LT jauh (>
60 cm)
LT dekat terbentuk
terbentuk akibat
akibat anak komponen
LT sangat peluru dan anak peluru
dekat mesiu kelim
(maksimal 15 kelim jelaga kesat dan
cm) (maksimal kelim lecet
LT tempel terbentuk 30 cm),
akibat anak kelim tato
terdapat peluru, mesiu, (maksimal
jejas laras jelaga dan 60 cm)
panas/api
kelim api
Pembunuhan vs. Bunuh Diri
Pembunuhan Bunuh Diri
Alat penjerat
Simpul Simpul mati Hidup
Jumlah lilitan Satu Satu/lebih
Arah Datar Serong ke atas
Jarat titik tumpu-simpul Dekat Jauh
Korban
Jejas jerat Datar Meninggi ke arah simpul
Luka perlawanan + -
Luka-luka lain Ada -
Jarak dari lantai Jauh Dekat
TKP
Lokasi Variasi Sembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Robek/tidak teratur Rapi dan baik
Bila terdapat
.Kulit tubuh
mayat terasa
PF cadaveric spasme
maka kotoran air /
bahan setempat
basah,.
Luar berada dalam
genggaman
tangan mayat
Tenggelam
Kimia
VeR Korban Kejahatan Asusila
Persetubuhan yang diancam pidana oleh KUHP :
pemerkosaan, persetubuhan pada wanita tidak
berdaya, persetubuhan dengan wanita yang belum
cukup umur
Korban harus diantar oleh polisi karena tubuh
korban merupakan benda bukti. Jika korban
datang sendiri dengan membawa surat permintaan
dari polisi, jangan diperiksa, minta korban kembali
kepada polisi
VeR Korban Kejahatan Asusila
Kesimpulan VeR berisi :
Ada/tidaknya bukti persetubuhan, dan kapan perkiraan
terjadinya
Ada/tidaknya kekerasan pada perineum dan daerah lain
(termasuk pemberian racun/obat/zat agar menjadi tidak
berdaya) → toksikologi
Usia korban (berdasarkan haid, dan tanda seks sekunder)
9. Metode Eksklusi
Pada kecelakaan massal mis pesawat terbang
Sudah mengetahui identitas beberapa korban
ETIKA BIOETIK
Cabang ilmu filsafat yang Cabang dari ilmu etika yang
mempelajari nilai/kualitas membahas masalah-masalah yang
yang menjadi mengenai timbul dalam praktek kedokteran
standar penilai moral. dan atau penelitian di bidang
biomedis.
4. Justice (keadilan)
Dalam penerapan kaidah dasar etika menggunakan asas Prima
Face
• Prima face: Dalam kondisi/konteks tertentu,dokter harus
melakukan pemilihan kaidah dasar etik yg sesuai dgn
situasi.
• Prinsip Prima face ini menjadi model berfikir yang dapat di
terapkan.
The patient’s contexts for prima facie’s choice
(Agus Purwadianto , 2004)
Beneficence Autonomy
Non Justice
Time maleficence
Vulnerables,
> 1 person, others
emergency, life
similarity, community /
saving, minor
social’s rights
Beneficiency (Berbuat baik)
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban
untuk kepentingan orang lain).
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tidak hanya
menguntungkan dokter.
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dari pada keburukan
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Meminimalisir akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangka kemampuan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat dgn efektifitas tinggi namun murah (tidak
polifarmasi)
16. Menerapkan golden rule principle
Non-Malifisience(do to harm)
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi , dengan gambaran
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
Autonomy(menghargai hak martabat manusia)
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat
pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi
elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan
sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil
keputusan termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus
non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
Justice (Keadilan)
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban,
sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alasan
tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social,
dsb
Kaidah TURUNAN:
Veracity/jujur
Fidelity/setia
Privacy
Confidentiality
Honesty/tulus
Menghormati kontrak/perjanjian
MALPRAKTEK
JENIS MALPRAKTEK
1. Malpraktek Etik : adalah dokter melakukan tindakan
yang bertentangan dengan etika kedokteran. Contoh:
Di bidang diagnostic
Kolaborasi
ingin sepenuhnya memuaskan kepentingan kedua belah pihak
Avoiding
mencoba mengabaikan suatu konflik dan menghindari orang lain
yang berbeda pendapat.
“Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan
menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
Manajemen Konflik (Coping)
Accomodating
salah satu pihak yang berkonflik untuk menempatkan
kepentingan lawannya di atas kepentingannya sendiri.
Maksud dari perilaku ini adalah supaya hubungan
tetap terpelihara, salah satu pihak bersedia berkorban
Compromising
berusaha mencari jalan tengah, umumnya melibatkan
kerelaan berkorban lebih banyak dibandingkan
pendekatan dominasi, namun tak sebanyak yang
direlakan dalam pendekatan akomodasi
Teori Kuble Ross
DENIAL
Penyangkalan biasanya merupakan pertahanan sementara untuk diri
sendiri
“Hal ini tidak mungkin terjadi, tidak pada saya”
ANGER
Menyalahkan keadaan
"Kenapa saya ? Ini tidak adil!";
BARGAINING
harapan supaya individu dapat sedemikian rupa menghambat atau
menunda kematian
“Kalau dengan bersedekah saya bisa sembuh, saya akan bersedekah
setiap hari sebanyak banyaknya”
DEPRESI
menolak dibesuk dan menghabiskan banyak waktu
untuk menangis dan berduka
“Untuk apa lagi saya berobat, toh pasti akan mati
juga”
ACCEPTANCE
“saya sudah siap menjalani pengobatan, inilah
jalan terbaik untuk saya”
Komunikasi Efektif
Komunikasi
Breaking Bad News
Komunikasi Efektif
Lingkungan
Feedback
Komunikasi Efektif
Komunikasi Intrapersonal
komunikasi yang terjadi pada diri sendiri
Komunikasi Interpersonal
komunikasi antara 2 orang (dokter-pasien)
Komunikasi Verbal
Kumunikasi Kelompok
komunikasi massal
Komunikasi Verbal
adalah komunikasi melalui kata-kata
yang diucapkan oleh seseorang
1. Membuat pasien merasa nyaman (Rapporting)
4. Memberikan informasi
• BAHASA SEDERHANA
MEMBERIKAN • JUJUR
INFORMASI • BENAR
• LENGKAP
DON’T
• VERBAL
• Memotong pembicaraan
MENANGGAPI • Mencela
KLIEN?!! • Asumsi kesimpulan TANPA didukung bukti dan terlalu dini
• Evaluasi TIDAK PERCAYA ucapan pasien
• NON-VERBAL mengernyitkan dahi, reaksi terkejut, senyum melecehkan
MENDENGARKAN AKTIF
Mengajukan Refleksi Isi
Gambaran ide yang diekspresikan pasien, untuk
memvalidasi apa yang didengar
Klien: “Saya tidak tahu apa yang terjadi. Hari ini saya
merasa tidak enak badan.”
Konselor: “Anda merasa tidak sehat dan bingung karena
hal tersebut?”
Mengajukan Refleksi Perasaan
Memberi respon pada perasaan klien
Merangkum
mirip seperti refleksi isi, tetapi dilakukan di akhir
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
Pasien: “Sebenarnya saya ingin pakai pil KB, tapi
tetangga saya mengatakan bahwa kalau minum pil
saya akan jadi gemuk dan berjerawat, padahal
sekarangpun saya sudah gemuk begini, bagaimana
jadinya nanti! “
Provider :
Refleksi Isi: “Ibu mendengar berbagai akibat
buruk dari penggunaan pil”.
Refleksi Perasaan: “Ibu kuatir kalau menggunakan pil
akan memperoleh efek samping yang tidak
menyenangkan”.
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
Pasien: “Saya sudah tidak ingin punya anak lagi, anak
saya sudah 3, umur saya sudah 35 tahun, saya ingin
disteril saja, tapi suami saya tidak mau mengerti,
katanya dia ingin punya laki-laki, payah deh dia.”
Provider :
Refleksi Isi: “Ibu sebenarnya sudah tidak ingin
hamil dan melahirkan lagi, tetapi suami ibu tidak
setuju.”
Refleksi Perasan: “Ibu jengkel karena itu ingin disteril
saja, tetapi suami ibu tidak setuju.”
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
Pasien: “Kakak saya menganjurkan supaya saya pakai
spiral, tetapi teman saya mengatakan agar saya memakai
susuk KB saja, jangan spiral, sebab katanya enak dan
praktis. Tetapi ada yang mengatakan susuk bisa berjalan-
jalan di dalam kulit kita, mana yang benar ?!”
Provider :
Refleksi Isi: “Ibu mendengar berbagai anjuran untuk
mengikuti KB, tetapi selalu ada pendapat negatif tentang
itu.”
Refleksi Perasaan: “Ibu bingung dengan berbagai anjuran
dan pendapat negatif tentang cara/alat KB.”
Memberikan Informasi
Sederhana
Jujur
Benar
Lengkap
MENANGGAPI PASIEN
Mengajukan asumsi