• Identitas
• Primary survey
• Secondary survey
IDENTITAS MELIPUTI :
nama, umur, pendidikan, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, tatus perkawinan, sumber informasi.
Apabila pasien sadar kita menanyakan pada pasien
langsung dan apabila pasien tidak sadar kita
anyakan kepada keluarga/yang mengantar pasien.
Triage
Proses pemilahan penderita untuk
menentukan penderita mana yang
harus menerima penanganan terlebih
dahulu.
Pro Emergency
Triage
Tujuan :
Menolong orang sebanyak mungkin
untuk mendapatkan kesempatan
terbesar untuk tetap hidup.
Triage
PRINSIP Dalam bencana :
Jika sumber daya kurang untuk
menangani korban dengan jumlah
banyak
0 -> Awal
1 -> Air Way
2 -> Breathing
3 -> Sirkulasi
4 -> Kesadaran
Ruang lingkup
Usaha-usaha dalam penilaian awal mencakup :
Triase
Primary Survey
Resusitasi
Secondary Survey
Definitive care
10
Triase, primary survey, dan resusitasi dapat
dilakukan dilapangan dan dirumah sakit,
11
Secondary survey dan definitive care hanya
dilaksanakan di rumah sakit.
12
Persiapan. . . Posisi Petugas yang menanti
Organize Trauma
Response Team
http://www.trauma.org/archive/resus/traumateam.h
tml Ghana Emergency Medicine Collaborative
Advanced Emergency Trauma Course
Selalu mulai dengan Primary Survey
!!!
mencari keadaan yang mengancam nyawa
Konsep penilaian
A. Airway dengan proteksi servikal
B. Breathing dengan oksigennisasi
C. Circulasi dengan kontrol perdarahan
D. Disability, keadaan neorologis
E. Exposure dan kontrol hipotermi
JENIS PENGKAJIAN
1. UMUM
2. KESADARAN
3. PRIMER
4. SEKUNDER
15
PENGKAJIAN UMUM
Kesan perawat
terhadap pasien
saat
datang/injuri
16
PENGKAJIAN KESADARAN:
AVPU
ALERT/SADAR
LINGKUNGAN
VERBAL/ MENJAWAB
PERTANYAAN
PAIN / NYERI
UNRESPONSIVE /
TIDAK BEREAKSI
17
PENGKAJIAN PRIMER
(PrimarySurvey)
A: Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal
B: Breathing dan ventilasi
C: Circulation dengan kontrol perdarahan
D: Disability
E : Exposure, dengan membuka pakaian pasien tetapi cegah
hipotermi.
18
Airway
@ Ada tidaknya sumbatan jalan nafas
@ Distress pernafasan
@ Kemungkinan fraktur servikal
Sumbatan jalan nafas total
@ Pasien sadar : memegang leher,
gelisah, sianosis
@ Pasien tidak sadar: tidak terdengar suara
nafas dan sianosis
19
Korban sadar atau tidak ?
- ADA KESULITAN BERNAPAS
- RETRAKSI SUPRASTERNAL
- MASIH TERDENGAR SUARA NAPAS
- SUARA STRIDOR
22
CARA PENGKAJIAN
Look : apakah kesadaran menurun, gelisah, adanya
jejas diatas clavikula, adanya penggunaan otot
tambahan
Listen : dengan atau tanpa stetoskop apakah suara
tambahan
Feel : merasakan hembusan nafas
23
CARA MENGKAJI
1. LOOK LIHAT TANDA TRAUMA, WARNA
KULIT, LIHAT PERGERAKAN DADA
24
PENGKAJIA
N PRIMER
Kesadaran (bisa bicara?)
LOOK, LISTEN AND FEEL
Ada nafas ?
Gerak dada
Gerak otot-nafas-tambahan
Warna kulit, mukosa, kuku
25
CIRCULATION
Ada tidaknya denyut nadi karotis
Ada tidaknya tanda-tanda syok
Adanya tidaknya perdarahan eksternal
26
Pastikan, korban sadar atau tidak waktu disapa
(sumber GELS)
Pasien sadar Pasien tak sadar
raba nadi radialis
shock ?
raba nadi carotis
evaluasi perfusi cardiac arrest ?
ukur tek darah
29
DISABILITY
Berdasarkan penilaian neurologi:
Cahaya)
GCS
Respon pupil (Ukuran Pupil Dan Respons Pupil Terhadap
30
Exposure: Amati tanda-tanda trauma; adanya
jejas.
31
PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat penyakit
SAMPLE ( Sign and Symptoms, Allergy,
Medication, Past medical history, last meal,
event leading)
Metode untuk mengkaji nyeri : PQRST
Pengkajian Head to toe
Psikososial
Pemeriksaan penunjang
32
PENGKAJIAN
SEKUNDER
RIWAYAT PASIEN:
S (Sign & symptom): tanda gejala
A (Allergy)
M (Medication): pengobatan
P (Past medical history): riwayat pengobatan lalu
L (last meal): makan terakhir
E (event leading):peristiwa pemicu
33
PENGKAJIAN NYERI
P ( PROVOKED), pencetus nyeri
Q ( Quality), kualitas nyeri
R ( Radiant), arah penjalaran nyeri
S ( Severity), skala nyeri
T ( Time), lamanya nyeri
34
TANDA-TANDA
VITAL
Tekanan darah
Irama dan kekuatan nadi
Irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu
pernafasan
Suhu tubuh
35
PENGKAJIAN KEPALA
OBSERVASI dan
PALPASI
Kulit kepala
Wajah
Mata
Hidung
telinga
mulut
36
PENGKAJIAN LEHER
Nyeri tulang servikal dan tulang belakang, trakea
miring atau tidak, distensi v.leher,
perdarahan,edema,kesulitan menelan
37
Pengkajian dada
38
Pengkajian abdomen
39
Pengkajian pelvis
40
Pengkajian ekstremitas
41
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan dibuat sesuai dengan
urutan masalah, penyebab, dan data (problem,
etiology, symptoms / PES), baik bersifat actual
maupun resiko tinggi.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan
besarnya ancaman terhadap kehidupan klien
ataupun berdasarkan dasar/penyebab
timbulnya gangguan kebutuhan klien.
42
CONTOH MASALAH KEPERAWATAN
PASIEN GAWAT DARURAT
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Pola nafas tidak efektif
Gangguan pertukaran gas
Penurunan curah jantung
Gangguan perfusi jaringan perifer
Gangguan perfusi jaringan serebral
Nyeri dada
Gangguan volume cairan: kurang dari kebutuhan
Gangguan volume cairan: lebih dari kebutuhan
Gangguan kebutuhan nutrisi sel: kurang dari kebutuhan
Gangguan termoregulasi (hiper dan hipo)
Kecemasan/panik
Resiko tinggi cedera berulang
Keterbatasan aktivitas
43
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
Rencana tindakan observasi,
Pemantauan/monitor,
Tindakan mandiri keperawatan,
Kolaborasi.
44
CONTOH:
PENATALAKSANAAN
SUMBATAN
JALAN NAPAS
Bila disebabkan oleh benda asing (tersedak makanan),
keluarkan dg “HEIMLICH MANUEVER”
Bila disebabkan karena spasme otot atau edema laring,
lakukan tindakan konservatif
- Berikan oksigen
- Bronkodilator
- Anti edema
Pengawasan ketat terhadap gejala yang timbul
Lakukan intubasi atau trakeostomi segera bila usaha
diatas gagal
45
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN INTERVENSI
1. Bersihan/efektifitas
jalan napas tidak
efektif berhubungan
dengan :
penumpukan
sputum/sekresi
Obstruksi benda
asing / muntahan
/lidah jatuh.
Edema jalan nafas
Tujuan : jalan nafas
efektif 46
KRITERIA HASIL :
- PERNAFASAN REGULER, DALAM DAN
KECEPATAN NAFAS TERATUR.
- PENGEMBANGAN DADA KIRI DAN KANAN
SIMETRIS
- BATUK EFEKTIF, REFLEK MENELAN BAIK
- TANDA DAN GEJALA OBSERVASITRUKSI
PERNAFASAN TIDAK ADA : STRIDOR (-), SESAK
NAFAS (-), WEEZHING (-).
- SUARA NAFAS : VESIKULER KANAN DAN KIRI
- SPUTUM JERNIH, JUMLAH NORMAL, TIDAK
BERBAU DAN TIDAK BERWARNA.
- TANDA-TANDA SEKRESI TERTAHAN TIDAK
ADA; DEMAM (-), TAKHIKARDI (-), TAKHIPNUE
(-). 47
INTERVENSI :
A.MANDIRI.
- Auskultasi bunya napas, perhatikan
bunyi napas abnormal.
- Monitor usaha pernapasan, rasio
inspirasi maupun ekspirasi, penggunaan
otot tambahan pernafasan
- Observasi produksi sputum, jumlah, warna, kekentalan
- Lakukan jaw thrust, chin lift atau
- Berikan posisi semi fowler atau
- Berikan posisi miring aman
- Ajarkan pasien untuk napas dalam dan batuk efektif.
- Berikan Air Putih Hangat 2000 Cc perhari jika tidak ada
kontra indikasi
- Lakukan Phisioterapi Data Sesuai indikasi
- Lakukan Suction Bila Perlu
- Lakukan Pemasangan Selang OPA
48
B. KOLABORASI:
- BERIKAN 02 SESUAI KONDISI
- PEMERIKSA LABORATORIUM ANALISA
GAS DARAH
- ANTIBIOTIK, STEROID BERI OBAT
SESUAI INDIKASI;
BRONKODILATOR, MUKOLITIK,
- BANTU PEMASANGAN ORO FARINGEAL TUBE, ENDO
TRACHEAL TUBE
- PASANG MONITOR (BED SITE MONITOR: EKG,
TENSI,NADI, PERNAFASAN, SATURASI O2) JIKA ADA.
49
EVALUASI
Evaluasi dapat dilakukan
berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan klien dapat 1
menit, 5, 15, 30 menit, atau 1 jam
sesuai dengan kondisi klien/
kebutuhan. Ingat konsep
kegawatan hanya 2 – 6 jam.
50
DOKUMENTASI
Tujuan Dokumentasi Keperawatan adalah :
51
Model Dokumentasi
keperawatan di IGD
Prinsip adalah kemudahan dan kecepatan pencatatan
dilakukan secara cepat dan tepat.
BENTUKNYA :
Grafik/flow sheet : untuk catatan yang berulang-
ulang ( TD, BB)
Rencana, Catatan keperawatan : sebaiknya chek
list/komputerisasi
Catatan pengobatan
Lembaran untuk pemeriksaan
diagnostic/penunjang
Laporan kegiatan spesifik
Rencana pulang: ( follow up care, rujukan). 52
Model Dokumentasi
1. Grafik/flow sheet
: catatan yang berulang-
ulang ( TD, BB)
2. Rencana dan Catatan Keperawatan
3. Catatan Pengobatan : monitor pengobatan
4. Lembar untuk pemeriksaan
diagnostik/penunjang( Ro,Fisioterafi)
5. Laporan kegiatan spesifik : Lap. Operasi
cito, pemasangan WSD)
6. Rencana pulang : ringkasan kondisi pasian (
follow up care, rujukan).
53
Dokumentasi Asuhan Keperawatan di
Ruang Gawat Darurat
1.Pengkajian
Perawat mengumpulkan data kesehatan pasien.
Kriteria Ukur :
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau
kebutuhan pasien.
2. Data dikumpulkan secara terus menerus dengan
menggunakan tehnik pengkajian.
3. Pengumpulan data dapat langsung ke pasien, atau keluarga
terdekat atau pemberi pelayanan kesehatan jika
memungkinkan.
4. Proses pengumpulan data dilakukan secara sistematik dan
berlanjut.
5. Data yang didokumentasikan relevan bentuk lembaran
pengkajian. 54
2.Diagnosis
Perawat menganalisis data hasil pengkajian guna
menentukan diagnosa :
Kriteria ukur :
1. Diagnosis diturunkan dari pengkajian data.
2. Diagnosa valid dengan kondisi pasien
3. Diagnosa dapat terdokumentasikan sehingga
dapat memfasilitasi pembuatan hasil yang
diharapkan dan penyusunan rencana intervensi
keperawatan.
55
3.Identifikasi Kriteria Hasil
Perawat mengidentifikasi Kriteria hasil yang diharapkan
individu pasien
Kriteria hasil :
1. Kriteri hasil diturunkan dari diagnosis
2. Kriteria hasil terdokumentasi dengan tujuan yang
dapat diukur.
3. Kriteria hasil disusun menguntungkan pasien serta
perawat.
4. Kriteria hasil realistis serta berhubungan dengan
keadaan pasien dan kemampuan potensial (keuangan)
5. Kriteria hasil disesuaikan dengan waktu.
6. Krteria hasil dapat memberi kelanjutan perawatan
secara langsung. 56
4. Perencanaan
Perawat mengembangkan rencana asuhan yang mengambarkan
intervensinya dapat mencapai hasil yang diharapkan :
Kriteria Ukur :
1. Recana setiap individu harus sesuai dengan
kondisi/kebutuhan pasien.
2. Rencana dapat mengembangkan pasien, keluarga jika
memungkinkan.
3. Rencana dapat merefleksikan praktek keperawatan saat ini.
4. Rencana didokumentasikan.
5. Rencana yang diberikan dapat secara terus-menerus.
57
5.Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan sesuai dengan rencana
asuhan yang telah dibuat :
Kriteria Ukur :
1. Intervensi konsisten sesuai dengan yang
telah direncanakan.
2. Intervensi yang dilakukan lebih aman.
3. Intervensi terdokumentasikan.
58
6. Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan pasien kedepan sesuai kriteria
hasil yang diharapkan :
Kriteria Ukur :
1. Evaluasi dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
2. Respon pasien pada setiap intervensi didokumentasikan.
3. Keefektipan intervensi dievaluasi sesuai dengan kriteria hasil.
4. Data pengkajian lanjut digunakan untuk merevisi diagnosa,
kriteria hasil, rencana asuhan sesuai kebutuhan.
5. Revisi diagnosa, kriteria hasil dan rencana intervensi
didokumentasikan.
6. Pasien dan keluarga/ dan pemberi kesehatan dapat melakuakan
proses evaluasi.
59
KASIH
TERIMA
60