Anda di halaman 1dari 21

ROKOK DAN HIPERTENSI

PROLANIS KELAS HT PUSKESMAS JOGONALAN 1


29 JANUARI 2019
 Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
 WHO telah memperkirakan pada tahun 2025 nanti, 1,5 milyar orang di
dunia akan menderita hipertensi
 Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada
masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
 Gejala-gejalanya:
 Sakit kepala/rasa berat di tengkuk,
 Mumet (vertigo),
 Jantung berdebar-debar,
 Mudah Ieiah,
 Penglihatan kabur,
 Telinga berdenging (tinnitus), dan
 Mimisan.
Faktor Resiko HT:

 A. Faktor Resiko HT yang tak bisa dimodifikasi:


 Ras
 Umur
 Jenis kelamin
 Riwayat keluarga, genetic
 B. Faktor Resiko HT yang bisa di modifikasi:
 Merokok
 Berlebihnya konsumsi garam
 Konsumsi lemak jenuh,
 Penggunaan jelantah,
 Kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol,
 Obesitas,
 Kurang aktifitas fisik,
 Stres,
 Penggunaan estrogen.
Klasifikasi hipertensi:

 1. Berdasarkan penyebab
 a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial penyebabnya tidak diketahui (idiopatik),
walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.
 b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya
adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
 2. Berdasarkan bentuk Hipertensi
 Hipertensi diastolik {diastolic hypertension},
 Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi),
 Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension).
Hipertensi lain:

 A. Hipertensi Pulmonal peningkatan tekanan darah pada pembuluh


darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan
pingsan pada saat melakukan aktivitas. Hipertensi pulmonal primer
sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering
didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian
pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival/
sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.
 Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National
Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35
mmHg atau "mean"tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada
saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan
adanya kelainan katup pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit
jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.
 B. Hipertensi Pada Kehamilan.
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat
pada saat kehamilan, yaitu:
 a. Preeklampsia-eklampsia dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan.
 b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
 c. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan
preeklampsia dengan hipertensi kronik.
 d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat.
MANAJEMEN HIPERTENSI

Modifikasi Gaya Hidup Kendali Penyakit Penyerta Penapisan/Pengelolaan


Pengaturan makanan Dislipidemia Komplikasi
-garam tidak lebih dari 1/4- 1/2 sendok teh (6 gram/hari ) DM Stroke
-diet rendah lemak Obesitas Gagal Ginjal
-diet rendah gula
Penyakit jantung koroner Peny.kardiovaskular
-Hindari kafein, rokok,alkohol
Olahraga Komplikasi lain
Obat
Istirahat cukup
Kendalikan stress
Makanan yang dihindari:
 1. Berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
 2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripikdan makanan kering yang asin).
 3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
 4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
 5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing),
kuning telur, kulit ayam).
 6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandunggaram natrium.
 7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
ROKOK dan HT
 Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek,
rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau
sintetiknya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau
tanpa bahan tambahan yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan
ketergantungan.
 Rata-rata batang rokok yang dihisap perhari oleh penduduk Indonesia
yang berumur ≥ 10 tahun adalah 13 batang atau setara dengan satu
bungkus(Penelitian & Pengembangan, 2013).
 Dari data WHO 2009, lebih dari 80% perokok dunia tinggal di negara
dengan pendapatan rendah sampai menengah. Perokok laki laki >
perokok wanita.
 Indonesia sendiri menempati posisi ketiga untuk jumlah perokok
terbanyak di dunia setelah China, dan India dan menduduki peringkat
kelima konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia
dan Jepang.
 Prevalensi perokok di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 34,7 %.
 Pada tahun 2010 prevalensi perokok terbesar di Indonesia terdapat di
Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sebanyak 43,2 % dan terendah di
Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebanyak 28,3 %.
 Provinsi Jawa Tengah sendiri mempunyai prevalensi perokok sebesar
32,6 % (Riskesdas,2010).
 Laki-laki (65,9 %) mempunyai prevalensi 16 kali lebih besar jumlah
perokoknya dibanding wanita (4,2%).
 Jumlah perokok juga ditemukan lebih banyak pada pedesaan, penduduk
dengan tingkat pendidikan yang rendah, pekerjaan informal misal
sebagai petani/ buruh/ nelayan dan status ekonomi rendah (Riskesdas,
2010).
 Merokok tembakau akan menimbulkan gangguan kesehatan, paling
tidak ada tiga hal yaitu, timbulnya penyakit pada paru, timbulnya
kanker, dan timbulnya penyakit kardiovaskuler (Rahmatullah, 2009).
 Merokok juga merupakan salah satu faktor risiko yang memicu
timbulnya hipertensi (Yogiantoro, 2009).
 Pengaruh rokok sehingga dapat menyebabkan hipertensi dipengaruhi oleh
kandungan atau zat yang terkandung di dalam rokok antara lain nikotin dan karbon
monoksida (Primatesta et al, 2001).
 Nikotin yang masuk ke dalam tubuh akan memberi sinyal pada otak untuk
melepaskan hormon adrenalin. Hormon ini akan membuat diameter pembuluh
darah menjadi mengecil, sehingga berisiko terjadinya peningkatan tekanan darah.
Nikotin tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada dinding pembuluh darah, yang
pada akhirnya menyebabkannya menjadi lebih kaku (atau dikenal dengan istilah
aterosklerosis). Kondisi ini juga berkontribusi terhadap naiknya tekanan darah.
 Tar pada rokok mengalir dalam sistem peredaran darah, maka dapat memaksa
jantung untuk memompa darah lebih kuat sehingga dapat meningkatkan tekanan
darah dalam tubuh. Di sisi lain, tar terbukti dapat mempercepat proses
aterosklerosis yang pada akhirnya dapat membuat tekanan darah meningkat.
 Kandungan karbon monoksida dalam rokok dapat meningkatkan kekentalan darah
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Di samping itu, karbon
monoksida juga mudah berikatan dengan hemoglobin dalam darah. Akibatnya bisa
mengganggu ikatan hemoglobin dengan oksigen yang dibutuhkan tubuh. Tubuh pun
bekerja lebih keras untuk bisa mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.
 Mekanisme rokok sehingga menimbulkan hipertensi terutama dilihat dari konsumsi
rokok dalam waktu yang lama (Ehsan,2011).
 Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang
terkandung di dalam tembakau yang dapat merusak lapisan dalam
dinding arteri, sehingga arteri lebih rentan terjadi penumpukan plak
(arterosklerosis).
 Hal ini terutama disebabkan oleh nikotin yang dapat merangsang saraf
simpatis sehingga memacu kerja jantung lebih keras dan menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, serta peran karbonmonoksida yang
dapat menggantikan oksigen dalam darah dan memaksa jantung
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
Cara berhenti merokok:

 Berhentilah merokok secara bertahap. Kurangi jumlah batang rokok yang Anda isap secara
bertahap tapi pasti. Lakukan cara ini hingga Anda benar-benar bisa berhenti merokok.
Tetapkan target yang harus dipatuhi dan dicapai, dan kurangi terus jumlah rokok Anda.
 Hindari tempat-tempat yang dapat menimbulkan keinginan untuk merokok, misalnya
tempat umum yang menyediakan area merokok. Jika Anda memang perlu untuk ke tempat
umum, carilah yang memiliki tanda larangan untuk merokok.
 Anda bisa mengalihkan pikiran untuk merokok dengan melakukan aktivitas positif yang
Anda sukai, seperti berkumpul bersama teman atau keluarga, berkutat lagi dengan hobi
lama, berolahraga, jalan-jalan, dan masih banyak lagi. Dengan begitu, kemungkinan untuk
merokok semakin kecil.
 Anda membutuhkan dukungan orang-orang di sekitar untuk berhenti merokok. Mintalah
dukungan dari keluarga dan sahabat. Biarkan mereka tahu apa yang Anda harapkan agar
bisa berhenti merokok. Bila perlu, lakukan kegiatan positif bersama-sama dengan mereka.
 Pergi ke klinik berhenti merokok
TERIMAKASIH
AYO SEHAT
BERSAMA SAMA

Anda mungkin juga menyukai