Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 5

OLEH :
Septa Madya Oktavia
Rusma
Wulandari S
Indah Nurul Hikmah
Normayunita
Rahmi Humaida
Sri Yulia Ningsih
Widya
M.Amrul Setiawan
SENAM NIFAS
DEFINISI SENAM NIFAS

Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan


secepat mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang
mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan
dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula
(Sukaryati, 2011).
MACAM SENAM NIFAS

Menurut Brayshaw (2008) senam nifas terbagi menjadi 5


yaitu :
1. Senam pasca persalinan normal
2. Senam Pasca Persalinan dengan Bantuan
3. Senam Setelah Persalinan Dengan Seksio Sesaria
4. Senam Setelah Persalinan Bayi Lahir Mati atau Kematian
Neonatus
5. Senam yang harus dihindari
TUJUAN SENAM NIFAS
Menurut Walyani (2015), tujuan dilakukannya senam nifas pada
ibu setelah melahirkan adalah :
1. Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu.
2.Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan fungsi alat
kandungan.
3. Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot
panggul, perut. dan perineum terutama otot yang berkaitan
selama kehamilan dan persalinan.
4. Memperlancar pengeluaran lochea.
MANFAAT SENAM NIFAS
Menurut Sukaryati (2011) manfaat senam nifas secara umum
sebagai berikut:
1. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang
mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian
tersebut ke bentuk normal.
2. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar
diakibatkan kehamilan dan persalinan, serta mencegah pelemahan
dan peregangan lebih lanjut.
3. Menghasilkan manfaat psikologis yaitu menambah
kemampuan menghadapi stres dan bersantai sehingga
mengurangi depresi pasca persalinan.
INDIKASI SENAM NIFAS
Menurut Sukaryati (2011), indikasi pada senam nifas yaitu :

1. Involusi seluruh organ tubuh

2. Dinding perut lembek dan lemas , striae gravidarum

3. Pelebaran pembuluh darah

4. Tonus dan elastisitas kulit menurun

5. Rasa sakit pada punggung


SYARAT SENAM NIFAS
1. Pasien secsio caesaria biasanya mulai “ambulasi”24-36 jam
sesudah melahirkan
2. Pasien dengan persalinan spontan (normal)
3. Waktu pelaksanaan dapat dilakukan sejak hari pertama setelah
melahirkan sampai dengan 6 minggu
4. Keadaan ibu normal sesuai dengan rekomendasi dari tenaga
kesehatan
5. Pakaian senam cukup longgar, nyaman, dan fleksibel
6. Menggunakan matras atau kasur (tidak dilantai)
7. Pelaksanaan harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan
kontinyu
WAKTU DILAKUKAN SENAM NIFAS
• Senam ini dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas (misalnya hipertensi,
pascakejang, demam). Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam
waktu 24 jam setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur
setiap hari. Dengan melakukan senam nifas sesegera mungkin, hasil
yang didapat diharapkan dapat optimal dengan melakukan secara
bertahap.
• Senam nifas sebaiknya dilakukan di antara waktu makan.
Melakukan senam nifas setelah makan membuat ibu merasa tidak
nyaman karena perut masih penuh. Sebaliknya jika dilakukan di saat
lapar, ibu tidak akan mempunyai tenaga dan lemas. Senam nifas bisa
dilakukan pagi atau sore hari. Gerakan senam nifas ini dilakukan
dari gerakan yang paling sederhana hingga yang tersulit (Marmi,
2011).
PELAKSANAAN SENAM NIFAS
Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya perawat
mengajarkan kepada ibu untuk melakukan pemanasan terlebih
dahulu. Pemanasan dapat dilakukan dengan melakukan latihan
pernapasan dengan cara menggerak-gerakkan kaki dan tangan
secara santai. Hal ini bertujuan untuk menghindari kekejangan
otot selama melakukan gerakan senam nifas. Senam nifas
sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan,
kemudian dilakukan secara teratur setiap hari (Widianti, 2010).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SENAM NIFAS

Pengkajian
Proses pengkajian yang dilakuakan pada pasien post
partum untuk pengaplikasian senam nifas adalah biodata pasien,
jenis pesalinan yang dilakukan, masalah-masalah persalinan,
nyeri. Kelainan-kelainan saat ini seperti perdarahan,
kesedihan/depresi. Pemeriksaan fisik juga harus dilakukan seperti
Tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, tanda-tanda anemia dan
lain-lain.
DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan yang mengharuskan ibu untuk


melakukan senam nifas.
1. Gangguan rasa nyaman atau nyeri berhubungan
dengan peregangan perinium
2. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan
kelemahan; postpartum
3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan
lahir
INTERVENSI
1. Berbaring dengan lutut ditekuk. 4. Berbaring lutut ditekuk. Kontraksikan/
Tempatkan tangan di atas perut di kencangkan otot – otot perut sampai
bawah area iga – iga. Tarik napas tulang punggung mendatar dan
dalam dan lambat melalui hidung kencangkan otot – otot bokong tahan 3
tahan hingga hitungan ke-5 atau ke-8 detik kemudian rileks.
dan kemudian keluarkan melalui 5. Berbaring terlentang, lutut ditekuk,
mulut. lengan dijulurkan ke lutut. Angkat
2. Berbaring terlentang, lengan kepala dan bahu kira – kira 45°, tahan 3
dikeataskan diatas kepala, telapak detik dan rileks dengan perlahan.
terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri 6. Posisi tidur terlentang, kaki lurus, dan
sedikit dan renggangkan lengan kanan. kedua tangan di samping badan,
3 Berbaring terlentang. Kedua kaki kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90°
diregangkan. Tarik dasar panggul, secara bergantian antara kaki kiri dan
tahan selama 3 detik dan kemudian kaki kanan. Jangan menghentak ketika
rileks. menurunkan kaki, lakukan perlahan
namun bertenaga.
LANJUTAN INTERVENSI

7. Tidur telentang dengan kaki terangkat keatas, badan agak


melengkung dengan letak pada kaki bawah lebih atas. Lakukan
gerakan pada jari – jari kaki seperti mencakar dan meregangkan,
selanjutnya diikuti dengan gerakan ujung kaki secara teratur
seperti lingkaran dari luar ke dalam, kemudian gerakkan telapak
kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti menggergaji.
EVALUASI
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional
dengan pengertian :
• S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan
secara subjektif oleh klien dan keluarga setelah diberikan
implementasi keperawatan.
• O : adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif setelah setelah
implementasi keperawatan.
• A : adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui
respon subjektif dan objektif klien yang dibandingkan dengan
kriteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada
tujuan rencana keperawatan klien.
• P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
VIDEO ROLEPLAY
SENAM NIFAS
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai