Anda di halaman 1dari 36

OLEH:

YUSUF ARDI
(5162122009)
ARJONO GULTOM
(5162122005)
JERICO FLORIAN SIHOMBING
(5161122008)
Menurut Prevical dalam Hamalik ( 2001 : 146 )
menyatakan bahwa “ evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk mengukur
keefektifan system mengajar / belajar sebagai
suatu keseluruhan “.

SEDANGKAN
evaluasi belajar adalah proses penentuan
pemerolehan hasil belajar berdasarkan criteria
tertentu.

JADI

evaluasi pembelajaran merupakan proses penentuan nilai


tentang proses pembelajaran berdasarkan criteria tertentu
melalui kegiatan pengukuran dan penilaian.
 Secara umum yang dimaksud instrumen
adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan
akademis, sehingga dapat dipergunakan
sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur
atau mengumpulkan data mengenai suatu
variabel.
 menurut Permendikbud No. 104 Tahun
2014, instrumen penilaian adalah alat yang
digunakan untuk menilai capaian
pembelajaran peserta didik, misalnya: tes, dan
skala sikap
Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam
instrumen penilaian yang dapat dipergunakan untuk
mengukur dan menilai proses dan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan terhadap peserta didik.
Instrumen tersebut terdapat dua bagian, yaitu; tes dan
nontes.
TES NON TES
Tes Prestasi Belajar Skala Sikap
Tes Intelegensi Skala Penilaian
Tes Bakat Pedoman Observasi
Tes Kemampuan Akademik Pedoman Wawancara
Angket
Pemeriksaan Dokumen, dsb
Tes sebagai instrumen penilaian adalah pertanyaan –
pertanyaan yang diberikan pada peserta didik untuk
mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulis (tes tulis), dan dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar
kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran
sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran.

Ada dua jenis tes, yakni: tes uraian (subjektif) dan tes objektif.
Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian
terstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa
bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda
dengan banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau
melengkapi.
Instrumen non-tes sangat penting dalam
mengevaluasi peserta didik pada ranah afektif
dan psikomotor, berbeda dengan instrumen tes
yang lebih menekankan aspek kognitif. Ada
beberapa macam instrumen non-tes, yakni:

1. Pengamatan (observation)
2. Wawancara (interview)
3. Kuesioner atau angket (quetionaire).
Instrumen juga harus memenuhi syarat
reliabilitas. Reliabilitas berhubungan dengan
dapat dipercayanya instrumen. Instrumen dapat
dipercaya apabila memberikan hasil penilaian
yang relatif stabil dan konsisten. Semakin tinggi
akurasi dan presisi hasil penilaian, maka
semakin rendah tingkat kekeliruan dalam
melakukan penilaian. Dan semakin rendah
kekeliruan maka akan menghasilkan penilaian
dengan hasil yang konsisten.
Selain itu, syarat instrumen penilaian yang baik
memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa
kaidah berikut ini:
VALIDITAS RELIABILITAS OBJECTIVITAS

DAYA
TARAF
EKONOMIS PEMBEDA
KESUKARAN
Penulisan draft Penelaahan dan
instrumen penilaian meminta masukan Revisi instrumen
afektif (misalnya teman sejawat (guru penilaian
dalam lain) mengenai draft berdasarkan hasil
bentuk kuisioner) instrumen penilaian telaah dan
berdasarkan ranah kognitif, masukan rekan
indikator dan skala afektif, dan atau sejawat, bila
yang telah psikomotorik yang memang diperlukan.
ditentukan. telah dibuat.

Persiapan kuisioner
untuk disebarkan
Analisis hasil kepada peserta
inventori minat Pemberian skor didik
beserta inventori
peserta didik inventori kepada laporan diri yang
terhadap peserta didik. diberikan siswa
materi pelajaran. berdasarkan hasil
kuisioner (angket)
tersebut.
Menurut Anas Sudjiono, 1996 : Pengukuran dapat
diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu.
Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah
membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang
lain. Maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana
dikemukakan Anas Sudijono ada tiga macam yaitu :
(1) pengukuran yang dilakukan bukan untuk
menguji sesuatu seperti orang mengukur jarak dua
buah kota,
(2) pengukuran untuk menguji sesuatu seperti
menguji daya tahan lampu pijar serta
(3) pengukuran yang dilakukan untuk menilai.
Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal
yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain
sebagainya.
Penilaian merupakan bagian penting dan tak
terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini.
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat
dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja
untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik
dan tidak biasa. Sistem penilaian yang baik akan
mampu memberikan gambaran tentang kualitas
pembelajaran sehingga pada gilirannya akan
mampu membantu guru merencanakan strategi
pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem
penilaian yang baik akan mampu memberikan
motivasi untuk selalu meningkatkan
kemampuannya.
Hasil belajar siswa, bila diklasifikasikan berdasarkan taxonomy
Bloom meliputi; aspek kognitif, sikap dan keterampilan. Oleh
karena itu, penilaian hasil belajar juga harus bersifat
komprehensif (menyeluruh) meliputi ketiga aspek di atas.
Disamping itu, proses belajar mengajar (pembelajaran) yang
ditempuh oleh guru dan siswa juga harus mendapat perhatian
dalam penilaian ini. Sebagai bahan masukan untuk perbaikan
proses pembelajaran berikutnya. Tujuan penilaian proses belajar
mengajar lebih ditekankan kepada perbaikan dan pengoptimalan
kegiatan belajar mengajar, terutama berkaitan dengan efisiensi,
efektiivitas dan produktivitas kegiatan tersebut dalam mencapai
tujuan pengajaran. Teknik dan instrumen yang sering diigunakan
untuk menilai proses ini adalah teknik observasi.
a.Mengidentifikasi kompetensi,
pokok bahasan dan sub pokok bahasan
serta tujuan pengajaran
b.Menentukan sample aspek kemampuan
yang akan diukur
c.Membuat tabel spesifikasi atau kisi-kisi test
d.Penulisan soal
e.Pelaksanaan/penyajian test
f.Pemeriksaan hasil test
g.Pengolahan dan penafsiran hasil test
h.Penggunaan hasil test
Secara umum alat penilaian dapat
dikelompokan kedalam dua kelompok
yaitu:
1. Alat penilaian bentuk tes ,dan
2. Alat penilaian bukan tes.
 Dari segi pelaksanaannya, tes dibagi
kedalam tiga kategori;
1. Tes tulisan
2. Tes lisan
3. Tes tindakan.

 Dari segi bentuk soal dapat diklasifikasikan


ke dalam lima bentuk soal, yaitu;
1. Soal pilihan ganda
2. Soal benar salah
3. Soal menjodohkan
4. Uraian /jawaban singkat
5. Soal bentuk uraian bebas ( free essay).
1.Wawancara dan Quistioner
2. Skala (Skala sikap/skala penilaian)
3. Observasi
 Gronlund mengemukakan evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis dari pengumpulan,
analisis dan intrepretasi informasi/data untuk
menentukan sejauh mana siswa telah mencapai
tujuan pembelajaran.

 Hopkins dan Antes mengemukakan evaluasi


adalah pemeriksaan secara terus menerus untuk
mendapatkan informasi yang meliputi siswa,
guru, program pendidikan dan proses belajar
mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan
siswa dan ketepatan keputusan tentang
gambaran siswa dan efektivitas program.
 Mursell mengemukakan bahwa evaluasi menurut syarat-syarat
psikologis bertujuan agar guru mengenal siswa selengkap
mungkin dan agar siswa mengenal dirinya sesempurna-
sempurnanya. Di samping itu, evaluasi juga berguna untuk
meningkatkan hasil pengajaran, karena itu evaluasi tidak dapat
dipisahkan dari belajar dan mengajar, dan intinya adalah
penilaian belajar dengan tujuan untuk memperbaikinya. Penilaian
harus dilakukan oleh semua yang bersangkutan, bukan hanya
guru tapi juga siswa sendiri, dan harus ditinjau dari keseluruhan.
Berdasarkan hasil evaluasi, guru dapat mengetahui sampai di
mana penguasaan bahan pelajaran atau kecakapan masing-
masing siswa.
 Selain itu evaluasi juga dapat digunakan guru sebagai alat untuk
memperbesar motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai
prestasi belajar yang lebih tinggi.
1. Keputusan pada permulaan pengajaran
2. Keputusan pada saat pengajaran berlangsung, dan
3. Keputusan pada akhir pembelajaran
fungsi utama evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokan
ke dalam empat fungsi, yaitu;
(a) Formatif, evaluasi dapat memberikan unpan balik bagi guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program remedial bagi siswa yang belum
menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari,
(b) Sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran, menentukan angka nilai sebagai
bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan
belajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
(c) Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa
(psikologis, fisik, dan lingkungan), yang mengalami kesulitan
belajar, dan
(d) Seleksi Dan Penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan
dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan
minat dan kemampuannya.
Gronlund mengemukakan enam prinsip penialaian, yaitu tes
hasil belajar hendaknya:
1. Mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan
jelas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran,
2. Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan
bahan-bahan yang tercakup dalam pengajaran,
3. Mencakup jenis-jenis pertanyaan/soal yang paling sesuai
untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan,
4. Direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai
dengan yang akan digunakan secara khusus,
5. Dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan
harus ditafsirkan secara hati-hati, dan
6. Dipakai untuk memperbaiki hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai