Anda di halaman 1dari 30

INGUINALIS

LATERALIS
Oleh : ZAINAB NAZAAHAH
NPM : 18360182
Preceptor : dr. Eko Purnanto, Sp.B

Bagian Ilmu Bedah


Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
PENDAHULUAN
• Sekitar 75% hernia terjadi di daerah lipat paha, berupa hernia inguinal
direct, indirect, serta hernia femoralis.

• Insiden hernia inguinalis pada pria memiliki distribusi bimodal, dengan


puncak sebelum tahun pertama dan setelah usia 40.

• Perbaikan hernia inguinalis adalah operasi yang paling sering dilakukan di


Amerika Serikat, karena kejadian yang signifikan pada seluruh rentang usia
dan variasi modalitas pengobatan yang berhasil. Sekitar 800.000 kasus
dilakukan pada tahun 2003, tidak termasuk hernia rekuren atau bilateral.
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
DEFINISI
• Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan
adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah
yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding.

• Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirect


yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen.
Selain hernia indirect nama yang lain adalah hernia oblique yang artinya
saluran yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia
ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak di
sebelah lateral dari vasa epigastrica inferior.
PATOFISIOLOGI
• Hernia inguinalis dapat terjadi karena bawaan atau didapat. Kebanyakan hernia
inguinalis pada dewasa dianggap akibat defek yang didapat pada dinding perut
meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan kecenderungan untuk diwariskan.

• Sejumlah penelitian mencoba menggambarkan penyebab pasti pembentukan hernia


inguinalis; namun, faktor risiko yang ditandai dengan baik adalah kelemahan otot
dinding perut.

• Hernia kongenital, yang merupakan mayoritas hernia pediatri, dapat


dipertimbangkan sebagai akibat dari gangguan perkembangan normal, bukan akibat
kelemahan dinding perut.
PATOFISIOLOGI
Tabel 2.2. Faktor Penyebab Hernia Inguinalis 5,12
Batuk Ascites
Penyakit Paru Obstruktif Kronis Riwayat Insisi Kuadran Kanan Bawah
(PPOK)

Obesitas Manuver Valsava


Kehamilan Defek Sintesis Kolagen
Berat Lahir < 1500 gr Kelainan Jaringan Ikat Bawaan
Merokok Mengangkat Beban Berat
Latihan Fisik Posisi Berdiri
Riwayat Hernia Dalam Keluarga Aneurisma Arteri
PATOFISIOLOGI
Variasi derajat penutupan
processus vaginalis.

A. Processus vaginalis tertutup


sempurna.
B. Patent Processus Vaginalis
ringan.
C. Patent Processus Vaginalis
Sedang.
D. Hernia Scrotalis.
DIAGNOSIS
A. Anamnesis
• Hernia inguinalis dapat ditemukan pada beberapa keadaan,
mulai dari penemuan secara kebetulan sampai dengan keadaan
darurat yang membutuhkan operasi segera, seperti inkarserata
atau strangulasi terhadap isi kantong hernia.
• Pasien dengan hernia inguinalis akan sering melaporkan gejala
nyeri pada pangkal paha. Gejala ekstremaria seperti perubahan
kebiasaan buang air besar atau gejala kencing jarang terjadi.
• Hernia inguinalis dapat menekan saraf yang berdekatan,
menyebabkan tekanan umum, nyeri tajam lokal, dan nyeri alih.
DIAGNOSIS
• Tekanan atau rasa berat di pangkal paha adalah keluhan umum,
terutama setelah aktivitas yang berkepanjangan.
• Rasa sakit tajam cenderung menunjukkan adanya saraf yang
tertekan dan mungkin tidak berhubungan dengan tingkat
aktivitas fisik yang dilakukan oleh pasien. Nyeri neurogenik
dapat mengarah ke skrotum, testis, atau paha bagian dalam.
DIAGNOSIS
B. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi HIL : Jika pasien mengejan benjolan timbul di lipat paha berbentuk lonjong yang berjalan dari
kraniolateral ke kaudomedial
HIM : Benjolan berbentuk bulat
Palpasi  Teraba massa, fluktuasi (+), batas tegas
 Palpasi teraba usus, omentum
 Pada anak-anak teraba silk sign -> processus vaginalis persisten

Tes Visibel / Valsava Test:


Hernia tereposisi, penderita diminta untuk mengedan.
HIL : Benjolan keluar dari kraniolateral ke kaudomedial, keluar lambat (berbentuk lonjong)
HIM : Benjolan keluar langsung pada daerah medial (berbentuk bulat)
Hernia Femoralis : Benjolan keluar di bawah ligamentum inguinalis pada fossa ovalis, keluar
lambat.
DIAGNOSIS
Palpasi Tes Oklusi :
Ibu jari menutup angulus inguinalis, pasien diminta untuk mengedan.
HIL : Benjolan tidak keluar
HIM : Benjolan keluar
Hernia Femoralis : Benjolan keluar

Tes Taktil / Fingertip Test :


Jari telunjuk masuk menyusuri canalis inguinalis, ambil kulit setebal-
tebalnya dan pasien diminta untuk mengedan.
HIL : Dirasakan di ujung jari
HIM : Dirasakan di samping / sisi jari
DIAGNOSIS
Palpasi Tes Zieman :
Jari telunjuk di annulus internus, jari tengah di annulus eksternus, jari manis
di fossa ovalis (1 cm di atas ligamentum inguinal)
HIL : Dorongan pada jari telunjuk
HIM : Dorongan pada jari tengah
Hernia Femoralis : Dorongan pada jari manis

Auskultasi Peningkatan peristaltik oleh karena ileus obstruksi pada hernia inkarserata
KLASIFIKASI
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Arah
Berdasarkan Letak
Terjadinya Gambaran Klinis Penonjolannya
Herrnia Kongenital Hernia Inguinalis Hernia Reponibel Hernia Eksterna
Hernia Akuisita Hernia Femoralis Hernia Irreponibel Hernia Interna
Hernia
Diaphragmatica

Hernia Umbilicalis
KLASIFIKASI
Klasifikasi hernia inguinalis lateralis berdasarkan sifatnya :
• Hernia Reponibel : Isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar ketika
mengedan atau berdiri, dan masuk lagi ketika berbaring atau bila
didorong masuk perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
• Hernia Irreponibel : Isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke
dalam rongga perut, terdiri atas:

 Hernia Akreta : Terdapat pelekatan isi kantong pada


peritoneum kantong hernia
KLASIFIKASI
 Hernia Inkarserata dan Strangulata : Terjadi bila isinya terjepit
oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak
dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya terjadi
gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis, hernia
inkarserata dimaksudkan untuk hernia irreponibel yang disertai
gangguan pasase. Hernia strangulata digunakan untuk
menyebut hernia irreponibel yang disertai gangguan
vaskularisasi.
 Hernia Richter : Hernia yang disertai dengan strangulasi namun
strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus. Ileus
obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan
hernia tidak ditemukan dan baru terdiagnosis waktu
laparotomi.
KLASIFIKASI
Jenis Reponibel Nyeri Obtruksi Tampak Sakit Toksik
Reponibel / + - - - -
Bebas
Reponibel / - - - - -
Akreta

Inkarserata - + - + -
Strangulata - ++ + ++ ++
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi
dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan
isi hernia yang telah direposisi.
• Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali
pada pasien anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri
memegang isi hernia sambal membentuk corong, sedangkan
tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit
tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi.
PENATALAKSANAAN
• Pada anak-anak, inkarserasi lebih sering terjadi pada usia di bawah
2 tahun. Reposisi spontan lebih sering terjadi, dan sebaliknya,
gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibandingkan orang
dewasa. Hal ini disebabkan cincin hernia pada anak lebih elastis.
• Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak menggunakan sedatif
dan kompres es di atas hernia.
• Bila reposisi berhasil, anak disiapkan untuk operasi pada hari
berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, operasi harus segera
dilakukan dalam waktu 6 jam.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah herniorafi, yang terdiri
atas:
A. Herniotomi
Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong
dibuka, dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
PENATALAKSANAAN
B. Hernioplasti
• Pada hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang canalis inguinalis. Hernioplasti
lebih penting dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan
herniotomy.
• Dikenal berbagai metode hernioplasti, seperti memperkecil annulus
inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat
fascia transversa, dan menjahitkan pertemuan musculus transversus
internus abdominis dan musculus obliquus internus abdominis, yang
dikenal dengan nama conjoint tendon, ke ligamentum inguinale Pouparti
menurut metode Bassini, atau menjahitkan fascia transversa, musculus
transversus abdominis, dan musculus obliquus internus abdominis ke
ligamentum Cooper pada metode Lotheissen-McVay.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

Teknik Bassini
PENATALAKSANAAN

Teknik Lichtensein
KOMPLIKASI
• Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi
hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia
irreponibel. Hal ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar,
misalnya terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal, atau
merupakan hernia akreta.
• Disini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa benjolan. Isi hernia
dapat pula tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia
inkarserata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada
hernia Richter.

Anda mungkin juga menyukai