diperhatikan adanya: 1. Syok, anemia atau perdarahan 2. Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen 3. Fraktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis Inspeksi (Look)
Bandingkan dengan bagian yang sehat
Perhatikan posisi anggota gerak Keadaan umum penderita secara keseluruhan Ekspresi wajah karena nyeri Lidah kering atau basah Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur tertutup atau terbuka Ekstravasasi darah subkutan Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan Lakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-organ lain Perhatikan kondisi mental penderita Keadaan vaskularisasi Palpasi (Feel)
Temperatur setempat yang meningkat
Nyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hati Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma sesuai dengan anggota gerak yang terkena Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal daerah trauma , temperatur kulit Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai Pergerakan (Move)
Mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif
dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma.
Pada pederita dengan fraktur, setiap gerakan akan
menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf. Pemeriksaan Neurologis Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensoris dan motoris Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan
darah, golongan darah, cross-test, dan urinalisa. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan Radiologis
Dengan foto Roentgen (X-ray)
Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur Dengan foto roentgen dapat mendiagnosis fraktur, perlu dinyatakan: Tulang mana yang terkena dan lokalisasinya Apakah sendi mengalami fraktur Bentuk fraktur Pemeriksaan khusus: Tomografi fraktur vertebra, kondilus tibia CT-scan MRI Radioisotop scanning
Konfigurasi fraktur menentukan prognosis dan waktu
penyembuhan; fraktur tranversal lebih cepat sembuh dibanding fraktur oblik