Anda di halaman 1dari 21

FORMAT USULAN PTK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
FISIKA KELAS XI MIA 5 SMAN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh :
Muhammad Yoggi P B (K2315050)
BAB I
Latar Belakang
 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan guru mata pelajaran Fisika XI MIA 5
di SMA N 1 Surakarta, siswa dapat memenuhi
KKM dengan dua sampai tiga remedial.
Artinya, sebagian besar siswa belum mencapai
nilai KKM yang telah distandarkan sebesar 70
untuk mata pelajaran Fisika. Oleh karena itu,
diperlukan model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena
ketika hasil belajarnya tidak ditingkatkan,
tentunya prestasi siswa juga tidak akan
meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
rendah.
Untuk meningkatkan hasil belajar ini,
diperlukan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation. Karena dengan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation, hasil
belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Annisa Nur
Ardhia, disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan nilai rata-rata siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe GI sebesar 26,172. (Annisa,
2014 : 14).
Rumusan
 Apakah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran fisika kelas XI MIA 5 SMA
N 1 Surakarta?

Tujuan
 Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
melalui model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation dalam mata
pelajaran fisika kelas XI MIA 5 SMA N 1
Surakarta
Manfaat Penelitian

Manfaat Manfaat
Teoritis Praktis
BAB 11 Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group
Investigation
Menurut Isjoni (2018), model grup investigasi dibagi dalam
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat
dibentuk berdasarkan perkawanan atau berdasarkan pada
keterkaitan akan sebuah materi tanpa menghilangkan ciri-
ciri cooperative learning. Pada model ini siswa memilih sub
topik yang mereka milih dan yang ingin mereka pelajari dari
topik yang biasanya telah digunakan oleh guru, selanjutnya
siswa dan guru merencanakan tujuan, langkah-langkah
belajar berdasaran sub topik dan materi yang dipilih.
Kemudian siswa mulai belajar dengan berbagai sumber
belajar baik di dalam atau di luar sekolah. Setelah proses
pelaksanaan belajar selesai mereka menganalisa,
menyimpulkan dan membuat kesimpulan untuk
mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas
(Isjoni, 2018).
II. Hasil Belajar
 H.M. Surya (2008:8.6) menyatakan hasil belajar
ditandai dengan perubahan tingkah laku secara
keseluruhan. Perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar meliputi aspek tingkah laku
kognitif, konotatif, afektif atau motorik. Belajar
yang hanya menghasilkan perubahan satu atau
dua aspek tingkah laku saja disebut belajar
sebagian dan bukan belajar lengkap.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Annisa Nur Ardhia, disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan nilai rata-rata siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe GI sebesar 26,172. (Annisa,
2014 : 14).
Hipotesis Tindakan
 Dengan diterapkannya model
pembelajaran kooperatif dengan tipe
group investigation meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI Semester I di SMA
N 1 Surakarta.
BAB III Metode Penelitian
Setting Penelitian
Tempat Penelitian
 SMA N 1 Surakarta, yang beralamat di Jl. Mongonsidi
No.40, Margoyudan, Banjarsari, Gilingan, Kota Surakarta
Waktu Penelitian
 Bulan November 2018 (1 bulan)

Subjek Penelitian
 Siswa kelas XI MIA 5 yang terdiri dari 40 siswa dengan
komposisi perempuan 21 orang dan laki – laki 19 orang
Sumber Data

Siswa kelas
XI MIA 5 Guru fisika
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Observasi
Observasi sebelum penelitian dilakukan untuk menemukan
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Fisika di
kelas XI MIA 5 SMA 1 Surakarta. Observasi pada saat
penelitian dilakukan untuk mengamati tingkah laku guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.

Teknik Kajian Dokumentasi


Kajian pada dokumen digunakan dalam penelitian meliputi
silabus, RPP yang dibuat oleh guru, buku atau materi
pelajaran yang digunakan guru, catatan observer, dan
dokumentasi selama kegiatan pembelajaran.
Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui
keadaan kelas sebelum dan setelah dilakukan
tindakan. Wawancara dilaksanakan pada tahap
pra siklus, Siklus I, dan Siklus II untuk
membandingkan keadaan awal kelas dengan
keadaan tiap siklusnya setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation.
Validitas Data
 Uji validitas data yang digunakan menggunakan
teknik validasi triangulasi. Triangulasi yang
digunakan adalah triangulasi metode/teknik, yakni
penggunaan sejumlah metode pada suatu
penelitian karena masing-masing metode memiliki
kelebihan dan kekurangan. Ketiga metode
dipadukan untuk saling mengisi dan menutupi
kelemahan satu sama lain. Triangulasi metode
digunakan untuk membandingkan atau mengecek
ulang data yang diperoleh dari tiga sumber data
yaitu lembar observasi, dokumentasi, dan
wawancara.
Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data Kualitatif
Reduksi data
 Sebelum mereduksi data, peneliti akan mengumpulkan
data dari kajian dokumen, kegiatan observasi, dan
wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa.
Penyajian data
 Data hasil reduksi disajikan dalam bentuk uraian
deskriptif atau teks yang bersifat naratif dan tabel yang
didukung oleh perolehan nilai dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi
 Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya
pencarian makna data, mencatat keteraturan dan
penggolongan data.
Teknik Analisis Data Kuantitatif

 Analisis data kuantitatif dilakukan dengan


cara menganalisis secara diskriptif data
yang diperoleh pada setiap kegiatan
observasi. Analisis yang dilakukan
berdasarkan hasil observasi lembar kerja
siswa adalah untuk mengetahui adanya
peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran
𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐗 𝟏𝟎𝟎
𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦
Keterangan :
 Nilai 0 ≤ x≤ 30 = sangat kurang
 Nilai 30 ≤ x≤ 50 = kurang
 Nilai 50 ≤ x≤ 70 = cukup
 Nilai 70 ≤ x≤ 90 = baik
 Nilai 90 ≤ x≤ 100 = sangat baik

Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan untuk ketuntasan siswa
kelas XI MIA 5 SMA N 1 Surakarta yaitu 70 %
siswa tuntas hasil belajarnya dengan perolehan
skor siswa minimal 70 (skor ≥ 70) yang
tergolong ke dalam kategori baik.
Prosedur Penelitian
Tahap Pra Siklus
 Observasi di kelas XI MIA 5 SMA 1
Surakarta untuk mendapatkan gambaran
awal mengenai proses pembelajaran pada
mata pelajaran Fisika.
 Identifikasi permasalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas XI MIA
5 SMA 1 Surakarta bedasarkan hasil
observasi awal.
Siklus 1
Perencanaan
 Peneliti melakukan analisis kurikulum
untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada siswa dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif
Tipe Group Investigation.
 Membuat rencana pembelajaran
kooperatif Tipe Group Investigation
 Membuat lembar kerja siswa
 Membuat instrumen yang digunakan
dalam PTK
 Menyusun alat evaluasi.
Pelaksanaan
 Membagi siswa dalam 10 kelompok dengan jumlah 4
siswa perkelompok.
 Menyajikan materi pembelajaran
 Diberi materi diskusi
 Dalam diskusi kelompok guru mengarahkan kelompok
 Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan
Pengamatan
 Tim peneliti (guru dan kolabor) melakukan
pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
kooperatif Tipe Group Investigation.
Refleksi
 Tim peneliti melakukan refleksi atau perenungan
terhadap pelaksanaan siklus pertama dan menyusun
rencana untuk siklus kedua.
Siklus II
 Pada siklus kedua, peneliti mencoba melakukan
observasi, untuk menerapkan hal yang sama.
Peneliti mengarahkan siswa ahli untuk lebih
menguasai konsep fisika dan menerangkan ke
kelompoknya dengan cara yang lebih mudah.
Guru kembali mengamati aktivitas siswa, untuk
merencanakan langkah selanjutnya.

Siklus III
 Siklus ketiga merupakan putaran ketiga dari
pembelajaran koopertif Tipe Group
Investigation dengan tahapan yang sama seperti
pada pada siklus pertama dan kedua.
Daftar Pustaka
 Arends. R I. 2008. Classroom Instruction and Management. New York. Me
Graw Hill, Companics, Inc
 Depdiknas. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
Visimedia.
 Isjoni. 2011. Cooperative Learning – Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung:Alfabeta
 Lie A. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : Penerbit Grasindo
 Safrida. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gi (Group
Investigation) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Matematika Di Kelas V Min Rukoh Banda Aceh.
Bandung:Alfabeta
 Slavin RE. 2011. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
 Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
 Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
Laboratorium. Semarang: UNNES PRESS.

Anda mungkin juga menyukai