Imunitas
non spesifik
Kemungkinan yang terjadi apabila seseorang
terinfeksi parasit:
Host - susceptible - parasite survives.
Host - insusceptible - parasite killed by
innate immunity.
Dipengaruhi oleh :
1. Faktor genetik
Karakteristik:
- berperan pada stadium dini (awal infeksi)
- menghambat invasi parasit
Faktor genetik :
Kelainan makrofag → gen Lsh
Kelainan limfosit → gen MHC
Kelainan sel darah merah (eritrosit)
1. Kelainan pada membran eritrosit
2. Kelainan pada bagian dalam eritrosit
Kelainan Membran Eritrosit
1. Defisiensi G6PD
heterozigot : melindungi organ thd infeksi
berat P.falciparum
homozigot : tetap rentan karena
kemampuan parasit untuk beradaptasi
thd kondisi eritrosit
2. Hbpati
a. Hb-S (Sickle cell)
PO2 ↓ eritrosit dalam kapiler berbentuk
sabit → pertumbuhan parasit
terhambat
Afrika Barat >> (20-50%)
b. Hb-F (talasemia), Hb-C, Hb-D, Hb-E
resisten terhadap P.falciparum
A.2 Faktor non genetik
Hormon
Perubahan hormonal pada kehamilan dan
laktasi rentan thd infeksi G.lamblia,
nematoda usus dan malaria berat
Faktor pd GI tract
PO2 , PCO2 , pH, enzim, empedu, asam
lambung
Faktor pada kulit
barier mekanik → rambut, stratum
korneum, kel. Sebum, dll
Imunitas didapat (spesific /natural
acquired immunity)
→ Kekebalan tubuh terhadap infeksi /
infestasi parasit yang didapat
sesudah terpapar parasit
Parasit mempunyai:
Protozoa
ekstraseluler
- Aktifitas Th2 →
produksi antibody
→ opsonisasi →
ADCC
- Aktivasi
komplemen
Protozoa intraseluler
- Aktifitas Tc →
menyerang sel
terinfeksi
- Neutralisasi oleh ab
→ mencegah
sporozoit
menginvasi sel hepar
3. IMUNITAS ALAMIAH (INNATE IMUNITY) DAN
IMUNITAS DIDAPAT (ACQUIRED IMMUNITY) →
saling berinteraksi dan menentukan
perjalanan penyakit pada hospes.
II. SELULER
Dilakukan oleh sel limfosit dengan cara :
1. CTL (T CD8+)
2. Limfokin
3. Sel NK
Cytotoxic T Lymphocyte (T CD8+)
PROTOZOA
1. Pengaruh Lokasi
Banyak parasit terlindung dari sistem imun
karena letaknya secara anatomis tidak
terpajan dgn sistem imun.
ex:
- Leishmania dan Toxoplasma di dalam
makrofag
- Plasmodium di dalam eritrosit dan sel
hepar
2. Kemampuan parasit untuk
mengubah antigen
permukaan (surface-antigen)
Parasit mampu mengubah Ag
permukaannya melalui proses
variasi antigenik (antigenic
variation)
Bentuk variasi antigenik:
- Perubahan yang tergantung dari fase perkembangan
ex:
Plasmodium, different stages of life cycle express
different antigens.
extracellular protozoan, Giardia lamblia.
5. Immunosupression
Parasit menekan sistem imun host
ex:
- Larva T.spiralis dan skistosoma merusak
sel limfosit dan jaringan secara langsung
- Plasmodium dan tripanosoma
menyebabkan makrofag dan sel T
menghasilkan sitokin imunosupresif
6. Anti-immune mechanisms
Leishmania – menghasilkan zat
yang bersifat anti oksidan untuk
mengatasi “macrophage oxidative
burst”.
HELMINTH
1. Pengaruh ukuran
Ukuran cacing yang besar menyebabkan
sukar untuk dieliminasi
ex: A.lumbricoides
2. Parasit meliputi dirinya dengan protein
host (antibodi dari host) sehingga tidak
dianggap sebagai benda asing
ex: Schistosomes - host blood proteins
3. Molecular mimicry.
Parasit mempunyai kemampuan meniru struktur dan
fungsi molekul hospes
ex:
schistosome mempunyai E-selectin - adhesion /
invasion.
4. Anatomical seclusion
Parasit dapat mengasingkan diri (bersembunyi)
dalam organ tubuh hospes
ex:
larva Trichinella spiralis di dalam jaringan otot
8. Migration
ex. Cacing tambang dapat bermigrasi
dari usus untuk menghindari reaksi
radang lokal pd usus
9. Production of parasite enzymes
Parasit mensekresikan enzim
tertentu
ex:
Cacing filaria mensekresikan enzim
yang bersifat anti oksidan seperti
glutathione peroxidase & superoxide
dismutase – tahan thd mekanisme
ADCC & oxidative stress
IMUNODIAGNOSIS
PENYAKIT PARASIT
Tujuan
= menegakkan diagnosis penyakit parasit
yang parasitnya sukar ditemukan dengan
pemeriksaan mikroskopik, misalnya
- pada masa prepaten
- infeksi menahun
- lokalisasi pengambilan bahan
pemeriksaan
secara teknis sukar dicapai
Deteksi penyakit
Secara garis besar adalah