Anda di halaman 1dari 46

Perlawanan Bangsa Indonesia

terhadap Penjajahan Bangsa Barat


Perlawanan terhadap Portugis
Serangan Kerajaan Aceh terhadap Portugis
• Latar belakang perlawanan rakyat Aceh
terhadap Portugis antara lain:
• Adanya monopoli perdagangan oleh
Portugis di Selat Malaka
• Pelarangan Portugis terhadap orang-orang
Aceh berlayar ke Laut Merah
• Penangkapan kapal kapal Aceh oleh
Portugis.
• Perlawanan Aceh terhadap Portugis di Malaka
pertama kali dilakukan masa pemerintahan
Sultan Alaudin Riayat Syah.
• Dengan bantuan dari Turki dan Demak, Aceh
mengadakan penyerangan terhadap Portugis
di Malaka pada tahun 1568.
• Namun penyerangan tersebut mengalami
kegagalan. Meskipun demikian, Sultan Alaudin
telah menunjukkan ketangguhan sebagai
kekuatan militer yang disegani.
• Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1639) armada kekuatan Aceh telah
disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis
di Malaka.
• Pada tahun 1629 Aceh mencoba menaklukkan
Portugis. Penyerangan yang dilakukan Aceh ini
belum berhasil mendapat kemenangan.
• Faktor penyebab kegagalan serangan Aceh
terhadap Portugis di Malaka adalah:
• Tidak dipersiapkan dengan baik
• Perlengkapan senjata yang digunakan masih
sederhana
• Terjadi konflik internal dikalangan pejabat
Kerajaan Aceh
Serangan Kerajaan Demak
• Kedatangan bangsa Portugis ke Pelabuhan Malaka yang
dipimpin oleh Diego Lopez de Sequeira menimbulkan
kecurigaan rakyat Malaka.
• Dominasi Portugis di Malaka telah mendesak dan
merugikan kegiatan perdagangan orang-orang Islam.
• Sultan Demak R. Patah mengirim pasukan dipimpin Pati
Unus untuk menyerang Portugis di Malaka.
• Dengan kekuatan 100 kapal laut dan lebih dari 10.000
prajurit Adipati Unus menyerang Portugis.
• Serangan tersebut mengalami kegagalan
• Tahun 1527, tentara Demak kembali melancarkan serangan
terhadap Portugis yang mulai menanamkan pengaruhnya di
Sunda Kelapa.
• Di bawah pimpinan Fatahillah tentara Demak berhasil
mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Serangan Rakyat Maluku
• Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini:
• Portugis melakukan monopoli perdagangan.
• Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
• Portugis ingin menyebarkan agama Katholik, yang
berarti bertentangan dengan agama yang telah
dianut oleh rakyat Ternate.
• Portugis membenci pemeluk agama Islam karena
tidak sepaham dengan mereka.
• Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
• Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.
• Perlawanan Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan
Hairun. Pada tahun 1565 Portugis semakin terdesak
dan siasat perundingan pun mulai dijalankan
oleh Portugis.
• Perundingan antara kerajaan Ternate dan Portugis
diadakan pada tahun 1570.
• Dalam perudingan tersebut Portugis melakukan
kelicikan, yaitu membunuh Sultan Hairun.
• Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah
pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun).
• Pasukan Sultan Baabullah memusatkan penyerangan
untuk mengepung benteng Portugis di Ternate.
• Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat direbut,
Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai
dan menetap di Timor-Timur sampai Tahun 1975.
Perlawanan Minahasa terhadap
bangsa Spanyol
• Perang disebabkan oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu
terhadap monopoli yang dilakukan Spanyol
• Perang dilakukan anak suku Tombatu (toundanow/Tansawang) di
daerah Kali dan Batu Lesung atau sekitar danau Bulilin di bawah
pimpinan Panglima Monde
• Pecah perang pertama tahun 1643 di Tompaso yang mengakibatkan
40 tentara Spanyol tewas sedang pihak Minahasa panglima Monde
beserta 9 tentara gugur.
• Namun demikian pasukan Spanyol dapat dikejar dan berkat
bantuan residen VOC, Herman Jansz Steynkuler berhasil diadakan
kesepakatan damai pada 21 September 1694.
• Pada kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa pasukan Minahasa
menguasai Tompaso Baru, Rumoong bawah, dan Kawangkoan
Bawah.
Perlawanan terhadap Belanda
Perlawanan Sultan Agung (Mataram).
• Untuk mewujudkan cita-citanya menguasai seluruh
Pulau Jawa, Sultan mengirim pasukan kerajaan
Mataram untuk menyerang Belanda di Batavia pada
tahun 1628 tetapi gagal
• Tahun 1629 kedua kalinya Kerajaan Mataram
menyerang VOC di Batavia tetapi juga mengalami
kegagalan, perlawanan-perlawanan rakyat Mataram
terhadap VOC terus berlanjut, antara lain
perlawanan di bawah pimpinan Tronojoyo,
perlawanan untung Senopati, perlawanan
Mangkubumi dan Raden Mas Said.
Perlawanan Sultan Hasanudin
• Penyebab perlawanan
• Pendudukan benteng Pa’nakkyung oleh
VOC
• Peristiwa De Walvis pada tahun 1662,
waktu meriam-meriamnya dan barang-
barang muatannya disita oleh pasukan
Karaeng Tallo
• Peristiwa kapal Leeuwin (1664) yang
kandas di Pulau Don Duango dimana anak
kapal dibunuh dan sejumlah uang disita.
• Sultan Hasanudin pada Oktober 1660 mengumpulkan
semua bangsawan yang diminta bersumpah setia padanya
kepadanya.
• Pasukan VOC dikirim oleh Speelman untuk menyampaikan
surat kepada Karaeng Goa berisi tuntutan penggantian
yang disertai ancaman
• Tuntutan itu di tolak oleh Sultan Hasanudin dan hanya
bersedia mengganti kerugian yang diderita oleh VOC.
• Speelma melakukkan pengeboman untuk mengintimidasi.
Ekspedisi bergerak ke arah Butung, perjalanan itu
melampaui Banthaeng, dan di serang hingga hancur lebur.
Dan para pemimpin pasukan, yaitu Karaeng Bottomarannu,
Sultan Bima, dan Opu CeningLuwu, dan 5000 pasukan.
Perang Padri
Kaum Padri Kaum Adat
• Tuanku Kota Tua  pembaharuan dan praktik • Ajaran Agama Islam jauh dari Al-
agama Islam Quran dan sunah Nabi
• Dukungan • Berjudi, menyabung ayam,
Murid  Tuanku nan Renceh minum-minuman keras
Haji  Hj. Miskin, Hj. Sumanik & Hj. Piabang.• Pakaian Hitam
“Kelompok Harimau Nan Salapan”
• Pakaian Putih
Fase Pertama (1821-1825)
• Kaum Padri menyerang pos-pos dan pencegatan terhadap patroli
Belanda.
• Tuanku Pasaman menggerakkan pasukan untuk mengadakan serangan
menggunakan senjata tradisional seperti tombak dan parang.
• Belanda dgn kekuatan 200 org serdadu Eropa dan 10.000 pasukan
pribumi termasuk juga kaum adat. Menggunakan senjata yang lebih
modern seperti meriam dan senjata api lainnya.
• Belanda berhasil menguasai di lembah Tanah Datar, kemudian
mendirikan benteng di Batusangkar.
• Tuanku Pasaman memusatkan perjuangannya di Lintau dan Tuanku
Nan Renceh memimpin pasukannya di sekitar Baso.
• September 1822 kaum Padri berhasil mengusir Belanda dari sungai
Puar, Guguk Sigandang dan Tajong Alam.
• Pada tgl 26 Januari 1824 tercapailah perundingan damai antara
Belanda dgn Kaum Padri. Akan tetapi dgn perjanjian tersebut justru
dimanfaatkan oleh Belanda untuk menduduki daerah2 lain.
FASE KEDUA (1825-1830)
• Pada tgl 15 November 1825 ditandatangani Perjanjian
Padang. Isi perjanjian Padang antara lain:
1. Belanda mengakui kekuasaan pemimpin Padri di
Batusangkar, Saruaso, Padang Guguk Sigandang,
Agam, Bukitinggi, dan menjamin pelaksanaan
sistem agama di daerahnya.
2. Kedua belah pihak tidak akan saling menyerang
3. Kedua pihak akan melindungi para pedagang dan
orang-orang yg sedang melakukan perjalanan
4. Secara bertahap Belanda akan melarang praktik
sabung ayam.
FASE KETIGA (1830-1837)
• Kaum Padri mendapat dukungan dari kaum adat
• Kaum Padri dari bukit kamang berhasil memutuskan sarana komunikasi
antara benteng Belanda di Tanjung Alam dan Bukittinggi.
• Pada Agustus 1831 Belanda dapat menguasai benteng Marapalam.
• Tahun1832 datang pasukan bantuan dari Jawa, yaitu pasukan Sentot Ali
Basah Prawirodirjo dgn 300 prajurit.
• Belanda mendapat perlawanan sengit, 100 org pasukan Belanda termasuk
perwira terbunuh namun berhasil menangkap Tuanku Nan Cerdik
• Pada th 1834 Belanda memusatkan kekuatannya untuk menyerang
pasukan Imam Bonjol di Bonjol.
• Belanda menawarkan perdamaian, Imam Bonjol mau tetapi ada syarat
tertentu, yaitu jika tercapai perdamaian, Bonjol dibebaskan dari segala
bentuk kerja paksa dan tidak lagi diduduki Belanda.
• Oktober 1837 Belanda mengepung dan menyerang benteng Bonjol.
• 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan kemudian dibuang ke
Cianjur, kemudian ke Ambon pada 19 Januari 1839 dan pada th 1841
dipindahkan ke Manado sampai meninggalnya pada tgl 6 Nov 1864.
Perang Diponegoro (1825-1830)

