Presentasi Ureterolithiasis Eka
Presentasi Ureterolithiasis Eka
102012041
URETEROLITHIASIS
DR PEMBIMBING:
DR. BUDI SUANTO SP.B
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 47 Tahun
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tanjung Pura I Bandar
Lampung
Tanggal Masuk : 21 Januari 2013
Cm : 081765
ANAMNESIS
Edema : _ _ Cyanosis: - -
_ _ - -
Lain-lain : Turgor kulit baik, bulu rambut halus ada, pitting edema –
STATUS LOKALIS
DIAGNOSIS BANDING
Nephrolithiasis
Jika dijumpai kolik abdomen, maka harus
dipikirkan :
- Kolik saluran cerna
- Kolik kandung empedu
- Appendisitis akut
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Omeprazole tab 1x20mg
Mefinter tab 3x500mg
Renax tab 3x1
Inj. Scelto 1x1 amp
Banadoz 2x200mg
Ultracet 2x1
Diazepam 2x2mg
Gabapentin 2x100
Micardis 1x1 tab
Amlodipine 1x1 tab
Non-medikamentosa :
Puasa
Tirah Baring
OPERASI
Ureterolithotomy
Laporan Operasi
Litotomy
Insisi 1 jari bawah costa terbawah, buka fascia
Identifikasi ureter dan ginjal
Teraba batu pada ureter proximal
Dilakukan urethrotomy berhasil
Spoel ke atas-bawah dengan NaCl Betadine
Spoel dengan NaCl, lancar
Jahit ureter satu-satu
Cuci dengan NaCl
Pasang drain
Luka operasi dijahit
Sekian.
EDUKASI
-Banyak minum air putih lebih dari 8 gelas ukuran
sedang per hari.
-Hindari kebiasaan menahan buang air kecil, buang
air kecil normalnya setiap 4 jam atau 6 kali per
hari.
-Aktivitas yang cukup dan olahraga teratur.
PROGNOSIS
Faktor ekstrinsik
Geografi : daerah yang mengandung banyak kapur akan mempertinggi
insiden terjadinya batu saluran kemih
Iklim dan temperature
Asupan air yang kurang
Diet tinggi Purin (kacang-kacangan), Oksalat, dan Kalsium
Pekerjaan yang banyak duduk dan kurang aktifitas
INSIDENSI
Jenis BSK terbanyak adalah jenis kalsium oksalat
seperti di Semarang 53,3%, Jakarta 72%. Herring di
Amerika Serikat melaporkan batu kalsium oksalat 72%,
Kalsium fosfat 8%, Struvit 9%, Urat 7,6% dan sisanya
batu campuran.
Angka kekambuhan batu saluran kemih dalam satu
tahun 15-17%, 4-5 tahun 50%, 10 tahun 75% dan 95-
100% dalam 20-25 tahun. Apabila batu saluran kemih
kambuh maka dapat terjadi peningkatan mortalitas dan
peningkatan biaya pengobatan. Manifestasi batu
saluran kemih dapat berbentuk rasa sakit yang
ringan sampai berat dan komplikasi seperti
urosepsis dan gagal ginjal.
KOMPOSISI DAN PEMBENTUKAN BATU
Analisis batu dapat dilakukan cara kimiawi yaitu dengan
cara kualitatif, cara kuantitatif dengan metoda
kromatografik, dan autoanalisis, optic (diseksi
mikroskop binokuler dengan petrografik), kristalografi
radiology, spektroskopi infrared, termoanalitik, dan
mikroskop electron. Kristalografi radiografik merupakan
cara yang dianggap paling baik ditinjau dari segi
kesederhanaan dan ketepatannya.
Komposisi batu yang dapat ditemukan adalah dari jenis :
Asam urat
Batu kalsium : kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran
keduanya
Sistin
Xantin
Magnesium Ammonium Phosfat (MAP)
BATU
Batu kalsium merupakan yang paling banyak
ditemui (70-80%) kasus. Terbentuknya batu
kalsium oksalat kebanyakan adalah idiopatik.
Batu campuran kalsium oksalat dan fosfat juga
biasanya idiopatik, namun berkaitan dengan
sindroma alkali atau kelebihan vitamin D. Batu
fosfat dan kalsium kadang disebabkan
hiperkalsiuri. Batu magnesium ammonium fosfat
didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan
bakteri yang menghasilkan urease sehingga urin
menjadi alkali karena pemecahan ureum.
BATU
Batu ureter
Pada umunya berasal dari batu ginjal yang turun
ke ureter. Gerakan peristaltis ureter akan
mendorong batu ke distal. Hal ini menimbulkan
kontraksi kuat dan akan terjadi nyeri kolik, yakni
nyeri hebat yang hilang timbul disertai rasa mual
dengan atau tanpa muntah. Nyeri ini dapat kearah
perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah
inguinal dan bahkan sampai kemaluan.
LETAK BATU SALURAN KEMIH
Batu vesika urinaria
Dapat berasal dari batu yang turun ke vesika urinaria atau
terbentuk di vesika urinaria akibat obstruksi intravesika.
Apabila terbentuk di vesika urinaria, disebabkan karena
benda asing yang berada di buli-buli sebagai inti batu atau
batu endemic. Batu endemic ini banyak terdapat pada anak-
anak. Gejala khas adalah disuria, stranguria, perasaan tidak
enak sewaktu kencing, kencing tiba-tiba berhenti dan
menjadi encer kembali saat perubahan posisi tubuh. Bila
selanjutnya terjadi infeksi sekunder, maka selain disuria
akan didapatkan nyeri supra pubis yang menetap. Pada
anak laki-laki, akan sering menarik penis dan pada anak
wanita akan sering menggosok vulva.
LETAK BATU SALURAN KEMIH
Batu prostate
Pada umumnya berasal dari air kemih yang
secara retrograde terdorong kedalam saluran
prostate dan mengendap, yang akhirnya akan
terbentuk batu kecil. Pada umumnya batu ini
tidak memberikan gejala sama sekali karena
tidak menimbulkan gangguan aliran air kemih.
LETAK BATU SALURAN KEMIH
Batu urethra
Umumnya berasal dari batu ureter atau batu
vesika urinaria yang oleh aliran kemih sewaktu
miksi terbawa ke urethra, dan tersangkut di
tempat yang agak lebar. Tempat urethtra yang
agak lebar adalah di pars prostatika, bagian
permulaan pars bulbosa, dan di fossa navikulare.
Gejala yang ditimbulkan umumnya sewaktu miksi
tiba-tiba berhenti, menjadi menetes dan nyeri.
Penyulitnya dapat berupa diverikel, abcess, fistel
proksimal, dan uremia karena obstruksi urin.
ANATOMI SALURAN KEMIH
Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas,
dibelakang peritonium,di depan dua kosta terakhir
dan tiga otot-otot besar transversus
abdominalis,quadratus lumborum dan psoas
mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut
oleh bantalan lemak yang tebal. Disebelah
posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot yang
meliputi kosta, sedangkan di anterior dilindungi
oleh bantaan usus.
ANATOMI GINJAL
USG
Dilakukan pada pasien yang tidak mungkin
menjalani pemeriksaan IVP maupun pielografi
retrograde yaitu keadaan-keadaan alergi
terhadap bahan kontras, wanita hamil.
Penilaian ini dapat melihat adanya batu di
ginjal atau di buli-buli, hidronefrosis,
pionefrosis, atau pengerutan ginjal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diferential Diagnosis
Jika dijumpai kolik abdomen, maka harus dipikirkan :
Kolik saluran cerna
Kolik kandung empedu
Appendisitis akut
Jika dijumpai hematuria, khususnya tanpa nyeri :
keganasan
Jika dijumpai hidronefrosis : tumor ginjal
Jika dijumpai retensio urin : Benign Prostate Hypertrofi
ETIOLOGI
Idiopatik
Gangguan Aliran Urine
Fimosis
Striktur meatus
Hipertrofi prostate
Refluks vesikourethral
Uretrocele
Konstriksi hubungan ureteropelvik
Gangguan Metabolik
Hiperparatiroidisme
Hiperuricemia
Hiperkalsiuri
Infeksi Saluran Kemih ISK/ UTI , oleh mikroorganisme penghasil urease
Dehidrasi
Benda asing
Fragmen kateter, telur sistosoma
Jaringan mati atau jaringan abnormal seperti pada nekrosis papilla di ginjal
Multifaktor
Anak dinegara berkembang
penderita multitrauma
TEORI PEMBENTUKAN BATU
Teori nukleasi
Batu terbentuk didalam urin karena adanya inti batu (nucleus).
Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat jenuh akan
mengendap dalam nucleus itu sehingga akhirnya terbentuk batu. Inti
batu dapat berupa kristal atau benda asing.
Teori matriks
Matriks organik terdiri dari serum/protein urin (albumin, globulin, dan
mukoprotein) sebagai kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal
batu.
Penghambat kristalisasi yang kurang
Pada urin orang normal mengandung zat penghambat pembentuk
kristal antara lain : Magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein, dan
beberapa peptide. Jika salah satu atau beberapa zat ini berkurang
maka akan mempermudah terjadinya batu.
PATOFISIOLOGI
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam
beberapa teori:
1. Teoti inti (nukleus) : Kristal dan benda asing
merupakan tempat pengendapan kristal pada urine
yang sudah mengalami supersaturasi.
2. Teori matriks : Matriks organik yang bersal dari serum
atau protein-protein urine memberikan kemungkinan
pengendapan kristal sehingga dapat menjadi batu.
Matriks merupakan mikroprotein yang terdiri dari 65 %
protein, 10 % hexose, 3-5 hexosamin dan 10 % air.
3. Teori inhibitor kristalisasi : Beberapa substansi dalam urine
menghambat terjadinya kristalisasi, konsenterasi yang rendah atau
absens nya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang
melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat
pengendapan. Fosfat mukopolisakarida dan fosfat merupakan
penghambat pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini
maka akan mudah terjadi pengendapan.