Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH EVIDENCE BASED PRACTICE

ANALISIS IOWA MODEL

Disusun oleh:

Kelompok 5

1. Luklu’ul Isna Maftihah : 012021040001


2. Aisyatur Rodiyah Dhomiri Putri : 012021040004
3. Devi Putri Astuti : 012021040009
4. Ikhsan Ahmad Latif : 012021040015
5. Intan Putri Utami : 012021040016
6. Marchioddie Bayu Reza Kurniawa : 012021040022
n
7. Mela Cantika Qurrata Aini : 012021040023
8. Salwa Azzahra Zalen : 012021040041
9. Zhafirah Rizki Pratiwi : 012021040046

PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
TAHUN 2023

1
A. Pengertian IOWA Model
IOWA Model adalah suatu model atau kerangka kerja dalam proses
pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan yang pertama kali
dikembangkan oleh Marita Titler pada tahun 1994. Model ini digunakan
untuk membantu para praktisi kesehatan dalam melakukan pengambilan
keputusan berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ada. Model IOWA berfokus
pada keseluruhan system perawatan Kesehatan (misalnya: pasien, praktisi,
infrastruktur) untuk menerapkan dan memandu keputusan praktik berdasarkan
penelitian dan bukti terbaik yang bersedia.

Model IOWA ini dikembangkan di University of Lowa Hospitals and


Clinics sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
melalui penerapan praktek berbasis bukti (evidence-based practice). Ciri khas
dari model ini adanya konsep (triggers) dalam melaksanakan EBP. Triggers
adalah informasi ataupun masalah klinis yang berasal dari luar organisasi.
Model ini diawali dengan adanya pemicu/permasalahan sehingga menjadi
fokus utamanya. Jika masalah yang ada menjadi prioritas organisasi, maka
dibentuklah tim yang terdiri atas dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain
yang tertarik dan paham dalam penelitian.

B. Kelebihan IOWA Model


1. Detail dan sistematis - mudah diterapkan oleh organisasi dan peneliti
independen
2. Menekankan bahwa penelitian lebih mudah dari yang Anda kira, karena
sebagian besar proyek penelitian Model IOWA sebenarnya tidak
mengharuskan peneliti untuk melakukan studi baru
3. Model ini mengintegrasikan pengetahuan kesehatan berbasis bukti dari
anggota tim multidisiplin dengan berbagai tingkat pendidikan, lingkungan
kerja, dan spesialisasi untuk terlibat. Ini mendorong pendekatan
kolaboratif dengan hasil yang lebih menguntungkan bagi pasien.

2
4. Model ini menggunakan “change champions” yang ahli dalam lingkup
praktiknya. Hal ini memastikan bahwa orang-orang ini bersemangat dalam
berinovasi, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas perawatan, dan
memiliki hubungan kerja yang positif dengan profesional perawatan
kesehatan lainnya (Hughes, 2008).
5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan: IOWA Model membantu
praktisi kesehatan dalam melakukan pengambilan keputusan yang
berdasarkan bukti-bukti ilmiah, sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
6. Meminimalkan risiko kesalahan: Dengan mengacu pada bukti-bukti
ilmiah yang valid, IOWA Model dapat membantu praktisi kesehatan untuk
menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengambilan
keputusan.
7. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya: Dengan mengikuti tahap-
tahap yang terstruktur dalam IOWA Model, praktisi kesehatan dapat
memilih intervensi atau tindakan yang paling efektif dan efisien dalam
penggunaan sumber daya yang ada.
8. Meningkatkan akuntabilitas: Dengan mengikuti IOWA Model, praktisi
kesehatan dapat memperjelas alasan dan dasar pengambilan keputusan
yang diambil, sehingga meningkatkan akuntabilitas dalam praktek
kesehatan.
9. Dapat dikembangkan dan disesuaikan: IOWA Model dapat dikembangkan
dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lokal, sehingga dapat
diterapkan dalam berbagai konteks dan situasi yang berbeda.
10. Mendorong kolaborasi: IOWA Model mendorong kolaborasi antara
praktisi kesehatan, peneliti, dan pengambil kebijakan dalam
mengembangkan praktek kesehatan yang berbasis bukti dan bermutu
tinggi.
C. Kekurangan IOWA Model

3
1. Terlalu fokus pada bukti-bukti ilmiah: IOWA Model cenderung terlalu
fokus pada penggunaan bukti-bukti ilmiah sebagai dasar pengambilan
keputusan, sehingga seringkali mengabaikan pengalaman praktisi
kesehatan serta nilai-nilai dan preferensi pasien yang juga harus
diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Terlalu kompleks: Model IOWA terdiri dari lima tahap yang harus
dilakukan secara terstruktur dan sistematis, sehingga memerlukan waktu
dan sumber daya yang cukup banyak. Hal ini bisa menjadi kendala bagi
praktisi kesehatan yang memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya.
3. Tidak selalu cocok untuk situasi darurat: IOWA Model kurang cocok
untuk situasi darurat yang memerlukan pengambilan keputusan yang cepat
dan tepat. Model ini lebih cocok untuk pengambilan keputusan yang
bersifat rutin dan tidak terlalu mendesak.
4. Kurang fleksibel: IOWA Model memiliki tahapan-tahapan yang harus
dilakukan secara berurutan dan terstruktur, sehingga kurang fleksibel
dalam mengakomodasi situasi atau kondisi yang berbeda-beda.
5. Tidak selalu mudah dipahami: IOWA Model dapat terasa rumit dan sulit
dipahami bagi praktisi kesehatan yang kurang berpengalaman atau belum
terbiasa dengan pendekatan berbasis bukti. Hal ini dapat menghambat
penerapan model ini dalam praktik kesehatan yang sebenarnya.
6. Proses terlalu lama untuk diimplementasikan
7. Tim yang dibentuk tidak boleh kuat dan/ atau berkomitmen pada topik
8. Kemungkinan bukan penelitian yang cukup untuk memandu praktik. Jika
penelitian tidak cukup, disarankan untuk terus menjalankan penelitian. Ini
hanya akan memperpanjang proses
9. Studi percontohan memungkinkan memiliki kesalahan
D. Langkah-langkah IOWA Model
IOWA Model adalah suatu kerangka kerja yang terdiri dari lima tahap dalam
pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan. Berikut ini adalah langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam IOWA Model:

4
1. Identifikasi masalah atau pertanyaan klinis: Langkah pertama dalam
IOWA Model adalah mengidentifikasi masalah atau pertanyaan klinis
yang memerlukan pengambilan keputusan. Masalah atau pertanyaan klinis
dapat berasal dari berbagai sumber, seperti pengalaman klinis, kebijakan
organisasi, atau pertanyaan yang diajukan oleh pasien.

2. Membentuk tim yang akan mengembangkan, mengevaluasi, dan


mengimplementasikan perubahan EBP. Tim harus terdiri dari perwakilan
baik di dalam maupun di luar unit keperawatan. Hal ini memungkinkan
pemangku kepentingan interdisipliner dalam tim untuk evaluasi dan
penerapan perubahan yang lebih baik.

3. Kumpulkan bukti-bukti: Tahap kedua adalah mengumpulkan bukti-bukti


ilmiah yang relevan dengan masalah atau pertanyaan klinis yang
diidentifikasi pada tahap pertama. Buktibukti ini dapat berasal dari
berbagai sumber, seperti jurnal ilmiah, panduan praktik klinis, atau
penelitian terbaru.
4. Kritis dan evaluasi bukti-bukti: Setelah mengumpulkan bukti-bukti ilmiah,
tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi kritis terhadap bukti-bukti
tersebut. Hal ini meliputi penilaian terhadap kualitas, kecukupan, dan
keterkaitan bukti-bukti dengan masalah atau pertanyaan klinis yang
diidentifikasi.
5. Implementasikan intervensi atau tindakan: Tahap keempat adalah
implementasi intervensi atau tindakan yang dipilih berdasarkan bukti-
bukti ilmiah yang telah dievaluasi pada tahap sebelumnya. Inter-vensi atau
tindakan ini harus dipilih dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan
efektivitas, efisiensi, dan dampaknya terhadap pasien.
6. Evaluasi dan re-evaluasi: Tahap terakhir dalam IOWA Model adalah
evaluasi dan re-evaluasi terhadap intervensi atau tindakan yang telah
diimplementasikan. Evaluasi ini meliputi penilaian terhadap efektivitas,
efisiensi, dan kepatuhan terhadap intervensi atau tindakan yang telah

5
dilakukan, serta re-evaluasi terhadap masalah atau pertanyaan klinis yang
diidentifikasi pada tahap pertama.

DAFTAR PUSTAKA

Brown,C.G(2014),Cabarrus College of health sciences,IOWA model of evidence


based practice, (Diakses pada 29 April
2023),https://cabarruscollege.libguides.com/c.php?g=465666&p=5283295

Rahayuni , Ni Wayan Sri.”MODEL EVIDENCE BASED PRACTICE”,


https://www.scribd.com/presentation/531258597/MODEL-EVIDENCE-
BASED-PRACTICE#, diakses pada tanggal 1 Mei 2023

IOWA Model Collaborative, et al. "IOWA model of evidence ‐based practice:


Revisions and validation." Worldviews on Evidence‐Based Nursing 14.3
(2017): 175-182.

(Prepared with support from the Robert Wood Johnson Foundation). AHRQ
Publication No. 08-0043. Rockville, MD: Agency for Healthcare Research
and Quality; March 2008. Retrieved from:
http://www.ahrq.gov/qual/nurseshdbk/docs/TitlerM_EEBPI.pdf

Anda mungkin juga menyukai