SIAPA PANGERAN
DIPONEGORO ??

• Pangeran Diponegoro (1785-1855)


• Putra Tertua Hamengkubuwana III
• Dibesarkan oleh neneknya (Ratu
Ageng, wafat 1803) di desa
Tegalrejo
• Mempelajari kitab agama Islam,
karya sastra, sejarah jawa
• Akrab dgn lingkungan pesantren,
kaum bangsawan, dekat dengan
penduduk desa
• 1805-1808  mendapatkan
pengalaman religi  calon raja
Jawa
Kondisi Sosial-Politik Jawa Sistem Sewa Tanah Kesultanan
sebelum 1825 Yogyakarta
• EKSTERNAL • Bangsawan membutuhkan
1) Intervensi kerajaan uang  menyewakan tanah
2) 1811 Daendels menghapus  Pengusaha (swasta)
sistem sewa tanah di pesisir • Pengusaha  tanah diolah
secara sepihak menjadi perkebunan  nila,
kebu, lada  sistem Feodal
• INTERNAL KERAJAAN  pengolah lahan rakyat
1) Pergeseran adat dan budaya • Pengusaha tinggal di sekitar
Keraton 2) Persengkokolan dan kebun  tidak menghargai
Korupsi
budaya setempat  tindakan
asusila, mabuk-mabukan,
• RAKYAT opium
1) rakyat menjadi tenaga kerja • Opium menjadi komoditi
paksa
penting pemerintah kolonial
2) Perbedaan status sosial (1827-1833)
3) Penarikan pajak
“INSIDEN ANJIR”
• Mei
 Belanda membangun jalan di Tegal rejo

Belanda memasang patok kayu batas


pembangunan jalan
 Melewati makam leluhur Pangeran
Diponegoro

Oleh pasukan diponegoro Patok


diganti dengan Tombak
Pertahanan di Selarong
• 20 Juli 1825  pengikut Pangeran Diponegoro berkumpul di Tegalreja

