bambu
• Menurut Elsppat (1999) ketahanan bambu bergantung pada faktor, antara lain:
1. Kondisi fisiknya, bambu yang sobek lebih sering rusak dibanding yang tidak sobek;
2. Bagian bawah bambu lebih kuat daripada bagian atas;
3. Bagian dalam biasanya lebih dahulu terserang daripada bagian luar;
4. Spesies Dendrocalamus strictus lebih rendah resistensinya dibandingkan Dendrocalamus
longisphatus;
5. Kandungan pati, bambu yang kandungan patinya lebih tinggi lebih rentan terhadap
serangan kumbang bubuk dibanding bambu yang kandungan patinya lebih rendah;
6. Waktu penebangan, bambu yang ditebang pada musim hujan lebih rentan terhadap
serangan kumbang bubuk dibandingkan yang ditebang pada musim panas;
7. Kandungan air, kadar air yang tinggi menyebabkan kekuatan bambu menurun dan mudah
lapuk.
Pengawetan Bambu
• Didalam ilmu pengawetan kayu, penggolongan proses pengawetan dibagi menjadi
proses pengawetan tradisional (tanpa tekanan) dan proses pengawetan modern
(dengan tekanan). (Suranto, 2006)

Proses pengawetan

Tradisional Modern

Tanpa tekanan Dengan tekanan

Sel penuh Sel kosong


Pelaburan
Penyemprotan
Pencelupan Proses Bethell Proses Rueping
Perendaman Proses Burnett Proses Lowry
Perendaman dingin
Perendaman panas – dingin
Proses Vakum
Proses Difusi
Pengawetan pohon hidup
Pengawetan Tiang Pancang
Hidrolisis Menggunakan Amilase
• Pati merupakan karbohidrat yang terdapat di dalam bahan nabati yang tergolong
kedalam polisakarida (homopolimer glukosa) dan berfungsi sebagai sumber energi.
Berbagai polisakarida seperti pati banyak terdapat dalam serelia dan umbi-umbian.
Selama proses pematangan, kandungan pati dalam buah-buahan manjadi gula-gula
pereduksi yang akan menimbulkan rasa manis.
• Kandungan pati pada bambu mengakibatkan bambu rentan terserang oleh jamur,
kumbang bubuk, dan rayap.
Hidrolisis Menggunakan Amilase

• Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen
(H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia.
• Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati menjadi gula‐gula
sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan polisakarida menjadi maltosa
(alfa dan beta) ataupun glukosa (gluko amilase).
• Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan
mikroorganisme. saat ini sejumlah enzim amilase telah diproduksi secara komersial.
• Penggunaan mikroba dianggap lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan
dan kondisi lingkungan dapat dikendalikan.
• Bakteri potensial yang akhir-akhir ini banyak digunakan untuk memproduksi enzim amilase
pada skala industri antara lain Bacillus licheniformis dan Bacillus stearothermophillus.
Hidrolisis Menggunakan Amilase

• Bila pati dihidrolisis dengan enzim amilase (dari bakteri Bacillus) maka akan
menghasilkan senyawa dekstrin Schardinger.
• Senyawa tersebut sangat mudah larut oleh air, oleh karena itu akan memaksimalkan
proses pengurangan pati pada bambu

• Zat pati bereaksi secara kimiawi dengan yodium,


reaksi ini terlihat sebagai warna biru kehitaman.
Warna biru kehitaman ini terjadi bila molekul
yodium masuk kedalam bagian yang kosong pada
molekul zat pati yang berbentuk spiral.
• Bila zat pati ini telah diuraikan menjadi maltosa
atau glukosa, warna biru ini tidak terjadi karena
tidak adanya bentuk spiral
Hidrolisis Menggunakan Amilase
• Hasil penelitian terkait penggunaan enzim amilase dalam pengurangan kadar pati pada
bambu. (Uji Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara oleh Muhamad Yusuf)

Waktu Konsentrasi Kadar Pati Kadar Pati Penurunan Kadar


Fermentasi Bakteri Kontrol (%) Perlakuan (%) Pati (%)
2,5 x 108 1.78 1.47 27.02
1 hari 5x 108 1.63 1.32 27.69
7,5 x 108 1.73 1.49 23.56
Rata-rata 1.71 1.43 26.09
2,5 x 108 2.03 1.75 26.92
3 hari 5x 108 1.37 1.22 26.33
7,5 x 108 1.08 0.85 32.64
Rata-rata 1.49 1.27 28.63
2,5 x 108 1.55 1.47 17.29
5 hari 5x 108 1.33 0.99 38.70
7,5 x 108 1.02 0.78 34.02
Rata-rata 1.30 1.08 30.00
Rata-rata Umum 1.50 1.26 28.24
Hidrolisis Menggunakan Amilase
• Proses hidrolisis dengan enzim amilase pada pati bambu akan memperoleh hasil yang
maksimal jika dilakukan dengan proses bertekanan tinggi (high pressure)
• Bambu menghasilkan zat getah yang dapat menghalangi enzim amilase untuk masuk
kedalam jaringan veskular bambu dan bereaksi dengan pati
• Oleh karena itu dengan menggunakan metode high pressure maka dapat meningkatkan
tahap peresapan enzim amilase pada bambu.
• Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar pati mengalami penurunan dari 1.18%
menjadi 0.96% ketika tekanan di tingkatkan dari 0 psi menjadi 100 psi.
Vertical Soak Deffusion (VSD)
• Pengawetan bambu dengan metode Vertical Soak Diffusion (VSD) merupakan langkah
maju dan modifikasi dari sistem boucherie (sistem tekanan yang diperkenalkan oleh
Prof. Dr. Liese) yang cocok untuk perkebunan bambu skala besar untuk keperluan
konstruksi, perabot rumah tangga, dan kerajinan tangan.
• Metode ini dilakukan dengan melubangi ruas bambu dengan batang besi, dengan
menyisakan satu ruas pada ujung bambu, kemudian memasukkan bahan pengawet
dalam bambu dengan posisi tegak. Dikarenakan bagian dalam dari bambu lebih
permeabel daripada kulit bambu, maka proses masuknya larutan bahan pengawet akan
lebih cepat.
Vertical Soak Deffusion (VSD)
Vertical Soak Deffusion (VSD)
Daftar Pustaka
• Anam, Khairul. 2010. Produksi Enzim Amilase (laporan). Intitut Pertanian Bogor
• Elsppat, T. 1999. Pengawetan Kayu dan Bambu. Edisi II. Penerbit Puspa Swara.
Jakarta.
• Huang, Xiao. dkk. 2014. Study on the Mould-Resistant Properties of Moso Bamboo
Treated with High Pressure and Amylase (jurnal). China: Fujian Agriculture and
Forestry University
• Garland, L. 2003. Metode Vertical Soak Diffusion
• Yusuf, Muhamad. 2007. Penurunan Kadar Pati Bambu Hitam (Gigantochloa
Atroviolaceae Widjaja) oleh Fermentasi Suspensi Bakteri Biakan Murni dengan
Metode Vertical Soak Diffusion (skripsi). Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara

Anda mungkin juga menyukai