Anda di halaman 1dari 16

banjar

Siapakah suku banjar itu??????


Suku bangsa Banjar terbentuk dari suku-suku Bukit, Maanyan, Lawangan dan
Ngaju yang dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu yang berkembang sejak zaman
Sriwijaya dan kebudayaan Jawa pada zaman Majapahit, dipersatukan oleh
kerajaan yang beragama Buddha, Hindu dan terakhir Islam, dari kerajaan Banjar,
sehingga menumbuhkan suku bangsa Banjar yang berbahasa Banjar.

Sebutan Orang Banjar mulai digunakan sesudah tahun 1526 sejalan dengan proses
islamisasi di wilayah inti Kesultanan Banjar
SUKU BANJAR

Banjar Pahuluan Banjar Batang Banyu Banjar Kuala

mendiami daerah
lembah-lembah sungai mendiami sekitar
mendiami lembah sungai
(cabang sungai Negara) Banjarmasin dan
Negara
yang berhulu ke Martapura.
pegunungan Meratus.

campuran Melayu, Ngaju,


campuran Melayu,
campuran Melayu dan Barangas, Bakumpai,
Maanyan, Lawangan,
Bukit Maanyan, Lawangan,
Bukit dan Jawa
Bukit dan Jawa
Persebaran suku banjar
Bahasa banjar
• Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di
Kalimantan Selatan dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan dengan
bahasa Indonesia.

• Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa dan


bahasa-bahasa Dayak
Watak orang banjar
• 1. Suka ngobrol sebagaimana terlihat dari kebiasaan ”mawarung”, dan juga tercermin dari tradisi mamanda,
balamut, dan madihin yang lebih berorientasi budaya lisan dibanding budaya tulis.
2. Pandai bicara dalam pertemuan, namun gampang larut, mudah hilang, atau kehilangan jejak dalam realita.
3. Mampu mengkoordinir orang lain, tetapi susah mengkoordinir sesama orang Banjar.
4. Suka meledek dan bercanda dengan sesama, sebagaimana kebiasaan “bahuhulutan” dan ”mahalabiu”.
5. Dahulu berani tarung karena status dan kehormatan yang harus dibela, kini cenderung menghindari masalah
dan tanggung jawab.
6. Secara informal memiliki sifat kekeluargaan yang menonjol dalam kehidupan bermasyarakat.
7. Orang Banjar umumnya adalah orang yang taat dalam menjalankan ibadah agama Islam dan banyak yang
menjadi ulama besar.
8. Religiusitas orang Banjar lebih terlihat pada ritual keagamaan dibanding dalam pengamalan, dan lebih
menonjolkan ”kesalehan individual” dibanding ”kesalehan sosial”.
9. Terbuka, mau menerima masyarakat pendatang, dan tak membedakan antara pendatang atau penduduk asli
10. Cenderung memiliki sifat individualis dan ego yang tinggi sehingga terkesan susah diatur.
11. Kurang beretika, bersopan santun dan rasa malu, serta tidak mau mengalah acapkali ditemui dalam
pergaulan, dalam antrian, menjalankan bisnis, dan berlalu lintas.
12. Kurang memiliki etos kerja dan cenderung pemalas.
13. Konsumtif, gengsinya super tinggi, dan cenderung keras kepala.
Filosofi suku banjar
sastra lisan berbentuk kalimat larangan atau pantangan (pamali).
• Berhubungan dengan kehamilan

Urang batianan pamali bajalan malam, diganggu urang halus (Orang hamil jangan keluar malam, diganggu makhluk halus).

• Berhubungan dengan kelahiran

Pamali duduk di tangga, bisa ngalih baranak (Jangan duduk di tangga, nanti sulit melahirkan).

• Berhubungan dengan masa anak-anak.

Kakanakan imbah basunat pamali kaluar rumah, kaina lambat waras (Anak-anak yang baru dikhitan jangan keluar rumah, nanti tidak cepat sembuh).

• Berhubungan dengan pekerjaan rumah.

Imbah makan pamali langsung barabah, bisa pangoler (Setelah makan jangan langsung berbaring, pemalas).

• Mata pencaharian atau rezeki.

Pamali bagandang di meja atawa di tawing, bisa magiaw hutang (Jangan menabuh meja atau dinding

• Berhubungan sosial.

Pamali mahirup gangan di wancuh, calungap sandukan (Jangan menyeruput kuah sayur di sendok nasi, suka menyela pembicaraan orang).

• Berhubungan dengan cinta kasih.

Babinian bujang bujang pamali maandak wancuh di dalam panci nang batukup, bisa lambat balaki (Bujangan jangan meletakkan sendok nasi di dalam panci yang bertutup,
sebab akan lama mendapatkan jodoh).
• Berhubungan dengan kematian.

Pamali bacaramin sambil barabah, bisa mati ditembak pater (Pantang bercermin sambil berbaring, bisa ditembak petir

• Berhubungan dengan pemeliharaan tubuh

Kakanak nangkuitannya tulak haji pamali mangibah kalambu, kaina kuitannya kaributan di tangah laut (Anak-anak yang orang tuanya pergi haji pantang
mengibaskan kelambu, nanti orang tuanya kena badai topan di laut).

• Berhubungan dengan kehidupan rumah tangga.

amali diumpati urang bacaramin, kaina laki/bini bisa dirabuti urang (Pantang diikuti orang bercermin, nanti suami/istri bisa direbut orang).

• Berhubungan dengan alam gaib.

Pamali badadakuan malam, bisa dimainakan hantu (Pantang bermain daku di malam hari, bisa dimainkan hantu).
• Berhubungan dengan agama atau religi.

Pamali badadakuan malam, bisa dimainakan hantu (Pantang bermain daku di malam hari, bisa dimainkan hantu).
SISTEM KEPERCAYAAN
• Pertama Kepercayaan ISLAM

ialah kepercayaan yang bersumber dari ajaran Islam. Isi kepercayaan ini tergambar dari
rukun iman

• Kedua, Kepercayaan bubuhan

kepercayaan yang munkin ada kaitannya denga struktur masyarakat Banjar pada zaman
dahulu, yaiut setidak-tidaknya pada masa sultan-sultan dan sebelumnya

• Ketiga, epercayaan LINGKUNGAN

kepercayaan yang berhubungan dengan tafsiran masyarakat atas alam lingkungan


sekitarnya. kepercayaan INI diperoleh dari tabib-tabib, sebutan dukun dalam masyarakat
Banjar, atau orang-orang tua tertentu, terutama yang tinggal di lingkungan yang
bersangkutan tetapi juga yang bertempat tinggal di luarnya.
PAKAIAN ADAT PENGANTIN
KALIMANTAN SELATAN
1. Bagajah Gamuling Baular Lulut
2. Baamar Galung Pancar
3. Babaju Kun Galung Pacinan
4. Babaju Kubaya Panjang

Anda mungkin juga menyukai