STASE PEDIATRI
Pada Kasus Down Sindrome
Amherstia, 2016
Faktor Resiko
(Nondisjunction)
Hafsah,2020
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
o Nama : CL
o Usia : 2 Tahun
o TTL : 8 Oktober 2018
o Alamat : Permata Buana, Jakarta
o Diagnosa medis : Down Syndrome
Assesment Subjektif
Keluhan utama:
Orang tua mengeluhkan anak belum stabil saat merangkak, belum mampu berjalan dan melakukan
aktivitas anak sesuianya.
Riwayat Penyakit sekarang:
Anak ke-3 dari 3 bersaudara, proses kelahiran normal dan cukup bulan, berat lahir 31,40 gr dan panjang 48
cm, nilai APGAR score 9, dalam kandungan belum terdiagnosa adanya kelaianan. Namun pada januari
2019 dilakukan hasil pemeriksaan kromosom dan dinyatakan adanya trisomi pada kromosom 21, kemudian
dokter menyarankan membawa anak ketempat terapi setelah itu anak dibawa oleh orang tua ke kitty centre
green garden.
Anamnesa
Riwayat penyakit dahulu
Adanya kelainan jantung kebocoran jantung tapi sudah menutup
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada
Assesment Objektif
Inspeksi
Statis :
(posisi tidur)
• Saat tidur tampak tungkai sudah mampu direntangkan dan anklenya sudah tampak tidak inversi
• lengan sudah lebih aktif
(posisi duduk)
o Head control : cendrung fleksi
o Trunk control : lemah
(posisi berdiri)
• Knee semi fleksi, ankle lebih eversi.
Dinamis : (posisi berdiri)
• Anak sudah mampu berjalan saat ini tapi dengan ditetah.
• Sudah mampu jongkok ke berdiri tanpa bantuan.
Assesment Objektif
Palpasi
Tightness
Pada lengan. : m. biceps bracii, m. fleksor carpi ulnaris, m. fleksor carpi radialis.
Pada kaki : . m . Gastrocnemius, m. tibialis anterior, dan m. hamstring
Weakness :
Pada lengan : m. trieps bracii, m. brancialis, m. extensor carpi radialis, m. extensor carpi ulnaris.
Pada kaki : m. adductor, m. quadriceps, m. tibialis posterior, m. dorsi fleksor
Pemeriksaan Fisioterapi
Pemeriksaan fungsi gerak dasar (Pasif dan aktif)
Tujuan : untuk menilai lingkup gerakan dasar pada head control dan neck control.
Hasil : Head control lemah
XOTR
Tujuan : untuk menilai kekuatan otot
Hasil : untuk menilai muscle weakness
Thomas test
Tujuan : untuk menilai kontraktur/ thightness
Hasil : thightness psda
Pull to sit Test
Tujuan : untuk melihat head control dan stabilitas trunk
Hasil : Trunk control lemah
Pediatrik Balance Scale
Tujuan : untuk mengetahui keseimbangan
Hasil : instability hip
Pemeriksaan Lanjutan
Gross Motor Function Classification System (GMFCS)
Tujuan : untuk melihat ambulasi yang bisa dilakukan anak pada
saat ini.
Level GMFCS :
• Pada awal datang Level V
• Setelah terapi 1,5 th di Level III
KONDISI ANAK AWAL DATANG KE KITTY PADA
UMUR 10 BULAN
Kondisi anak setelah diterapi di kitty center setelah 6 bulan pertemuan di umur
1,5 tahun.
Activity Daily Living (ADL)
Tujuan : Untuk menilai kemandirian aktivitas sehari-hari
◦ Jangka Panjang:
◦ - Meningkatkan aktivitas fungsional sehari-hari anak.
Diagnosa Fisioterapi
Algoritma
Intervensi
A. Sensori
Wheelbarrow position
Tujuan : meningkatkan integrasi neck proprioception, gravity reception dan ocular control serta memberikan
input proprioseptif melalui ekstremitas atas (Erna, 2017).
Prosedurnya : dengan gerakan weight bearing dan weight shifting ekstremitas atas memindahkan berat badan
dengan aktif dilakukan selama 10 kali (Erna, 2017).
Intervensi
B. Rileksasi
Korset
Tujuan : untuk membantu memberikan stabilitas pada tulang belakang serta menghindari perubahan postur pada
tulang belakang.
Pengaplikasiannya : dipasangakan di bagian pinggang secara melingkar (Cordellia, 2018)
Bandage Hip :
Tujuan ; untuk menjaga mobilitas hip serta menghindari terjadinya subluksasi atau dislokasi pada hip.
Pengaplikasiannya : memposisikan posisi anatomi lalu bandage dipasangkan melingkar di area kedua hip lalu melingkar di paha
membentuk seperti celana agar terstabilisasi (Daniel, 2018).
- Prosedurnya : Sudah dipasangkan AFO pada ankle gerakan melompat secara perlahan semampunya yang dilakukan
dengan menggunakan satu kaki secara bergantian dengan melompati kotak-kotak bernomor atau persegi yang telah
dibuat sebelumnya menggunakan kapur tulis diatas sebidang tanah , dilakukan semampunya anak minimal 12 kali
(Meldiana, 2016).
(Ekstremitas bawah)
- Berdiri ke duduk
Tujuan : . Untuk meningkatkan otot Otot ekstremitas bawah : m. gastrocnemius dan m. anterior tibialis, m.
hamstring
Prosedur : anak diinstruksikan untuk bediri ke duduk oleh terapis dapat dilakukan selama 15 kali (Van, 2017).
- Naik Turun tangga :
Tujuan : untuk meningkatkan otot Otot ekstremitas bawah : m. gastrocnemius dan m. anterior tibialis, m.
hamstring dan stabilitas trunk control
Prosedur : Sebelum di berikan latihan di pastikan sudah terpasang AFO. Latihan naik turun tangga dengan
ankle menapak, spine tegak lurus. Disarankan terapi menjaga anak di belakangnya. Dosis dilakukan 15 menit
dinamis, dilakukan 3 kali dalam seminggu (Moreau, et al 2016).
Daftar Pustaka
- Wajuihian, S. O. (2016). Down syndrome: An overview. African Vision and Eye Health, 75(1).
https://doi.org/10.4102/aveh.v75i1.346
- Pinero-Pinto, E., Benítez-Lugo, M. L., Chillón-Martínez, R., Rebollo-Salas, M., Bellido-Fernández, L. M., &
Jiménez-Rejano, J. J. (2020). Effects of Massage Therapy on the Development of Babies Born with down
Syndrome. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2020.
https://doi.org/10.1155/2020/4912625
- Erna, B., Kelas, S., Di, D. A. N., & Selatan, K. (2017). Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan
Surakarta Jurusan Kebidanan. 000, 44–50.
http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/index.php/JKG/article/download/355/317
- Maranho, D., Fuchs, K., Kim, Y. J., & Novais, E. N. (2018). Hip Instability in Patients with Down Syndrome.
Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons, 26(13), 455–462.
https://doi.org/10.5435/JAAOS-D-17-00179
- 1 Penambahan Latihan. (n.d.). 1–11.
- Schott, C., Zirke, S., Schmelzle, J. M., Kaiser, C., & Fernández, L. A. I. (2018). Effectiveness of lumbar
orthoses in low back pain: Review of the literature and our results. Orthopedic Reviews, 10(4).
https://doi.org/10.4081/or.2018.7791
- Samir MA, et al. Effect of Strength Training on Upper Extremity Function in Children. International
Journal of Science and Healthcare Research. Vol 1. Issue 3.
- Moreau, Bodkin, Bjornson, Hobbs, Soileau and Lahasky. 2016. Effectiveness Rehabilitations to Improve
Gait Speed inChildren With Cerebral Palsy : Sistematic Review and Meta-analysis. Physical Therapy.
Volume 96, Edisi12, halaman 2-4.
- Numanoğlu Akbaş, A., & Kerem Günel, M. (2019). Effects of Trunk Training on Trunk, Upper and
Lower Limb Motor Functions in Children with Spastic Cerebral Palsy: A Stratified Randomized
Controlled Trial. Konuralp Tıp Dergisi, June, 253–259. https://doi.org/10.18521/ktd.453532
- Xiaodan Mai, PhD, MBBSa, Michael J. LaMonte, PhD, MPHa, Kathleen M. Hovey, MSa, Jo L.
Freudenheim, PhDa, Christopher A. Andrews, PhDb, Robert J. Genco, DDS, PhDc, and Jean Wactawski-
Wende, P. (2017). 乳鼠心肌提取 HHS Public Access. Physiology & Behavior, 176(12), 139–148.
https://doi.org/10.1097/PEP.0000000000000242.The
- Rina, A. P. (2016). Meningkatkan Life Skill pada Anak Down Syndrome dengan Teknik Modelling.
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 5(03), 215–225. https://doi.org/10.30996/persona.v5i03.851
- Hafsah, A. (2020). Penyakit Sindrom Down ( Down Syndrome ). June, 0–8.