0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
247 tayangan19 halaman
Tes adalah alat untuk mengukur kemampuan seseorang dengan menggunakan pertanyaan atau tugas yang harus dijawab dalam waktu terbatas. Tes berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dan keberhasilan program pengajaran, serta harus memenuhi kriteria seperti validitas, reliabilitas, objektifitas, dan praktikalitas. Terdapat dua jenis tes subjektif, yaitu tes uraian objektif dan non-objektif, yang
Tes adalah alat untuk mengukur kemampuan seseorang dengan menggunakan pertanyaan atau tugas yang harus dijawab dalam waktu terbatas. Tes berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dan keberhasilan program pengajaran, serta harus memenuhi kriteria seperti validitas, reliabilitas, objektifitas, dan praktikalitas. Terdapat dua jenis tes subjektif, yaitu tes uraian objektif dan non-objektif, yang
Tes adalah alat untuk mengukur kemampuan seseorang dengan menggunakan pertanyaan atau tugas yang harus dijawab dalam waktu terbatas. Tes berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dan keberhasilan program pengajaran, serta harus memenuhi kriteria seperti validitas, reliabilitas, objektifitas, dan praktikalitas. Terdapat dua jenis tes subjektif, yaitu tes uraian objektif dan non-objektif, yang
• Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto,2007). • Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang di kenai tes (Mardapi, 2008). Jadi.... tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang diuji untuk waktu tertentu, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan tertentu dari orang yang diuji. Fungsi Tes • Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajarmengajar dalam jangka waktu tertentu. • Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. Menurut Arikunto (2007), sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki : • Validitas • Reliabilitas • Objektifitas • Praktikabilitas • Ekonomis Tes Subyektif
• Secara ontologis tes subjektif adalah salah
satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian- uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi,2008). Macam-Macam Tes Subyektif
• Dilihat dari luas-sempitnya (scope) materi/masalah yang
ditanyakan, soal tes bentuk essay atau uraian memiliki dua bentuk, yaitu essay atau uraian terbatas (restricted response items) dan essay atau uraian bebas (extended respons items). • Depdikbud menyebut kedua jenis soal ini dengan istilah tes uraian objektif dan tes uraian non-objektif. Tes Uraian Objektif
• Tes uraian objektif adalah bentuk tes uraian
yang butir soalnya memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti, sehingga dapat dilakukan penskoran secara objektif (walaupun pemeriksa berbeda namun dapat menghasilkan skor yang relatif sama) Nitko (1996) mengatakan bahwa tes essay objektif tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan: • menjelaskan hubungan sebab akibat • melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip • mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan • merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat • merumuskan asumsi-asumsi yang tepat • melukiskan keterbatasan-keterbatasan data • merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara tepat • menjelaskan metoda dan prosedur • dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya. Tes Uraian Non-objektif • Tes Uraian Non-objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan jawaban yang bebas, menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan (menguraikan dan memadukan gagasan- gagasan) pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya mengandung unsur subjektifitas (sukar dilakukan secara objektif) (Suwono,2010). Menurut Rasyid, dkk (2008), tes essay non-obyektif tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang bersifat kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan: • menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide- ide • memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi • merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendisain sebuah eksperimen • mengevaluasi nilai suatu ide • Perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dengan uraian non-objektif terletak pada kepastian pemberian skor. • Pada soal bentuk uraian objektif, kunci jawaban dan pedoman penskorannya lebih pasti (diuraikan secara jelas komponen yang di skor dan berapa skor untuk masing-masing komponen tersebut. • Sedangkan pada soal uraian non-objektif pedoman penskoran dinyatakan dalam rentangan (0 – 4 atau 0 – 10), sehingga pemberian skor (penentuan kualitas jawaban) sedikit banyak akan dipengaruhi oleh unsur subjektif si pemberi skor. Untuk mengurangi subjektifitas ini, dapat dilakukan dengan cara membuat pedoman penskoran secara rinci dan jelas, sehingga pemberian skor dapat relatif sama. Kelebihan tes subyektif
• Mudah dalam penyusunannya, artinya
penyusunan tes subjektif tidak terlalu banyak membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya. Peserta didik (testee) bebas menjawab. • Mudah disesuaikan dengan bahan pelajaran yang dikehendaki, maksudnya tes ini mudah di adaptasi, sesuai dengan bahan yang akan diteskan. Kelebihan tes subyektif • Mendorong peserta didik (testee) melatih mengemukakan gagasan dalam kalimat yang baik dengan maksud untuk mengukur kemampuan kognisi tingkat yang membutuhkan proses berpikir atau bernalar tingkat tinggi. • Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri. • Dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah yang diujikan. Kelemahan tes subyektif
• Kurang efektif untuk materi yang scopnya luas
• Kurang representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soal jumlahnya terbatas. • Baik-buruk tulisan, panjang pendek, tidak sama jawaban menimbulkan evaluasi dan penskoran kurang objektif • Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dalam melakukan penilaian. Kelemahan tes subyektif • Koreksi memerlukan waktu dan ketelitian dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. • Dari segi isi dan bahan : jumlah butir soal yang diturunkan biasanya terbatas jumlahnya, sehingga jangkauan bahannya juga terbatas. • Dari segi pemeriksa : sering kali terpengaruh oleh faktor subjekvitas, sehingga seringkali terjadi kesalahan – kesalahan, baik yang bersifat konstan, maupun kesalahan yang selalu berubah-ubah dan bahasa yang digunakan baik tidaknya tulisan maupun panjangnya jawaban. • Dari segi testi : sering kali testi mengelabui korektor dengan memberikan jawaban yang panjang. hal ini disebabkan testi tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh pertanyaan tersebut. Kriteria Soal Subyektif Yang Baik
Arikunto (2008) menguraikan beberapa
petunjuk penyusunan soal tes subyektif, yaitu: • Hendaknya soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan, dan diusahakan soal bersifat komprehensif. • Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan • Pada waktu menyusun soal sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya. • Hendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara “Jelaskan”, “Mengapa”, “Bagaimana”, Seberapa jauh” agar dapat diketahui lebih jau penguasaan peserta didik terhadap bahan. • Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami. • Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dekehendaki oleh penyususn tes. Untuk ini pertanyaan harus spesifik. Contoh Soal • Membandingakan dua hal atau lebih. Misalnya : jelaskan perbedaan antara daur litik dengan daur lisogenik pada virus • Merumuskan suatu pendapat. Misalnya : bagaimanakah pendapat Anda tentang konsep sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup? Jelaskan. • Membuat rangkuman atau ringkasan. Misalnya : ringkaslah teks bacaan tentang siklus krebs menjadi satu halaman ! • Melakukan analisis. Misalnya : Analisislah hubungan antara struktur kerongkongan dengan kegiatan menelan! • Menarik kesimpulan. Misalnya : Berdasarkan uraian mengenai peristiwa seleksi alam terhadap populasi, Kesimpulan apa yang dapat anda ambil ? jelaskan