Anda di halaman 1dari 28

Akut Abdomen

Aspek Klinis dan


Diagnosis
SAKINA USMAN
INTERNSIP BARRU 2017
Akut Abdomen
Keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul
mendadak dengan nyeri (vas maksimal) sebagai keluhan utama.
Keadaan ini dapat membahayakan penderita dalam waktu singkat jika
tidak dilakukan tindakan yang cepat dan tepat
Kunci keberhasilan tergantung pada dokter pemeriksa pertama yang
mampu menegakkan diagnosa akut abdomen secepat dan seawal
mungkin untuk menghindari keterlambatan penanganan yang dapat
menyebabkan kematian
◦ Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti
◦ 2 pertanyaan kritis: apa diagnosis dan apakah perlu laparotomi emergensi?
Anatomi Abdomen

Perkembangan dari anatomi rongga perut dan organ-organ visera


mempengaruhi manifestasi, patogenesis dan klinis dari penyakit
abdominal peritoneum, dan persarafan sensoris viseral sangat penting
untuk evaluasi acute abdominal disease
Nyeri Abdomen
Saraf Reseptor Spesifikasi Lokasi Rangsangan
nyeri
Visceral s. otonom Peritonium Sukar Sukar Tarikan,
visceralis dijelaskan ditunjuk regangan,
kontraksi
berlebih
Somatik s. tepi Peritonium Jelas, Dapat Rabaan,
parietalis tajam, ditunjuk tekanan
menusuk
Refered Pain Location
Penyebab Akut Abdomen
1. Radang akut:
◦ Peritonitis akut, cholesistitis akut (6%), pankreatitis akut, diverticulitis akut,
appendisitis akut (45%), salfingitis akut (24%)
2. Trauma (5%):
◦ Tumpul: ruptur hepar, lien, ren
◦ Tajam: luka tusuk, luka tembak
3. Tumor intraabdomen: intra/ekstraluminer
4. Obstruksi :
◦ Hernia incarserata, cholelithiasis, ileus mekanik ec invaginasi, volvulus
(13%)
5. Perforasi : ulkus ventrikuli perforata (3%), typhus abdominalis perforasi
6. torsi: vesica fellea, kista ovari, omentum
7. Kelainan kongenital: atresia ani
Penyebab Akut Abdomen
Diagnosa Akut Abdomen
Anamnesa dan pemeriksaan fisik sangat memegang peranan dalam
menegakkan diagnosa akut abdomen secara cepat dan awal
Pemeriksaan lab dan rontgen foto sangat penting untuk meyakinkan
diagnosa dan tindakan penangananan selanjutnya
Anamnesis Abdominal Pain
Lokasi nyeri
Sifat rasa nyeri
◦ Sakit kolik dan intermiten  obstruksi renal dan intestinal
◦ Sakit yang berdenyut  intra abdominal/pelvis abses
◦ Sakit inspirasi /batuk  peritonitis
Penjalaran rasa sakit
◦ Rasa sakit organ intra abd  ke dinding perut
◦ Rasa sakit kolesistitis  ke bahu, punggung, supra clavicular
Waktu / sebab timbulnya sakit
Perubahan fisiologi alat pencernaan
Perubahan anatomi
Pemeriksaan Fisik
Status generalis (tanda vital)
Pemeriksaan keadaan lokal (status lokalis abdomen) pada
penderita dilaksanakan secara sistematis dengan inspeksi, auskultasi,
perkusi dan palpasi, rectal toucher.
Inspeksi
harus teliti, diperhatikan adanya meteorismus, darm contour, darm
steifung, adanya tumor, dilatasi vena, benjolan di tempat terjadi hernia,
dll
Sikap penderita pada peritonitis : fleksi artic. coxae dan genue shg
melemaskan dinding perut dan rasa sakit
auskultasi
harus sabar dan teliti
borboryghmi, metalic sound pada ileus mekanik silent
abdomen pada peritonitis / ileus paralitik
Perkusi
Perkusi pads akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal.
◦ Perasaan nyeri oleh ketokan pada jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok.
◦ Bunyi timpani karena meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan
gas pads ileus obstruksi rendah.

Penting menilai adanya cairan atau massa intraabdominal


Palpasi
a) Akut abdomen memberikan rangsangan pads peritoneum melalui peradangan atau iritasi peritoneum
secara lokal atau umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena iritasi.
b)Palpasi akan menunjukkan 2 gejala :
1.Perasaan nyeri
2.Kejang otot (muscular rigidity, defensemusculaire)
Perasaan nyeri
◦ Perasaan nyeri yang memang sudah ada terus menerus akan bertambah pads waktu palpasi sehingga dikenal gejala nyeri
tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di daerah peradangan pads penekanan dinding abdomen di
daerah lain.

Kejang otot (defense musculaire, muscular rigidity)


◦ Kejang otot ditimbulkan karena rasa nyeri pads peritonitis diffusa yang karena rangsangan palpasi bertambah sehingga secara
refleks terjadi kejang otot.

diperhatikan adanya distensi perut, defans muskuler, sakit tekan titik McBurney, iliopsoas sign, obturator sign,
rovsing sign, rebound tenderness
Jika ditemukan tumor : mobilitas, ukurannya, pulsasinya Jika ditemukan hernia : diperhatikan pintunya
Rectal toucher
Dibutuhkan utk setiap kasus nyeri akut abdomen. Untuk
mengkonfirmasi adanya massa, nyeri pelvis, & perdarahan intraluminal.
untuk menduga kausa ileus mekanik, invaginasi, tumor,
appendikuler infiltrat
Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan darah : darah lengkap, hematokrit, protrombin
time, kadar ureum darah, kadar gula darah
Pada ileus mekanik dengan dehidrasi perlu diperiksa Na, K
untuk mengetahui akibat dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit shg dapat diatasi
- Pemeriksaan urine : adanya ketonuria pada asidosis
Radiologi
Xray
◦ Plain abdomen berbaring/ tegak/decubitus
◦ Thoraks

Usg
CT scan abdomen
Penanganan akut abdomen
Keberhasilannya tergantung pada dokter pemeriksa pertama
sehingga ybs harus dapat menegakkan diagnose secepat mungkin
dengan tepat sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya :
- perlukah tindakan operasi
- bersiap-siap / waspada kemungkinan dilakukan operasi
- tentukan seawal mungkin, konsultasi pada ahli yang ber- wenang
melakukan operasi
- mulai mempersiapkan penderita untuk operasi dengan
memperbaiki K.U, mengatasi shock, menyediakan darah

- tidak memberikan terapi untuk gejala akut abdomen yang akan


mempersulit penanganan selanjutnya
Pegangan untuk penanganan akut abdomen Indikasi untuk
menganggap penderita akut abdomen memerlukan tindakan
bedah yang segera adalah :

- rasa sakit pada perut yang hebat yang sebelumnya tidak pernah
diderita dan selama 6 jam tidak sembuh atau berkurang
- muntah- muntah yang hebat
- nadi frekuen
- temperatur naik

Kasus akut abdomen yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari :


- appendisitis akut
- ileus mekanik
- peritonitis
Tindakan penanggulangan darurat
◦ Berupa tindakan resusitasi untuk memperbaiki sistim pernafasan dan
kardiovaskuler yang merupakan tindakan penyelamatan jiwa penderita.
Bila sistim vital penderita sudah stabil dilakukan tindakan lanjutan
◦ Restorasi keseimbangan cairan dan elektrolit
◦ Pencegahan infeksi dengan pemberian antibiotika.
2)Tindakan penanggulangan definitif
Tujuan pengobatan di sini adalah :
Penyelamatan jiwa penderita dengan menghentikan sumber perdarahan.
Meminimalisasi cacat yang mungkin terjadi dengan cara :
◦ menghilangkan sumber kontaminasi.
◦ meminimalisasi kontaminasi yang telah terjadi dengan membersihkan rongga
peritoneum.
◦ mengembalikan kontinuitaspassage usus dan menyelamatkan sebanyak mungkin
usus yang sehat untuk meminimalisasi cacat fisiologis.

Tindakan untuk mencapai tujuan ini berupa operasi dengan membuka


rongga abdomen yang dinamakan laparotomi.

Anda mungkin juga menyukai