» Populasi: Seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk
diselidiki. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 2004) » Populasi: Kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 1998) Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik- karakteristik individu karakteristik populasi » Semakin sedikit karakteristik populasi yang diidentifikasikan maka populasi akan semakin heterogen dikarenakan berbagai ciri subjek akan terdapat dalam populasi dan sebaliknya (Azwar, 1998) » Jadi, peneliti harus menentukan lebih dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-cara pengambilan sampelnya. » Menurut Azwar (1998), karena pertimbangan efisiensi sumber daya (waktu, tenaga, dan dana) maka penelitian mempelajari sampel bukan seluruh populasi » Sampel: Sebagian dari populasi, karena merupakan bagian dari populasi maka harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Representatif sejauhmana karakteristik sampel = karakteristik populasi (Azwar, 1998) » Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2004) » Penelitian dilakukan terhadap sampel namun kesimpulan penelitian akan dikenakan atau digeneralisasikan terhadap populasi (Suryabrata, 2010) » Syarat utama agar dapat ditarik suatu generalisasi adalah bahwa sampel yang digunakan dalam penyelidikan/penelitian harus menjadi cermin dari populasi sampel harus mewakili populasi atau sampel harus merupakan populasi dalam bentuk kecil (miniatur population), kalau tidak demikian, secara ilmiah tidak ada hak bagi kita untuk mengambil kesimpulan lain kecuali kesimpulan yang hanya berlaku bagi sampel itu saja (Hadi, 2004) » Untuk memperkecil kekeliruan di dalam generalisasi Teknik Penentuan/Pengambilan Sampel (Suryabrata, 2010) » Sampling cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Sebutan dari suatu sampel biasanya mengikuti teknik daripada sampling yang digunakan. Misalnya: Random sampling akan menghasilkan sampel yang disebut random sampel (Hadi, 2004). » Pada dasarnya teknik-teknik pengambilan sampel terdiri atas cara probabilitas dan cara non- probabilitas (Azwar, 1998) » Dengan cara probabilitas, setiap subjek dalam populasi harus memiliki peluang yang besarnya sudah diketahui untuk terpilih menjadi sampel (Azwar, 1998). » Diantara cara-cara pengambilan sampel probabilitas, dikenal cara random Setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama besar untuk terpilih menjadi sampel (Azwar, 1998) » Teknik Probabilitas Random merupakan teknik yang dianggap paling baik (Babbie dalam Azwar, 1998; Hadi, 2004; Suryabrata, 2010) 1. Cara undian: Cara ini dilakukan sebagaimana jika kita mengadakan undian 2. Cara Ordinal: Cara ini diselenggarakan dengan menyusun subjek dalam suatu daftar dan mengambil mereka-mereka yang ditugaskan ke dalam sampel dari atas ke bawah dengan jalan misalnya mengambil yang bernomor ganjil atau genap, yang bernomor kelipatan angka tiga, lima, dsb 3. Randomisasi dari tabel bilangan random: Cara inilah yang paling banyak digunakan oleh para ahli statistik dan para penyelidik. Lihat tabel bilangan Random (Hadi, 2004) Menurut Hadi (2004) berikut adalah beberapa teknik non-random sampling: 1. Stratified Sampling Biasa digunakan jika populasi terdiri dari golongan yang mempunyai susunan bertingkat 2. Purposive Sampling Pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri- ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri- ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. 3. Quota Sampling Purposive sampling paling kerap digunakan untuk menyelidiki pendapat rakyat atas dasar quotum. Jika dasar quotum digunakan, yang penting adalah jumlah subyek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu. Selanjutnya penyelidikan segera dilaksanakan jika quotum itu telah dipastikan 4. Incidental Sampling Disebut juga sampling kebetulan: yang dijadikan anggota sampel adalah apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai, sama sekali tidak diperhatikan dan tidak diperhitungkan dalam penugasan subyek ke dalam sampel paling meragu-ragukan hasilnya ditinjau dari prinsip bahwa sampel harus mewakili populasinya 5. Proportional Sampling Bilamana dalam suatu sampling proporsi atau perimbangan unsur-unsur atau kategori- kategori dalam populasi diperhatikan dan diwakili dalam sampel. Untuk dapat memenuhi prinsip proporsional pertama-tama harus diketahui lebih dahulu macamnya unsur-unsur atau kategori dalam populasi. 6. Area Sampling Dalam area sampling suatu daerah besar dibagi- bagi ke dalam daerah-daerah kecil, dan daerah- daerah kecil ini pada gilirannya dibagi-bagi lagi menjadi daerah-daerah yang lebih kecil lagi. Jika menggunakan prinsip probabilitas representatives sampling area probability sampling atau multi stage random sampling 7. Cluster Sampling Jika populasi terdiri dari cluster-cluster atau rumpun-rumpun 8. Double Sampling Disebut juga sampling kembar, sangat baik untuk riset pendidikan yang menggunakan angket yang dikirim dengan pos sebagai usaha penampungan bagi mereka yang tidak mengembalikan daftar angket. Yang kembalikan angket sampel pertama Yang tidak kembalikan angket sampel kedua (lalu diusahakan untuk dapat informasinya melalui interviu). Jadi kedudukan sampel kedua adalah sebagai pelengkap sumber informasi 9. Combined Sampling Beberapa teknik sampling dikombinasikan » Azwar, S. (1998). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. » Hadi, S. (2004). Statistik. Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi. » Suryabrata, S. (2010). Metodologi penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Berdasarkan jawaban no. 3 (hipotesis korelasional dan komparatif) dari tugas II sebelumnya, buatlah rancangan dimana penelitian tersebut akan dilakukan. Tentukan populasi dan jelaskan bagaimana cara mengambil/menentukan sampelnya. SEKIAN DAN TERIMA KASIH