Anda di halaman 1dari 35

1.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan


A. Pengertian Manajemen Pendidikan
Kata “Manajemen” berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
artinya seni, melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet,
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain berarti
bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Secara umu m
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen Pendidikan menurut Made Pidarta, (1988:4). Manajemen Pendidikan
diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Manajemen Pendidikan menurut Soebagio Atmodiwirio. (2000:23).
Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan pengertian manajemen pendidikan dari para ahli, dapat
disimpulkan bahwaManajemen Pendidikan adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan serta penilaian usaha pendidikan
agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
B. Konsep Dasar Manajemen
a. Manajemen sebagai Ilmu
Manajemen telah dipelajarai lama dan telah dikaji, diorganisasikan
menjadi suatu rangkaian teori. Manajemen memerlukan disiplin-disiplin ilmu
pengetahuan lain dalam penerapannya untuk mencapai tujuan. Manajemen dalam
upaya mencapai tujuannya berdasarkan kaidah ilmiah dan sistematis.
b. Manajemen sebagai Seni
Diartikan bahwa manajer dalam mencapai tujuan banyak dipengaruhi oleh
keterampilan-keterampilan pribadi, bakat dan karakternya.
c. Manajemen sebagai Proses
Manajemen sebagai proses karena dalam mencapai tujuan menggunakan
serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Manajemen sebagai proses lebih diarahkan pada proses mengelola dan mengatur
pelaksanaan suatu pekerjaan, atau serangkain aktivitas dalam rangka mencapai
tujuan
d. Manajemen sebagai Profesi
Manajemen sebagai profesi penekankan pada kegiatan yang dilakukan
sekelompok orang dengan menggunakan keahlian-keahlian tertentu. Keahlian-
keahlian tersebut diperoleh karena telah memenuhi syarat atau standart tertentu
dan diakui oleh masyarakat. Dengan keahlian tersebut seseorang dapat
memperoleh suatu status.
C. Fungsi Manajemen Pendidikan
a. Perencanaan (Planning)
Proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan dapat berjalan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
c. Pengarahan (Actuating/Directing)
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak
dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang
tinggi.
d. Pengawasan (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
D. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikam secara umum memiliki ruang lingkup yang lebih
luas dari pada manajemen sekolah. Ruang lingkup manajemen pendidikan secara
rinci meliputi: manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen
pegawaian, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
perkantoran, manajemen hubungan masyarakat, manajemen unit-unit penunjang,
manajemen ekstrakurikuler, manajeman pelayanan khusus, serta manajemen
keamanan.
Adapun ruang lingkup menajemen pendidikan ini secara lebih rinci dapat
di jelaskan sebagai berikut:
a. Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah yang
diajarkan/dipasarkan, waktu jam yang tesedia, jumlah guru beserta pembagian jam
pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar, buku-buku yang
dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan, kelender pendidikan,
perubahan kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam pengembangan kurikulum.
b. Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi kegiatan penggalangan penerimaan siswa baru,
pelaksanaan tes penerimaan siswa baru, penempatan dan pembagian kelas,
kegiatan-kegiatan kesiswaan, motivasi dan upaya peningkatan kualitas lulusan dan
sebagainya.
c. Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawaian), meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penerimaan
pegawai baru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga
kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya peningkatan SDM serta kinerja
pegawai, dan sebagainya.
d. Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan masuk dan
keluarnya dana, usaha-usaha menggali sumber pendanaan sekolah seperti kegiatan
koperasi serta penggunaan dana secara efisien.
e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pengadaan
barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris), perbaikan barang, dan
tukar tambah maupun penghapusan barang.
f. Manajemen/administrasi perkantoran, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan kantor agar memberikan
pelayanan yang terbaik kepada semua orang yang membutuhkan serta
berhubungan dengan kegiatan lembaga.
g. Manejemen hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan hubungan
masyarakat, misalnya pendataan alamat kantor/orang yang dianggap perlu, hasil
kerjasama, program-progran humas.
h. Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, melipiti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan ddan evaluasi kegiatan unit-unit
penunjang, misalnya bimbingan dan penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS,
pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
i. Manajemen ekstrakurikuler, manajemen kegiatan ekstrakulikuler adalah seluruh
proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan
sekolah yang dilakukan diluar kelas dan diluar jam pelajaran (kurikulum) untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki
peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang di
dapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik
dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dsirinya melalui
kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
j. Manejemen layanan khusus pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan khusus, misalnya menu
makanan/konsumsi, layanan antar jemput, bimbingan khusus di rumah, dan
sebagainya.
k. Manajemen tata lingkungan dan keamanan sekolah, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi tata ruang pertamanan
sekolah, kebersihan dan ketertiban sekolah, serta keamanan dan kenyamanan
lingkungan sekolah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah
segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang memiliki fungsi-fungsi yaitu
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Sedangkan memiliki ruang
lingkup berupa manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen
pegawaian, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
perkantoran, manajemen hubungan masyarakat, manajemen unit-unit penunjang,
manajemen ekstrakurikuler, manajeman pelayanan khusus, serta manajemen
keamanan.
2. ADMINISTRASI
A. Pengertian Administrasi
Pengertian administrasi sehari-hari sering disamakan dengan tata usaha, yaitu
berupa kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau
hasil kegiatan untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan.
Penjelasan di atas adalah definisi administrasi dalam arti sempit yang masih
banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu contoh, sebuah
koran/majalah/tabloid membubuhkan alamatnya dengan “Kantor redaksi
Administrasi”. Yang dimaksud oleh lembaga pers di atas tak lain adalah tata
usaha. Definisi administrasi terkadang dipersempit lagi dan disamakan dengan
keuangan. Misalnya seorang pegawai kantor berucap “bereskan dulu urusan
administrasimu” yang dimaksud dengan administrasi oleh si pegawai adalah
keuangan.
Definisi administrasi secara luas adalah :
1. Suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok.
Negara atau swasta, militer atau sipil, besar atau kecil dan sebagainya.
2. Kegiatan suatu kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyeiesaikan
tujuan bersama.
3. Bimbingan. kepemimpinan dan pengawasan daripada usaha-usaha kelompok
individu terhadap tercapainya tujuan bersama.
4. Bekerja menurut tata tertib tata usaha.
5. Keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
B. Unsur-Unsur Administrasi
Tampaknya terjadi kontradiksi dalam pengertian administrasi tersebut,
tetapi dari uraian-uraian itu dapat ditarik kesimpulan makna yang terkandung
dalam administrasi, yaitu :
1. Adanya usaha atau aktivitas kelompok manusia yang terdiri dari 2 orang atau
lebih.
2. Adanya organisasi atau wadah kerjasama.
3. Adanya perencanaan, bimbingan, kepemimpinan, koordinasi dan pengawasan.
4. Adanya tujuan.
5. Peralatan dan perlengkapan.
C. Macam-macam Administrasi
Dari segi perkembangannya, administrasi dapat dibagi atas dua bagian
besar, yaitu administasi negara dan niaga. Administrasi negara ialah
keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari
suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara. Sedangkan administrasi
niaga ialah keseluruhan kegiatan mulai dari produksi barang dan/atau jasa
sampai tibanya barang atau jasa tersebut di tangan konsumen.
D. Hubungan Antara Administrasi dam Manajemen
Sebagaimana telah diuraikan di atas, administrasi adalah proses
penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Kerja dapat terselenggara dengan baik sehingga tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai bila ada orang yang
menyelenggarakannya. Dan masalah orang yang menyelenggarakan kerja
untuk mencapai tujuan inilah yang menjadi masalah pokok daripada
manajemen, karena intisari daripada manajemen ialah suatu proses/usaha dari
orang-orang secara bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Jadi administrasi adalah penyelenggaranya dan manajemen adalah orang
yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah
penyelengaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Keterkaitan di atas dapat dianalogikan meski tidak seluruhnya tepat
seandainya pembaca akan membeli buah rambutan. Pertama kali yang terlihat
adalah kulit luar yang berwama hijau atau merah. Jika kulitnya dikupas maka
didapati daging rambutan yang berwarna putih kalau dagingnya sudah dimakan
maka akan terlihat intinya yang disebut biji rambutan.
Demikian pula manajemen, maka yang pertama disoroti adalah kulit
luamya yaitu “Admmistnisi” Kedua dagingnya yaitu “manajemen” selanjutnya
adalah bijinya yaitu “kepemimpinan”
E. Fungsi-fungsi Administrasi dan Manajemen
Telah diketahui bahwa pada dasamya administrasi berfungsi untuk
menentukan tujuan organisasi dan merumuskan kebijaksanaan umum,
sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas
kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.
Dalam proses pelaksanaannya, administrasi dan manajemen mempunyai
tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang
biasa disebut/diartikan sebagai fungsi-fungsi administrasi dan manajemen.
Hingga kini para sarjana belum mempunyai kata sepakat yang bulat tentang
fungsi-fungsi administrasi dan manajemen itu, baik ditinjau dari segi
klasifikasinya maupun terminologi yang dipergunakan.
3. Organisasi dan Manajemen Pendidikan

A. Pengertian Organisasi

Secara bahasa organisasi berasal dari istilah Latin “organum” yang


dapat berarti alat, bagian, anggota, badan.”Terdapat beberapa teori dan
perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada
pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau
wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut para ahli terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut:

a. Organisasi Menurut Stone


Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama
b. Organisasi Menurut James D. Mooner
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
c. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa


aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang
dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan
kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu


keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat
mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur.
B. Konsep Dasar Organisasi

Suatu organisasi mempunyai unsur-unsur yang mendukung organisasi


tersebut. Unsur-unsur organisasi meliputi: manusia (man), kerja sama (team
work), tujuan bersama, peralatan, lingkungan, kekayaan alam dan kerangka
konstruksi mental organisasi itu sendiri.

Manusia(Man) : dalam keorganisasian, manusia sering disebut sebagai


pegawai atau personel yang terdiri dari semua anggota organisasi tersebut yang
menurut fungsidan tingkatannyaterdiri dari pimpinan(administrator) sebagai
unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, manajer yang memimpin tiap-tiap
satuan unit kerja yang sudah dibagikan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan
para pekerja.

Kerjasama(Team Work) suatu kegiatan bantu-membantu antar sesama


anggota oeganisasi yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. oleh karena itu, anggota organisasi dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai fungsi, tugas dan tingkatannya masing-masing.

Tujuan bersama : adalah arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan


merupakan titik akhir dari apa yang diharapkan atau dicapai dalam organisasi.
Setiap anggota sebuah organisasi harus mempunya tujuan yang sama agar
organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.

Peralatan (Equipment) merupakan segala sesuatu yang digunakan


dalam organisasi seperti uang, kendaraan, gedung, tanah dan barang modal
lainnya. Peralatan berbeda dengan lingkungan. Yang termasuk lingkungan
meliputi: kondisi, tempat atau lokasi dan wilayah kegiatan. Unsur lain yang ada
dalam organisasi adalah kekayaan alam dan kerangka konstruksi mental
organisasi itu sendiri. Kerangka konstruksi mental yang baik juga menentukan
keberhasilan suatu organisasi.

Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan di sini,


yakni istilah “organization” sebagai kata benda, kata benda ini merujuk pada
tujuan bersama yang hendak dicapai dalam organisasi itu dan “organizing”
(pengorganisasian) sebagai kata kerja meliputi manusia (man) dan kerjasama
(team work) yang menggerakan dan melakukan pengorganisasian tersebut,
menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Inilah konsep dasar organisasi yang harus sama-sama kita pahami, sehingga
kita tahu apa itu organisasi dan untuk apa adanya organisasi.

Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan


yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan
berhubungan satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif,
dan dorongan-dorongan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
(Beach, 1980; Champoux, 2003).Apabila kita membicarakan organisasi
sebagai suatu sistem, berarti memandangnya terdiri dari unsur-unsur yang
saling bergantungan dan di dalamnya terdapat sub-sub sistem. Sedangkan
struktur di sini mengisyaratkan bahwa di dalam organisasi terdapat suatu kadar
formalitas dan adanya pembagian tugas atau peranan yang harus dimainkan
oleh anggota-anggota kelompoknya.

Istilah organisasi dapat pula diartikan sebagai suatu perkumpulan atau


perhimpunan yang terdiri dari dua orang atau lebih punya komitmen bersama
dan ikatan formal mencapai tujuan organisasi, dan di dalam perhimpunannya
terdapat hubungan antar anggota dan kelompok dan antara pemimpin dan
angota yang dipimpin atau bawahan (Beach and Reinhartz, 2004; Bush and
Middlewood, 2005).

Dari kedua definisi di atas, dapat dinyatakan betapa pentingnya


organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen dalam melaksanakan
segala kebijakan atau keputusan yang dibuat pada tingkatan administratif
maupun manajerial. Dalam hubungan ini, hakiki organisasi dapat ditinjau dari
dua sudut pandangan. Pertama, organisasi dipandang sebagai wadah, tempat di
mana kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan. Kedua, sebagai
proses yang berusaha menyoroti interaksi (hubungan) antara orang-orang yang
terlibat di dalam organisasi itu.

C. Prinsip-prinsip Dasar Organisasi

Dalam pengelolaan sebuah organisasi, hal yang sangat perlu menjadi


fokus perhatian adalah prinsip-prinsip yang harus dijadikan pola dasar sebuah
organisasi, kehadirannya semakin menjadi sebuah kebutuhan kalau
pelaksanaan kegiatan selalu ada tuntutan kerja secara kolektifitas. Oleh karena
prinsip-prinsip tersebut menjadi acuan untuk terlaksananya program-program
kegiatan (rencana kerja) dalam rangka tercapainya tujuan organisasi itu sendiri.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dikatakan bahwa prinsip adalah dasar
berfikir, bertindak dan sebagainya.

Menurut Max Weber sebagaimana dikutip oleh Ibnu Syamsi


bahwa prinsip organisasi adalah:

1. Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi harus


didasarkan keahlian, sehingga pemegang jabatan mampu menjalankan
tugas dengan baik.Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan
kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya.
2. Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada atasan melalui mata rantai tingkat unit dalam organisasi.
3. Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan
yang bersifat pribadi.

Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan pada sistem


kecakapan (Merit Sistem).

Dari sejumlah prinsip-prinsip organisasi yang telah dikemukakan di atas,


penulis ingin lebih memperjelas dengan merujuk kepada pandangan beberapa
ahli sebagai berikut:

1. Kejelasan Tujuan yang ingin dicapai

Menurut Ibnu Syamsi bahwa, tujuan harus terinci dan jelas, termasuk juga
jelas batas-batasnya, perumusan tujuan tersebut dalam prakteknya
dijabarkan pada tugas pokok.A.S. Wahyudi bahwa penentuan tujuan
sangat penting dilakukan agar langkah-langkah yang hendak dilakukan
menjadi terarah (tidak tersesat) akhirnya dapat melakukan efesiensi dalam
pelaksanaannya. Oleh karena merupakan landasan dan arah setiap
kegiatan organisasi. Tujuan merupakan landasan untuk menentukan
kebijaksanaan organisasi, dalam membentuk struktur yang akan
dicapai, tata kerja serta aktivitas-aktivitas yang harus
dilaksanakan. Perumusan tujuan harus jelas, menurut Djatmiko artinya
bahwa tujuan ini harus dipahami dan diterima oleh semua pihak.

2. Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi.


Persoalan yang termasuk penting dalam hal ini adalah adanya
tujuan yang dapat dipahami oleh setiap orang
dalam organisasi, berhubung karena tujuan dapat dipahami, pada
gilirannya akan memudahkan tujuan organisasi tersebut akan diterima.
Menurut Sodang P. Siagian, dinyatakan dengan cara lain, yakni Persoalan
yang termasuk penting dalam hal ini adalah adanya tujuan yang yang
jelas dan dapat dipahami oleh setiap orang
dalam organisasi, berhubung karena tujuan yang jelas dan dapat
dipahami, pada gilirannya akan memudahkan tujuan organisasi tersebut
akan diterima Persoalan yang termasuk penting dalam hal ini adalah
adanya tujuan yang jelas dan dapat dipahami oleh setiap orang
dalam organisasi, berhubung karena tujuan yang jelas dan dapat
dipahami, pada gilirannya akan memudahkan tujuan organisasi tersebut
akan diterima harus terjadi harmonisasi antara tujuan-tujuan pribadi dari
setiap anggota organisasi dengan tujuan organisasi bersangkutan. Oleh
karena demikian, maka yang perlu mendapat perhatian adalah
bahwa tujuan organisasi harus menampung pula tujuan-tujuan pribadi
dari setiap dan semua anggota organisasi sebagai keseluruhan.
3. Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi.
Ada beberapa hal diterimanya tujuan organisasi
menurut Widjaja yakni: Pertama, Mengetahui apa yang diharapkan
oleh organisasi dari masing-masing mereka. Kedua, dapat memahami apa
yang mereka harapkan dari organisasi. Ketiga, dapat menilai apakah tujuan
organisasi itu selaras dengan tujuan pribadi mereka. Keempat, jika belum
selaras, maka dapat meneruskan apakah mereka akan tingkatkan organisasi
tersebut.
4. Adanya kesatuan arah
Untuk maksud tersebut, tujuan yang ingin dicapai perlu dinyatakan
dengan jelas dan eksplisit karena apapun yang kemudian terjadi dalam
organisasi dan kegiatan apapun yang diselenggarakan, harus berkaitan
langsung dengan tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, adanya
kejelasan tujuan yang akan dicapai sebuah organisasi, kemudian adanya
pemahaman anggota-anggota dan kelompok dalam organisasi tersebut,
akan mengikat individu dan kelompok-kelompok yang dimaksud, yang
pada gilirannya akan mendorong adanya kesatuan arah.
5. Kesatuan Perintah
Menurut Ibnu Syamsi, bahwa setiap bawahan memang
sebaiknya hanya mempunyai satu atasan yang boleh memerintah
sekaligus wajib memberikan pengarahan. Kalau yang memerintah seorang
bawahan, maka kemungkinan besar akan terjadi kebingungan, apalagi
kalau perintahnya saling bertentangan. Kenyataannya ada juga satu
bawahan yang mempunyai lebih dari satu atasan. Misalnya pucuk
pimpinan yang bersifat kolegial, mempunyai seorang pesuruh. Dalam hal
yang demikian itu, kalau memberikan perintah harus diatur sedemikian
rupa hingga tidak saling bertentangan.

Bahwa dalam setiap organisasi terdapat satuan kerja tertentu yang


secara fungsional bertanggungjawab atas penyelesaian tugas-tugas
tertentu pula. Penerapan prinsip ini sangat bermanfaat untuk berbagai
kepentingan seperti:

a. Mencegah timbulya tumpang tindih


b. Mencegah timbulnya duplikasi.
c. Mempermudah pelaksanaan kordinasi antar satuan keja karena satuan
kerja yang secara bertanggung jawab atas kegiatan tertentulah yang
berperan sebagai koordinator, memperlancar jalannnya pengawasan.
6. Deliniasi berbagai tugas.
Yang dimaksud dengan prinsip ini ialah adanya perumusan yang
jelas dari uraian tugas, bukan hanya dari satuan-satuan kerja yang terdapat
dalam organisasi akan tetapi juga uraian tugas setiap anggota organisasi.
Sarana kerja apa yang diperlukan dan kepada siapa ia mempertanggung
jawabkan hasil pekerjaannya. Disamping keuntungan di atas, ada manfaat
lain yang dapat dipetik, yang sifatnya psikologis. Yang dimaksud ialah
bahwa para anggota organisasi diberi kesempatan untuk menggunakan
daya inovasi dan kreativitasnya dalam pelaksanaan tugas yang sangat
teknis sekalipun karena adanya kejelasan tentang apa yang diharapkan dari
padanya.
7. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
Wewenang merujuk pada hak-hak yang melekat dalam sebuah
posisi manajerial untuk memberikan perintah yang harus ditaati.
Organisasi memberikan kepada setiap posisi manajerial dalam struktur
organisasi suatu tempat dalam rantai komando, dengan menganugerahi
setiap manajer dengan kadar wewenang tertentu untuk memenuhi
tanggung jawabnya.
8. Pembangian tugas.
Bila ada kejelasan tentang siapa mengerjakan apa, maka kelompok
akan lebih berhasil guna dan berdaya-guna karena baik cara kerjanya.
Pengalaman menunjukkan bahwa tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam
dan oleh satu organisasi beranekaragam. Seperti terlihat dimuka, berbagai
kegiatan itu dapat dikategorikan kepada dua jenis utama, yaitu kegiatan-
kegiatan yang berupa tugas pokok dan kegitan-kegiatan penunjang.
Kesemuanya itu diserahkan pelaksanaannya kepada satuan-satuan kerja
dalam organisasi yang jumlah dan strukturnya disesuaikan dengan beban
kerja yang harus dipikul.
9. Kesederhanaan struktur.
Sesungguhnya prinsip ini berkaitan erat dengan pemilihan tipe
organisasi yang dipandang paling tepat digunakan sebagai wadah
penyelenggaraan bebagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Yang
perlu ditekankan sekarang ialah bahwa penstrukturan berbagai kegiatan
organisional harus disesuaikan dengan berbagai hal, seperti:
a. Beban tugas yang diemban.
b. Tingkat kematangan teknis para tenaga pelaksana.
c. Jenis teknologi yang digunakan.
d. Sifat kegiatan yang perlu dilaksanakan, apakah lebih bersifat rutin dan
repetitif ataukah menuntut daya inofatif dan kreatif yang tinggi.
e. Kebijaksanaan pimpinan organisasi tentang pola pengambilan
keputusan, apakah sentralistik atau desentralisrtik.

Yang jelas struktur organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga


sesuai dengan kebutuhan dan usaha koordinasi dapat berjalan dengan
lancar.

10. Pola dasar organisasi yang relatif permanen.

Merupakan kenyataan bahwa organisasi selalu menghadapi


berbagai jenis perubahan, baik karena faktor-faktor internal maupun
karena faktor-faktor eksternal. Berbagai faktor itu dapat berakibat pada
mekarnya organisasi. Misalnya karena otomasi atau robotisasi,
berkurangnya kegiatan, pengurangan jumlah tenaga kerja, melemahnya
kegiatan ekonomi, perubahan dibidang politik dan lain-lain sebagainya.

11. Adanya pola pendelegasian wewenang.

Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka kepada para


petugas atau pejabat yang harus dilimpahi wewenang. Sebagai
konsekuwensi itu harus disertai pertanggung jawaban yang sepadam.
Wewenang yang dilimpahkan itu meliputi wewenang untuk menjalankan
tugasnya, wewenang untuk memerintah bawahannya dan wewenang untuk
menggunakan fasilitas/peralatan yang dibutuhkan. Atasan harus percaya
sepenuhnya bahwa bawahan yang dilimpahi weweanng ia mampu untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik.

12. Rentang pengawasan.

Merupakan hal yang sangat sukar dan bahkan tidak mungkin untuk
menentukan secara oksiomatik jumlah orang yang dapat diawasi oleh
seorang manejer secara efektif dalam melaksanakan semua jenis kegiatan
disemua jenis organisasi. Yang jelas kemampuan seorang
manejer melakukan pengawasan selalu terbatas. Akan tetapi dengan
keterbatasan kemampuan itu dapat dinyatakan bahwa rentang pengawasan
bersifat elastic. Artinya, jumlah bawahan yang dapat diawasi secara
efektif oleh seorang manajer berbeda pada satu situasi ke situasi yang lain,
dan dari satu organisasi ke organisasi yang lain.
13. Jaminan pekerjaan
Para manajer diharapkan untuk tidak memperlakukan para
bawahannya dengan semena-mena, misalnya melakukan pemutusan kerja
tanpa dasar yang sangat kuat. Dengan perkataan lain, selama seorang
melakukan tugasnya sesuai dengan berbagai ketentuan yang berlaku dalam
organisasi, ada jaminan bahwa seseorang tidak akan kehilangan pekerjaan
yang menjadi sumber mata pencaharian baginya yang pada gilirannya
memungkinkan akan memuaskan bebagai kebutuhannya terutama yang
bersifat kebendaan dan social.
14. Keseimbangan antara jasa dan imbalan.

Jika balas jasa yang diterima karyawan semakin besar, pemenuhan


kebutuhan yang dinikmatinya semakin banyak pula. Dengan demikian
maka kepuasan kerja juga semakin-baik. Menurut Siagian, bahwa sistem
imbalan yang mengandung prinsip keadilan yang dimaksud bahwa secara
internal para pegawai yang melaksanakan tugas yang sejenis mendapat
imbalan yang sama pula.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dipahami


bahwa prinsip organisasi yang dimaksud adalah pola dasar sebagai acuan,
baik berfikir berbuat, bertidak dalam pelaksanaan kegiatan secara
kolektifitas, agar pegelolaan dan pencapaian tujun bisa efesien dan efektif
serta produktif.

D. Keterkaitan Organisasi dengan Manajemen

Untuk hubunganya sendiri Manajemen organisasi memiliki hubungan


yang sangat erat. Organisasi yang baik untuk mencapai tujuanya perlu
Manajemen yang baik begitupun sebaliknya untuk mendapatakan manajemen
yang terbaik diperlukan sebuah Organisasi yang memiliki orang-orang yang
terampil, kreatif serta mampu bekerja secara tim untuk mewujudkan cita-cita
yang ingin dicapai oleh organisasi. Sehingga dapat diambil kesimpulan
apabila organisasi dan manajemen dilakukan dengan kerjasama yang baik,
pemanfaatan sumber-sumber dan waktu yang ada dapat dilakukan secara
tepat dan lebih terordinir sesuai dengan proses kegiatan yang ditetapkan maka
untuk mencapai tujuan akan dapat hasil yang lebih efsien dan efektif serta
lebih maksimal. Karena keduanya jika dilakukan sesuai dengan tugasnya
maka hubungan timbal balik itu akan saling menguntungkan untuk keduanya.
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara kedua hal tersebut
bahwa manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja
sama antar manusia.Organisasi: alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat
bagi pengelompokkan kerja sama.
4. Falsafah dan Teori Manajemen Pendidikan
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat atau falsafah, berasal dari bahasa Yunani. Kata ini
berasal dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata
philos yang berarti cinta, senang, atau suka dan kata sophia yang berarti
pengetahuan, hikmah, atau kebijaksanaan. Hasan Shadily mengatakan bahwa
filsafat menurut arti bahasanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah cinta kepada ilmu
pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah atau kebijaksanaan. Jadi
orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, ilmu
pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana. Orang yang ahli dalam berfilsafat
disebut philosopher, atau filsuf dalam bahasa Arab. Dan pemikiran secara
filsafat sering diistilahkan dengan pemikiran filosofis.
Dalam pemikiran yang lebih luas Harold Titus mengemukakan
beberapa pengertian filsafat sebagai berikut:
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
2. Filsafat adalah suatu usaha untuk mendapatkan gambaran secara
keseluruhan.
3. Filsafat adalah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang arti
konsep.
4. Filsafat adalah proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat kita junjung tinggi.
Menurut Harun Nasution, intisari dari filsafat ialah berpikir menurut
tata tertib (logika) dengan bebas dalam artian tidak terikat pada tradisi, dogma
dan agama, dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar
persoalan. Sebenarnya, pemikiran yang bersifat falsafi didasarkan atas
pemikiran yang bersifat spekulatif, maka nilai-nilai kebenaran yang
dihasilkannya juga tak terhindar dari kebenaran yang bersifat spekulatif.
Hasilnya akan tergantung dari pandangan para filosof itu masing-masing.
Pola dan sistem berpikir filosofis dilaksanakan dalam ruang lingkup yang
menyangkut bidang-bidang sebagai berikut:
1. Cosmologi, yaitu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan
dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia, proses
kejadian dan perkembangannya, dan sebagainya.
2. Ontologi, yaitu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari
mana dan ke arah mana proses kejadiannya. Pemikiran ontologis pada
akhirnya akan menentukan suatu kekuatan yang menciptakan alam
semesta ini, apakah sang pencipta itu satu zat (monisme), ataukah dua
(dualisme), ataukah banyak (pluralisme).
B. Teori Manajeman Pendidikan
Teori manajemen dari masa ke masa mengalami perkembangan baik
cara pendekatan teoritis dan impelementasinya serta dari setiap
perkembangan teori memiliki kelemahan dan kelebihan.
Perkembangan teori manajemen diantaranya, yaitu:
a. Teori Klasik
b. Teori Neo-Klasik
c. Teori Modern

a. Asumsi Teori Klasik


Bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logis, dan
kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh karen itu teori klasik berangkat
dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis dan rasional
dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktural atau anatomi
organisasi. Para pelopor teori klasik menjelaskan pendapatnya tentang teori
yang berkaitan dengan teori klasik, diantarannya, sebgai berikut:
Frederik W. Taylor (1856-1915)
Pendekatan ilmiah ini dipandang bahwa yang menjadi sasaran manajemen
adalah mendapatkan kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan
karyawannya. Untuk manajemen harus melaksanakan prinsip-prinsip
diantaranya:
1. Perlu dikembangkan ilmu dari setiap tugas (pedoman gerak,implementasi
kerja yang standar dan iklim kerja yang layak)
2. Pemeilihan karyawan yang tepat sesuai dengan persyaratan kerja
3. Perlunya pelatihan dan pemberian rangsangan
4. Perlunya dilakukan penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan
Gilbreth (1911)
Prinsip studi waktu, dinyatakan bahwa semua usaha yang proruktif harus
diukur dengan studi waktu secara teliti (time and motion study) ukuran
standar harus diberikan semua pekerjaan.
Gulick dan Urwick (1930)
Pelopor ini mengeluarkan pendapatnya tentang pedoman manajemen yang
populer dengan akronim POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Coordinating, Reporting, budgetting) sebagai kegiatan manajerial
dan merupakan proses manajemen. Perinsip-prinsip pokok menurut Fayol
adalah :
1. Kesatuan komando, dianggap penting karena pembagian tugas dalam
organisasi sudah sangan spesialis.
2. Wewenang harus dapat didelegasikan
3. Inisiatif harus dimiliki oleh setiap manajer
4. Adanya solidaritas kelompok
Prinsip-prinsip ini menurut Fayol tidak bersifat kaku seperti halnya
Taylor, Menyarankan bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut bersifat
lunak.
b. Asumsi Teori Neo-Klasik
Teori ini timbul sebagian karena pada para manajer terdapat berbagai
kelemahan dengan pedekatan klasik. Pada kenyataannya manajer ada
kesulitan dan menjadi frustasi karena orang tidak selalu mengikuti pada pola
tingkah laku yang rasional. Dengan adanya perihal yang peralihan yang lebih
berorientasi pada manusia deikenal dengan pendekatan perilaku sebagai ciri
utama teoeri Neo-klasik.
Manusia itu adalah makhluk dengan mengaktualisasikan dirinya Para
pelopor teori Neo-klasik diantaranya, sebgai berikut:
Elton Mayo
Menurutnya dengan studi hubungan antara manusia, atau tingkah laku
manusia dalam situasi kerja terkenal dengan studi Hawthorne.
Berdasarkan hasil studi ini ternyata kelompok kerja informal lingkungan
sosial pekerja mempunyai pengaruh yang besar terhadap produktivitas.
Chester I. Barnard (1976)
Menyatakan bahwa hakikat organisasi adalah kerjasama,
yaitu kesediaan orang saling berkomunikasi dan berintraksi untuk mencapai
tujuan bersama. Suatu manajemen dapat bekerja secara efesien dan tetap
hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan yang bekerja pada
organisasi itu dijaga seimbang.
Douglas McGregor
Pendapatnya bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila
ia menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan.
Porte dan Lawyer (1968)
Mengutarakan teori ekspektasi yang berhasil membuat model motivasi
dimana upaya (kekuatan dari motivasi dan energi) bergantung pada nilai
imbalan (reward) ditambah energi yang dicurahkan dan probabilitas untuk
mendapat imbalan
c. Teori Modern
Pendekatan ini berdasarkan hal-hal yang bersifat situasional. Asumsi
yang dipakai adalah bahwa orang itu berlainan dan berubah, baik
kebutuhannya, reaksinya tindakannya sesuai dengan lingkungan. Manajemen
dipandang sebagai suatu system didasarkan pada asumsi bahwa organisasi
merupakan system terbuka dan tujuan organisasi mempunyai kebergantungan.
Teori modern mempunyai pandangan bahwa organisasi itu terbuka dan
kompleks. Analisi system, rancangan system, dan manajemen member
petunjuk dalam mengoperasionalkan pendekatan system merupakan tiga unsur
pokok yang berusaha mengenal esensi keterpaduan berbagai unsure dalam
memecahkan masalah yang sifatnya kompleks, termasuk pendidikan.
Educationesia-shrode dan Voich (1998) menyatakan bahwa kerangka
dasar konsep manajemen pendidikan meliputi “philosophy, asumtions,
principle, and theory whice are basic to the study of any displine of
management”. Secara sederhana dikatakan bahwa falsafah merupakan
pandangan atau persepsi tentang kebenaran yang dikembangkan dari berpikir
praktis. Falsafah ini dijadikan dasar untuk membuat asumsi, dan prinsip-
prinsip yang dihubungkan dengan kerangka atau garis besar untuk bertindak.
Oleh karena itu maka falsafah, asumsi, prinsip, maupun teori tentang
manajemen merupakan landasan manajerial yang perlu dipahami keterkaitan
diantara manajemen, falsafah, asumsi maupun teori.
5. Standar Pengelolaan Sistem Pendidikan Di Indonesia
A. Standar pengelolaan Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan adalah suatu kriteria atau standar
minimal terkait pelaksanaan sistem pendidikan yang ada di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Fungsi dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar dalam
melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas.
Sedangkan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan adalah untuk
menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat.
Menurut penjelasan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),
berikut ini adalah 8 standar pendidikan nasional di Indonesia:
a. Standar Isi
Hal-hal yang diatur dalam Standar Isi mencakup materi minimal dan
tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal untuk jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Di dalam Standar
Isi terdapat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
Peraturan Menteri terkait Standar Isi:
a) Permen No. 22 tahun 2006
b) Permen No. 24 tahun 2006
c) Permen No. 14 Tahun 2007
b. Standar Kompetensi Lulusan
Pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
menggunakan Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah. Hal-hal yang diatur dalam Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) mencakup standar kompetensi lulusan minimal satuan
pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal
kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran. Peraturan Menteri terkait Standar Kompetensi Lulusan:
a) Permen No. 23 Tahun 2006
b) Permen No. 24 tahun 2006
c. Standar Proses Pendidikan
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan
secara interaktif, inspiratif, menantang, dan memotivasi peserta didik
untuk aktif berpartisipasi. Proses belajar-mengajar ini juga memberikan
ruang bagi kreativitas, prakarsa, dan kemandirian sesuai dengan minat,
bakat, dan perkembangan psikologis/ fisik para peserta didik. Peraturan
Menteri terkait Standar Proses Pendidikan:
a) Permen No. 41 Tahun 2007
b) Permen No. 1 Tahun 2008
c) Permen No. 3 Tahun 2008
d. Standar Sarana dan Prasarana
Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana pendidikan
seperti media pendidikan, peralatan pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, perabot, dan perlengkapan lainnya. Semua satuan pendidikan
harus dilengkapi dengan prasarana pendidikan seperti lahan, ruang kelas,
ruang pendidik, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang perpustakaan,
dan prasarana pendukung lainnya. Peraturan Menteri terkait Standar
Sarana dan Prasarana:
a) Permen No. 24 Tahun 2007
b) Permen No. 33 Tahun 2008
c) Permen No. 40 Tahun 2008
e. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan mencakup tiga bagian, yaitu;
a) Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.
b) Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
c) Standar pengelolaan oleh Pemerintah.
Peraturan Menteri terkait Standar Pengelolaan:
1) Permen No. 19 Tahun 2007
f. Standar Pembiayaan Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Pembiayaan Pendidikan
adalah biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi
satuan pendidikan mencakup biaya pengadaan prasarana dan sarana
pendidikan, modal kerja tetap, dan pengembangan sumber daya manusia.
Biaya operasi satuan pendidikan mencakup gaji tenaga pendidik,
peralatan pendidikan, biaya pemeliharaan saran dan prasarana, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya. Biaya personal mencakup biaya
pendidikan yang harus dibayar peserta didik agar dapat mengikuti proses
belajar-mengajar. Peraturan Menteri terkait Standar Pembiayaan
Pendidikan:
a) Permen No. 69 Tahun 2009
g. Standar Penilaian Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Penilaian Pendidikan
diantaranya penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh
pemerintah.Peraturan Menteri terkait Standar Penilaian Pendidikan:
a) Permen No. 20 Tahun 2007
h. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik atau guru harus mempunyai kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat rohani dan jasmani, serta
mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidik harus
memiliki ijazah dan/ atau sertifikat keahlian sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Adapun kompetensi yang harus
dimiliki oleh tenaga pendidik adalah sebagai berikut:
a) Kompetensi pedagogik
b) Kompetensi kepribadian
c) Kompetensi profesional
d) Kompetensi social
Peraturan Menteri terkait Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
1) Permen No. 12 Tahun 2007
2) Permen No. 13 tahun 2007
3) Permen No. 16 Tahun 2007
4) Permen No. 24 Tahun 2008
5) Permen No. 25 Tahun 2008
6) Permen No. 26 Tahun 2008
7) Permen No. 27 Tahun 2008
8) Permen No. 40 – 45 Tahun 2009

B. Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai acuan atau dasar
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan demi untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas.
Standar Pendidikan Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan
pendidikan nasional yang bermutu dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, membentuk karakter, serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan diselenggarakan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan kehidupan
nasional dan global. Fungsi pengelolaan standar pendidikan adalah sebgai
berikut:
a. Perencanaan (Planning), adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir
merumuskan perencanaan merupakan penetapan pada tindakan apa yang
harus dilakukan? Apakah sebab tindakan itu harus dikerjakan? Dimanakah
tindakan itu harus dikerjakan? Kapankah tindakan itu harus dikerjakan?
Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu? Bagaimanakah caranya
melaksanakan tindakan itu?
b. Pengorganisasian (Organizing), Oganisasi adalah dua orang atau lebih
yang bekerjasama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran
specific atau sejumlah sasaran. Dalam sebuah organisasi membutuhkan
seorang pemimpin, pekerjaan pemimpin meliputi beberapa kegiatan yaitu
mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian
antara atsan dan bawahan, memberi semangat, inspirasi dan dorongan
kepada bawahan agar supaya mereka melaksanakan apa yang
diperintahkan.
c. Pengarahan (Directing ), Pengarahan adalah fungsi pengelolaan yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah
atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing,
agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada
tujuan yang telah ditetapkan semula.
d. Pengawasan, Pengawasan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan
dengan usaha pemantauan kinerja agar supaya kinerja tersebut terarah dan
tidak melenceng dari aturan yang sudah ditetapkan dan pemantauan
berfungsi sebagai media agar kinerja tersebut terarah dan tersampaikan
secara tepat.
e. Pengembangan, Pengembangan adalah fungsi pengelolaan yang harus
dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu pengelolaan, dengan adanya
pengembangan pengelolaan akan berjalan sesuai dan melebihi target yang
akan diperoleh.
6. Bidang Garapan Dalam Manajemen Pendidikan
A. Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan secara garis besar terbagi atas 2
yaitu manajemen administrative dan manajemen operatif. Manajemen
administrative mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/kelompok saling bekerja
sama mengerjakan hal-hal tepat sesuia dengan tujuan yang dicapai.
Manajemen operatif mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
mengarahkan dan membina agar setiap orang yang melaksanakan
pekerjaannya menjadi tugas masing-masing dengan tepat dan benar. Adapun
bidang garapan manajemen pendidikan, sebagai berikut:
a. Manajemen kurikulum dan program pengajaran
Manajemen ini mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kurikulum. Kurikulum mencakup kurikulum nasional dan
kurikulum muatan likal. Pelaksaan dan pengembangan kurikulum
nasional umumnya dilakukan oleh departemen pendidikan nasional
tingkat pusat. Sedangkan kurikulum muatan local merupakan kurikulum
yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan yang
disusun oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten kota. Level sekolah
yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkngan.
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik
kurikulum nasional maupun kurikulum muatan local yang diwujudkan
melalui proses belajar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.,
institusional, kurikuler dan instruksional agar proses belajar mengajar
dan kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien. Manajer
sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan
pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta mengawasi
pelaksanaan dengan tidak membatasi diri pada pendidikan dalam arti
sempit, dan harus mempunyai rasa tanggungjawab terhadap perencanaan
pelaksanaan dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran
di sekolah dengan melakukan:
a. Menilai kesesuaian yang ada dengan tuntutan yang ada dan
kebutuhan murid
b. Meningkatkan perencanaan program
c. Memilih melaksanakan program
d. Menilai perubahan program
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kuriklum dan program
pengajran kepala sekolah bersama dengan guru-guru harus lebih rinci
mengembangkan kurikulum sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar dengan prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
a. Tujuan yang dikehendaki harus jelas
b. Program harus sederhana dan fleksibel
c. Program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan
tujuan
d. Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas
pencapaiannya
e. Harus ada koordinasi antarkomponen palaksana program studi
Untuk itu perlu dilakukan pembagian tugas guru untuk penyusunan
kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu, penetapan
pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, ketetapan norma
kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, dan
peningkatan perbaikan pengajaran.
b. Manajemen kesiswaan
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran. Sedangkan
manajemen kesiswaan adalah seluruh proses proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara
kontinu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan efektif dan efisien.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiata dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
dengan lancer, tertib dan teratur serta mencapai tujuan pendidikan
sekolah.
B. Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM adalah proses dan upaya untuk merekrut,
mengembangkan, memotivasi, serta melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan perusahaan dalam mencapai
tujuan. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu untuk mengatur
hubungan dan peran tenaga kerja secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan utama perusahaan. Manajemen SDM merupakan kajian bidang ilmu
manajemen.

a. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

1) Membuat Kebijakan dan Pertimbangan

Manajemen SDM memiliki tugas untuk memotivasi para pekerja.

Dengan begitu, divisi yang mengurus masalah tersebut harus ikut

membantu membuat kebijakan untuk SDM

2) Membantu Perusahaan Mencapai Tujuan

Divisi manajemen sumber daya manusia juga bertanggungjawab dalam

hal penerapan kebijakan yang dibuat serta memperhatikan dampak

kebijakan dan prosedur terhadap para pekerja.


3) Memberi Dukungan
Salah satu tujuan MSDM yang paling penting adalah memberikan
dukungan terhadap perusahaan. Dengan begitu, bentuk nyata dari
dukungan tersebut adalah berupa perekrutan SDM berkualitas dan
menciptakan kondisi yang kondusif di perusahaan.
4) Menyelesaikan Masalah
Setiap organisasi atau perusahaan pasti akan menghadapi masalah.
Seringkali masalah tersebut membawa perusahaan pada situasi krisis
dan resiko negatif bagi banyak pihak.
5) Media Komunikasi Terbaik
MSDM dapat berperan sebagai media komunikasi yang menjembatani
hubungan antara pekerja, manajer, dan perusahaan.

b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia


1) Staffing/ Employment
Dengan adanya manajemen sumber daya manusia maka akan terbentuk
perencanaan yang baik terkait seleksi tenaga kerja yang disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan. Manajer berperan untuk menyaring
tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian dan komposisi yang
dibutuhkan perusahaan. Tujuannya agar tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan tenaga kerja.
2) Perfomance Evaluation
Seorang manajer akan bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi
terhadap tenaga kerja. Dengan adanya manajemen sumber daya
manusia maka dapat memberikan penilaian terhadap kinerja anggota
dan memastikan masing-masing tenaga kerja melakukan tanggung
jawab pekerjaannya.
3) Compensation
Manajemen sumber daya manusia juga berkaitan dengan koordinasi
pemberian kompensasi atau reward untuk tenaga kerja. Manajer
memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan struktur penggajian
yang baik. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian antara pembayaran
dengan manfaat yang diberikan dari tenaga kerja.
4) Training and Development
Seperti yang dijelaskan dalam pengertian manajemen sumber daya
manusia yang mengatur hubungan tenaga kerja, hal tersebut berperan
untuk memberikan pelatihan dan pengarahan yang baik terhadap
anggota perusahaan. Manajer juga bertanggung jawab terhadap
masalah pemutusan hubungan kerja jika ada anggota yang tidak
memenuhi kriteria kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan
atau terjadi kelebihan tenaga kerja.
5) Personnel Research
Seorang manajer akan berusaha untuk meningkatkan efektifitas
jalannya perusahaan melalui analisis terhadap permasalahan individu
pekerja. Misalnya saja yang berkaitan dengan keterlambatan kerja,
ketidakhadiran secara berulang dan permasalahan lainnya yang bisa
saja timbul karena ketidaknyamanan pekerja terhadap sistem
perusahaan. Dengan adanya analisis perilaku tersebut yang
menyangkut pribadi pekerja dapat menghindari karyawan yang
mengundurkan diri secara mendadak. Karena hal tersebut bisa
berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan.
6) Employe Relations
Suatu bisnis atau perusahaan yang menerapkan manajemen sumber
daya manusia dengan baik maka dapat menghindari adanya
permasalahan yang berkaitan dengan serikat pekerja. Keteraturan
dalam hubungan antara pemimpin perusahaan dan anggota perusahaan
dapat mencegah adanya serikat pekerja seperti aksi mogok kerja,
demonstrasi dan permasalahan lainnya yang berkaitan dengan tenaga
kerja
7) Safety and Health
Meskipun pengertian manajemen sumber daya manusia mengarah pada
kepentingan untuk mengatur interaksi dengan tenaga kerja, namun
dalam peranannya juga harus mementingkan tentang keselamatan kerja
karyawan.
C. Kepemimpinan dalam Organisasi
Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam
diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana
tujuannya adalah untuk mencapai target (goal) organisasi yang telah
ditentukan.
Sedangkan pengertian pemimpin adalah seseorang yang diberi
kepercayaan sebagai ketua (kepala) dalam sistem di sebuah organisasi/
perusahaan.
Dalam berbagai aspek, pengertian kepemimpinan dalam organisasi
menjadi hal yang krusial. Dua orang konsultan pengembangan diri, Jack
Zenger dan Joseph Folkman menerbitkan hasil sebuah penelitian yang
mereka hubungkan dengan skill yang wajib dimiliki oleh pemimpin. Skill
ini nantinya yang akan membuat para leader sukses dalam semua bidang
organisasi, termasuk bisnis. Adapun tujuan kepemimpinan dalam organisasi,
yaitu:
a. Sarana untuk Mencapai Tujuan
Kepemimpinan adalah sarana penting untuk mencapai tujuan.
Dengan memperhatikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa
mengetahui jiwa kepemimpinan dari seseorang.
b. Memotivasi Orang Lain
Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu orang
lain menjadi termotivasi, mempertahankan serta meningkatkan
motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang bisa memotivasi pengikut/ bawahan
untuk mencapai tujuang yang diinginkan
Fungsi Kepemimpinan
Setelah memahami tujuan kepemimpinan, kita juga harus mengerti apa
fungsi kepemimpinan di dalam sebuah organisasi. Pemimpin memiliki
fungsi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, baik untuk
keberadaan dan juga kemajuan organisasi tersebut. Pada dasarnya, fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:
1) Fungsi Administratif
Yang dimaksud dengan fungsi Administratif adalah pengadaan
formula kebijakan administrasi di dalam suatu organisasi dan
menyediakan segala fasilitasnya.
2) Fungsi sebagai Top Manajemen
Fungsi sebagai Top Manajemen adalah fungsi pemimpin dalam proses
aktivitas pembuatan Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Commanding, dan Controlling.
Beberapa fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi adalah:
a) Fungsi Instruktif, Pemimpin berperan sebagai komunikator yang
menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara melakukan), bilamana
(waktu pelaksanaan), dan di mana (tempat mengerjakan) agar
keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Dengan kata lain, fungsi
orang yang dipimpin hanyalah untuk melaksanakan perintah
pemimpin.
b) Fungsi Konsultatif, Pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai
cara berkomunikasi dua arah dalam upaya menetapkan sebuah
keputusan yang membutuhkan pertimbangan dan konsultasi dari orang
yang dipimpinnya.
c) Fungsi Partisipasi, Pemimpin bisa melibatkan anggotanya dalam
proses pengambilan keptusan maupun dalam melaksanakannya
d) Fungsi Delegasi, Pemimpin dapat melimpahkan wewenangnya kepada
orang lain, misalnya membuat dan menetapkan keputusan. Fungsi
delegasi adalah bentuk kepercayaan seorang pemimpin kepada
seseorang yang diberikan pelimpahan wewenang untuk bertanggung
jawab
e) Fungsi Pengendalian, Pemimpin bisa melakukan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan, terhadapa kegiatan para
anggotanya.
Contoh Kepemimpinan Dalam Organisasi
a) Menginspirasi dan Memotivasi
b) Memiliki Integritas dan Kejujuran Tinggi
c) Pelajari dan Selesaikan Masalahnya.
d) Bekerja Agar Hasilnya Tercapai
e) Komunikasi yang Bagus
f) Memiliki Hubungan Erat
g) Bersikap Profesional
h) Memberikan Strategi
i) Bersifat Membangun
j) Melakukan Inovasi
7. Supervisi Pendidikan
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu
super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih
serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan,
dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan orang yang berposisi diatas,
pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan
kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan
supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung
unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya
dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “
Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan.
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum
Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan
staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Secara
operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan yaitu: :
1) Meningkatkan mutu kinerja guru
a) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran
sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
b) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami
keadaan dan kebutuhan siswanya.
c) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru
dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan
bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
d) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya
meningkatkan prestasi belajar siswa.
e) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi,
keahlian dan alat pengajaran.
f) Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang
dapat membantu guru dalam pengajaran.
g) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah
untuk reposisi guru.
2) Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan
terlaksana dengan baik
3) Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang
ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan siswa
4) Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung
terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat
mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
5) Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi
yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan
kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut


adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 &
1995). Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam
bentuk supervisi :
a) Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada
masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada
dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang
dalam proses mempelajari sesuatu
b) Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada
aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan
pelancar terlaksananya pembelajaran.
c) Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada
aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk
meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara
keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan
Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :


a) Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang
disupervisi.
b) Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
c) Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan
sebenarnya.
d) Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
e) Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional,
bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
f) Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan,
kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.
g) Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak
tergantung pada kepala sekolah

Pendapat lain mengenai Prinsip-prinsip Supervisi adalah :


a) Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan
kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan
mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
b) Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya
bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa
dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan
dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
c) Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan
balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.
Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang
disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
d) Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan
sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh
supervisor.
e) Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya
mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang
disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar
pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat
tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
f) Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak
hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat,
berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.

Fungsi Supervisi
a) Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang lingkupnya sempit,
hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang
kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
b) Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran Lebih dikenal
dengan nama Supervisi Administrasi
c) Fungsi Membina dan Memimpin

B. Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Supervisi


Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan
memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai
macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru
meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara
perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak
langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala 2010 : 210).
Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai berikut :
a. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok, Teknik Supervisi yang bersifat
kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan
guru secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam
satu kelompok (Sahertian 2008 : 86). Teknik Supervisi yang bersifat
kelompok antara lain :
1. Pertemuan Orientasi bagi guru baru, Pertmuan orientasi adalah
pertemuan anatar supervisor dengan supervisee (Terutama guru baru)
yang bertujuan menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang
baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008
: 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat
menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai
berikut:
 Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
 Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
 Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh
kegiatan dan situasi sekolah.
 Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak
lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
 Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu
yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
 Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi
sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.
 Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah
bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa
diterima dalam kelompok guru lain.
2. Rapat guru, Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat
guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan
upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan
teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010
: 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
1) Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah –
masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
2) Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan
melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat
mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna
pencapaian pengajaran yang maksimal.
4) Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian
dengan proses pembelajaran.
5) Menyampaikan informasi baru seputar belajar
dan pembelajaran, kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara
mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua
guru disekolah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru
yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 211), antara lain :
1) Tujuan – tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.
2) Masalah – masalah yang akan menjadi bahan rapat harus
merupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang
dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3) Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga
pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
4) Pengalaman – pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat
tersebut harus membawa mereka pada
peningkatan pembelajaran terhadap siswa.
5) Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan
dengan sebaik – baiknya.
6) Persoalan kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat menjadi
bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.
3. Studi kelompok antar guru, Studi kelompok antara guru adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian
dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan
dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah
menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi.
Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan
disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini
adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam
memberi layanan belajar.
2) Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan
bantuan pemechan masalah pada materi pengajaran.
3) Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu
bidang studi atau bidang – bidang studi yang serumpun.
4. Diskusi, Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu
percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif
pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi
kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai
ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau
kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang
lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk
saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan,
sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari alternatif
pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213). Tujuan pelaksanaan
supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah yang
dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya
meningkatkan profesi melaluii diskusi. Hal-hal yang harus diperhatikan
supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau
berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :
1) Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;
2) Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan
dan topik yang dibahas dalam diskusi.
3) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh
semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam
pengajaran.
4) Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan
diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.
5) Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang
dipimpinnya.
5. Workshop , Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang
terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah
melalui percakapan dan bekerja secara kelompok.
6. Tukar menukar pengalaman Tukar menukar pengalaman “Sharing of
Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan
pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang
sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling
belajar satu dengan yang lain.
b. Teknik Individual dalam Supervisi , Teknik Individual Menurut Sahertian
yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216) adalah teknik pelaksanaan supervisi
yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi guru guna peningkatan
kualitas pengajaran disekolah. Teknik-teknik individual dalam
pelaksanaan supervisi antara lain:
1. Teknik Kunjungan kelas, Teknik kunjungan kelas adalah suatu
teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas
pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru
menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya
supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai
kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang
ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan
atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru.
2. Teknik Observasi Kelas, Teknik observasi kelas dilakukan pada saat
guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk
memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar
mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan
pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu
supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga
tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak
mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas
supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan
instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh
guru selama jam pelajaran.
3. Percakapan Pribadi , Percakapan pribadi merupakan Dialog yang
dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang
keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru
dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat
memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor
berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya.
mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih
kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.

Anda mungkin juga menyukai