Anda di halaman 1dari 37

 Kesehatan Wisata

 Penyakit Menular saat Berwisata


 Higyene dan sanitasi daerah tujuan wisata
 Traveller Diarrhea
 Surveilans penyakit menular pada tourist service
 Animal bite during travelling
 Kecelakaan rekreasi air
 Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan Akibat Transportasi
 Immunisasi untuk wisatawan
 Manajemen Pelayanan Kesehatan dengan Health Insurance
 Cabang ilmu kesehatan yang mempelajari berbagai aspek
terkait upaya untuk menjamin wisatawan tetap sehat selama
melakukan perjalanan dan aktivitas wisata

Kesehatan Wisata (Travel Health, Travelers’ Health)


Kedokteran Wisata (Travel Medicine)
Kesehatan Pariwisata (Tourism Health)
Wisata kesehatan (Health Tourism)
Wisata kedokteran (Medical Tourism)
Keperawatan pariwisata (Tourism Nursing)

 Keperawatan Pariwisata merupakan pengembangan ilmu keperawatan berbasis kearifan lokal


serta nilai – nilai kebudayaan yang menyertakan masyarakat dan pelaku wisata sebagai
komponen pendukung utama untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah
kesehatan wisata serta mengembangkan usaha pencegahan primer, skunder dan tersier terkait
dengan kesehatan wisata dengan menggunakan berbagai pendekatan ilmu keperawatan.
6,000,000

5,000,000

4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Bps provinsi bali, 2017, Statistik Wisatawan Mancanegara ke Bali tahun


2017
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN ASEAN 6 BULAN TERAKHIR TAHUN 2016
25000

20000

15000

10000

5000

0
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

Malaysia Singapura Thailand Philippina

Bps provinsi bali, 2016, Statistik Wisatawan Mancanegara ke Bali tahun


2016
KUNJUNGAN WISATAWAN ASING
BALI TAHUN 2017

TIONGKOK 23,55%

AUSTRALIA 20,21%

INDIA 4,83%

INGGRIS 4,62%

JERMAN 4,18%
PREVENTIVE
EPIDEMIOLOGY
MEDICINE

TRAVEL
MEDICINE

TOURISM
SELF THERAPY
NURSING
Mengapa kesehatan perjalanan
perlu diperhatikan?

Risiko kesehatan berbeda-beda di seluruh dunia (>220 negara)

Pola risiko penyakit selalu mengalami perubahan

Risiko kesehatan meningkat pada daerah tujuan wisata eksotis dan


yang jarang dikunjungi (adventure travel)
Travelers’ Health Risks
Of 100,000 travelers to a developing country for 1 month:
– 50,000 will develop some health problem
– 8,000 will see a physician
– 5,000 will be confined to bed
– 1,100 will be incapacitated in their work
– 300 will be admitted to hospital
– 50 will be air evacuated
– 1 will die
Steffen R et al. J Infect Dis 1987; 156:84-91

7
Injury Deaths and International Travel

N = 601

Hargarten S et al, Ann Emerg Med, 1991. 20:622-626


Distribusi 10 kasus utama Traveller yang di rawat di
RSUP Sanglah
Denpasar 2008

NO KASUS N %
1 Fractur 54 34
2 Malignancy 34 21
3 Observasi Febris 22 14
4 DHF 13 8
5 Cardivascular 11 7
6 Gastroenteritis 10 6
7 Stroke 6 4
8 Intoksikasi alkohol 4 3
9 Snake bite 3 2
10 Malaria 3 2

Tuti Parwati M. dkk, 2009


Kunjungan wisatawan ke RS BROSS

 181 respondents were visited to Bali Royal Hospital which they utilize
the health services. The results of this study show that the biggest
problems are Observation febris 14 (37.8%) and Diarrhea 12 (46.1%).
 The conclusion of this study is that of the total 181 respondents are
most of the problems is caused by infection or other illness. There are
kinds of infection that can cause such as bacteria, virus and fungi.
 Environment also can be the factor of the diseases, the bad
environment will be contaminated by bacteria and also
accumulate to the bad personal life style.

Gandamayu. dkk, 2016


Business Travellers brief, high standards, may be
frequent
Gastrointestinal, alcohol

Organised Tours usually 2-6 weeks, “safe”, groups

Environmental hazards

Backpackers unpredictable, 8-52+ weeks, wide-ranging, low budget

Tropical diseases, accidents

Ex-pats local knowledge, use local systems


Accidents, infectious diseases
Anthony Geraldine (2009)
BIDANG ASUHAN KEPERAWATAN
FAKTOR PENDUKUNG :
KEPERAWATAN: • Pengkajian
• Infrastruktur
• Komunitas • Diagnosis Keperawatan
• Industri Pariwisata
• Gerontik • Perencanaan
• Kebijakan
• Medikal bedah • Pelaksanaan
• Gawat darurat • Evaluasi
• Anak
• Maternitas
• Jiwa DAMPAK :
Perjalanan dan • Kesehatan wisatawan
Aktivitas Wisata • Kesehatan penduduk lokal
PERAN • Lingkungan daerah wisata
KEPERAWATAN:
• Pemberi
pelayanan LEVEL PENCEGAHAN
• Pendidik KONDISI SEHAT-SAKIT : • Primer
• Konselor • Penyakit infeksi dan • Skunder
• Advocat tropis • Tersier
• Kolabolator • Penyakit tidak
• Perawat Liasi menular dan
• Manajer Kasus kecelakaan
• Peneliti • Kondisi lain Model Keperawatan Pariwisata, (swedarma, 2015)
(Swedarma, 2015)
Hasil
Tabel 1. Karakteristik perawat (n=32)
Karakteristik n (%)
DIII Perawat 21 (65%)
Tingkat pendidikan 11 (35%)
S1 Perawat/Ners
25-35 th 21 (65%)
Umur 11 (35%)
36-45 th
Laki-laki 6 (8,75%)
Jenis kelamin 26 (81,25%)
Perempuan
Baik 13 (40.62%)
Kemampuan berbahasa asing 19 (59.38%)
Kurang
Pemberi pelayanan 12 (40%)
Pendidik masyarakat 9 (30%)
Peran perawat 7 (20%)
Advokat
4 (10%)
Konselor
Baik 20 (60%)
Kemampuan Perawat Cukup 7 (25%)
Kurang 5 (15%)

Jumlah 32 (100%)
Tabel 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawat (n=32)

Variabel Baik Kurang Ods (95% CI) P Value


Sosiodemografi/k n (%) n (%) Ratio (OR)
emampuan
perawat
Jenis kelamin
Laki-laki 4(80,00) 2(20,00) 0,617
Perempuan 23(88,46) 3(11,54)
Jumlah (%) 27(84,37) 5(15,63)
Pendidikan
DIII Kep. 17(80,95) 4(19,05) 2,35 (1,223-11,388) 0,001*
Ners 10(90,90) 1(9,10) Ref.
Jumlah (%) 27(84,37) 5(15,63)
Umur
25-35 tahun 18(85,71) 3(14,29) Ref. (0,739-1,471) 0,002*
36-45 tahun 9(81,81) 2(18,19) 2,24
Jumlah (%) 27(84,37) 5(15,63)
Kemampuan
Bahasa asing
Baik 12(92,30) 1(7,70) Ref. (3,415-12,497) 0,000*
Kurang 15(78,94) 4(21,06) 3,46
Jumlah (%) 27(84,37) 5(15,63)
REKOMENDASI
 Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perawat di daerah
pariwisata berperan sebagai pemberi pelayanan keperawatan (40%) dan sebagian kecil berperan
sebagai konselor (10%).
 Kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan secara umum sudah baik,
namun masih terdapat 15% perawat mempunyai kemampuan pelayanan yang kurang.
 Terdapat hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan dan kemampuan berbahasa asing
terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan baik terhadap
wisatawan, pelaku wisata maupun masyarakat sebagai tempat kunjungan wisata, dimana faktor
kemampuan berbahasa asing yang kurang 3,4 kali berpotensi melakukan pelayanan keperawatan
yang kurang juga.
 Oleh karena itu kondisi ini perlu mendapatkan perhatian baik dari dinas kesehatan, dinas
pariwisata maupun pihak terkait lainnya membekali perawat dengan pendidikan dan pelatihan
yang memadai mengenai perkembangan terkini tentang kesehatan wisata, kemampuan berbahasa
asing serta peningkatan peran perawat khususnya dalam memberdayakan masyarakat terkait
dengan kesehatan pariwisata.
01 Mass tourism berisiko terhadap masalah kesehatan salah
satunya risiko cidera dan kecelakaan pantai.

Diperlukan kemampuan balawista sebagai tim penyelamat


02 pantai

Stakeholder terkait wisata pantai dituntut untuk memiliki sumber


03 daya manusia yang tinggi

Perlu kebijakan pariwisata terintegrasi menciptakan kerjasama MODEL KEPERAWATAN


04 antara wisatawan, petugas pantai dan institusi pemerintah daerah
setempat WISATAWAN PANTAI
05 Perlu pelayanan kesehatan untuk wisatawan secara profesional (KWP)
dan terintegrasi
Perlu pendekatan peningkatan kapasitas masyarakat, kemitraan MELALUI POSKESPAN
06 dan pemberdayaan masyarakat pantai.

(Henny, Achjar, 2018)


TAHAP PEMBENTUKAN MODEL POSKESPAN
PERSIAPAN
LINGKUNGAN &
PEMBUATAN MODUL

ADVOKASI KE DECISION SOSIALISASI KEBERADAAN


MAKER & POLICY POSKESPAN KEPADA
MAKER INSTANSI TERKAIT

PELATIHAN KADER &


PERAWAT POSKESPAN
(Henny, Achjar, 2018)
Persiapan SDM (perawat di Poskespan)
Rujukan kasus (case resourcess)
UPAYA KESELAMATAN WISATA WATER SPOT UNIT TRAVEL
MEDICINE FK UNUD

Anda mungkin juga menyukai