Anda di halaman 1dari 25

SOILS

AND
AGGREGATES

1
AGREGAT TANAH

Agregat tanah adalah sekelompok partikel primer tanah


yang mengikat bersama satu sama lain membentuk
patikel sekunder (agregat).

Stabilitas agregat mengacu pada kemampuan agregat


tanah untuk bertahan terhadap disintegrasi ketika ada
gaya-gaya “penghancur” seperti pengolahan tanah dan
air hujan atau erosi angin.
Stabilitas agregat basah menunjukkan seberapa baik
agregat tanah yang dapat menahan dampak pukulan air
hujan dan erosi air.

2 Sumber: http://soilquality.org/indicators/aggregate_stability.html
AGREGAT TANAH
Perubahan stabilitas agregat tanah dapat berfungsi sebagai indikator awal dari
proses pemulihan atau degradasi tanah.
Stabilitas agregat tanah merupakan indikator kandungan bahan organik tanah,
aktivitas biologis tanah, dan siklus hara di dalam tanah.
Umumnya, partikel –partikel primer dalam agregat yang kecil (<0,25 mm) terikat
oleh bentuk-bentuk bahan organik yang lebih tua dan lebih stabil.
Dekomposisi bahan organik oleh mikroba tanah akan melepaskan produk-
produk (yang kurang stabil) yang mengikat agregat kecil menjadi agregat yang
lebih besar (> 2 - 5 mm).
Agregat-agregat yang lebih besar ini ternyata lebih sensitif terhadap efek
pengelolaan BOT, dan ia berfungsi sebagai indikator yang lebih baik bagi
perubahan kualitas tanah.

Jumlah yang lebih besar dari agregat yang stabil menunjukkan bahwa kualitas
tanah lebih baik. Kalau proporsi agregat besar terhadap agregat kecil
meningkat, maka biasnaya kualitas tanah lebih baik.

3 Sumber:
AGREGAT TANAH

Agregat yang stabil juga menyediakan berbagai macam ruang pori, termasuk
pori-pori mikro di dalam agregat dan pori-pori makro di antara agregat.

Ruang pori sangat penting untuk tata udara dan tata air dalam tanah, dan
pergerakan hara, dan gerakan biota dalam tanah.

Pori-pori makro terkait dengan agregat yang besar dan stabil sangat
mendukung laju infiltrasi air hujan dan aerasi tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman.
Ruang pori juga menyediakan zona “gembur” untuk pertumbuhan akar dan
penetrasi akar.
Kerak permukaan dan pori-pori yang tersumbat akan mudah terjadi pada tanah
yang stabilitas agregatnya rendah.
Kerak permukaan mencegah infiltrasi air hujan dan mempromosikan erosi, pori-
pori yang terisi penuh material padatan tidak akan mampu menyimpan air dan
menghambat pertukaran udara dan meningkatkan Bobot Isi tanah,
memperburuk kondisi tanah untuk pertumbuhan akar.
4 Sumber:
AGREGAT TANAH

Stabilitas agregate sangat penting untuk infiltrasi air hujan,


pertumbuhan akar, dan ketahanan terhadap erosi air dan
erosi angin.
Agregat yang Tidak stabil mudah hancur selama terjadi
hujan. Partikel-pertikel hancuran tanah tersebar mengisi pori-
pori tanah di lapisan permukaan dan membentuk lapisan tipis
kerak-permukaan yang kompak dan padat ketika tanah
mengering.

Infiltrasi berkurang, dapat mengakibatkan peningkatan air


limpasan permukaan dan erosi tanah, dan mengurangi air
yang tersedia dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman.
Kerak fisik di permukaan tanah juga dapat membatasi
munculnya kecambah bibit.

5 Sumber:
AGREGAT TANAH
Praktek budidaya pertanian yang menyebabkan stabilitas agregat
hancur:

1. Metode pengolahan tanah dan aktivitas gangguan tanah yang


menghancurkan BOT, mencegah akumulasi bahan organik
tanah, dan mengganggu agregat yang ada,
2. Penanaman, penggembalaan, atau sistem produksi tanaman
lainnya yang membiarkan permukaan tanah telanjang dan
terekspos terhadap dampak fisik air hujan atau partikel tanah
tertiup oleh angin,
3. Menghapus sumber bahan organik dan kekasaran permukaan
dengan cara membakar seresah, pemanenan atau
menghapus semua sisa tanaman,
4. Menggunakan pestisida yang membahayakan mikroorganisme
tanah yang bermanfaat.
6 Sumber:
AGREGAT TANAH

Meningkatkan stabilitas agregat pada lahan


pertanian biasanya melibatkan penanaman
tanaman penutup-tanah dan tanaman pupuk
hijau, pengelolaan residu sisa panen, rotasi
tanaman, dan Olah Tanah Minimum (OTM) adat
Tanpa Olah Tanah (TOT).

Stabilitas agregat akan menurun dengan cepat


kalau tanah diolah dengan metode “Olah Tanah”
bersih.

7 Sumber:
AGREGAT TANAH

Agregat tanah merupakan unit struktural tanah.


Agregat ini terdiri atas partikel tanah (pasir, debu dan tanah liat)
dan bahan organik (humus) yang ditemukan di dalam tanah.

Partikel-partikel tanah saling berikatan satu sama lain membentuk


agregat secara lebih kuat daripada ikatan di antara agregat yang
berdekatan.
Ruang do antara agregat menyediakan ruang pori untuk retensi
dan pertukaran udara dan air.

Agregat menstabilkan tanah dan memelihara produktivitas tanah


sambil mencegah erosi dan kerusakan tanah.

8 Sumber:
AGREGAT TANAH

Stabilitas agregat mengacu pada kemampuan agregat tanah


untuk menahan gangguan ketika ada gaya-gaya luar (biasanya
berhubungan dengan air).

“Stabilitas agregat” tidak sama dengan “stabilitas agregat kering”


yang lazim digunakan untuk prediksi erosi angin.

Istilah yang terakhir ini merupakan evaluasi ukuran agregat .

9 Sumber:
AGREGAT TANAH
Agregasi mempengaruhi erosi, gerakan air, dan pertumbuhan akar tanaman.
Agregat yang diinginkan adalah agregat stabil terhadap curah hujan dan
pergerakan air.
Agregat yang hancur dalam air atau hancur pada saat dipukul oleh hujan akan
melepaskan individu partikel tanah yang dapat menutup permukaan tanah dan
menyumbat pori-pori tanah.
Hancurnya agregat ini menciptakan kerak-tanah yang menutup pori-pori dan
jalur lain untuk masuknya air dan udara ke dalam tanah dan juga membatasi
munculnya kecambah bibit dari dalam tanah .
Kondisi optimum memiliki berbagai macam ukuran pori. Ini termasuk pori-pori
yang besar di antara agregat dan pori-pori yang lebih kecil di dalam agregat.
Ruang pori di antara agregat sangat penting untuk air dan udara masuk dan
pertukarannya.
Ruang pori ini menyediakan zona kelemahan (BI rendah) atau ruang pori
makro, sehingga agregasi kurang penting.
Misalnya, tanah berpasir memiliki agregasi rendah, tetapi akar dan air dapat
bergerak dengan mudah dalam tanah.

10 Sumber:
AGREGAT TANAH

Agregat tanah adalah ‘gerombolan' partikel tanah yang diikat bersama oleh
partikel liat, bahan organik (seperti akar-akar rambut), oleh senyawa organik
(dari bakteri dan jamur) dan hifa jamur .
Agregat bervariasi ukurannya mulai dari sekitar 2 seperseribu milimeter hingga
sekitar 2 milimeter , dan terdiri dari partikel-partikel tanah dari berbagai ukuran.

Beberapa partikel-partikel ini berikatan erat bersama-sama dan beberapa


partikel lainnya tidak berikatan erat dan hal ini menciptakan ruang pori dari
berbagai ukuran dalam agregat tanah.
Ruang-ruang pori tersebut, di dalam agregat dan di antara agregat tanah
sangat penting untuk menyimpan udara dan air, mikroba, nutrisi dan bahan
organik.
Tanah dengan banyak agregat yang disebut “agregasinya bagus". Tanah
tersebut lebih stabil dan lebih tahan terhadap erosi.

11 Sumber:
AGREGAT TANAH

Ada dua cara bahwa bakteri tanah dapat terlibat dalam agregasi
tanah.
Salah satu cara adalah dengan memproduksi senyawa organik
yang disebut “polisakarida”.
Polisakarida bakteri lebih ini stabil daripada polisakarida tanaman,
proses dekomposisinya cukup lama sehingga dapat berfungsi
sebagai perekat dalam memegang partikel tanah menjadi
agregat.
Cara lain bakteri terlibat dalam agregasi tanah adalah dengan
mengembangkan muatan elektrostatik kecil yang dapat menarik
muatan elektrostatik pada permukaan liat, membentuk semacam
jembatan di antara agregat-agregat kecil dari tanah.

12 Sumber:
AGREGAT TANAH

Jamur tumbuh memanjang, struktur benang, yang disebut hifa.


Jumlah agregasi dalam tanah telah ditemukan berhubungan
dengan panjangnya hifa jamur dalam tanah.

Jamur dapat membantu membentuk agregat dalam tanah dengan


“menjaring bersama” partikel tanah dengan hifanya dan
membentuk likatan di antara partikel tanah.

Jamur mikoriza dan jamur yang mengkoloni bahan organik segar


diyakini menjadi yang paling penting untuk membantu stabilisasi
partikel-partikel tanah menjadi agregat.

13 Sumber:
AGREGAT TANAH
Struktur tanah
mengacu pada
cara partikel tanah
(pasir, debu dan
tanah liat) dan
bahan organik
dikelompokkan
bersama untuk
membentuk
agregat tanah.

14 Sumber: http://www.uq.edu.au/_School_Science_Lessons/Soils.html
Agregat yang lebih besar sering terdiri dari aglomerasi
agregat yang lebih kecil . Gambaran ini menunjukkan empat
tingkat dalam hirarki agregat tanah.

Sumber:
15 http://faculty.yc.edu/ycfaculty/ags105/week05/soil_physical_properties/soil_physical_properties_print.html
AGREGAT TANAH
Faktor-faktor penting untuk agregasi pada setiap tingkat :

a) Macroaggregate terdiri dari banyak microaggregates terikat bersama-sama


terutama oleh semacam jaring-jaring perekat yang terbentuk dari hifa
jamur dan akar-akar rambut yang halus .
b) Microaggregate terutama terdiri dari butiran pasir halus dan debu, liat , dan
bahan organik terikat bersama oleh rambut akar , hifa jamur , dan perekat
hasil ekskresi mikroba.
c) Sub-microaggregate yang sangat kecil terdiri dari partikel debu halus
terbungkus oleh bahan organik tumbuhan dan mikroba ( disebut partikuklat
organik ) , terbungkus oleh material halus liat , humus , dan oksida Fe atau
Al.
d) Cluster trombosit liat paralel dan acak berinteraksi dengan oksida Fe atau
Al dan polimer organik pada skala terkecil . Cluster liat-organik ini
mencerminkan ikatan dengan permukaan partikel humus dan koloid liat.

Sumber:
16 http://faculty.yc.edu/ycfaculty/ags105/week05/soil_physical_properties/soil_physical_properties_print.html
AGREGAT TANAH
Praktek pengelolaan tanah yang mempromosikan struktur tanah yang baik
meliputi:

1. Meminimalkan persiapan lahan (Olah Tanah Minimum)


2. Waktu pengolahan tanah pada kondisi kelembaban optimum (sekitar
kapasitas lapangan atau lebih kering sedikit)
3. Mempertahankan seresah tanaman / residu pada permukaan tanah
4. Menggabungkan pasokan bahan organik mudah lapuk
5. Menggunakan tanaman penutup tanah bila memungkinkan
6. Menggunakan pupuk hijau dan tanaman penutup tanah bila memungkinkan
7. Menggunakan gipsum dan bahan pembenah tanah (soil conditioner).

Sumber:
17 http://faculty.yc.edu/ycfaculty/ags105/week05/soil_physical_properties/soil_physical_properties_print.html
AGREGAT TANAH
Tanah terdiri dari partikel dan agregat kecil, ini dapat mengumpul untuk
membentuk agregat yang lebih besar (peds) yang merupakan 'bangunan blok'
dari tanah.

Sumber: http://www.nzsoils.org.nz/Topic-Describing_Soils/Soil_Structure-
18 Peds_and_the_Types_of_Structural_Units/
AGREGAT TANAH

Struktur tanah adalah:

1. Ukuran,
2. Bentuk
3. Derajat agregasi (jika ada) dari unit struktural (peds,
gumpalan),
cara mereka diatur dalam tanah,
4. Ruang pori di antara agregat dan di dalam agregat.

19 Sumber:
AGREGAT TANAH
Jenis Unit Struktural:

Agregat tanah
Sebuah istilah umum untuk setiap penggumpalan partikel tanah, termasuk peds,
gumpalan atau fragmen.

Ped
Agregat terbentuk dalam tanah dan dapat menjadi agregasi peds kecil dan:
Terpisah dari agregat serupa dengan pola yang jelas dari retakan atau partisi,
atau - memiliki permukaan yang berbeda setidaknya satu-setengah dari agregat
atau - memiliki pelapis (selubung) pada satu-setengah dari permukaannya.

Gumpalan Tanah
Agregat 100 mm atau lebih panjang dan dibentuk oleh gangguan tanah seperti budidaya
tanaman.

Fragmen
Agregat kurang dari 100 mm panjang dan dibentuk oleh gangguan tanah seperti
budidaya tanaman.
“Cast” adalah “ped” yang berasal dari biologis , misalnya “cast cacing”.
20 Sumber:
AGREGAT TANAH

Skema representasi dari


agregat tanah dan
distribusi mikroorganisme:

a) agregat terdiri dari


banyak microaggregates;
b) pori-pori antara
microaggregates penuh
dengan bakteri (bl);
c) pori-pori antara agregat
di mana mengembangkan
sel-sel individual
(d) dan koloni
(e) bakteri, jamur, dan
actinomycetes.

21Sumber: http://www.soilandhealth.org/01aglibrary/010112krasil/010112krasil.ptII.html
AGREGAT TANAH
Agregat : Model dari pedosphere
Tekstur tanah mempengaruhi tanaman perakaran , struktur tanah dan kandungan bahan organik .
Tekstur tanah dan struktur tanah menentukan distribusi pori - ukuran, kapasitas menahan air tanah
dan jumlah air untuk ruang pori berisi udara dalam tanah agregat yang menyediakan habitat bagi
organisme tanah . Agregat tanah dapat diklasifikasikan menjadi macroaggregates ( > 250 m ) dan
microaggregates ( 20-250 mm) .
Agregat adalah kumpulan secara alami terbentuk dari pasir , lumpur , tanah liat , bahan organik ,
rambut akar , mikroorganisme dan " lem " mereka seperti sekresi Lendir , polisakarida ekstraseluler
, dan hifa ( filamen ) jamur serta pori-pori yang dihasilkan . Agregat tanah sering mengandung akar
halus yang tumbuh ke dalam tanah pori-pori bergaul dengan agregat rhizosfer " zona tanah di
bawah pengaruh akar tanaman " .

Agen pengikat Persistent seperti bahan organik dan oksida logam dapat menstabilkan
microaggregates . Agen sementara mengikat ( polisakarida dan hifa ) yang dihasilkan oleh
organisme tanah membantu dalam pembentukan macroaggregates terkandung dalam
microaggregates lebih stabil .
Macroaggregates ini berfungsi sebagai " ekosistem atau arena kegiatan " .

Agregat tanah adalah satuan struktur tanah yang dapat dianggap sebagai model skala kecil yang
sangat dari pedosphere a . Satu dapat memvisualisasikan semua interaksi gas , air , organisme
dan konstituen organik dan anorganik di " mikro " maka " sekilas alam semesta " dalam satu gram
tanah .
22 Sumber: http://www.nature.com/scitable/knowledge/library/the-soil-biota-84078125
F
AGREGAT TANAH

Sebuah agregat
tanah atau ped
adalah “kumpulan
secara alami”
terbentuk dari pasir,
debu, liat, bahan
organik, rambut akar,
mikroorganisme dan
sekresinya, dan
membentuk pori-pori.

23 Sumber: http://www.nature.com/scitable/knowledge/library/the-soil-biota-84078125
AGREGAT TANAH
Pemadatan tanah
menyebabkan penurunan
ruang pori tanah. Hal ini
akan mengurangi tingkat
di mana air dapat
menyusup dan mengalir
melalui tanah. Hal ini juga
mengurangi ruang yang
tersedia untuk Oksigen di
zona akar tanaman.
Pemadatan umumnya
disebabkan oleh
penggunaan manusia dari
tanah (mis. kaki lalu lintas
di daerah rumput atau
bagian berulang mesin di
areal tanaman).

Sumber:
24 http://www.tankonyvtar.hu/en/tartalom/tamop425/0032_talajtan/ch13s12.html
AGREGAT TANAH

25 Sumber:

Anda mungkin juga menyukai