Anda di halaman 1dari 41

DOWN SYNDROM

KELOMPOK 7

1
Hello!

2
DATA MEDIS
KETERANGAN
UMUM PASIEN
◍ Nama : An. Arik
◍ Umur : 8 Bulan
◍ Jenis Kelamin : Laki-laki
◍ Agama : Islam
◍ Pekerjaan : -
◍ Alamat : Jl. Jojoran 3
No. 12
◍ No. CM : 1645O098
4
DATA MEDIS
RUMAH SAKIT

◍ Diagnosa Medis : Motor Delay e.c


Down Syndrome
◍ Catatan Klinis : Arm support poor
◍ Medika Mentosa :
◍ Radiologi :

5
PEMERIKSAAN
SUBYEKTIF
ANAMNESIS
◍ Keluhan Utama : Tidak bisa duduk sendiri dan saat
digerakkan menekuk lutut tidak ada tahanan
gerakan.
◍ Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Poli
Rehab Medik Dr.Soetomo pada tanggal 11 Oktober
2018. Tidak ada keluhan dari orang tua. Hanya
saja orang tua ingin sesegera mungkin melatih
anaknya ke Fisioterapis setelah mengetahui
anaknya mengalami Down Syndrome.
7
ANAMNESIS
◍ Riwayat Persalinan : Pasien lahir normal dengan
berat badan lahir (BBL) 2.9 Kg. Proses persalinan
spontan dan bayi langsung menangis. Ibu pasien
tidak menderita penyakit saat mengandung dan ANC
teratur. Nutrisi cukup. Umur ibu saat mengandung
pasien 47 tahun. Pasien merupakan anak ke dua
daro dua bersaudara.

8
ANAMNESIS
◍ Riwayat Imunisasi : Pasien sudah pernah menerima
imunisasi campak, polio,
rubella,BCG, dan DPT.
◍ Riwayat Penyakit
Keluarga : Tidak ada anggota keluarga
pasien yang memiliki gangguan
seperti pasien.
◍ Riwayat Penyakit
Dahulu : -
9
PEMERIKSAAN
OBYEKTIF
VITAL SIGN

Pemeriksaan pada tanggal 11 Oktober 2018


◍ Denyut Nadi :100x/menit
◍ Pernapasan : 14/menit
◍ Temperature : 37° Celcius
◍ Tinggi Badan : 38 cm
◍ Berat Badan : 2.9 Kg
11
INSPEKSI & PALPASI
INSPEKSI PALPASI
◍ Anak dalam keadaan sadar, kontak mata Tidak ada odema pada
(visual) baik, menangis saat akan bagian badan pasien
diperiksa.
◍ Dalam posisi tengkurap, dapat menahan
kepala namun hanya dalam beberapa menit.
◍ Pada wajah anak tampak jarak antara kedua
mata jauh, hidung pesek, telinga kecil
dan lebih rendah dari sudut mata. Kepala
bagian belakang datar, leher pendek.
12
INSPEKSI & PALPASI

Pemeriksaan Gerak dasar (gerak Pemeriksaan Gerak


pasif/aktif fisiologis) Pasif Accesory
◍ Gerak Aktif ◍ Tidak dilakukan.
Tidak keterbatasan pada gerak aktif
anggota gerak atas dan bawah.
◍ Gerak Pasif
Gerak pasif pada ekstremitas atas dan
bawah kanan-kiri full ROM dan tidak ada
tahanan gerakan, namun terdapat laxity
ligament pada knee dan ankle.
13
Pemeriksaan
Motorik Kasar
◍ Terlentang
◍ Berguling
◍ Tengkurap
◍ Posisi merangkak
◍ Merayap
◍ Duduk
14
PEMERIKSAAN
TONUS OTOT

Menggunakan skala Ashworth

Hasil pemeriksaan dengan skala Ashworth adalah 0


pada elbow dan shoulder kanan-kiri. Nilai 0 pada hip
dan knee kanan-kiri. Namun, pada knee terdapat
hiperekstensi.

