Anda di halaman 1dari 31

EVALUASI PENANGGULANGAN LOST

CIRCULATION
PADA SUMUR “I-11ST1” DAN SUMUR “I-22”
LAPANGAN “M”
DI LUBANG BOR 12-1/4”

FAUZAN AGUNG KARTIYASA (071.14.055)


EDO KALANDORO WIBOWO (071.15.045)
GERALD PASCAL GINTING (071.15.052)
IMAM HASANI PRIHATMOJO (071.15.058)
M. HEVIANTO PUTRA H (071.15.089)
RIZKY REZHA FAUZI (071.15.130)
SAFIRA (071.15.134)
PENDAHULUAN

 Perusahaan PI Indonesia
Inc.
 Sumur I-22 dibor pada tahun
2014.
 Sumur I-11ST1 dibor pada
tahun 2015.
 Lapangan M di Kabupaten
Musi Banyuasin, Sumatera
Selatan.
SUMUR I-22

 Lost circulation pada lubang bor 12-1/4”.


 3 partial lost (1524 mMd, 2112 mMD, dan 2219
mMD).
 Litologi dari formasi adalah limestone dan
caving yang banyak.
 Digunakan LCM (loss circulating material) jenis
CaCo3, Frackseal C, Kwikseal M dan G Seal
dengan konsentrasi di antara 75 ppb sampai
110 ppb.
SUMUR I-11ST1

 Terjadi total loss 650 bph (barrel per


hour) pada kedalaman 2359 mMD.
 Litologi dari formasi adalah sandstone.
 Digunakan LCM jenis CaCo3, Frackseal
C, Kwikseal M dan G Seal, nut plug dan
super sweep fiber yang berkonsentrasi
diantara 120 ppb sampai 160 ppb.
 LCM tidak bias menanggulangi lost.
 Maka dilakukan cement plug dan
sidetrack dari 1347 mMD sampai
dengan 2341 mMD.
LOKASI DAN PROFIL LAPANGAN

 Lapangan M berada pada


formasi-formasi berikut dengan
ketebalan masin-masing:

 36 meter (2007-2046 mKB) berada


pada formasi Upper Talang Akar.
 64 meter (2117-2650 mKB) berada
pada formasi Lower Talang Akar
 7 meter (2110-2117 mKB) berada
pada formasi Lemat.
 524 meter (2117-2650 mKB) berada
pada formasi Pre-Tertiary.
LOKASI DAN PROFIL LAPANGAN

 Lapangan M di Kabupaten Musi


Banyuasin, Sumatera Selatan.
 Lapangan M adalah penghasil gas.
 Rekahan pada formasi Pre-Tertiary
menghasilkan gas sebesar 15 MMCFD.
 Rekahan pada formasi Talang Akar
menghasilkan gas sebesar 28 MMCFD.
PETROLEUM SYSTEM
 Batuan induk berasal dari formasi di
Cekungan Sumatera Selatan.
 Migrasi adalah efek dari aktivitas
tektonik Plio-Pleistosen, dimana
secara vertikal dipengaruhi oleh
patahan dan secara lateral
dipengaruhi oleh kemiringan lapisan.
 Reservoir minyak dan gas berada
pada Cekungan Sumatera Selatan,
dengan batuan kristalin dan
metasedimen.
 Seal dari sistem ini adalah lapisan
serpih intraformasional.
 Trap dari sistem ini adalah antiklin,
perangkap stratigrafi dan gabungan
kedua-duanya.
LUMPUR PEMBORAN

 Definisi dari lumpur pemboran


adalah sebagai berikut:

 “Semua jenis fluida (cairan


berbusa, gas bertekanan) yang
dipergunakan untuk membatu
operasi pemboran dengan
membersihkan dasar lubang bor
dan mengangkatknya ke
permukaan, dengan demikian
pemboran dapat berjalan
dengan lancar.”
FUNGSI LUMPUR
 Pengangakatan serpih bor.
 Mendinginkan dan melumasi pahat.
 Membersihkan dasar lubang bor.
 Melindungi dinding lubang bor agar stabil.
 Menjaga atau mengimbangi tekanan
formasi.
 Menahan serbuk bor dan padatan lainnya
jika sirkulasi dihentikan.
 Sebagai media logging
 Menunjung berat dai rangkaian bor dan
casing.
 Mengahantarkan daya hidrolika ke pahat.
 Mencegah dan menghambat laju korosi.
Komponen Lumpur Pemboran

 Fasa cair (air atau minyak).


 Reactive solids.
 Inert solids.
 Fasa kimia
Jenis-Jenis Lumpur
 Fresh water muds yang terdiri atas spud
mud, natural mud, bentonite-treated
mud, phosphate treated mud, organic
colloid treated mud, red mud dan
calcium mud).
 Salt water mud.
 Emultion mud (oil-in-water).
 Oil base mud.
 Oil base emulsion mud.
 Gaseous drilling fluid.
Sifat Fisik Lumpur Pemboran

 Berat jenis.
 Rheology dan gel strength yang terdiri dari viskositas, Plastic
Viscosity, yield point dan gel strength.
 Sand content.
 Solid control.
 Alkalinity Filtrate.
 Fluid (water) loss.
 PH.
Lost Circulation

 Lost circulation adalah


hilangnya fluida pemboan
sebagian atau seluruhnya
selama pemboran
berlangsung.
Faktor-Faktor Hilangnya Lumpur

 Jenis formasi (Coarse and Gravel


formation, Breksiasi formation,
Vugular formation dan cracked and
fractured formation).
 Jenis tekanan (tekanan formasi,
tekanan overburden, tekanan
hidrostatik, dan tekanan rekah
formasi).
Jenis-Jenis Lost Circulation

 Seepage loss.
kurang dari 15 BPH
 Partial loss.
15 – 500 BPH
 Total loss.
lebih dari 500 BPH
Mekanisme Hilangnya Lumpur
 Tekanan hidostatik mengakibatkan formasi pecah.
 Densitas lumpur besar
 Tekanan friksi annulus
 Tekanan formasi rendah
 Rekahan alami atau permeabilitas besar.
 Formasi tidak kompak
 Adanya rekahan
 Adanya patahan
Penentuan Letak Zona Hilang
Lumpur
 Drill monitor.
 Spinner survey.
 Temperature survey.
 Pressure Transducer survey.
 Radioactive survey.
 Hot wire survey.
OPERASI PEMBORAN SUMUR I-11ST1

Pemboran 26” Kedalaman 2359 LCM


sampai 252 MMD terjadi dipompakan
MMD total loss 650 BPH 100-130 ppb

Sampai
Hole section 16” Tidak berhasil
kedalaman 2273
WBM diganti dan dilakukan
MMD, MW 13.2-
SOBM side track
13.6 ppg

Pemboran Geopilot
Sampai 3214
dengan MW 13- diturunkan
MMD, tidak
13.2 ppg sampai pada hole terjadi masalah
1230 MMD section 12-1/4”
OPERASI PEMBORAN SUMUR I-22

Terjadi loss pada Sampai 2918


Pemboran 26” MW dinaikkan MMD tidak terjadi
2218 MMD
sampai 362 MMD menjadi 13.7 ppg masalah
sebesar 155 BPH

Sampai LCM Pada hole 8-1/2”


Hole section 16” SOBM diganti
kedalaman 1812 dipompakan 50
WBM diganti fresh water 9.5
MMD, terjadi loss bbl, loss menjadi
SOBM ppg
321 BPH 61 BPH

Pemboran Hole 12-1/4”


Dipompakan
dengan MW 11- menggunaka Pada 2225 MMD LCM sebanyak
13.2 ppg sampai n SOBM 13.3 terjadi loss 70 BPH 50 dan 65 bbl
1256 MMD ppg
DATA HILANG LUMPUR PADA
SUMUR I-11ST1

BESAR
SUMUR HOLE DEPTH MW
LOSS TIPE LOSS FORMASI
SECTION (MMD) (ppg)
(bbl)

I-11ST1 12-1/4” 2273-2359 13.6 650 TOTAL LTAF


DATA HILANG LUMPUR PADA
SUMUR I-22
BESAR
SUMUR HOLE DEPTH MW
LOSS TIPE LOSS FORMASI
SECTION (MMD) (ppg)
(bbl)

1524-1812 13.45 37

I-22 12-1/4” 2112-2219 13.70 282 PARTIAL BRF

2219-2225 14.00 1156


Grafik Pore
Pressure dan
Fracture Gradient
sumur I-11ST1
Tekanan saat Lost Circulation
Sumur I-11ST1
Kedalaman Fracture
Pore Hydrostatic Formatio
Pressure Pressure n
MMD MTVD FT TVD (psi) (psi) Pressure
(psi)
2356 2033 6668.24 3259.44 4715.78 5617.33
Grafik Pore
Pressure dan
Fracture Gradient
sumur I-22
Tekanan saat Lost Circulation
Sumur I-22
Kedalaman Fracture
Pore Hydrostatic Formatio
Pressure Pressure n
MMD MTVD FT TVD (psi) (psi) Pressure
(psi)
1812 1761 5776.08 3514.17 4114.88 5226.20
2184 2088 6848.64 2421.68 4878.97 5982.97
2225 2119 6950.32 2385.35 4698.42 6071.80
Penanggulangan Loss Circulation
pada Sumur I-11ST1
 Sirkulasi rangkaian dengan 200 GPM, terdapat loss rate 40 BPH (2.8
GPM)
 Menurunkan flow rate menjadi 125 GPM dan loss rate meningkat
menjadi 150 BPH
 Tambahkan barite untuk meningkatkan lumpur menjadi 13.6 ppg dan
memompakan LCM 100 ppb sebanyak 100 bbl
 Memompakan 100 bbl LCM dengan konsentrasi 120 ppb kemudian
ditambahkan lagi sebanyak 30 ppb dengan konsentrasi komposisi
lainnya
 Konsentrasi LCM ditambahkan menjadi 130 ppb
 Sirkulasi dilanjutkan lalu wash down dari kedalaman 2358.5 sampai
2359.8 MMD dan total loss menjadi 500 BPH (tidak teratasi)
 Loss circulation teratasi dengan cementing plug dan side track
Penanggulangan Loss Circulation
pada Sumur I-22
 Rangkaian diangkat sampai 1237 MMD untuk pergantian pompa
 Pemboran dilanjutkan sampai 1910 MMD
 Pompakan 2 x 40 bbl high-den lalu 100 bbl LCM 75 ppb sehingga
densitas meningkat dan loss teratasi
 Pemboran dilanjutkan sampai 2184 MMD dengan 20 bbl high-den
dan densitas meningkat menjadi 14 ppg
 Pemboran dilanjutkan sampai 2219 MMD dan terdapat dynamic
loss dengan rate 155 BPH
Penanggulangan Loss Circulation
pada Sumur I-22 (ctd)
 Rangkaian ditarik sampai 2032 MMD
 Tambahkan barite (meningkatkan densitas), active Novatec P
(emulsifier), Novatec S (wetting agent), Versatrol M (fluid loss
control), air (salinitas), serta 100 bbl LCM 100 ppb
 Pemboran dilanjutkan dari 2220 sampai 2225 MMD dan ditemukan
loss
 Rangkaian ditarik sampai 2148 MMD
 Pompa 200 bbl LCM sehingga konsentrasi meningkat menjadi 100
ppb dan loss teratasi
Contoh Perhitungan
 SUMUR I-11ST1
 Diketahui :
MW = 13.6 ppg
Depth = 6668.24 ft

Jawab :
Phyd = 0.052 x MW x Depth
= (0.052)(13.6)(6668.24)
= 4715.78 psi
Kesimpulan
 Pemboran sumur “I-11ST1” menembus formasi Lower Talang Akar
dan “I-22” menembus Formasi Baturaja dan keduanya merupakan
sumur berarah yang terjadi lost circulation
 Tekanan hidrostatik sumur “I-11ST1” dan sumur “I-22” pada section
12-1/4” adalah 4715.78 dan 498.42 psi
 Penanggulangan lost circulation sumur “I-11ST1” dengan cementing
plug pada kedalaman 2356 MMD
 Upaya side tracking dilakukan pada sumur “I-11ST1” untuk
menghindari zona lost yang lebih besar
 Penanggulangan lost circulation sumur “I-22” adalah
menggunakan LCM dengan konsentrasi 75 sampai 110 ppb

Anda mungkin juga menyukai