Anda di halaman 1dari 17

Gangguan Keseimbangan Elektrolit

Hiponatremia & Hipernatremia


Hipokalemia & Hiperkalemia
Hipokalsemia & Hiperkalsemia
Hipomagnesemia & Hipermagnesemia
Hipokloremia & Hiperkloremia
Hipofosfatemia & Hiperfosfatemia
Tes Rentang Rujukan Satuan SI

Natrium serum 135-145 mEq/L 135-145 mmol/L


Kalium serum 3,5-5,5 mEq/L 3,5-5,5 mmol/L
Kalsium serum total 8,5-10,5 mg/dl 2,1-2,6 mmol/L
(+ 50% dalam bentuk terionisasi)
Magnesium serum 1,5-2,5 mEq/L 0,80-1,2 mmol/L
Fosfor serum 2,5-4,5 mEq/L 0,80-1,2 mmol/L
Klorida serum 100-106 mEq/L 100-106 mmol/L
Kandungan karbon dioksida 24-30 mEq/L 24-30 mmol/L
Osmolalitas serum 280-295 mOsm/kg 280-295 mmol/L
Nitrogen urea darah (BUN) 10-20 mg/dl 3,5-7 mmol/L dari urea
Kreatinin serum 0,7-1,5 mg/dl 60-130 umol/L
Rasio BUN terhadap kreatinin 10 : 1
Hematokrit Pria : 44-52% Fraksi volume : 0,44-0,52
Wanita : 39-47% Fraksi volume : 0,39-0,47
Perdarahan/ Sindroma
luka bakar ruang-ketiga

Kerusakan Perpindahan cairan dari sistem


vaskuler ke ruang tubuh yang lain Pemakaian diuretik >>
pembuluh kapiler
Diare/muntah/keringat Poliuri
berlebihan/demam/drainase/ Edema pada luka bakar
Volume intravaskuler ↓ Diabetes Insipidus
Pemberian formula penurunan asupan oral Asites pada sirosis
hipertonik cepat Peritonitis
Plasma darah ↓ Hiperglikemia
Air berpindah Kehilangan cairan
dari intrasel ke Volume darah ↓ Diuresis Osmotik
ekstra sel
Hiponatremia Hipomagnesemia
Takikardi & takipneu Gangguan
Shock hipovolemik
Fungsi seluler rusak Hiponatremia pola nafas Poliuria

Kekurangan volume cairan


Dehidrasi intra sel

Jantung Ginjal Kulit/mukosa Saluran pencernaan Otak


Otot

Kulit dingin, kering Gangguan Rasa haus ↑ Cairan elektrolit ↓


Produksi renin ↑ Jumlah cairan ↓ & lengket
Isi kuncup ↓ aktin & miosin

Angiotensin I ↑ Rangsangan Anoreksia Anoxia


Curah jantung ↓ kemoreseptor di Turgor jelek Kontraksi otot Mual
hipothalamus melemah Muntah Metabolisme
Angiotensin II ↑
Resiko kerusakan Anaerob
TD↓ Diteruskan ke integritas kulit Kelemahan
Aldosteron ↑ hipofisis anterior
Asam laktat ↑
↓ BB
Freuensi Menahan air + Na Produksi ADH ↑ Intoleransi aktifitas
jantung lemah
Gangguan rasa
Penyerapan air di Gangguan nyaman
Hipotensi tubulus distal ↑ perubahan nutrisi

Hipernatremia
Rasa haus Hiperkalemia
Hipokalemia
Temuan Laboratorium :
Hipomagnesemia Oliguria/Anuria - Hematokrit ↑
Hipermagnesemia - Kadar protein serum ↑
- BUN ↑
Perubahan eliminasi
PATOFISIOLOGI (WOC) Kelebihan Volume Cairan

Gagal jantung kongestif Sindroma Cushing Gagal ginjal Malnutrisi Hipomagnesemia


Malnutrisi
Gangguan aliran darah
Asupan protein ↓ Terapi korticosteroid ↑ sekresi ADH & aldosteron Perubahan struktur &
fungsi hepar
Kontraktilitas ↓
Hipoalbuminemia Retensi air & natrium Pemberian
Hipokalsemia
larutan garam IV Nekrosis parenkim hepar
↑ frekwensi jantung secara cepat
Gangguan permeabilitas & Hipernatremia
keseimbangan osmotik Asupan natrium >> Fibrosis
COP ↓
Edema pada wajah, tungkai
Perpindahan cairan intravaskuler Sirosis hepatis
↑ volume & tekanan ke ekstravaskuler
ventrikel kanan Asupan air >>
Sumbatan aliran darah ke
Cairan terkumpul di tungkai , vena kava inferior
lengan, wajah, abdomen, peri
↑ tekanan vena kava Kelebihan volume cairan
orbital, skrotal
resistensi pembuluh darah ↑
Hepatomegali Pengenceran volume cairan extrasel
Asites
Tekanan sinusoid ↑
Cairan terdorong ke Osmosis air ke intra sel
abdomen Hipertensi portal

Asites Otak Paru-paru Sirkulasi darah Tekanan hidrostatik ↑


Kulit

Pe (+) BB Lecet & Pleura ↑ TD Extravasasi


Edema serebral
meregang Denyut nadi kuat
Distensi vena jugularis Asites
Gangguan perfusi ↓ tingkat Kerusakan Sesak ↑ CVP
jaringan serebral kesadaran integritas kulit nafas/dipsnea

Koma Inefektif pola nafas


DEFINISI
pasien hieprnatremia dapat dibagi menjadi 3 jika
dikelompokkan berdasar volume cairan tubuh
• Hipovolemia-Hipernatremia
• Hipervolemia-Hipernatremia
• Euvolemia-Hipernatremia
Hipovolemia-Hipernatremia
• Kondisi ini adalah kondisi hipernatremia yang
berkaitan dengan kadar natrium total yang rendah.
Pada pasien tipikal ini, kehilangan air melalui
ginjal atau gastrointestinal terjadi lebih dominan
dari kehilangan natrium. Sehingga hipernatremia
terjadi bukan karena jumlah natrium absolut
meningkat, namun lebih karena volume air yang
berkurang. Jika dilakukan pemeriksaan urin
makan akan didapatkan kadar natrium urin yang
rendah.
Hipervolemia-Hipernatremia
Pada kasus hipernatremia tipe ini, hipernatremia memang
berkaitan dengan kadar natrium absolut yang meningkat,
yang diikuti dengan peningkatan volume air (natrium
bersifat higroskopik). Kondisi hipervolemia-hipernatremia
sering ditemui dalam praktek sehari-hari karena dalam
proses perawatan pasien mendapat cairan hipertonik NaCl
3% atau koreksi asidosis metabolik dengan NaBic
(NaHCO3). Beberapa pasien dialisis yang mendapat
cairan dialisat dengan konsentrasi natrium yang tinggi
juga dapat mengalami hipervolemia-hipernatremia.
Hipernatremia jenis ini juga sering ditemukan pada pasien
gagal ginjal yang dirawat karena edema sehingga
produksi urin yang menurun.
Euvolemia-Hipernatremia
Jenis hipernatremia ini sering didapatkan pada
kadar natrium yang normal. Pasien yang
menderita gangguang elektrolit ini biasanya
pasien usia myda atau pun usia lanjut yang
hipodipsi (kurang minum), sering diakibatkan
gangguan persepsi rasa haus.
PATOFISIOLOGI (WOC) HIPERNATREMIA

Kehilangan air melebihi hilangnya Na Per(+) Na melampaui pe(+) air

HIPERNATREMI
- Demam A
- Luka bakar Konsentrasi Na ↑ Asupan air tidak cukup
- Hiperventilasi
- Diare berair
Hiperosmolaritas
- Pemberian reseptor lama
- Diuresis osmotik
Perpindahan cairan ICF ke ECF

Dehidrasi
Susunan neurologik

Pengkerutan sel
Haus Lemah Disorientasi/
↑ suhu tubuh dilusi/
Selaput lendir kering & lengket halusinasi
Agitasi
Delirium
Kejang
Koma
HIPONATREMIA
Hiponatremia adalah suatu kondisi dimana
kadar natrium plasma pasien < 135 mMol/L.
Hiponatremia adalah kondisi yang mengancam
nyawa. Pasien dengan kadar natrium plasma <
130 mMol/L memiliki nilai fatalitas 60 kali lebih
besar dibanding pasien dengan kadar natrium
plasma normal. Pasien dengan kadar natrium <
120 mMol/L memiliki mortalitas 25% lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar natrium > 120
mMol/L.
Hipovolemik Hiponatremia
• Pada pasien tipe hipovolemik hiponatremia,
dapat ditemukan penurunan kadar total
natrium dalam tubuh dan kadar air yang turun
juga. Hal ini terjadi umumnya karena
kehilangan air dan solut yang tinggi dari
pencernaan atau dari ginjal
lanjutan
Hipervolemik Hiponatremia
• Kondisi ini dapat terjadi jika kadar total natrium
meningkat lebih dari kadar air dalam tubuh
seperti pada penyakit gagal jantung, sindrom
nefrotik dan sirosis hati yang berkaitan erat
dengan gangguam ekskresi air.
Euvolemik Hiponatremia
• Kondisi ini umumnya terjadi pada pasien yang
dirawat di rumah sakit dengan gangguan natrium,
dan sering tidak terdeteksi melalui pemeriksaan
fisik.
PATOFISIOLOGI (WOC) HIPONATREMI

- Gagal ginjal - Pengobatan diuretik


- Ber(-) volume sirkulasi efektif - Kehilangan melalui saluran cerna
- Pemberian diuretik >> - Gagal ginjal
(gangguan kemampuan menyimpan Na)
- Defisiensi adrenal

Ber(-) kemampuan untuk membuang air bebas Kehilangan Na melampaui kehilangan air

Retensi air Pelepasan ADH dari hipofisis posterior

Ber(-) volume sirkulasi efektif Ber(-) volume ECF Menghambat elevasi kemih

Ber(+) volume ECF

- Kejang
- Anorexia
- Sakit kepala
- Disfungsi saraf
Tatalaksana terapi HIPONATREMIA
Terapi hiponatremia sangat dipengaruhi gejala
dan durasi hiponatremia. Pada hiponatremia
akut (onset < 48 jam) akan ditemukan gejala
neurologis yang berat, bahkan bisa menjadi
permanen atau muncul sequele akibat edema
otak jika hiponatremia tidak dikoreksi secara
adekuat. Namun, pasien dengan hiponatremia
kronik (onset > 48 jam) berpotensi menjadi
demyelinisasi osmotik pada otak jika dikoreksi
terlalu cepat.
NEXT

Anda mungkin juga menyukai