Anda di halaman 1dari 28

Syafira Risdanti

25010116130299
D 2016
Judul Penelitian :
Analisis Hubungan Pembinaan Puskesmas
terhadap Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMP
di Wilayah Kerja Puskesmas Pituruh, Purworejo
Analisis PICOs
Judul Penelitian Population Intervention Comparator Outcome Study Design
Analisis Hubungan Pembinaan Usaha Kesehatan Fungsi Pembinaan - Pelaksanaan Cross sectional
Puskesmas terhadap Sekolah (UKS) SMP Puskemas Usaha
Pelaksanaan Usaha Kesehatan
Kesehatan Sekolah (UKS) Sekolah
SMP di Wilayah Kerja
Puskesmas Pituruh,
Purworejo
Jurnal

1 3

Cueto, Marcos. 2004. The Origins of Hill, Cherry. 2005. School-Based


Primary Health Care and Selective Health Care. Journal of Pediatric
Primary Health Care. American Health Care. Volume 19,
Journal of Public Health, Volume Number 1 Page 25A-26A.
94, Number 11, Page 1864-1874

Goltzman, Jessica Strolin. 2010. The


Relationship Between School-Based Health
Centers and The Learning Environment.
Journal of School Health, Volume 80,
Number 3, Page 153-159
THE ORIGINS OF PRIMARY HEALTH CARE 1
AND SELECTIVE PRIMARY HEALTH CARE
Marcos Cueto

1976-1978 Pendekatannya, bekerja


Pelayanan kesehatan sama dalam masalah
primer dirancang kesehatan (misalnya,
sebagai pusat sistem pendidikan kesehatan,
kesehatan masyarakat. perumahan layak, air
bersih, dan sanitasi
dasar)

1979 Perhatian khusus pada


Munculnya “Selektif penyakit paling umum
Pelayanan Kesehatan dari bayi di negara
Primer” berkembang seperti
diare dan penyakit
karena kurangnya
imunisasi.
2
SCHOOL-BASED HEALTH CARE
Cherry Hill

NAPP mendukung Pusat kesehatan


pelayanan kesehatan berbasis sekolah
berbasis sekolah mempercepat akses ke
menyediakan sarana perawatan anak-anak
untuk memberikan dengan perawatan
perawatan kesehatan primer yang
untuk semua anak komprehensif
3
THE RELATIONSHIP BETWEEN SCHOOL-BASED HEALTH CENTERS
AND THE LEARNING ENVIRONMENT
Jessica Strolin Goltzman

Dari 416 sampel, Ada hubungan antara


sekolah-sekolah memiliki SBHC dan
dengan SBHCs yang persepsi lingkungan
dianggap lebih baik belajar yang lebih
oleh siswa dan orang optimal.
tua dari sekolah tanpa
pusat kesehatan
Buku
1 BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN UKS DI SEKOLAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
2014

2 BUKU PEDOMAN PEMBINAAN DAN


PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
2012
BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN UKS DI SEKOLAH 1
1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
2014

Pelaporan dalam Pelaksanaan UKS


melaporkan/menyampaikan secara
tertulis segala kegiatan yang telah
dilakukan, mencakup program
pelaksanaan UKS yang dilakukan
Tim Pelaksana UKS Hal yang dilaporkan :
1. Kegiatan Trias UKS (Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan
Pembinaan Lingkungan Sekolah
2. Dampak Pelaksanaan UKS terhadap
Peserta Didik
3. Pengelolaan UKS
2 BUKU PEDOMAN PEMBINAAN DAN 2
PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Untuk mewujudkan lingkungan sehat di 2012
sekolah/madrasah.
Pembinaan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan sekolah/madrasah dibedakan menjadi
dua yaitu lingkungan fisik dan non fisik, dilakukan Puskesmas dalam rangka usaha kesehatan
lingkungan fisik meliputi konstruksi ruang dan di sekolah mencakup
bangunan, sarana, dan sebagainya. Sedangkan • Memberikan pencegahan dengan immuniasi
lingkungan non fisik meliput perilaku masyarakat • Merencanakan pelaksanaan kegiatan
sekolah/madrasah
• Memberikan bimbingan teknis medik
Pembinaan Unsur Penunjang • Memberikan penyuluhan tentang kesehatan
• Memberikan pelatihan/penataran
Terdiri dari :
• Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala
Pembinaan Ketenagaan (pembinaan teknis dan
nonteknis) • Memberikan pembinaan dan pelaksanaan
konseling;
Pembinaan Sarana dan Prasarana (pengadaan,
• Menginformasikan derajat kesehatan
pemeliharaan, dan pengembangan)
• Menginformasikan kegiatan pembinaan kesehatan
dan permasalahannya
DAFTAR PUSTAKA

• Cueto, Marcos. 2004. The Origins of Primary Health Care and Selective Primary Health Care. American Journal
of Public Health, Volume 94, Number 11, Page 1864-1874

• Goltzman, Jessica Strolin. 2010. The Relationship Between School-Based Health Centers and The Learning
Environment. Journal of School Health, Volume 80, Number 3, Page 153-159

• Hill, Cherry. 2005. School-Based Health Care. Journal of Pediatric Health Care. Volume 19, Number 1 Page
25A-26A.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud. 2012. Buku Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

• Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud. 2014. Buku Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Penelusuran Jurnal
Variabel Variabel Desain Jumlah
Judul Artikel P1 P2 OR/RR Hasil
Terikat Bebas Studi Sampel
Judul Artikel : The Lingkunga Pusat retrospe 416 Menunjukkan bahwa ada hubungan antara
Relationship between n belajar kese-hatan ctive sekolah memiliki SBHC dan persepsi lingkungan
School-Based Health berbasis quasi- belajar yang lebih optimal. Fokus utama
Centers sekolah experi- dari sek olah dan guru adalah pada
and The Learning mental pencapaian keberhasilan akademis,
sedangkan fokus SBHCs adalah pada
Environment design.
peningkatan akses ke perawatan
Terbit tanggal : Maret kesehatan dan hasil kesehatan positif.
2010 Kolaborasi perlu terjadi untuk
Volume : 80 menghubungkan hasil kesehatan dengan
hasil akademik.
Tahun : 2010
url :
http://doi.wiley.com/1
0.1111/j.1746-
1561.2009.00480.x
Variabel Variabel Desain Jumlah OR/
Judul Artikel P1 P2 Hasil
Terikat Bebas Studi Sampel RR

Judul artikel : School- Pengalaman Akses Inter- 2603 Akses ke SBHC tidak mempengaruhi pelayanan kesehatan
Based Health Center seksual pusat vention siswa reproduksi baik untuk laki-laki atau perempuan dan tidak
Access, Reproductive Siswa keseha-tan study mempengaruhi penggunaan kontrasepsi, baik hormonal atau
Health Care, and Sekolah sekolah, design kondom, untuk laki-laki. Untuk wanita, bagaimanapun,
Contraceptive Use Among Mene-ngah pelaya-nan mereka yang memiliki akses ke SBHC memiliki peningkatan
Sexually Experienced High keseha-tan peluang setelah menerima kehamilan atau perawatan
School Students reproduksi pencegahan penyakit (adjusted odds ratio [AOR] 1,45, 95%
Terbit tanggal : 29 Januari dan [CI] 1,16-1,80), dan telah menggunakan kontrasepsi hormonal
2011 penggu- pada seks terakhir.
Volume : 48 naan alat Meskipun akses ke klinik tidak menyebabkan kenaikan di
Tahun : 2011 kontra- semua jenis perawatan reproduksi pada populasi secara
url : sepsi keseluruhan, kesehatan seksual perempuan cenderung
https://www.sciencedirect memiliki spesifik perawatan dan telah menggunakan
.com/science/article/pii/ kontrasepsi hormonal jika sekolah mereka memiliki SBHC.
S1054139X11000462?via%3
Dihub
Variabel Variabel Desain Jumlah OR/
Judul Artikel P1 P2 Hasil
Terikat Bebas Studi Sampel RR

Judul artikel : Pusat Aksesibilit Analisis 1415 pusat Jumlah SBHCs tumbuh dari 120 pada tahun 1988 menjadi
School-Based Health keseha- as dan statistik keseha- hampir 1200 tahun 1998, melayani sekitar 1,1 juta siswa.
Centers : tan akuntabilit deskrip- tan Tidak hanya di sekolah-sekolah tinggi perkotaan, pusat
Accessibility sekolah, as tif sekolah kesehatan sekarang beroperasi di berbagai bidang di 45
and Accountability negara, melayani siswa dari TK sampai SMA. Sponsor telah
Terbit tanggal : Juni bergeser dari klinik berbasis masyarakat untuk rumah
2003 sakit, departemen kesehatan setempat, dan pusat
Volume : 32 kesehatan masyarakat, yang mewakili 73% dari semua
Tahun : 2003 sponsor.
url : SBHCs telah menerapkan standar medis perawatan dan
http://www.ncbi.nlm memberikan sumber akuntabel perawatan kesehatan.
.nih.gov/pubmed/127 Meskipun model SBHC responsif terhadap kebutuhan
82448 masyarakat setempat, menyediakan perawatan hanya 2%
dari anak yang terdaftar di sekolah-sekolah AS. Kurangnya
aliran pendanaan yang stabil menjadi tantangan.
BAB I
Latar Belakang
Dengan banyaknya penduduk berusia muda di Indonesia menunjukkan kekuatan tersebesar ada pada generasi muda. Anak sebagai penduduk
usia muda adalah salah satu aset yang akan meneruskan tonggak perjuangan bangsa. Untuk terus meningkatkan kualitas hidup anak,
Pemerintah terus berupaya melakukan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak. Di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 presentase
penduduk muda usia 13-15 tahun yang masih duduk di bangku sekolah sebanyak 95,41%.
Sedangkan komposisi penduduk Kabupaten Purworejo menurut kelompok umur, menunjukkan kelompok umur yang berusia muda (0 – 14
tahun) sebesar 165.964 jiwa atau 23,29%, yang berusia produktif (15 – 64 tahun) sebesar 462.475 jiwa atau 64,89% dan yang berusia tua
(>65 tahun) sebesar 84.247 jiwa atau 11.82%. Kelompok penduduk Kabupaten Purworejo berdasarkan rincian menurut kelompok umur dan
jenis kelamin, menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 10 - 14 tahun atau pada
usia sekolah menengah pertama.
Dalam memenuhi pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja, Pemerintah menyelenggarakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di
berbagai tingkatan pendidikan. Kesehatan sekolah bertujuan meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik, sehingga dapat melakukan
kegiatan pembelajaran, tumbuh, dan berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak.
Pada sensus tahun 1998-1999, menunjukkan sebanyak 1135 School Based Health Centers (SBHCs) atau Pusat Kesehatan Berbasis Sekolah
telah tersebar di 45 negara; 56% berada di daerah perkotaan, 30% di daerah pedesaan, dan 14% di daerah pinggiran kota. Di Indonesia
terdapat 15.169 UKS di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dengan Provinsi Jawa Tengah sendiri pada tahun 2017/2018 tercatat sebanyak
1526 dari 2247 UKS mengalami rusak ringan sampai rusak total.
Di tingkat SMP, pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup
sehat, terutama melalui pemahaman konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat.
UKS sebagai unit pelayanan kesehatan masyarakat berbasis sekolah adalah perpanjangan tangan Puskesmas dalam melaksanakan penjaringan
kesehatan serta upaya promotif dan preventif. Puskesmas memiliki kewajiban dalam melakukan fungsi pembinaan terhadap pelaksanaan
UKS.
Puskesmas di Kabupaten Purworejo dari tahun 2009 sampai tahun 2016 berjumlah 27 buah terdiri dari 12 Puskesmas Perawatan dan 15
Puskesmas non perawatan. dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka jumlah
Puskesmas per 30.000 penduduk di Kabupaten Purworejo tahun 2016 ini, rata-rata 1,14 unit. Ini berarti bahwa di Kabupaten Purworejo
jumlah Puskesmas sudah mencukupi.
Rumusan Masalah
Puskesmas dalam melakukan fungsi pembinaan diantaranya memberikan bimbingan teknis
medik kepada kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah,
memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling, menginformasikan kepada kepala
sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara
peningkatannya, serta menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina UKS setempat
meliputi segala kegiatan pembinaan kesehatan dan permasalahan yang dialami.
Fungsi pembinaan tersebut pada kenyataannya tidak dapat dijalankan secara rutin dan
optimal. Kurang berjalannya fungsi pembinaan tersebut akibat dari masalah manajemen
Puskesmas dan kurangnya tenaga kesehatan di Puskesmas itu sendiri. Hal ini membuat
pelaksanaan UKS juga tidak berjalan beriringan dengan masalah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas. Hal ini yang kemudian akan diteliti lebih dalam menjadi sebuah penelitian
ilmiah terkait pelaksanaan fungsi pembinaan Puskesmas terhadap pelaksanaan UKS di SMP.
Oleh sebab itu perumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan
Fungsi Pembinaan Puskesmas terhadap Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMP
di Wilayah Kerja Puskesmas Pituruh, Purworejo?”
Tujuan
• Tujuan Umum
Menganalisis pelaksanaan fungsi pembinaan Puskesmas terhadap pelaksanaan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) SMP di Wilayah Kerja Puskesmas Pituruh, Purworejo sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak.

• Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi regulasi terkait pelaksanaan fungsi pembinaan UKS yang dilakukan
oleh Puskesmas
• Mengidentifikasi alur pembinaan UKS yang dilakukan oleh Puskesmas
• Mengidentifikasi input terkait pelaksanaan fungsi pembinaan UKS yang dilakukan oleh
Puskesmas
• Mengidentifikasi proses pelaksanaan fungsi pembinaan UKS yang dilakukan oleh
Puskesmas
• Menganalisis pelaksanaan fungsi pembinaan Puskesmas terhadap Usaha Kesehatan
(UKS) SMP
Manfaat
• Bagi Puskesmas • Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dapat dijadikan bahan pertimbangan serta Dapat menjadi bahan referensi tambahan
masukan dalam peningkatan kinerja dalam kepustakaan penelitian ilmiah di
khususnya fungsi pembinaan Puskesmas. Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya
• Bagi Sekolah Menengah Pertama dalam ilmu administrasi dan kebijakan
kesehatan.
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dan
evaluasi dalam melaksanakan kegiatan UKS • Bagi Peneliti
di SMP. Dapat dijadikan sarana penambahan ilmu,
• Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten pengalaman, dan pendalaman materi terkait
Purworejo pelaksanaan fungsi pembinaan Puskesmas
terhadap Usaha Kesehatan (UKS) SMP di
Dapat dijadikan bahan pertimbangan serta Wilayah Kerja Puskesmas Pituruh,
masukan dalam monitoring dan evaluasi Purworejo.
terkait pelaksaaan fungsi pembinaan
Puskesmas.
Ruang Lingkup
• Ruang Lingkup Disiplin Ilmu
Sebuah penelitian dari cabang ilmu kesehatan masyarakat khususnya dalam ilmu
administrasi dan kebijakan kesehatan.
• Ruang Lingkup Masalah
Analisis pelaksanaan fungsi pembinaan Puskesmas terhadap Usaha Kesehatan (UKS) SMP
di Wilayah Kerja Puskesmas Pituruh, Purworejo
• Ruang Lingkup Metode
Penelitian dengan studi kualitatif.
• Ruang Lingkup Waktu
• Ruang Lingkup Sasaran
Puskesmas Pituruh, Usaha Kesehatan Sekolah SMP Kecamatan Pituruh, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Purworejo.
DAFTAR PUSTAKA
• The Relationship between School-Based Health Centers and The Learning Environment. Terbit tanggal : Maret 2010 Volume : 80
Tahun : 2010
• School-Based Health Center Access, Reproductive Health Care, and Contraceptive Use Among Sexually Experienced High School
Students. Terbit tanggal : 29 Januari 2011 Volume : 48 Tahun : 2011
• School-Based Health Centers : Accessibility and Accountability. Terbit tanggal : Juni 2003 Volume : 32 Tahun : 2003
• Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud. 2012. Buku Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
• Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud. 2014. Buku Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak.
• BPS Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo. Profil Kesehatan 2016
• TranformasiI Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah disampaikan oleh: dr. Eni Gustina,MPH –Direktur Kesehatan Keluarga.
Rakerkesnas, Jakarta 26 Februari –1 Maret 2017
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dalam mengamati variabel
dependen dan independen. Metode pengumpulan data diperoleh melalui data sekunder dan
primer. Data sekunder didapatan melalui survei, Sedangkan data primer diperoleh melalui
wawancara kuesioner.
Populasi

Populasi Target
seluruh ketua tim pelaksana UKS SMP

Populasi Terjangkau
seluruh ketua tim pelaksana UKS SMP di Wilayah Kerja Puskesmas Pituruh, Purworejo
Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ketua tim pelaksana UKS SMP di Wilayah Kerja
Puskesmas Pituruh, Purworejo
Teknik Sampling

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling.


Besar Sampling

Besar sampling dari penelitian ini adalah 7 responden atau seluruh ketua tim pelaksana
UKS, yang dalam hal ini dijabat oleh Kepala Sekolah.

SMP Bhakti Karya Pituruh


SMP Muhammadiyah Pituruh
SMP PGRI Pituruh
SMP PMB 1 Pituruh
SMP N 20 Purworejo
SMP N 40 Purworejo
SMP N 41 Purworejo
Variabel

Variabel dependen adalah kinerja tim pelaksana dan Trias UKS SMP (pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan lingkungan sekolah yang sehat).
Variabel independen adalah fungsi pembinaan Puskesmas
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai