0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan28 halaman
Pengelolaan kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan perbaikan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Prinsip-prinsipnya adalah memberikan kesempatan belajar yang sama bagi peserta didik dan berpusat pada peserta didik.
Pengelolaan kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan perbaikan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Prinsip-prinsipnya adalah memberikan kesempatan belajar yang sama bagi peserta didik dan berpusat pada peserta didik.
Pengelolaan kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan perbaikan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Prinsip-prinsipnya adalah memberikan kesempatan belajar yang sama bagi peserta didik dan berpusat pada peserta didik.
2. KONSEP ORGANISASI 3. RUANG LINGKUP PENGELOLAAN SEKOLAH definisikan pengelolaan pendidikan tidak akan lepas dengan pelayanan administrasi yang sering kita sebut manajemen.
Kata pengelolaan sebenarnya berasal dari
kata manajemen. Sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi (Oteng Sutisna :1983).
Oleh sebab itu, pengelolaan pendidikan dapat
diartikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah- kaidah administrasi dalam bidang pendidikan. Menurut M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995), Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan– tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Sedangkan menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995),manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Adapun pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan dan cara mendidik).
Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara bahasa organisasi berasal dari istilah Latin “organum” yang dapat berarti alat, bagian, anggota, badan.”
Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.[5] Organisasi dan kerja sama (team work) tidak akan timbul kecuali kalau setiap anggota memahami apa yang harus dilakukan oleh kelompok dan dimana tempat serta apa fungsi setiap orang dalam pola itu. Yang menjadikan seorang anggota organisasi aktif, pada hakekatnya perasaan diikutsertakan, perasaan bahwa organisasi itu merupakan wadah yang menyalurkan keinginan dan harapannya, dimana ia dapat berpartisipasi dalam karya kelompok, sehingga dapat melakukan pekerjaan yang terorganisasi dengan membawa hasil yang besar. Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah yang diajarkan/dipasarkan, waktu jam yang tesedia, jumlag guru beserta pembagian jam pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar, buku-buku yang dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan, kelender pendidikan, perubahan kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam pengembangan kurikulum. Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawwaian), meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penerimaan pegawai baru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya peningkatan SDM serta kinerja pegawai, dan sebagainya. Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penggalangan penerimaan siswa baru, pelaksanaan tes penerimaan siswa baru, penempatan dan pembagian kelas, kegiatan- kegiatan kesiswaan, motivasi dan upaya peningkatan kualitas lulusan dan sebagainya. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pengadaan barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris), perbaikan barang, dan tukar tambah maupun penghapusan barang. Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan masuk dan keluarnya dana, usaha-usaha menggali sumber pendanaan sekolah seperti kegiatan koperasi serta penggunaan dana secara efisien. Manajemen/administrasi perkantoran, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan kantor agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua orang yang membutuhkan serta berhubungan dengan kegiatan lembaga. Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, melipiti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan ddan evaluasi kegiatan unit-unit penunjang, misalnya bimbingan dan penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS, pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya. Manejemen layanan khusus pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan khusus, misalnya menu makanan/konsumsi, layanan antar jemput , bimbingan khusus di rumah, dan sebagainya. • Manajemen tata lingkungan dan keamanan sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi tata ruang pertamanan sekolah, kebersihan dan ketertiban sekolah, serta keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah. • Manejemen hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan hubungan masyarakat, misalnya pendataan alamat kantor/orang yang dianggap perlu, hasil kerjasama, program-progran humas, dan sebagainya. 1. Carter V Good mengatakan bahwa pengertian “kurikulum merupakan pengertian yang sempit dan tradisional. Kurikulum sekedar memuat dan membatasi pada sejumlah mata pelajaran yang di berikan guru/ sekolah kepada peserta didik guna mendapatkan ijazah atau sertifikat” Pengertian kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 disebutkan tentang pengertian kurikulum sebagai seperangkat rencana daan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman
belajar yang membutuhkan stretegi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas belajar bagi siswa. Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang bertujuan untuk membina peserta didik kearah perubahan tingkahlaku yang diinginkan. Perencanaan merupakan proses seseorang dalam menentukan arah, dan menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk kegiatan atau tindakan yang berorientasi pada masa depan. Prinsip-prinsip perencanaan kurikulum:
Perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman-
pengalaman para siswa. Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan proses. Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu yang aktual. Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok. Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan. Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Pelaksanaan kurikulum adalah penerapan program kurikulum yang telah dikembangkan yang kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan dengan menyesuaikan terhadap situasi dilapangan. Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum: a) Perolehan kesempatan yang sama. b) Berpusat pada anak. c) Pendekatan dan kemitraan. Penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggung jawabkan untuk membuat keputusan mengenai suatu kurikulum. Prinsip-prinsip penilaian kurikulum:
a) Tujuan tertentu, artinya setiap program penilaian
kurikulum terarah dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas. b) Bersifat objektif, berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersuber dari data yang nyata dan akurat. c) Bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum. d) Kooperatif, dan bertanggung jawab dalam perencanaan,. e) Efesien dalam penggunaaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yuang menjadi sarana penunjang. f) Berkesinambungan. Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitik beratkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa). a. Kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru Pembagian tugas membelajaran. Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler.
b. Kegiatan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan
pembelajaran Penyusunan jadwal pelajaran. Penysunan program pelajaran. Pengisian daftar kemajuan kelas. Kegiatan mengelola kelas. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar. Laporan hasil belajar kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi: a. Tahap Perencanaan. GBPP merupakan produk dari prencanaan kurikulum yang dijadikan panduan bagi penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah. Pada tingkat persekolahan perencanaan kurikulum dimulai dari kajian terhadap GBPP yang dirinci ke dalam rencana-rencana pembelajaran. b. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi. Pada tahap ini, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. c. Tahap Pelaksanaan.
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan
supervise, dengan tujuan untuk membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu guru akan merasa didampingi pimpinan, sehingga akan meningkatkan semangat kerjanya.
d. Tahap pengendalian.
Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya.
b. Pemanfaatan hasil evaluasi. KTSP ( Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan ) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Replubik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Replublik Indonesia Nomor 29 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar
dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi. Perlunya perubahan kurikulum karena ada beberapa kelemahan kurikulum KTSP 2006 diantaranya sebagai berikut:
a) Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu
padat, ditunjukan dengan banyaknya mata pelajarandan banyak materi yang keluasannya serta kesukarannyamelampauitingkat perkembangan anak. b) Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan secara sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik.( perkembangan keterampilan dan sikap) c) Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi atau belum tegas memberikan remidiasi dan pengayaan secara berkala. Disamping beberapa kelemahan tersebut perubahan dan perkembangan kurikulum diperlukan karena adanya kesenjangan kurikulum yang berlaku sebelumnya (KTSP). Bisa dilihat pada konsep KTSP pengelolaan kurikulum, satuan pendidikan mempunyaipembebasan dalam pengelolaan kurikulum, masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun tanpa mempertimbangkankonsisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah, serta pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran. Sedangkan konsep ideal kurikulum 2013 pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali dalam melaksanakan kurukulum di tingkat satuan pendidikan,satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhanpeserta didik dan potensi daerah serta pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman. Perbedaan kurikulum KTSP 2006 dengan kurikulum 2013 secara umum antara lain sebagai berikut: A. Kurikulum KTSP 2006 a) Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006. b) Lebih menekankan pada aspek pengetahuan. c) Di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III. d) Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013. e) Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi. f) TIK sebagai mata pelajaran. g) Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan. h) Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib. i) Penjurusan mulai kelas XI. j) BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa. B Kurikulum 2013
a) SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud
No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013. b) Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. c) di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI. d) Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP. e) Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. f) TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran. g) Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. h) Pramuka menjadi ekstrakuler wajib. i) Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA. j) BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional