OLEH:
PRISKA LESMIWATI HENUK
NIM. 1901050061
Mahasiswa dengan:
Nama : Priska Lesmiwati Henuk
Nim : 1901050061
Judul Proposal :Penerapan Model Project Based Learning Untuk
Meningkatkan hasil Belajar Fisika siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 12
Kupang
Mengetahui
pendidikan Fisika
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa dengan:
Nama : Priska Lesmiwati Henuk
Nim : 1901050061
Judul Proposal :Penerapan Model Project Based Learning Untuk
Meningkatkan hasil Belajar Fisika siswa Kelas XI MIPA
SMA Negeri 12 Kupang
Di bawah bimbingan
Telah diuji oleh Dewan Penguji Proposal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dewan Penguji:
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah, penulis dapat menyelesaikan penulisan
proposal dengan judul “Penerapan model Project Based Learning untuk
meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 12 Kupang
.” ini dengan lancar.
Penulisan proposal ini juga tidak lepas dari dukungan, bimbingan, serta
arahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
memberikan masukan dan saran sehingga penulisan proposal ini dapat berjalan
dengan baik. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis sampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Akhir kata, tiada sesuatu yang lebih berharga yang penulis berikan sebagai
balasan atas budi baik yang telah diberikan, hanya ucapan terima kasih dan doa
yang tulus, semoga Tuhan senantiana memberkati kita semua.
Kupang, Agustus 2022
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
21
d. Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh melibatkan
keseluruhan tingkah laku secara integral.
e. Belajar adalah proses interaksi.
f. Belajar berlangsung dari yang sederhana sampai pada kompleks.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkahlaku yang semakin berkembang secara berturut-
turut pada diri seseorang yang dimulai dari suatu situasi ke situasi lain yang
diulang-ulang sehingga menjadi sempurna yang diperngaruhi oleh lingkungannya.
21
pendidik dan siswa peserta didik. Cara mengajar yang baik merupakan kunci dan
prasyarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu tolak ukur
bahwa siswa telah belajar dengan baik adalah jika dapat mempelajari apa yang
seharusnya di pelajari, sehingga indikator hasil belajar yang diinginkan dapat
dicapai oleh siswa.
21
memperhatikan proses kerja yang sistematis untuk menghasilkan karya yang nyata
dan bermanfaat.
21
2.2.3 Langkah-langkah model Project Based Learning
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap penilaian
Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja setiap kelompok.
Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan
tersebut perlu di perbaiki atau tidak, dan bagian mana yang perlu diperbaiki.
21
Tabel 2.2 Sintaks Project Based Learning
21
2.2.4 Kelebihan dan kelemahan model Project Based Learning
1) Memilih topik yang tepat sesuai kebutuhan siswa, fasilitas yang cukup,
sumber-sumber yang diperlukan, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
2) Pemecahan masalah-masalah kehidupan dalam banyak hal masih
memerlukan sumbangan dari kekhususan (spesialisasi) atau disiplin dari
setiap mata pelajaran atau bidang studi sekalipun diajarkan di sekolah
sering terpisah dari permasalahan kehidupan nyata.
21
3) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok
pelajaran yang dibahas.
21
kognitif terdiri atas : mengingat, mengerti,mengaplikasikan, mengevaluasi
dan mengkreasi atau mencipta
2) Tipe Hasil belajar Afektif.
Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil
belajar. Tingkatan tersebut dimulai tingkat yang dasar atau sederhana
sampai tingkatan yang kompleks, diantaranya yaitu : receiving/attending,
resonding, valuing, organisasi dan karakteristik nilai.
3) Tipe hasil belajar Psikomotorik
Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan,
dan kemampuan bertindak ada 6 tingkatan keterampilan yaitu:
a. Gerakan refkex
b. Keterampilan gerakan-gerakan dasar
c. Kemampuan konseptual
d. Kemampuan dibidang fisik
e. Gerakan-gerakan skill
f. Kemampuan yang berkenan dengan non decursive komunikasi seperti
gerakan ekspresif dan interpretative
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
faktor kemampuan siswa dan faktor lingkungan. Menurut Slameto (2010:54),
faktor-faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
21
A. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang
termasuk kedalam faktor ini adalah:
1) Faktor jasmani, yaitu meliputi:
Faktor Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat.
Cacat Tubuh. Yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
2) Faktor psikologis, yaitu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapai dan menyesuaikan kedalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal)
atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang
baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai belajar dan
21
berlatih. Jadi jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar, jika
bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,
maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan
pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan
tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorongnya.
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak
dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu
diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih
baik.
3) Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
B. Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
termasuk kedalam faktor eksternal adalah:
21
a. Faktor keluarga.
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah.
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa , relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
c. Faktor Masyarakat.
Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media yang juga berpengaruh terhadap
positif dan negatifnya, pengaruh dari teman bergaul siswa dan
kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap
belajar siswa.
2.3.3 Manfaat Hasil Belajar
21
d. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model Project Based
Learning
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
21
a. Pendahuluan
21
Evaluasi
Memberikan soal latihan evaluasi secara individu untuk mengetahui
keemampuan dalam menerima konsep materi yang dikembangkan sendiri.
c. Penutup
Peneliti memberikan penghargaan kepada setiap kelompok sesuai
tingkat kemampuannya yang telah berhasil mmemenuhi kriteria
keberhasilan yang ditetapkan. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini di
lakukan sebanyak dua (2) kali pertemuan. Pada kegiatan akhir dari setiap
siklus akan diberi test.
Pada tahap ini ,Data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah hasil tes
kemampuan awal, tes hasil belajar siswa, dan data hasil belajar siswa yang di
peroleh saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas.
Metode analisis data penelitian ini adalah deskriptif persentase. Data hasil
penelitian yang dianalisis meliputi ketuntasan belajar individu dan ketuntasan
belajar secara klasikal. Selanjutnya data analisis observasi dan angket hasil
belajar diperoleh baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil ini diinterpetasi
dan disimpulkan yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan.
21
1. Data pencapaian indikator hasil belajar secara individu dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
jumlah skor yang diperoleh
persentase= x 100 %
jumlah skor total
2. Ketuntasan belajar secara klasikal
Ketuntasan secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:
jumlah siswa yang mendapat nilai ≥75
Ketuntasan klasikal= x 100 %
jumlah s iswa
Penilaian Kategori
75- 100 Sangat tinggi
50-74 Tinggi
25-49 Sedang
0-24 Rendah
Kriteria keberhasilan pembelajaran untuk aspek kognitif atau dilihat dari hasil
tes, jika hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum(KKM)
sebesar 75 secara individual dan 85% ecara klasikal maka pembelajaran pada
aspek kognitif telah berhasil. Sedangkan untuk aspek psikomotor siswa di
pandang mencapai tuntas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya 75% peserta
didik terlibat aktif,baik fisik, mental, maupun social dalam proses pembelajaran.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i1.108
2016/2017. 12.
21
Prayoga, A., & Nadiar, F. (n.d.). (2021). Literatur Review:
Siswa. 7.