Sistem Periodik Unsur
Sistem Periodik Unsur
e. Thalium
Reaksi talium dengan udara
2 Tl (s) + O2 (g) → Tl2O
Reaksi thalium dengan air
Logam thalium memudar dengan lambat dalam air basah atau larut dalam air menghasilkan racun thalium (I)
hidroksida
2 Tl (s) + 2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)
Reaksi thalium dengan halogen
Logam thalium bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen seperti flourin (F2), klorin (Cl2), dan
bromin (Br2) membentuk thalium (III) flourida, thalium (III) klorida, dan thalium (III) bromida. 2 Tl (s) + 3
F2 (g) → 2 TiF3 (s)
2 Tl (s) + 3 Cl2 (g) → 2 TiCl3 (s)
2 Tl (s) + 3 Br2 (g) → 2 TiBr3 (s)
Golongan IVA
Silikon
1) Silikon bereaksi dengan halogen, secara Timbal
umum reaksi yang terjadi dapat dituliskan Timbal (II) lebih stabil daripada timbal
seperti berikut. (IV) mempunyai kecenderungan yang
Si + 2X2 → SiX4 kuat untuk bereaksi dan menghasilkan
2) Silikon membentuk garam dari asam oksi, senyawa timbal (II). Timbal bersifat
antara lain seperti berikut. toksik.
- Na2SiO3 = natrium metasilikat
- Mg2SiO4 = magnesium ortosilikat
-LiAl(SiO3)2= litium aluminium
metasilikat
3) Silikon membentuk molekul-molekul dan
ion-ion raksasa, di mana atom oksigen
menempati kedudukan yang berselang-seling.
Karbon Germanium
• Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut. - Germanium bersifat toksik ringan.
1) Karbon bereaksi langsung dengan fluor, - Germanium dalam H2SO4 dan HNO3
dengan reaksi seperti berikut. Pekat bersifat lebih reajtif daripada
C(s) + 2F2(g) → CF4(g) silicon.
2) Karbon dibakar dalam udara yang terbatas
jumlahnya menghasilkan karbon monoksida.
Timah
2C(s) + O2(g) → 2CO(g)
Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan Timah (II) merupakan agen
terbentuk karbondioksida. pereduksi yang baik. Timah (IV) lebih stabil
3) Membentuk asam oksi. disbanding Timah (II). Ion timah (II)
Bila karbon dipanaskan dalam udara, mereduksi ion besi (III) menjadi ion bei (II).
unsur ini bereaksi dengan oksigen
Ion timah (II) mudah dioksidasi oleh agen
membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi dengan
air akan membentuk asam karbonat. pengoksidasi yang sangat kuat seperti
larutan kalium permangatan dalam kondisi
CO2(g) + H2O(l) → H4CO3(l) asam. Timah bersifat nontoksik.
asam karbonat
Golongan VA
• Nitrogen adalah unsur yang unik dalam golongannya, karena dapat membentuk
senyawa dalam semua bilangan oksidasi dari tiga sampai lima. Senyawa nitrogen
dapat mengalami reaksi reduksi dan oksidasi. Pada kondisi atau keadaan normal
normal nitrogen tidak bereaksi dengan udara, air, asam dan basa.
• Fosfor dapat membentuk ikatan dengan cara yang mirip dengan nitrogen. Fosfor
dapat membentuk tiga ikatan kovalen, menerima tiga elektron membentuk
ion P3- Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah
terbakar di udara, dan beracun. Sebaliknya dengan fosfor merah yang bersifat
tidak reaktif, dan kurang beracun.
• Arsen. Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal. Dan
Ketika dipanaskan dalam oksigen, arsenik menyatu untuk membentuk"arsen pen
toksida" tetra-arsenik decaoxide.
• Bismut.Bismut panas merah bereaksi dengan air untuk membentuk bismut (III) t
rioksida.
• Antimon.
Ketika antimon dipanaskan akanbereaksi dengan oksigen di udara untuk membe
ntuk trioksida antimon (III).
Golongan VIA
• Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan. Biasanya
oksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionic dan bereaksi dengan
bukan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan membentuk oksida.
• Belerang dapat bergabung dengan kebanyakan logam pada pemanasan,bereaksi langsung
dengan unsure-unsur bukan logam.
• Selenium berada dalam bebrapa bentuk allotrop, walaupun hanya dikenal tiga bentuk. Selenium
bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun Kristal. Selenium amorf biasanya berwarna
merah (bentuk serbuk) atau hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium Kristal monoklinik
berwarna merah tua, sedangkan selenium Kristal heksagonal, yang merupakan jenis paling stabil
berwarna abu-abu metalik. Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur
yang penting dalam jumlah sedikit.
• Telurium adalah semikonduktor tipe-p yang menunjukkan konduktivitas listrik yang lebih besar
dalam arah tertentu tergantung pada penyelarasan atom; konduktivitas sedikit meningkat ketika
terkena cahaya (fotokonduktivitas). Ketika dalam keadaan cair nya, telurium adalah korosif
terhadap tembaga, besi dan stainless steel.
• Polonium mudah larut dalam asam encer, tetapi hanya sedikit larut dalam alkali . Senyawa
hidrogen Poh 2 adalah cair pada suhu kamar ( titik lebur -36,1 ° C, titik didih 35,3 ° C).
Golongan VIIA (Halogen)
• Unsur fluor merupakan unsur paling reaktif karena memiliki jari-jari yang
kecil
• Halogen memiliki kulit terluar sebanyak 7 elektron
• Halogen merupakan unsur nonlogam paling reaktif karena memerlukan 1
tambahan elektron untuk mencapai kestabilan atom. Kereaktifannya
menurun dari F ke I
• Energi ionisasi dan afinitas elektron halogen sangat tinggi, itulah sebab
mengapa halogen bersifat reaktif
• Memiliki energi disosiasi ikatan yaitu mengubah molekul halogen menjadi
atom-atomnya. Sifat ini menurun hingga unsur iodin, tapi fluor ke klorin
turun drastis namun klorin hingga iodin naik
• Halogen memiliki sifat nonpolar, makanya gaya London bekerja pada unsur
ini sehingga titik leleh dan didihnya meningkat dari F ke I.
• Keelektronegatifan halogen sangat tinggi dan berada pada unsur Fluor (F),
menurun hingga iodin (I)
Golongan VIIIA ( Gas Mulia)
• Gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin panjang hingga Radon,
sehingga semakin mudah membentuk dipol sesaat dan gaya van der
Waals
• Kereaktifan gas mulia bertambah besar seiring bertambahnya jari-jari
atom
• Gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur yang memiliki
keelektronegatifan yang sangat tinggi, seperti fluor. Contoh senyawa
yang berhasil dibuat adalah XePtF6
• Gas mulia sering dikatakn gas inert (lembam) karena tidak ikut
bereaksi
Unsur Periode ke-3
• Unsur – unsur periode ketiga memiliki keteraturan sifat secara berurutan dari kiri
kekanan sebagai berikut :
- Sifat preduksi berkurang dan sifat pengoksidasi bertambah
- Sifat logam semakin lemah dan sifat nonlogam semakin kuat
- Sifat basa semakin lemah dan sifat asam semakin kuat
• Natrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin merupakan oksidator
terkuat. Meskipun natrium, magnesium, dan aluminium merupakan reduktor
kuat, tetapi kereaktifannya berkurang dari Na ke Al. Sedangkan silikon merupakan
reduktor yang sangat lemah, jadi hanya dapat bereaksi dengan oksidator-
oksidator kuat, misalnya klorin dan oksigen.
• Sifat hidroksida unsur-unsur periode ketiga tergantung pada energi ionisasinya.
Hal ini dapat dilihat dari jenis ikatannya. Jika ikatan M – OH bersifat ionik dan
hidroksidanya bersifat basa karena akan melepas ion OH– dalam air, maka energi
ionisasinya rendah. Tetapi jika ikatan M – OH bersifat kovalen dan tidak lagi dapat
melepas ion OH–, maka energi ionisasinya besar.
Perbandingan unsur golongan IA dan IB
Golongan IA dan golongan IB memiliki konfigurasi elekteron
terluar yang sama ( sama-sama pada sub kulit ns1 ), namun memilki
sifat kimia yang berbeda.
Berdasarkan data energi ionisasi misalnya diperoleh bahwa
energi ionisasi unsur-unsur golongan IB (Cu, Ag, dan Au), masing-
masing adalah: 754 kj/mol, 731 kj/mol, dan 890 kj/mol, yang jauh lebih
besar daripada energi ionisasi kelompok unsur logam alkali. Dari data
tersebut memberikan gambaran bahwa unsur golongan IB jauh kurang
reaktif jika di bandingkan dengan kelompok unsur golongan alkali.
Kondisi ini disebabkan karena kelompok unsur pada golongan IB
memiliki orbital d yang teletak di dalam orbital s yang belum terisi
penuh, akibatnya electron terluar orbital s tertarik lebih kuat kedalam
inti.
Sifat Oksida Unsur Periode Tiga