Belanda menyerang  Tegalreja di hanguskan

Pangeran Diponegoro, pasukan & keluarga


 Menyingkir ke Bukit Selarong
 Keluarga, anak-anak & orang2 tua diamankan di Dekso

Didukung 15 Pangeran dan 41 Bupati

Tujuan Khusus : 1823 GubJend van der Capellen (1816-1826)


menghapus sewa tanah. Dampaknya bangsawan harus
mengembalikan uang muka kepada para pengusaha. Kehilangan
sumber pendapatan dan keharusan membayar uang muka
menjadi alasan para bangsawan ikut dalam perang
Mengatur Strategi di Selarong

1. Merencanakan serangan ke Keraton Yogyakarta dengan mengisolasi


pasukan Belanda dan mencegah masuknya bantuan dari luar
2. Mengirim kuris kepada para Bupati atau ulama agar mempersipakan
peperangan melawan Belanda
3. Menyusun daftar nama bangsawan, siapa kawan dan lawan
4. Membagi kawasan Kesultanan Yogyakarta menjadi 16 mandala perang, dan
mengangkat para pemimpinnya

Berhasil  banyak kota berhasil ditaklukkan


 Yogya, Surakarta, Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang
Rembang, Jawa Timur
Pangeran Diponegoro diberi gelar
 Sultan Abdulhamid Herucokro (Sultan Ngabdulkamid Erucokro)
PERANG SABIL
BELANDA
Jendral De Kock
 Goa Selarong

Letkol Clurens  Tegal & Pekalongan


Letkol Diell  Banyumas

Pusat Pertahanan  pindah ke Dekso  oleh Ali Basyah Sentot

 Ali Basyah Sentot Prawirodirjo  1826 menang di Kulon Progo dan sekitarnya
 Pangeran Singosari  menang di Gunung Kidul
 Tumenggung Suronegoro  menyerang benteng di Prambanan
 Kertopengalasan  mempertahankan pertahanan di Plered
Jendral De Kock

BENTENG STELSEL
Sistem Perbentengan

Magelang  Pusat

Dijalankan Tahun 1827


Bentengstelsel
• Sistem Benteng  pada setiap kawasan yang sudah dikuasai Belanda,
dibangun Benteng pertahan, kemudian di tiap kubu pertahanan tsb
dibangun infrastruktur penghubung seperti jalan atau jembatan.
• Benteng yang dibangun  Semarang, Ambarawa, Muntilan, Kulon
Progo, Magelang  Total 165 benteng di Jateng, Jogja, Jatim
• Keunggulan
 mempersempit ruang gerak musuh, mempercepat penyelesaian
perang
• Kelemahan
 Menghabiskan biaya, membutuhkan tenaga kerja paksa yang
banyak untuk membangun benteng dan infrastruktur antar benteng
• Digunakan pula dalam mengatasi Perang Padri
Penyerahan Pasukan Sentot Prawiryodirjo

Sentot Prawirodirjo  dibujuk untuk berdamai dgn bantuan Aria Prawirodiningrat

17 Oktober 1829
Perjanjian Imogiri
1. Sentot Prawirodirjo diizinkan untuk tetap memeluk agama Islam
2. Pasukan Sentot tidak dibubarkan dan ia tetap menjadi komandannya
3. Sentot dan pasukannya tetap diizinkan memakai sorban

24 Oktober 1829
 Sentot dan pasukannya masuk ke Kota Yogyakarta dan menyerahkan diri
PERANG BANJAR

Kesultanan Banjarmasin (Abad 19)


Wilayah  Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
Pusat  Martapura
Keunggulan  strategis dalam perdagangan
Komoditi  emas, intan, lada, rotan dan damar

Awal Kontak dengan Belanda


1817  Perjanjian antara Sultan Banjar (Sultan Sulaiman) dengan Belanda
 Isi  Sultan Sulaiman harus menyerahkan wilayah Dayak, Sintang,
Bakumpai, Tanah Laut, Mundawai, Kotawaringin, Lawai, Jalai,
Pigatan, Pasir Kutai dan Beran.

4 Mei 1826  Perjanjian Sultan Adam Alwasikh dengan Belanda


 Isi  Wilayah Kesultanan tinggal daerah Hulu Sungai, Martapura
dan Banjarmasin  wilayah menyempit
Konflik Internal Dalam Kerajaan
 1852  Putera Mahkota Abdul Rahman meninggal
 Sultan Adam memiliki 3 kandidat pengganti :
1. Pangeran Hidayatullah  surat wasiat dari Sultan Adam
2. Pangeran Tamjidillah  Belanda
3. Pangeran Anom  akan dijadikan sbg mangkubumi

1857  Sultan Adam meninggal


Residen E.F. Graaf von Bentheim Teklenburg mengangkat :
• Pangeran Hidayatullah  Mangkubumi
• Tamjidillah  Sultan Ditentang oleh
Pengulu
• Suka minum Abdulgani
• Menghapus hak-hak istimewa
• Pangeram Anom dibuang ke Bandung
Konflik dari daerah Pedalaman Dipelopori oleh Aling

Pusat Pergerakan  Tepi Sungai Muning Dikenal dgn Panembahan Muning


Atau disebut dengan Tambai Mekah  Bersemedi dan mendapat
Firasat bahwa Kesultanan
Banjarmasin diserahkan kembali
kepada Pangeran Antasari
Pangeran Antasari datang dari Serambi
Mekah
 Mendapat dukungan dari Sultan Pair &
Tumenggung Surapati

Pangeran Antasari 
Pangeran Hidayatullah  dibujuk untuk bergabung dgn Belanda dgn imbalan
diangakat menjadi Sultan

Memilih melawan bersama rakyat dipimpin Pangeran Antasari

Pangeran Antasari  Agustus 1859  menyerang Benteng Tabanio

Dibantu Haji Buyasin, Kiai


Langlang
& Kiai Demang Lehman
Agustus- September 1859

Banua Lima Martapura & Tanah Laut SungaAi Barito


 dipimpin  Dipimpin Demang  Dipimpin Pangeran
Tumenggung Jalil Lehman Antasari
 gelar Panembahan
• Mempertahan Benteng Tabanio yang Amuruddin
diserang Belanda Kalifatullah
• Benteng Tabanio dikuasai Belanda  Mukminin
pertahanan dipindah di Benteng Gunung
Lawak (Tanah Laut)

 28 Februari 1862 Antasari berhasil ditangkap dan disingkan ke Cianjur Jawa Barat
PERLAWANAN SISINGAMANGARAJA

Latar Belakang
• Setelah Perang Padri 
Belanda mulai memasuki
tanah Batak
 Mandailing, Angkola,
Padang Lawas, Sipirok,
Tapanuli  dikuasai
• Penyebaran agama Kristen

Sisingamangaraja mengambil 8 Januari 1878


tindakan tegas Dijadikan alasan Belanda
Mengusir para zending untuk menduduki Silindung
Pembakaran Pos Zending di Silindung
Belanda di Silindung Batak
• Terus memperluas • Dibawah pimpinan
kekuassan Sisingamangaraja XII
• Dibawah pimpinan BAHAL BATU
menyerang mempertahankan
Kaptel Schelten

 Mempersiapkan bentang alam


Siapa yang Menang ??  Membuat pagar keliling dari
tanah dan batu
 Luar tembok ditanami bambu
berduri
 Selokan keliling
Perlawanan di BALI

Huskus Koopman
Prancis
Menjalin perjanjian dgn
Dibali terdapat banyak kerajaan
 sudah ada kontak sejak masa beberapa penguasa di Bali
Daendels • Raja Badung (28 November
1842)
Belanda • Raja Karangasem (1 Mei
• pemuda Bali akan dijadikan 1843)
tentara
• G.A. Granpre Moliere  misi • Raja Buleleng (8 Mei 1843)
ekonomi • Raja Klungkung (24 Mei
• Huskus Koopman  Misi 1843)
Politik
• Tabanan (22 Juni 1843)