15
Pemeriksaan
Refleks Patologis

◍ ATNR (-) ◍ Stepping (+)


◍ Landau (-) ◍ Rooting (+)
◍ Moro (+) ◍ Neck Righting,
◍ Ext. Thrust (-) Body on Head (-)
◍ Flx. Withdrawl (+) ◍ Babinski (+)
◍ Grasping (+)

16
KEMAMPUAN FUNGSIONAL
&
KAPASITAS FISIK
◍ Kemampuan fungsional dasar
Pasien masih belum bisa melakukan aktifitas fisik yang
menggunakan ekstremitas secara mandiri. Saat ini pasien hanya
bisa mengangkat kepala pada posisi tengkurap beberapa saat.
◍ Aktivitas fungsional
Aktivitas fungsional pasien terganggu. Pasien tidak bisa
menjalankan aktivitas fisik secara madiri, seperti duduk,
merangkak, bermain seperti anak seumurannya.
◍ Lingkungan aktivitas
◍ Lingkungan perawatan mendukung kesembuhan pasien. Lingkungan
tempat tinggal memadai dan motivasi orang tua serta keluarga
untuk kesembuhan dan aktivitas
17 pasien.
UNDERLYING
DIAGNOSA
FISIOTERAPI
◍ Impairment ◍ Functional ◍ Disability
Limitation
Lemahnya arm support, Pasien belum bisa Anak belum bisa
ligament laxity pada Duduk sendiri, belum bersosialisasi dengan
kedua lutut dan mampu memfleksikan teman-teman seusianya
ankle,lemahnya lutut, dan pola jalan dengan normal.
kekuatan otot hamsting Terganggu.

20
PROGRAM
FISIOTERAPI
Tujuan Jangka Pendek Tujuan Jangka Panjang

◍ mencegah kontraktur dan ◍ Meningkatkan kemampuan


stiffness, meningkatkan fungsional anak.
kekuatan otot yang
lemah,memperbaiki
kemampuan untuk duduk
sendiri, normalisasi
tonus postural dan
meningkatkan pola jalan.
22
Teknologi Intervensi
Fisioterapi
◍ a. Massage : diberikan untuk memberikan stimulasi sensoris,
rileksasi otot.
◍ b. Tapping : dilakukan pada setiap segmen dengan
menggunakan teknik sweep tapping, yaitu untuk
mengaktifkan kelompok otot yang lemah.
◍ c. Stimulasi Propioseptif Sendi : dengan aproksimasi,
dilakukan pada persendian
untuk memfasilitasi
postural tonus melalui
aktivitas sekitar sendi.
23
Teknologi Intervensi
Fisioterapi
◍ d. Metode Bobath : Dilakukan untuk memfasilitasi
persendian yang lemah dengan
metode Key Point of Kontrol.
◍ e. Pengenalan Pola Gerak : Mengenalkan pola-pola
gerak seperti berguling,
duduk, merangkak,
berdiri, dan berjalan.

24
INTERVENSI

a.Stimulasi Propiosepsi e.Stimulasi Sequences


b.Stimulasi Tactil of Movement
c.Stimulasi Weight f. Stimulasi
Bearing Keseimbangan
d.Stimulasi Weight g. Stimulasi posisi
Transferring Tinggi
h. Stimulasi Bermain

25
RENCANA EVALUASI

Evaluasi dilakukan berdasarkan rencana


program yang telah disusun berdasarkan
kriteria.Evaluasi dilakukan setiap kali
terapi dan menggunakan pengukuran yang
dilakukan meliputi:
1. Evaluasi Spatisitas dengan skala
ashworth
2. Evaluasi Reflex patologis dan kemampuan
berjalan anak dengan mandiri.
26
PROGNOSIS

◍ Quo ad vitam : Baik


◍ Quo ad sanam : Dubia ad bonam
◍ Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
◍ Quo ad cosmeticam : Baik

27
PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI
Streaching SCM
◍ Posisi anak : Tidur terlentang
◍ Posisi terapis : Berada di belakang anak
◍ Penatalaksanaan : Terapis memfiksasi shoulder kiri dan
kanan anak bergantian sambil memegang
ociput os. Pada streching SCM dextra,
osisikan lateral fleksi ke kiri dan
rotasi ke kanan kemudian ditahan
selama 6 detik, dengan 6 kali
repetisi. Begitu juga pada streaching
SCM sinistra dilakukan pada arah
sebaliknya.
29
Inhibisi Head &
Trunk Control
◍ Posisi anak : Anak diposisikan duduk diatas
salah satu kaki terapis
◍ Posisi terapis : Duduk dengan satu kaki diluruskan
◍ Penatalaksanaan : Terapis memfiksasi dahi dan
bagian abdominal anak, kemudian
berikan tahanan berlawaan dengan
arah spastis anak.
(arah spastis ke depan, arah tahanan ke belakang)

30
Penguatan Otot Arm

◍ Posisi anak : Anak di posisikan terlungkup diatas


salah satu kaki terapis
◍ Posisi terapis : Duduk dengan salah satu kaki ditekuk.
◍ Penatalaksanaan : os diposisikan terlungkup pada salah
satu kaki terapis. Tumpukan tangan os
pada lantai, tahan beberapa menit untuk
melatih kekuatan otot tangan

31
Fasilitasi keberguling
via hip
◍ Posisi Anak : Terlentang
◍ Posisi Terapis : Duduk dibawah kaki anak dengan
menghadap anak
◍ Penatalksanaan : Untuk berguling ke kanan,
fleksikan hip, knee kiri anak
kemudian silangkan kearah kanan
dengan sedikit membantu memberi
dorongan pada hip anak dihaapkan
anak dapat berguling.

32
Fasilitasi Duduk

◍ Posisi anak : Diposisikan duduk diatan salah satu


kaki terapis
◍ Posisi terapis : Duduk dengan meluruskan salah satu kaki
◍ Penatalaksaan : os duduk diatas kaki terapis dengan
posisi membelakangi terapis. Terapis
memfiksasi hip anak sambil
mengenalkan posisi duduk pada anak.

33
Sitting Balance

◍ Posisi anak : Diposisikan duduk diatas salah satu


kaki terapis
◍ Posisi terapis : Duduk dengan meluruskan salah satu kaki
◍ Penatalaksanaan : Anak diposisikan duduk diatas kaki
terapis dengan posisi membelakangi
terapis. Fiksasi pada hip os kemudian
terapis menggerak-gerakkan badan os
kekanan-kekiri, kedepan-kebelakang
untuk melatih keseimbangan anak.
34
TINDAK
LANJUT
Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down :
◍ a. Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan anaknya
◍ b. Beri informasi pada orang tua tentang perawatan anak
dengan down syndrome.

Motivasi orang tua agar :


◍ a. Memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman
sebaya agar anak mudah bersosialisasi
◍ b. Memberi keleluasaan / kebebasan pada anak unutk
berekspresi
36
Memberikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkungan
yang memadai pada anak :
◍ a. Dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan
motorik kasar dan halus serta pentunjuk agar anak
mampu berbahasa
◍ b. Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada
anak dalam aktivitas sehari-hari.

37
EVALUASI

◍ 1. Tidak ada kesulitan dalam pemberian latihan pada
anak sehingga anak mendapat perkembangan yang baik
dan adekuat
◍ 2. Keluarga turut serta aktif dalam perawatan anak
syndrom down dengan baik
◍ 3. Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan
baik sehingga anak dapat melakukan aktivitas dengan
baik dengan

39
Stop saying they are “disabled”
They Are Just Like Us

40
👍
Thanks!
Any questions?

41

Anda mungkin juga menyukai