Anda di halaman 1dari 41

ANSIETAS DAN DEPRESI

KELOMPOK 4
1. Mebby Zullyana S ( 11 04 037 ) 8. Resti Putri Yuliana ( 14 04 066 )
2. Suci Pratiwi ( 11 04 048 ) 9. Niselvia Joanda ( 14 04 070 )
3. Satria Permana ( 13 04 027 ) 10. Rici Anggria Sari ( 14 04 054 )
4. Laura Suwindra ( 14 04 012 ) 11. Aulia Putri Jasril ( 14 04 102 )
5. Wulan Yulya Fitri ( 14 04 026 ) 12. Tuti Aditya ( 14 04 104 )
6. Elia Gushartati ( 14 04 038 ) 13. Welimarsa Eka P ( 14 04 110 )
7. Fiska Sandra Efsam ( 14 04 042 ) 14. Diani Pratiwi ( 14 04 114 )
ANSIETAS
.
Pengertian
Kecemasan adalah emosi yang paling sering dialami, berupa
kekhawatiran atau rasa takut yang tidak dapat dihindari dari hal-hal yang
berbahaya dan dapat menimbulkan gejala-gejala atau respon tubuh.
Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan
tidak didukung oleh situasi (Videbeck Sheila L.2008). Kecemasan adalah
kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-
perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran dan juga
ditandai dengan aktifnya sistem saraf pusat (Trismiati, 2004).
Jenis-jenis Ansietas
1. Ansietas Rasional
2. Ansietasa Irrasional
3. Ansietas Fundamental
Epidemiologi
Jenis kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari laki-laki. Survei
terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15-33% pasien yang datang
berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan mental.
Dari jmlah tersebut minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Di
Indonesia penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tambora
Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas jumlah gangguan
kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah 28,73%
untuk dewasa dan 34,39% untuk anak.
Etiologi
1. faktor biologis
2. faktor kognitif
3. faktor neurobiologik
4. faktor psikososial
5. faktor psikologik
Patofisiologi
1. Model Noradrenergik
Model ini menunjukkan bahwa sistem saraf otonomik pada penderita
ansietas hipersensitif dan bereaksi berlebihan terhadap berbagai rangsangan.
2. Model Reseptor Asam γ-Aminobutirat (GABA)
GABA adalah neurotransmiter inhibitor utama di sistem saraf pusat (SSP).
Benzodiazepin (BZ) meningkatkan atau mengurangi efek penghmbatan GABA,
dimana BZ mempunyai efek pengontrolan atau penghambatan yang kuat
pada sistem serotonin (5-HT), Norepinefrin (NE), dan dopamin (DA).
3. Model Serotonin
Gejala-gejala GAD menggambarkan transmisi 5-HT yang berlebihan atau
rangsangan berlebihan pada jalur stimulasi 5-HT.
NO Tingkat Ansietas Respon fisik Respon Kognitif Respon Emosional

1. Ringan (1+)  Ketegangan otot ringan  Lapang persepsi luas,  Perilaku otomatis
 Sadar akan lingkungan,  Terlihat tenang, percaya
 Sedikit tidak sabar
 Rileks atau sedikit gelisah diri,
 Penuh perhatian  Perasaan gagal sedikit,  Aktivitas menyendiri
 Rajin.  Waspada dan  Terstimulasi
memerhatikan banyak
 Tenang
hal
 Mempertimbangkan
informasi
 Tingkat pembelajaran
optimal
2. Sedang (2+)  Ketegangan otot sedang  Lapang persepsi  Tidak nyaman
 Tanda-tanda vital meningkat menurun.  Mudah tersinggung
 Pupil dilatasi mulai  Tidak perhatian secara  Kepercayaan diri
berkeringa selektif goyah
 Sering mondar mandir,  Focus terhadap stimulus  Tidak sabar
memukulkan tangan meningkat
 Suara berubah bergetar,  Rentang perhatian
nada suara tinggi menurun
 Kewaspadaan dan  Penyelesaian masalah
ketegangan meningkat menurun
 Sering berkemih, sakit
kepala, pola tidur berubah,  Pembelajaran terjadi
nyeri punggung. dengan memfokuskan
3. Berat (3+)  Ketegangan otot berat  Lapang persepsi terbatas  Sangat cemas
 Hiperventilasi  Proses berfikir terpecah  Agitasi
 Kontak mata buruk pecah  Takut
 Pengeluaran keringat  Sulit berpikir  Bingung
meningkat  Penyelesaian masalah  Merasa tidak
 Bicara cepat, nada suara buruk adekuat
tinggi  Tidak mampu  Menarik diri
 Tindakan tanpa tujuan dan mempertimbangkan  Menyangkal
serampangan informasi  Ingin bebas
 Rahang menegang,  Hanya memperhatikan
menggertakan gigi ancaman
 Kebutuhan ruang gerak
meningkat
 Mondar-mandir, berteriak
 Meremas tangan, gemetar.
4. Panik (4+)  Ketegangan otot sangat  Persepsi sangat sempit  Merasa terbebas
berat.  Pikiran tidak logis,  Merasa tidak
 Agitasi motorik kasar terganggu mampu, tidak
 Pupil dilatasi  Kepribadian kacau percaya
 Tanda-tanda vital  Tidak dapat  Lepas kendali
meningkat kemudian menyelesaikan masalah.  Mengamuk, putus
menurun.  Focus pada pikiran asa
 Tidak dapat tidur sendiri.  Marah, sangat takut
 Hormon stress dan  Tidak rasional.  Mengaharapkan
neurotransmitter  Sulit memahami hasil yang buruk
berkurang. stimulus eksternal.  Kaget, takut
 Wajah menyeringai  Halusinasi, ilusi mungkin  Lelah
terjadi.
Jenis-jenis gangguan ansietas
1. Gangguan Cemas Menyeluruh/ Umum (Generalized
Anxiety Disorder).
2. Gangguan Panik ( Panic Disorder).
3. Gangguan Fobia (Phobic Disorder).
4. Gangguan Stress Pasca Trauma (Post Traumatic Stress
Disorder/PTSD).
5. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).
6. Agoraphobia.
Pengobatan Gangguan Kecemasan (Ansietas)
Pengobatan Non Farmakologi
- Metode terapi non farmakologi meliputi:
- Konseling jangka pendek
- Manajemen Stress
- Terapi kognitif
- Meditasi
- Terapi pendukung dan olahraga
- Menghindari kafein, stimulan, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan obat-
obat diet.
- Psikoterapi
Pengobatan Non Farmakologi
Beberapa neurotransmiter utama, antara lain:
• Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina,
GABA, glisina.
• Monoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin,
histamin, serotonin, melatonin, epinefrin,
norepinefrin.
• Bentuk lain: asetilkolina, adenosina, anandamida, dll.
Obat Gangguan Kecemasan (Ansietas)
1. Golongan Antidepresan
Golongan antidepresan
Antidepresan Trisiklik (Tricyclic Antidepresan / TCA)
Antidepresan trisiklik menghambat ambilan neropinefrin dan
serotonin ke neuron. Terapi jangka panjang menyebabkan perubahan
dalamreseptor-reseptor sistem saraf pusat tertentu.

• Penggunaan Dalam Terapi


Antidepresan trisiklik efektif mengobati depresi mayor yang erat.
Beberapa gangguan panik juga responsif dengan TCA. Indikasi TCA yaitu untuk
depresi berat termasuk depresi psikotik kombinasi dengan pemberian
antipsikotik, depresi melankolik dan beberapa jenis ansietas. Klomipramin
banyak digunakan untuk gangguan obsesif kompulsif.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)

Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) merupakan grup kimia


antidepresan baru yang khas, hanya menghambat ambilan serotonin secara
spesifik. Berbeda dengan antidepresan trisiklik yang menghambat tanpa
seleksi ambilan-ambilan norepinefrin, serotonin, reseptor muskarinik, H-
histaminik dan α-adrenergik.

• Penggunaan Dalam Terapi


SSRI sangat efektif digunakan untuk mengobati depresi dan
beberapa jenis gangguan cemas (misalnya gangguan obsesif kompulsif,
gangguan panik dan sosial fobia). SSRI juga efektif diguakan pada
komorbiditas depresi dengangangguan fisik, misalnya penyakit jantung.
Serotonin / Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRI)

Antidepresan golongan Serotonin /Norepinephrin Reuptake Inhibitor


(SNRI) mekanisme kerjanya mengeblok monoamin dengan lebih selektif
daripada antidepresan trisiklik, serta tidak menimbulkan efek yang tidak
ditimbulkan antidepresan trisiklik. Antidepresan golongan SNRI memiliki aksi
ganda dan efikasi yang lebih baik dibandingkan dengan SSRI dan TCA dalam
mengatasi remisi pada depresi parah
Salah satu contoh obat golongan SNRI adalah venlafaxine yang
menyebabkan penghambtan sentral selektif terhadap ambilan kembali
norepinephrine dan serotonin. Venlafaxien memiliki efek samping yang sama
dengan SSRI, yang tersering adalah mual, sakit kepala, insomnia, mulut kering,
pusing, konstipasi, astenia, berkeringat dan gugup.
Monoamin Oksidase Inhibitor (MAOI)

Inhibitor MAO dapat meng-nonaktifkan enzim secara ireversibel


atau reversibel, sehingga molekul neurotransmiter tidak mengalami degradasi
dan karenanya keduanya menumpuk dalam neuron presinaptik dan masuk ke
ruang sinaptik. Hal ini menyebabkan aktivasi reseptor norepinefrin dan
serotonin, dan menyebabkan aktivasi antidepresi obat.
• Penggunaan Dalam Terapi
MAOI digunakan untuk pasien depresi yang tidak responsif atau
alergi dengan antidepresan trisiklik atau yang menderita ansietas hebat.
Pasien dengan aktivitas psikomotor lemah dapat memperoleh keuntungan
dari sifat stimulasi MAOI ini. Obat ini juga digunakan dalam pengobatan fobia.
Demikian pula sub kategori depresi yang disebut depresi atipikal. Depresi
atipikal ditandai dengan pikiran yang labil, menolak kebenaran dan ganguan
nafsu makan.
Golongan Lain-Lain

 Antidepresan Aminoketon
Antidepresan golongan aminoketon adalah antidepresan yang
memiliki efek yang tidak begitu besar dalam reuptake norepinefrin dan
serotonin. Buspiron merupakan satu – satunya obat golongan aminoketon.
Buspiron bereaksi secara tidak langsung pada sistem serotonin, dan efikasi
buspiron mirip dengan antidepresan trisiklik dan SSRI. Buspiron digunakan
sebagai terapi apabila pasien tidak berespon terhadap antidepresan SSRI.
 Obat-obat antidepresan

Golongan Nama Obat Rentang dosis Anti ansietas

Antidepresan Trisiklik (TCA) Amitriptilin 50-300mg/hari


Imipramin 30-300 mg/hari
Klomipramin 75-250 mg

Fluoxetin 10-20 mg
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors
Sertraline 50-200 mg
(SSRI)
Fluvoxamin 100-300 mg
Paroksetin 20-60 mg
Citalopram 20-60 mg
Escitalopram 10-20 mg
Serotonin/Norepinephrine Reuptake
Inhibitors (SNRI) Venlafaxine 75-225 mg/hari

Monoamin Oksidase Inhibitor Fenelzin 45-90 mg


(MAOI)

Golongan Lain-Lain Buspiron 15-60 mg


Gabapentin 900-3600 mg/hari
2. Golongan Benzodiazepin

Benzodiazepin merupakan obat yang paling efektif


dan aman untuk pengobatan gejala-gejala kecemasan
akut. Semua benzodiazepin memiliki efektifitas ansiolitik
yang sama, dan umumnya respon positif terlihat pada 2
minggu pertama terapi.
Benzodiazepin lebih efektif untuk gejala-gejala
somatik dan autonomik GAD, sedangkan antidepresan
lebih efektif untuk gejala-gejala psikis. Secara teoritis,
benzodiazepin mengatasi kecemasan dengan cara
potensiasi aktivitas GABA. Dosis harus diindividualisasi
dan umumnya lama terapi tidak boleh melebihi 4 bulan.
Beberapa penderita memerlukan terapi yang lebih lama.
Nama Obat Rentang dosis yang direkomendasikan

2. Golongan Benzodiazepin (mg/hari)

Alprazolam 0,75-4
Diazepam 2-40
Klordiazepoksid 25-100
Klonazepam 1-4
Klorazepat 7,5-60
Lorazepam 0,5-10
Oksazepam 30-120
Pilihan Obat Untuk Gangguan Kecemasan
Jenis Gangguan Kecemasan Obat Lini Pertama Obat Lini Kedua Alternatif
(Ansietas)

 Venlafaxine XR  Benzodiazepine  Hydroxazine


Generalized Anxiety Disorder  Paroxetine  Buspirone  Pregabalin
(GAD)  Escitalopram  Imipramine
 Duloxetine  Sertraline

 SSRI’s  Alprazolam
Panic Disorder  Venlafaxine XR  Clomipramine  Phenelzine
 Clonazepam
 Imipramine

 Venlafaxine XR  Clonazepam  Buspirone


Social Anxiety Disorder  Paroxetine  Citalopram  Gabapentin
 Escitalopram  Mirtazapine
 Fluvoxamine  Phenelzine
 Sertraline  Pregabalin
.
DEPRESI
DEFENISI
Depresi adalah keadaan emosional individu dengan perasaan sedih,
putus asa selalu merasa bersalah, dan tidak ada harapan lagi secara
berlebihan tanpa ada bukti-bukti yang rasional.
Depresi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Gangguan distimia
 Ganguan depresi mayor
 Gangguan depresi bipolar
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi penderita depresi di Indonesia


diperkirakan 2,5 - 9 juta dari 210 juta jiwa penduduk.
Pada saat setelah pubertas resiko untuk depresi
meningkat 2- 4 kali lipat, dengan 20% insiden pada
usia 18 tahun. Perbandingan gender saat anak-anak
1:1, denga peningkatan resiko depresi pada wanita
setelah pubertas, sehingga perbandingan pria dan
wanita menjadi 1:2.
Hal ini berhubungan dengan tingkat kecemasan
pada wanita tinggi, perubahan estradiol dan
testosteron saat pubertas, atau persoalan sosial
budaya yang berhubungan dengan perkembangan
kedewasaan pada wanita.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi depresi dijelaskan dalam beberapa hipotesis, yaitu:
• Amina biogenik merupakan hipotesis yang menyatakan, depresi
disebabkan menurunnya atau berkurangnya jumlah neurotransmitter
norepinefrin (NE), serotonin ( 5 – HT ) dan dopamine (DA) dalam otak.
• Hipotesis sensitivitas reseptor yaitu perubahan patologis pada reseptor
yang dikarenakan terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine dapat
menyebabkan depresi.
• Hipotesis desregulasi, tidak beraturannya neurotransmitter sehingga
terjadi gangguan depresi dan psikiatrik. Dalam teori ini ditekankan pada
kegagalan hemeostatik sistem neurotransmitter, bukan pada penurunan
atau peningkatan absolute aktivitas neurotransmitter.
ETIOLOGI
Depresi disebabkan oleh kombinasi banyak
faktor. Adapun faktor biologisnya antara lain :
 faktor bawaan atau keturunan
 faktor yang berhubungan dengan perkembangan
seperti kehilangan orang tua sejak kecil
 faktor psikososial
 faktor lingkungan, yang menjadi satu kesatuan
mengakibatkan depresi
TANDA-TANDA DAN GANGGUAN KLINIS
Tanda-tanda gangguan depresi :
• Pola tidur yang abnormal atau sering terbangun
termasuk diselingi kegelisahan dan mimpi buruk
• Sulit konsentrasi pada setiap kegiatan sehari-hari
• Selalu kuatir, mudah tersinggung dan cemas
• Aktivitas yang tadinya disenangi menjadi makin lama
makin dihentikan
• Bangun tidur pagi rasanya malas
Gejala Klinis
• Perubahan cara berpikir
• Perubahan perasaan
• Perubahan perilaku
• Perubahan Kesehatan Fisik
DIAGNOSIS
klasifikasi gangguan depresif menurut Pedoman
Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa-III (PPDGJ-III,
Departemen Kesehatan) :

a. Episode depresif
Gejala utama pada gangguan depresif ringan,
sedang dan berat :
• Afek depresi
• Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas
• Gejala lainnya: Konsentrasi dan perhatian berkurang,
harga diri dan kepercayaan diri berkurang, pikiran rasa
bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan
yang suram dan pesimistik, pikiran atau perbuatan yang
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu
dan nafsu makan terganggu
Penatalaksanaan Terapi
1. Penatalaksanaan Terapi Non Farmakologi
 Psikoterapi
Teknik psikoterapi tersusun seperti teori terapi
tingkah laku, terapi interpersonal, dan terapi untuk
pemecahan sebuah masalah. Psikoterapi merupakan
terapi pilihan utama utuk pasien dengan menderita
depresi ringan atau sedang
 Electro Convulsive Therapy ( ECT )
Electro Convulsive Therapy adalah terapi dengan
mengalirkan arus listrik ke otak. Terapi menggunakan ECT
biasa digunakan untuk kasus depresi berat yang
mempunyai resiko untuk bunuh diri. ECT juga
diindikasikan untuk pasien depresi yang tidak merespon
terhadap obat antidepresan
2. Penatalaksanaan Terapi Farmakologi
a. Antidepresan Trisiklik (TCA)
Antidperesan trisiklik efektif dalam mengobati depresi tetapi tidak
lagi digunakan sebagai obat lini pertama, karena efek sampingnya dan efek
kardiotoksik pada pasien yang overdosis TCA.
Obat – obat yang termasuk golongan TCA antara lain :
 Amitripilin
 Clomipramine
 Doxepin
 Imipramine
 Desipiramine
 Nortriptyline
b. Antidepresan Tetrasiklik
Mirtazapin adalah satu – satunya obat
antidepresan golongan tetrasiklik. Mekanisme
kerjanya sebagai antagonis pada presinaptic α2 –
adrenergic autoreseptor dan heteroreseptor,
sehingga meningkatkan aktivitas nonadrenergik dan
seratonergik.
Mirtazapin bermanfaat untuk pasien depresi
dengan gangguan tidur dan kekurangan berat badan.
Efek samping yang ditimbulkan berupa mulut kering,
peningkatan berat badan, dan konstipasi.
c. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)

Selective Serotonin Reuptake Inhibitor adalah obat antidepresan


yang mekanisme kerjanya menghambat pengambilan serotonin yang telah
disekresikan dalam sinap (gap antar neuron), sehingga kadar serotonin
dalam otak meningkat. Peningkatan kadar serotonin dalam sinap diyakini
bermanfaat sebagai antidepresan.
Obat antidepresan yang termasuk dalam golongan SSRI seperti :
 Citalopram
Escitalopram
Fluoxetine
Fluvoxamine
Paroxetine
Sertraline
d. Serotonin /Norepinephrin Reuptake Inhibitor (SNRI)
Antidepresan golongan Serotonin
/Norepinephrin Reuptake Inhibitor (SNRI) mekanisme
kerjanya mengeblok monoamin dengan lebih selektif
daripada antidepresan trisiklik, serta tidak
menimbulkan efek yang tidak ditimbulkan
antidepresan trisiklik. Antidepresan golongan SNRI
memiliki aksi ganda dan efikasi yang lebih baik
dibandingkan dengan SSRI dan TCA dalam mengatasi
remisi pada depresi parah.
Obat yang termasuk golongan SNRI yaitu :
 Venlafaxine
Duloxetine
e. Antidepresan Aminoketon
Bupropion
f. Antidepresan Triazolopiridin
Trazodone dan Nefazodone
g. Mono Amin Oxidase Inhibitor ( MAOI )
Phenelzine, Tranylcypromine, dan Selegiline
Terapi Tambahan
1.Mood Stabilizer
Obat-obat yang termasuk antara lain :
 Lithium
 Lomotrigin

2. Antipsikotik
Obat-obat yang termasuk antara lain :
 Chorpromazine
Fluphenazine
Haloperidol

Anda mungkin juga menyukai