Anda di halaman 1dari 40

22 Februari 2017

Tahapan Analisis Kuantitatif


1. Seleksi dan penyiapan sampel
2. Pelarutan sampel
3. Perlakuan awal sampel
4. Pemisahan komponen yang diinginkan
5. Pengukuran komponen yang diinginkan
6. Penganalisisan data dan pelaporan
Untuk mengeliminasi gangguan matrik, dapat
dilakukan
sebelum pengukuran dengan dua cara yaitu:
1. tanpa pemisahan, penopengan = masking)
2. pemisahan.
Teori Pemisahan
Efisiensi Pemisahan
Tujuan akhir dari pemisahan dalam analisis kimia adalah
mengeluarkan analit atau pengganggu dari matriks
sampel.
Efisiensi pemisahan dipengaruhi oleh gangguan untuk
mendapatkan semua analit, dan gangguan untuk
menghilangkan semua pengganggu. Bila
recovery(perolehan kembali) analit diberi notasi RA,
maka:
RA = CA/CA0
Syarat Pengukuran :
- Selektif
- Peka Terhadap suatu pereaksi/alat ukur
- Spesifik

Diperlukan

Pemisahan

Dasar

Sifat Fisik Tipe Proses Tipe Fasa


Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut:

1. Ukuran partikel, bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda


dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan
dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil
daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau media
berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan.
Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan
terhalang.
2. Titik didih, bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik
didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi.
Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur,
maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu
didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan
zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika
titik didihnya terlewati.
3. Kelarutan, suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda,
artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam
pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu
pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut
organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan
eter.
4. Pengendapan, suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang
berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu.
Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera
mengendap.
Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan
kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah
satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi.
Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita
inginkan, maka digunakan metode presipitasi.
Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi, dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat
berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain.
Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang
diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat
arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga
diperoleh zat yang murni.
pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut
elektrodialisis.
Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat
berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat
dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang
disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi
secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan
pengadsorbsi.
Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau
organisme.
KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN SIFAT FISIK

No Cara Pemisahan Dasar


1 Pengendapan
2 Destilasi
3 Sublimasi
4 Ekstraksi
5 Kristalisasi

6 Flotasi

7 Dialisis

8 Kromatografi Permeasi
gel
KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN SIFAT FISIK

No Cara Pemisahan Dasar


1 Pengendapan Perbedaan kelarutan
2 Destilasi Perbedaan volatilitas
3 Sublimasi Perbedaan tekanan uap
4 Ekstraksi Perbedaan kelarutan anatar dua fasa
5 Kristalisasi Sifat kelarutan, biasanya pada
penurunan suhu
6 Flotasi Perbedaan kerapatan antara zat dan
cairan
7 Dialisis Osmosis, aliran suatu sistem melewati
membran
8 Kromatografi Permeasi Ukuran analit terhadap pori gel
gel
KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN TIPE PROSES

Mekanik Fisik Kimia


(Pengayakan & (Partisi & perubahan (Perubahan
Eksklusi) keadaan) Keadaan)
Dialisis
Kromatografi eksklusi
Filtrasi
Sentrifugasi
KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN TIPE PROSES

Mekanik Fisik Kimia


(Pengayakan & (Partisi & perubahan (Perubahan
Eksklusi) keadaan) Keadaan)
Dialisis KGC
Kromatografi eksklusi KGP
Filtrasi KCC
Sentrifugasi ECC
Destilasi
Sublimasi
Kristalisasi
Pemurnian zona
KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN TIPE PROSES

Mekanik Fisik Kimia


(Pengayakan & (Partisi & perubahan (Perubahan
Eksklusi) keadaan) Keadaan)
Dialisis KGC Pengendapan
Kromatografi eksklusi KGP Elektrodeposisi
Filtrasi KCC Penopengan
Sentrifugasi ECC Pertukaran ion
Destilasi
Sublimasi
Kristalisasi
Pemurnian zona
KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN TIPE FASA

Fasa I Fasa II
Gas Cairan Padatan
Gas

Cairan

Padat
KLASIFIKASI PEMISAHAN BERDASARKAN TIPE FASA

Fasa I Fasa II
Gas Cairan Padatan
Gas Difusi Termal KGC KGP

Cairan Destilasi ECC KPC


KCC Pengendapan
Dialisis Elektrodeposisi
Ultrafiltrasi Kristalisasi
Elektroforesis

Padat Sublimasi Pemurnian zona


(leaching)
FILTRASI

Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan


ukuran partikel antara pelarut dan zat
terlarutnya.
Tanpa Tekanan
Dengan Tekanan
SEDIMENTASI / Presipitasi
Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa
zat dengan densitas dan kecepatan pengendapan yang ber-
beda, kita dapat memisahkan salah satu zat dengan metode
sedimentasi atau sentrifugasi. Namun jika dalam campuran
mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan,
maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi
biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
KRISTALISASI
Prinsip re-kristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur/ pence-
marnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama lain,
kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara
menjenuhkannya.

Perhatian dalam re-kristalisasi:


1.Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki
ketergantungan yang besar pada suhu.
2. Kristal tidak harus mengendap dari larutan jenuh dengan
pendinginan karena mungkin terbentuk super jenuh.
3. Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut,
penggunaan pelarut non-polar lebih disarankan.
4. Pelarut dengan titik didih rendah umumnya lebih diinginkan.
KRISTALISASI
Kalsiferol
Vitamin C (Vit.D)

Retinol (Vitamin A) Tokoferol (Vit.E)

Riboflavin (Vit.B6)
Thiamin (Vit.B1)

Asam Folat Vitamin K2


SUBLIMASI
Prinsip kerja didasarkan pada sifat zat yang bercampur lebih dapat
menyublim (berubah dari wujud padat ke wujud gas), sedangkan zat
yang lainnya tidak dapat menyublim. Misalnya, pada proses pemurnian
Yodium kotor, kamfer dll
Destilasi
Dasar pemisahan adalah perbedaan titik didih.

JENIS-JENIS DESTILASI

Destilasi Sederhana Destilasi Vakum

Destilasi Azeotrop Destilasi Bertingkat

Destilasi Uap
EKSTRAKSI
Proses pemisahan suatu zat berdasarkan
koefisien distribusi / partisi dari zat di
dalam dua cairan yang tidak saling
bercampur.

Hukum Distribusi Nernst : bila suatu zat terlarut


terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat
campur, maka pada suatu temperatur yang konstan
untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding
distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan
angka banding distribusi ini tidak tergantung pada spesi
molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga
perbandingan berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat
dasar zat terlarut, dan temperatur.
Faktor yang mempengaruhi KD
1. Temperatur yang digunakan.
Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi
menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai K D
2. Jenis pelarut.
Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka
akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh
pada perhitungan nilai KD.
3. Jenisterlarut.
Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higros-
kopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut),
akibatnya mempengaruhi harga KD.
4. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga K D
EKSTRAKSI
Pelarut yang baik untuk
ekstraksi adalah pelarut
yang mempunyai daya
melarutkan yang tinggi
terhadap zat yang
diekstraksi. Daya
melarutkan yang tinggi ini
berhubungan dengan
kepolaran pelarut dan
kepolaran senyawa yang
diekstraksi. Terdapat
kecenderungan kuat bagi
senyawa polar larut dalam
pelarut polar dan sebaliknya.

Berikut adalah beberapa


syarat suatu pelarut :
ADSORPSI
Prinsip pemisahan dapat terjadi akibat :

Perbedaan ukuran partikel


Perbedaan bentuk partikel dan daerah ikatan /Ligand
Perbedaan polaritas molekul adsorbat dengan
adsorben
Muatan elektrostatik antara adsorbat & adsorben
Mekanisme Adsorpsi
 Gaya van der waals
 Ikatan hidrogen
 Interaksi elektrostatik
 Interaksi hidrofobik
 Partisi
suatu teknik pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan
fase diam untuk memisahkan
komponen (berupa molekul) yang Molekul yang terlarut dalam fase gerak,
berada pada larutan. akan melewati kolom yang merupakan
fase diam. Molekul yang memiliki ikatan
yang kuat dengan kolom akan cenderung
Garis depan bergerak lebih lambat dibanding molekul
yang berikatan lemah.

B Rf = A / B
A

Titik awal
Dibedakan berdasarkan fase
Berdasarkan fase gerak, yang berupa zat cair atau gas:
1. Kromatografi Cair
2. Kromatografi Gas

Berdasarkan fase diam, yang berupa zat cair atau padat:


1. Kromatografi Partisi
2. Kromatografi Jerap
Dibedakan berdasarkan materi pendukung :

Jenis Pendukung Tipe


Kromatografi
Kertas Kromatografi Kertas
(KKt)
Kaca/Lempeng logam Kromatografi Lapis
tipis Tipis (KLT)
Kolom Kromatografi Kolom
Apa kegunaan pemisahan ?
1. Menghilangkan matriks gangguan
2. Isolasi
3. Pemurnian

Berikan contoh-contoh pemisahan


1. .
2. .
3. .
4. .
5. .
6. .
7. .
8. .
Untuk mengeliminasi gangguan matrik, dapat dilakukan
sebelum pengukuran dengan dua cara yaitu:
1.tanpa pemisahan (penopengan = masking)
2.pemisahan.
Eliminasi gangguan (interference) tanpa
pemisahan (penopengan = masking).
Eliminasi penggangu dengan cara penopengan dapat
dilakukan dengan cara spesi pengganggu yang
potensial ditutup untuk mencegah ikut sertanya dalam
pengukuran.
Misalnya melalui kompleksasi atau pengaturan
kondisi.
Cara kompleksasi, yaitu dengan memasukkan zat
pengkompleks ( masking agent) yang bereaksi selektif
dengan pengganggu.
Contoh penopengan dengan pembentukkan kompleks
penopengan Zn2+dalam penentuan Mg2+ dengan EDTA.
Mg2+ + EDTA Mg-EDTA
Zn2+ + EDTA Zn-EDTA
Mg2++ CN-(berlebih) + EDTA Mg-EDTA
Zn2++ CN-(berlebih) Zn(CN)42-+ EDTA
Contoh lain:
Penggunaan ion fluorida untuk melindungi gangguan Fe(III) dalam
penentuan Cu(II) secara iodometri.
Penentuan Cu(II) dalam suatu sampel dilakukan dengan
menambahkan kalium iodida dan mentitrasi iod yang dibebaskan
dengan natriumtiosulfat.
Jika dalam larutan sampel terdapat pula ion Fe(III) maka ion ini akan
mengganggu karena dapat pula mengoksidasi iodida menjadi iod.
Untuk menghilangkan gangguan ion Fe(III) ini, maka kedalam larutan
ditambahkan natrium fluorida.
Ion fluorida cenderung lebih kuat membentuk kompleks dengan
Fe(III) FeF63-karena terjadi penurunan potensial elektroda sistem
Fe(III) hingga hanya ion Cu(II) dari sampel mengoksidasi iodida
menjadi iod
1. Jelaskan klasifikasi pemisahan berdasarkan ukuran
2. Jelaskan klasifikasi pemisahan berdasarkan
pengkompleksan
3. Bagaimana cara memilih zat penopeng?
4. Tentukan penopeng untuk penentuan Al dengan
adanya Fe dan untuk penentuan Fe dengan adanya
Al. Jelaskan mengapa dipilih zat penopeng tsb!
5. Tunjukkan bahwa CN- sangat efektif dipakai sebagai
masking agent pada pemisahan ion logam dalam
suasana basa.

Anda mungkin juga menyukai