Anda di halaman 1dari 23

VISUM ET REPERTUM

JENAZAH
Yulia Widiastuti
1510211026
DEFINISI VISUM ET REPERTUM

Laporan tertulis yang dibuat oleh dokter atas


permintaan penyidik tentang hasil pemeriksaan
medis terhadap tubuh manusia (baik hidup
maupun mati) untuk kepentingan peradlian
Yang Berhak Membuat VeR

Dokter Forensik

Dokter Ahli lainnya

Dokter Umum
Bagian-bagian Visum Et Repertum

■ Pembukaan  PRO JUSTITIA


■ Pendahuluan (berisi landasan operasional objektif administrasi
• Identitas penyidik (peminta Ver, minimal berpangkat Pembantu
Letnan Dua)
• Identitas korban yang diperiksa, kasus dan barang bukti
• Identitas TKP dan saat/sifat peristiwa
• Identitas pemeriksa
• Identitas saat/waktu dan tempat pemeriksaan
Bagian-bagian Visum Et Repertum
■ Pelaporan/inti isi/ Pemberitaan
 Semua pemeriksaan medis, segala sesuatu/setiap bentuk
kelainan yang terlihat dan diketahui langsung ditulis apa adanya
■ Kesimpulan
 Landasan subjektif medis (memuat pendapat pemeriksa sesuai
dengan pengetahuannya) dan hasil pemeriksaan medis
■ Penutup
 Landasannya adalah UU/Peraturan, yaitu UU no. 8 tahun 1981
dan sumpag jabatan/dokter yang berisikan kesungguhan dan
kejujuran tentang apa yang diuraikan pemeriksa dalam VeR
Visum orang Visum
Hidup Jenazah

VeR VeR Pemeriksaan Pemeriksaan


Perlukaan Kejahatan VeR Psikiatri Luar Dalam
Susila
Visum Et Repertum Jenazah
■ Jenazah yang akan dimintakan VeR harus diberi label yang memuat
identitas mayat, di-lak dengan diberi cap jabatan, yang diikatkan pada
ibu jari kaki atau bagian tubuh lainnya.
Visum Et Repertum Jenazah
■ Pada surat permintaan VeR harus jelas tertulis jenis pemeriksaan yang
diminta, apakah hanya pemeriksaan luar jenazah ataukah pemeriksaan
dalam atau autopsy (bedah mayat) (pasal 133 KUHAP)
■ Bila pemeriksaan autopsy  penyidik wajib memberitahu kepada
keluarga korban dan menerangkan maksud dan tujuan pemeriksaan.
■ Autopsi dilakukan setelah keluarga korban tidak keberatan, atau bila
dalam dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga korban (pasal
134 KUHAP)
■ Jenazah yang diperiksa dapat juga berupa jenazah yang didapat dari
penggalian kuburan (pasal 135 KUHAP)
■ Pemeriksaan forensic terhadap jenazah meliputi pemeriksaan luar jenazah,
tanpa melakukan tindakan yang merusak keutuhan jaringan jenazah.
■ Pemeriksaan dilakukan dengan teliti dan sistemiatik
■ Dicatat secara rinci:
a. Mulai dari bungkus atau tutup jenazah
b. Pakaian jenazah
c. Benda-benda di sekitar jenzah
d. Perhiasan
e. Ciri-ciri umum identitas
f. Tanda-tanda tanatologik
g. Gigi-geligi
h. Luka atau cedera atau kelainan yang ditemukan di seluruh bagian luar
Pemeriksaan Luar (only)

Apabila penyidik hanya meminta pemeriksaan luar saja, maka


kesimpulan VeR nya:
■ Menyebutkan jenis luka atau kelainan yang ditemukan, dan jenis
kekerasan penyebabnya. Sebab matinya tidak dapat ditentuan
karena tidak dilakukan pemeriksaan bedah jenazah.
■ Lamanya mati sebelum pemeriksaan (perkiraan saat kematian),
apabila dapat diperkirakan, dapat dicantumkan dalam
kesimpulan.
Pemeriksaan Dalam (Autopsy)
■ Pemeriksaan bedah jenazah enyeluruh dengan membuka rongga
tengkorak, leher, dada, perut dan panggul.
■ Kadang kala dilakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
seperti pemeriksaan histopatologik, toksikologik, serologic dsb.
■ Dari pemeriksaan dapat disimpulkan:
a. Sebab kematian korban, selain jenis luka atau kelainan
b. Jenis kekerasan penyebabnya
c. Saat kematian seperti tersebut di atas
NOTE!

■ Apabila ada keberatan dari pihak keluarga korban untuk dilakukannya


bedah mayat forensic, KUHAP menentukan penyidiklah yang bertugas
dan berwenang secara persuasif menyampaikan pada keluarga korban
tentang pentingnya bedah mayat forensiK
■ Dalam hal adanya keeberatan dari keluarga korban untuk dilakukannya
bedah mayat forensic, RUU KUHAP menentukan hakim komisaris yang
berperang pentik menentukan pelaksanaan pembedahan mayat

Hakim komisiaris: pejabat yang diberi wewenang menilai jalannya penyidikan dan
penuntutan
JIKA DILAKUKAN PEMERIKSAAN
DALAM:
Jadi, Apakah Perbedaan VeR Hidup
dengan Ver Mati????
■ Pada Visum hidup, pemberitaan berupa luka yang ditemukan saat pemeriksaan.
Sedangkan pada visum mati, pemberitaan diceritakan lengkap mulai dari penutup
jenazah, pakaian, ciri jenazah, mulai dari kepala seperti rambut, mata, hidung, gigi-geligi
juga ditulis dalam pemberitaan. Baru setelah itu pemberitaan mengenai luka-luka yang
ditemukan pada jenazah.
REFERENSI

■ Triana Ohoiwutun, Ilmu Kedokteran Forensik (Interaksi dan Dependensi Hukum


pada Ilmu Kedokteran)
■ Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
■ Visum et Repertum – dr. Zaenal Sugiyanto, M.kes.

Anda mungkin juga menyukai