Penghapusan Hukum Tawan Karang


Perlawanan di BALI
• 1844  Raja Karangasem & Raja Buleleng  belum melakukan

Merampas 2 kapal Belanda yang terdampar di Pantai Sangsit & Jembrana

Belanda menuntut ganti rugi  Raja Gusti Ngurah Made Karangasem menolak

Persiapan perang

Raja Gusti Ngurah Made Karangasem


BELANDA
& Patih Ktut Jelantik
 Mempersiapkan prajurit & pos
27 Juni 1846
pertahanan
 Disiapkan 1.700 pasukan darat
 Mendapat dukungan dr Kerajaan
 Pasukan laut
Karangasem & Klungkung
Perlawanan di BALI
• 27 Juni 1846  Belanda menyerang

2 hari  Raja, Prajurit, dan rakyat buleng berperang mati-matian


 Benteng pertahanan Buleleng jebol dan ibu kota Singaraja dikuasai
 Raja dan pasukan Buleleng menyingkir ke desa Jagaraga

Terdesak  dibuat Perjanjian pada 6 Juli 1846


Perjanjian hanya pura-pura diterima :
• Di Jagaraga dibangun Benteng
• Hukum tawang karang tetap dilakukan
• Raja meminta bantuan dari Klungkung, Karangasem dan Mengwi

7 dan 8 Juni 1848  Pasukan Belanda tiba di Pantai Sangsit


8 Juni 1848  Benteng Jagaraga diserang  strategi gelar-supit urang

Belanda mundur

April 1849  Pasukan Belanda menuju Jagaraga


15 April 1848  Benteng Jagaraga diserang
16 April 1848  berhasil diambil alih
 Raja Buleleng dan Patih Ktut Jelantik meninggal saat
mempertahankan diri
 Karangase & Klungkung ditaklukkan
Perang Aceh (1873-1904)

Teuku Umar Cut Nyak Dien


Penyebab peperangan:
Perlawanan dipimpin oleh • karena Belanda melanggar
para Bangsawan (Tengku) Perjanjian Traktat London
tahun 1824 yang berisi
dan para tokoh ulama
bahwa Inggris dan Belanda
(Tengku) seperti Teuku tidak boleh mengganggu ke
Umar, Teuku Cik Ditiro, merdekaan Aceh.
Penglima Polem, Cut Nyak • Untuk menguasai Aceh,
Dien, Cut Mutia dan lain- Belanda menggunakan cara
lain. seperti Konsentiasi Stelsel
Dalam rangka pax dan mendatangkan ahli
Agama Islam yaitu Snouch
netherlandika.
Hurgronye.
• Setelah Aceh dapat dikuasai oleh Belanda,
Raja-Raja yang berhasil dikuasai oleh Belanda
diikat dengan Plakat Pendek yang isinya :
1. Mengakui kedaulatan Belanda atas
daerahnya.
2. Tidak akan mengadakan hubungan dengan
negara lain.
3. Taat dan patuh pada Pemerintah Belanda
Perang Tondano 1
• Terjadi pada masa VOC
• Latar Belakang Orang Spanyol
yang tiba di Minahasa (Tondano)
Sulawesi Utara menyebarkan agama
Kristen
• Tokoh  Fransiscus Xaverius

• Abad 17 hubungan terganggu 


VOC datang
• VOC  Ternate  Gubernur Simon
Cos  memonopoli & mengusir
pedagang Spanyol serta Makasar
Perang Tondano 1
VOC  memonopoli beras dari
Minahasa

Minahasa melawan
Masalah Muncul !!
Strategi VOC : membendung Sungai  Hasil panen tidak ada
Temberan yang membeli
 Dampak : Banjir  Rakyat mendekati VOC
untuk membeli beras
Simon cos memberi Ultimatum :
1. Orang Tondano harus menyerahkan
 Terbukalah rakyat
para tokoh pemberontak kepada kepada VOC
VOC
2. Orang Tondano harus membayar
ganti rugi karena rusaknya tanaman
padi dengan menyerahkan 50-60
budak
Faktor Kekalahan Minahasa
1. Beras produksi lokal menumpuk tanpa ada pembeli.
2. Belanda (VOC) melakukan blokade di luar danau
Tondano.
3. Para pemimpin Minahasa berpikir untuk mendekati VOC
Perang Tondano 2
• Latar Belakang  G.J
Daendels menambah
pasukan dari kalangan
Pribumi untuk memerangi
Inggris.
• Suku yang memiliki
keberanian  Madura,
Dayak, Minahasa
Perang Tondano 2

Daendels • Pengiriman 2000


pemuda Minahasa ke
Jawa
Hartingh • Penyerahan beras
Kapten kapal
secara Cuma-cuma
Prediger
Perlawanan
Residen

Ukung Tokoh : Ukung Lunto


Pemimpin distrik
Pusat : Minawanua
(Tondano)
Perang Tondano 2
Predinger
mengirim pasukan ke Tondano
1. Dalam Perang Tondano 1, rakyat
akhirnya menjalin hubungan dengan
Strategi  membendung Sungai VOC karena tidak ada yang membeli
Temberan hasil buminya. Mengapa rakyat
Pasukan 1  menyerang dari Danau Tondano tidak berusaha untuk
Tondano menjual ke pedagang atau wilayah
Pasukan 2 menyerang dari Minawanua lainnya??
(darat) 2. Jelaskan dengan singkat,
bagaimanakah jalan pertempuran
Perang Tondano 2 ??
23 Oktober 1808 – Agustus 1809
pertempuran berkobar
Perlawanan terhadap Penjajahan Inggris
Perlawanan di Yogyakarta
• Saat Inggris berkuasa yang mengisi kekuasaan di pusat adalah Raffles,
dan Karesidenan Yogyakarta dipimpin Sultan Hamengkubuwana II atau
Sultan Sepuh.
• Sultan HB II terkenal keras dan sangat menentang pemerintah kolonial
sehingga membuat kolonial Inggris terganggu.
• Sunan Pakubuwana IV (Sultan PB IV) menawarkan kerja sama menentang
pemerintahan kolonial Inggris
• Sultan HB II menyetujui hal itu dan mengirimkan Tumenggung
Sumodiningrat.
• Pada tanggal 19-20 Juni 1812, Inggris menyerbu Keraton Yogyakarta.
• Perang ini diakhiri dengan menyerahnya Sultan HB II dan dimulainya
penjarahan besar-besaran harta, pusaka, dan pustaka Keraton
Yogyakarta.
• Raffles memerintahkan penangkapan Sultan HB II untuk diasingkan ke
Penang
Perlawanan di Palembang
• Raffles mengirim utusan untuk mengambil alih kantor
sekaligus benteng Belanda di Palembang dan meminta hak
kuasa sultan atas tambang timah di Pulau Bangka namun
ditolak Sultan Mahmud Badaruddin II
• Raffles mengirim ekspedisi perang tahun 1812 yang
dipimpin Mayor Jenderal Robert Gillespie.
• Kesultanan Palembang jatuh ke tangan Inggris dalam
waktu 1 minggu
• 14 Mei 1812, Najamuddin diangkat oleh Robert Gillespie
atas nama Inggris untuk menggantikan kakaknya sebagai
Sultan Palembang.
• Sultan Mahmud Badaruddin II kemudian kembali ke
Palembang untuk menjadi sultan lagi.
• Tanggal 4 Agustus 1813, armada Inggris dipimpin Mayor W.
Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan
Mahmud Badaruddin II dari tahtanya kembali untuk
digantikan oleh Sultan Najamuddin

Anda mungkin juga menyukai