Anda di halaman 1dari 16

Tata kelola perusahaan yang baik atau

sering dikenal dengan istilah GCG


merupakan kepemerintahan yang baik
atau penyelenggaraan pemerintahaan
yang bersih dan efektif, sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Pemerintahan mencakup ruang lingkup
yang luas, termasuk bidang politik,
ekonomi dan sosial mulai dari proses
perumusan kebijakan dan pengmbilan
keputusan hingga pelaksanaan dan
pengawasan.
1 Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham

2 Melindungi hak dan kepentingan stakeholders lainnya

3 Meningkatkan nilai saham dan perusahaan

4 Meningkatkan kinerja Dewan Komisaris dan Manajemen

5
Meningkatkan mutu hubungan Dewan Komisaris dan
Manajemen
Memudahkan askes terhadap investasi domestic
01 maupun asing

Mendapatkan biaya modal (cost of capital) yang


02 lebih murah

Memberikan keputusan yang lebih baik dalam


03 meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan

Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari para


04 pemangku kepentingan terhadap perusahaan

05 Melindungi direksi dan komisaris dari tuntunan


hukum.
PRINSIP-PRINSIP CGC
Akuntabilitas
Akuntabilitas berarti memberikan pelaporan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas secara
periodic, termasuk mengenai penggunaan dan
sumber-sumber dana.
3
Transparansi
Tranparansi berarti keterbukaan Pertanggung jawaban
dalam proses pengambilan Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah
keputusan dalam mengemukakan 2 4 kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang
informasi mengenai perusahaan berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan
industrial, kesehatan dan keselamatan kerja,
perlindungan lingkungan hidup, memelihara
lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat
dan sebagainya.
Prinsip CGC
Kewajaran ( Fairness )
Kewajaran (fairness) berarti keadilan dan 1 5 Kemandirian
kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
masing-masing stakeholders sesuai Kemandirian berarti pengelolaan perusahaan secara
kontribusi yang diberikan kepada prosfesional sesuai dengan peraturan perundang-
perusahaan, serta perjanjian dengan undangan tanpa benturan kepentingan dan tekanan
perundang-undangan yang berlaku. dari pihak lain
• BUMN;
• Mendorong pengelolaan BUMN secara professional;
• Mendorong proses pengambilan keputusan berlandakan nilai moral
yang tinggi, kepatuhan atas peraturan perundang-undangan yang
berlaku, pertanggungjawaban social kepada semua stakeholders, dan
kelestarian lingkungan hidup;
• Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;
• Meningkatkan investasi nasional;
• Mensukseskan program privatisasi.
Sebuah komite yang dibentuk oleh
Dewan Komisaris. Komite Audit
membantu Dewan Komisaris untuk
memenuhi tanggung jawab
pengawasannya. Dalam kapasitasnya,
Komite Audit bertanggung jawab untuk
membuka dan memelihara/menjaga
komunikasi antara Komite Audit
dengan Dewan Komisaris, Direksi, unit
audit internal, akuntan independen dan
manajer keuangan.Dilihat dari sisi
keanggotaan, Anggota Komite Audit
diangkat dan diberhentikan oleh Dewan
Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham.
1. Mendorong terbentuknya 3. Mengkaji ruang lingkup dan ketepat
audit eksternal, kewajaran biaya audit
struktur pengendalian intern
ekternal, serta kemandirian dan
yang memadai (prinsip objektivitas audit eksternal (prinsip
tanggung jawab) akuntabilitas);

2. Meningkatkan kualitas 4. Mempersiapkan surat uraian tugas dan


keterbukaan dan laporan tanggung jawab komite audit selama
keuangan (prinsip tahun buku yang sedang diperiksa
transparasi) eksternal audit (prinsip tanggung jawab).
Ruang lingkup tanggung jawab yang dimilikinya, termasuk di
dalamnya untuk:
• Menunjuk, memberikan kompensasi, dan mengawasi
pekerjaan auditor eksternal yang ditunjuk organisasi
• Menyelesaikan perbedaan yang ada antara management
dengan auditor eksternal terkait dengan pelaporan keuangan
• Menyetujui penunjukan perikatan jasa audit dan non audit
• Menyewa penasihat independen, akuntan, atau orang lain
untuk menyarankan pembentukan panitia atau membantu
dalam melakukan penyelidikan.
• Mencari informasi apapun yang diperlukan oleh karyawan,
yang semuanya diarahkan untuk bekerja sama dengan
permintaan Komite Audit atau pihak eksternal.
• Bertemu dengan pejabat perusahaan, auditor eksternal, atau
penasihat luar lainnya yang diperlukan.
1. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang
4. Memastikan bahwa telah terdapat dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern maupun Auditor
prosedur review yang memuaskan Eksternal sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan
terhadap informasi yang dikeluarkan yang tidak memenuhi standar
BUMN, termasuk brosur, laporan
keuangan berkala, proyeksi/forecast dan
informasi keuangan lainnya yang 2. Memberikan rekomendasi mengenai
disampaikan kepada pemegang saham penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen perusahaan serta pelaksanaannya

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh


Komisaris/Dewan Pengawas sepanjang masih
3. Mengindentifikasi hal-hal yang
dalam lingkup tugas dan kewajiban
memerlukan perhatian
Komisaris/Dewan Pengawas berdasarkan ketentuan Komisaris/Dewan Pengawas
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Judul PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP
MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

Jurnal Accounting Analysis Journal


Volume dan halaman Vol 2 hlm 9-18

ISSN 2252-6765
Tahun 2013
penulis Hikmah Is’ada Rahmawati

Latar belakang - di Indonesia kepemilikan manajerial mampu menjadi mekanisme good


corporate governance yang dapat mengurangi masalah
ketidakselarasan kepentingan antara manajer dengan pemilik atau
pemegang saham (shareholder). Semakin banyak saham yang dimiliki
oleh manajemen maka akan semakin rendah praktik manajemen laba.
- Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/ PBI/2006 menyebutkan bahwa dalam
rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan
stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku
umum pada industri perbankan, maka diperlukan pelaksanaan good
corporate governance pada industri perbankan.
Tujuan penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh mekanisme good corporate governance yang diukur dengan
dewan komisaris independen, komite audit independen, dan kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.

Teori - Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi
atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan
mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan
perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik
maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan
yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak (Nasution dan Setiawan, 2007).
- Secara global, tuntutan pelaksanaan good corporate governanace (GCG) semakin menguat setelah runtuhnya
beberapa raksasa bisnis dunia seperti Enron dan Worldcom di AS, serta tragedi jatuhnya HIH dan One-tel di
Australia (Alijoyo, 2003 dalam Ujiyantho, 2006).

Metodologi - Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 21
penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Adapun populasi perusahaan
perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah 28 bank.
- Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
- Metode Analisis Data ; Analisis Statistik Deskriptif, Analisis Inferensial,
Variable - Variable dependen : Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba
penelitian yang diukur dengan menggunakan proksi discretionary accruals
- Variable independen : Dewan Komisaris Independen, Komite Audit Independen,
Kepemilikan Manajerial.

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, komite audit independen, dan
kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengujian secara
parsial menunjukkan dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba,
sedangkan komite audit independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba

kesimpulan Simpulan dari hasil penelitian ini adalah mekanisme good corporate governance yang digunakan
yaitu dewan komisaris independen, komite audit independen, dan kepemilikan manajerial secara
simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa
dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, sedangkan komite
audit independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai