Oleh: Rinda Juliarani 17713251019 NILAI KEMANUSIAAN
Nilai-Nilai Kemanusiaan (Human
Values) merupakan nilai-nilai yang sifatnya universal dan dapat dikembangkan untuk membentuk karakter siswa. Nilai-Nilai Kemanusiaan ini terdiri dari kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan. HAM
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 disebutkan bahwa : “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.” KEBEBASAN
UUD 1945 pasal 28 yakni:
“kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh undang- undang.” DEMOKRASI
Demokrasi ialah adanya jaminan hak-hak
asasi manusia dan partisipasi rakyat. Asas-asas demokrasi pada sistem itu, yaitu : Pengakuan hak-hak asasi manusia sebagai penghargaan terhadap martabat manusia dengan tidak melupakan kepentingan umum. Adanya partisipasi dan dukungan rakyat kepada pemerintah. Jika dukungan rakyat tidak ada, sulitlah dikatakan bahwa pemerintah itu adalah suatu pemerintahan demokrasi. TOLERANSI
Toleransi berarti sifat dan sikap menghargai.
Sifat dan sikap menghargai harus ditunjukkan oleh siapapun terhadap bentuk pluralitas yang ada di Indonesia. Sebab toleransi merupakan sikap yang paling sederhana, akan tetapi mempunyai dampak yang positif bagi integritas bangsa pada umumnya dan kerukunan bermasyarakat pada khususnya. Tidak adanya sikap toleransi dapat memicu konflik yang tidak diharapkan. MENGETAHUI NILAI ANDA
Peran Mengeks Berurus Isu Keputus
nilai pos dan an lesbian, Nilai an Akhir dalam memaks dengan gay, dan keluarga Kehidup memban akan konflik biseksua an tu nilai nilai l PERAN NILAI DALAM MEMBANTU
Nilaitertanam dalam teori terapeutik dan
praktik. Survei nasional terhadap nilai kesehatan mental para praktisi menemukan sebuah konsensus bahwa beberapa nilai dasar penting untuk menjaga gaya hidup mental sehat dan untuk membimbing maupun mengevaluasi jalannya pengobatan (Jensen & Bergin, 1988). MENGEKSPOS DAN MEMAKSAKAN NILAI
Konseli dan konselor akhirnya memiliki
tanggung jawab untuk memilih nilai apa yang harus diadopsi, nilai apa yang harus dimodifikasi atau dibuang, dan arah mana yang akan diambil pada kehidupan konseli. Melalui proses membantu, konseli dapat belajar untuk memeriksa nilai mereka sebelum membuat pilihan Tugas Anda bukan untuk menilai nilai konseli Anda tetapi untuk membantu mereka mengeksplorasi dan mengklarifikasi keyakinan mereka dan menerapkannya untuk memecahkan masalah mereka sendiri. BERURUSAN DENGAN KONFLIK NILAI
Ketika menemukan diri Anda pada posisi
dilematis terhadap etika mengenai perbedaan nilai maka sebaiknya melakukan konsultasi. Setelah mengeksplorasi masalah apabila Anda merasa masih belum dapat bekerja secara efektif dengan konseli, tindakan etis dapat dilakukan dengan referral ke profesional lain. Sebelum membuat rujukan, jelajahi hambatan- hambatan yang ada pada diri anda pada saat berdiskusi dengan konseli yang memiliki nilai berbeda. ISU LESBIAN, GAY, DAN BISEKSUAL (LGB) Bekerja dengan individu lesbian, gay, dan biseksual (LGB) seringkali menghadirkan tantangan bagi para pekerja yang memegang nilai-nilai konservatif. Banyak konselor memiliki titik-titik buta, bias, sikap negatif, stereotip, dan kesalahpahaman tentang isu lesbian, gay, dan biseksual. Reaksi pribadi negatif, empati terbatas, dan kurangnya pemahaman adalah karakteristik umum pada praktisi yang bekerja dengan konseli LGB (Schreier, Davis, & Rodolfa, 2005). Pemberian bantuan yang memiliki reaksi negatif terhadap homoseksualitas cenderung memaksakan nilai dan sikap mereka sendiri, atau setidaknya untuk menyampaikan ketidaksetujuan yang kuat. NILAI KELUARGA Nilai-nilai yang berkaitan dengan pernikahan, keberlangsungan keluarga, perceraian, gaya hidup tradisional dan nontradisional, peran gender dan pembagian tanggung jawab dalam keluarga, pengasuhan anak, serta hubungan di luar nikah dapat mempengaruhi intervensi para konselor. Sistem nilai para konselor memiliki pengaruh penting dalam perumusan dan definisi masalah yang mereka lihat dalam keluarga, tujuan dan rencana terapi, dan arahan terapi. Konselor yang, secara sengaja atau tidak sengaja, memaksakan nilai mereka pada pasangan atau keluarga dapat membahayakan.