Oleh:
Heru Purwanto
NIM: 18/435085/PMU/09596
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
Interaksi, Tata Ruang, dan Kehidupan Organisme di Ekosistem Sawah Padi
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa, ekosistem sawah padi terdiri atas
beberapa komponen yaitu pada lapisan air permukaan tersusun oleh komponen
abiotis seperti air, udara, suhu, cahaya matahari, pH air dan lain-lain. Sedangkan
komponen biotis terdiri atas rumput, jerami, dan alga. Pada bagian tanah yang telah
dibajak terdiri dari tanah, air, udara, suhu, dan pH tanah sebagai komponen abiotis
serta terdiri atas cacing, mikroorganisme penyubur tanah, maupun organisme lain
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi sebagai komponen biotis.
Sedangkan pada bagian lapisan tanah tengah (subsoil) terdiri atas air perkolasi,
tanah, dan batuan. Pada lapisan ini ada kemungkinan beberapa organisme tidak
dapat hidup, karena pada lapisan ini miskin udara dan nutrisi serta didominasi oleh
sebagian besar batuan.
Beberapa organisme baik flora maupun fauna di ekosistem sawah padi telah
menciptakan suatu tatanan kehidupan yang saling berpengaruh membentuk sebuah
keseimbangan lingkungan, stabilitas lingkungan, dan produktivitas lingkungan. Jika
jumlah populasi pada salah satu organisme kurang atau berlebih, maka akan
berpengaruh pada munculnya ketidakseimbangan di dalam jaring-jaring makanan
tersebut. Untuk itu, dalam mempertahankan kehidupan organisme yang seimbang
tersebut, petani harus mampu mengelola lingkungan atau ekosistem sawah padi
dengan cara:
1. Mempertahankan keseimbangan jumlah musuh alami dari masing-masing
organisme di ekosistem sawah padi;
2. Mengurangi penggunaan pupuk maupun pestisida yang tidak ramah
lingkungan;
3. Menggunakan pupuk maupun pestisida sesuai dengan kebutuhan tanah dan
tanaman padi;
4. Menjaga ketersediaan bahan organik tanah dengan aplikasi pupuk kompos
atau pupuk kandang matang dan;
5. Menerapkan pola pertanian yang berwawasan lingkungan.
Pada gambar di atas, maka terlihat jelas bahwa tata ruang pada ekosistem
sawah padi juga dapat digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu: habitat perairan yang
dihuni oleh kelompok dekomposer, habitat pada tanaman padi yang dihuni oleh padi,
hama tanaman, predator dan parasitoid. Sedangkan tata ruang berikutnya adalah
habitat bukan tanaman padi yang dihuni oleh tanaman bukan padi, organisme
herbivora bukan hama, predator, dan parasitoid. Organisme tersebut menempati tata
ruang yang berbeda dan saling berinteraksi satu sama lain dalam suatu jaring-jaring
makanan.
Keberadaan tata ruang sebagai penunjang suatu organisme untuk hidup
adalah sangat penting. Pada setiap tata ruang, organisme akan saling berinteraksi
satu sama lain dan bahkan mampu untuk berinteraksi dengan organisme yang lain
pada tata ruang yang berbeda. Tata ruang dapat berhubungan dengan syarat suatu
organisme mampu hidup, yaitu masing-masing tata ruang memiliki suhu, intensitas
cahaya, udara, oksigen, pH, nutrisi, dan lain-lain. Satu saja dari komponen dari tata
ruang ini hilang, maka organisme akan mengalami gangguan dalam kehidupannya.
Untuk menunjang keberlanjutan suatu organisme agar tetap hidup sesuai
dengan siklus kehidupannya dilakukan dengan menjaga keseimbangan suatu
ekosistem. Jika keseimbangan sudah tercapai, maka lingkungan beserta komponen
penyusunnya diharapkan akan tetap lestari. Dalam hal ini, manusia sebagai agen
yang banyak melakukan aktivitas yang dapat merubah lingkungan, maka harus
mengubah aktivitas tersebut menjadi perilaku yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Tentunya dalam menjaga lingkungan agar tetap lestari dan
berkelanjutan, perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak. Pihak yang dimaksud
dapat berasal dari pemerintah, swasta, maupun organisasi masyarakat.
Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: (1).
ekosistem memiliki tatanan secara menyeluruh dengan unsur lingkungan yang
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan; (2). ekosistem
memiliki komponen lingkungan yang saling berpengaruh satu sama lain dan tidak
dapat dipisahkan; (2). ekosistem memiliki tata ruang yang dapat berisi faktor
pembatas atau syarat-syarat suatu organisme dapat hidup, tumbuh, dan
berkembang; (3). keberlanjutan suatu organisme di dalam ekosistem tergantung
pada keseimbangan lingkungan; (4). keseimbangan lingkungan dapat dipengaruhi
oleh aktivitas manusia yang berwawasan lingkungan atau tidak berwawasan
lingkungan; (5). keberlanjutan lingkungan dapat diwujudkan dengan usaha yang
terintegrasi dengan melibatkan berbagai pihak.
Daftar Pustaka
Edirisinghe, J.P and Channa N.B. Bambaradeniya. 2006. Rice Fields: an Ecosystem
Rich in Biodiversity. Journal of the National Science Foundation of Sri Lanka
34 (2): 57-59.
Che Salmah, M.R., A.Z. Siregar, A. Abu Hassan, and Z. Nasution. 2017. Dynamics of
Aquatic Organisms in a Rice Field Ecosystem: Effects of Seasons and
Cultivation Phases on Abundance and Predator-Prey Interactions. Tropical
Ecology 58(1): 177-191.